Kamis, 12 Juni 2008

D3RHRK (Doa Dari Dina Rade Hutajulu-Riwu Kaho)

Dina Rade adalah anak bungsu dari pasangan Robert Riwu Kaho (almarhum) dan Agustin Sabartinah Soedarjat. Ya, pembaca betul karena Dina adalah adik kandung saya. Dia anak ke-12 dari 12 orang bersaudara. Jadi, orang ini hanya punya kakak. Tidak punya adik. Kacciiiiaaaannnn...Akibatnya, Dina agak manja dan juga, agak pelit (wah, gawat). Perhitungan, katanya.

Tetapi hari ini dia tidak sedang "kumat". Dina mengirimkan satu buah doa. Mula-mula hanya untuk saya. Lalu, setelah saya pikir, doa ini ada baiknya disebarkan kepada mereka yang meyakininya. Doa ini sederhana, siapakah yang bisa tampil glamorous di depan Tuhan, tetapi inilah permintaan hari ini. Ya, hari ini. Oh, ya seorang sahabat menulis dalam komentarnya begini: "mulailah hari ini dengan sebuah do'a". Wah, mungkin Roh Kudus yang membisikan kepada saya untuk memulai bekerja dengan terlebih dahulu berdoa. Lantas, Roh Kudus membisikan kepada Dina: kirimkan kakakmu sebuah do'a. Terima kasih Sahabat. Terima Kasih Dina.

DOA SATU MENIT


Tuhan Yesus,

Terima kasih Tuhan untuk cinta kasihMu bagiku.

Engkau sudah menjaga dan memelihara diriku dan

keluargaku ini hari lepas hari, kami hidup aman

dalam lindunganMu dan berkatMu berlimpah dalam

hidup kami.


Akupun bersyukur Engkau masih memberikanku pekerjaan

dan aku masih menerima gaji yang dapat kugunakan

untuk memenuhi kebutuhan diriku dan keluargaku,

dan untuk menolong sesamaku.


Di tengah situasi ekonomi yang semakin sulit ini,

aku sangat menyadari dan prihatin dengan kehidupan

di negara ini, akan semakin banyak orang miskin,

akan semakin banyak mereka yang hidupnya terlantar,

dan bahkan mungkin terancam pemutusan hubungan kerja

karena perusahaannya pailit.


Oh... Tuhan...

kepadaMulah aku memohon agar Engkau menolong

bangsa ini, Engkau memberikan kekuatan kepada kami semua

untuk mampu bertahan dalam situasi sulit ini,

dan semakin bergantung kepadaMu Tuhan.


Tolonglah sesamaku yang hidupnya susah,

yang untuk makan hari ini saja sulit,

bukakanlah jalan bagi mereka.

Gerakkanlah hatiku dan seluruh umatMu juga Tuhan,

untuk bukan hanya sekedar prihatin dengan keadaan ini,

tapi juga mengulurkan tangan membantu mereka

yang susah.

Engkau sudah memberkati kami, dan kamipun mau

menjadi berkat bagi orang lain juga.


Terima kasih Tuhan Yesus.

Di dalam namaMu, aku panjatkan doa ini


Amin

14 komentar:

mikerk mengatakan...

"Engkau sudah memberkati kami, dan kamipun mau menjadi berkat bagi orang lain juga"....

maka sayapun memutuskan untuk segera memulai "perubahan" karena saya tahu Yesus" sudah berada tepai di samping saya untuk membimbing saya menyongsong berbagai peluang yang ditawarkan hidup dalam setiap foton sinar matahari. Lalu, membagikannya kepada sesama. Thanx Dina. Thanx Sahabat blogger. Thanx God Almighty

Anonim mengatakan...

benar juga, doa tidak harus diucapkan bagaikan seorang tukang jual obat : Menggelegar bagikan petir di siang bolong, cukup yang sederhana saja, mengena langsung pada masalah. ini mengingatkan saya pada Doa Bapa Kami. sederhana sekali doa ini tapi benar-benar mencakup semua masalah kita sebagai umat manusia.

(nrk)

Anonim mengatakan...

-nrk-

Tahukan sdr bahwa 'doa bapa kami' itu adalah doa politik ala Yesus pada jamanNya?

-nk-

Anonim mengatakan...

NRK benar karena di dalam doa Bapa Kami tecakup hampir semua, kalau tidak dikatakan totalitas kehidupan kita dalam hubungannya dengan Pencipta maupun dengan sesama. Untuk Dina, doanya indah. Untuk bigmike, jarang ada blogger yg mau berbagai ruang dengan orang lain. Anda tidak egois. Bagus. Oh iya, ini bigmike yg sama dengan mikael rk Undana yg presentasi tentang Gewang bersama tim LIPI kah? (Julius, Bdg)

Anonim mengatakan...

Oh ya saya berkunjung karena tag savana di google search. Kalau bisa dikembangkan penelitian-penelitian ke arah itu supaya doa harapan menjadi berkat bisa terlaksana. Stigma NTT adalah kering dan tandus (Julius, Bdg)

Anonim mengatakan...

Amin. Amin. Amin (Yossie)

Anonim mengatakan...

Doa yg baik tidak terletak pada kerumitan dan keindahan susunan kata-katanya tetapi dari hati yg jujur di depan Tuhan (Sherly, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

-nk-

entah saya juga bingung darimana anda dapat mengatakan doa bapa kami adalah "doa politik Yesus". berikan alasan kenapa anda bisa mengatakan begitu? penasaran juga. Tapi biar anda mengatakan seperti apapun, bagi saya doa bapa kami adalah doa yang sangat..sangat indah.

kalo boleh saya ingin membagi cerita nyata dan dapat saya katakan sungguh.. sungguh dahsyat kekuatan doa.

ini bukan pengalaman pribadi tapi ini pengalaman tokoh idola saya (selanjutnya tokoh ini saya singkat saja OR). pada waktu OR ini masih kecil (dulu masih jaman perang jadi kemana-kemana masih jalan kaki), OR bersama ibunya diajak menjenguk bapak dari OR ini yang sedang menjadi tahanan Belanda di kota seberang maka OR dan ibunya harus berjalan melintai Hutan lebat. entah kenapa sudah brjam-jam tapi OR dan ibunya belum bisa keluar dari hutan ini (normalnya paling sekitar 3-4 jam). oleh karena itu, sang ibu mengajak OR ini berdoa doa bapa kami (doa ini yang paling disukai ibu OR sejak ditabis menjadi kristen yang dulunya masih menganut agama suku). begitu selesai berdoa (bukan sulap bukan sihir) di depan mata telah ada jalan keluar dari yang tadinya tak ada jalan sama sekali). satu lagi informasi, ibu dari OR ini tidak bersekolah jadi sejak menjadi kristiani ia hanya berdoa bapa kami.

apakah ini yang dinamakan dengan doa politik?? saya rasa tidak. mungkin pemikiran manusia saja yang mengira-mengira begitu tapi saya yakin dan percaya doa ini diajarkan Yesus dengan maksud dan tujuan yang baik pula.

(nrk)

Anonim mengatakan...

lagi-lagi sodara NK ini suka memancing mancing, tapi hati2 ama ini bisa jadi batu tarket kembali ke ama....

Anonim mengatakan...

DTN

Anonim mengatakan...

@nrk

Wah, saya senang membaca komentar sdr, bahkan kesaksiannya. Tentang mengapa saya katakan 'doa bp kami' adalah doa politik pada jaman Yesus, baiklah. Saya akan coba sebisa saya. Tetapi sebelumnya, bersediakan sdr menjawab pertanyaan-pertanyaan pendek saya? Lho kok? Iya, saya ingin dengan menjawab pertanyaan2 saya ini, nrk sendiri yg akan menemukan sendiri mengapa itu doa politik. Bagaimana, bersedia ko? Saya tdk ingin menggurui, tetapi mengajak sdr 'berjalan' bersama mencari jawabnya.

Terserah sdr.

-nk-

mikerk mengatakan...

INI KOMENTAR DARI DINA RK:
Dia menjelaskan "stigma" pelit yg diberikan SGT dan saudara-saudaranya ha ha ha:

Kan buah jatuh tidak jauh dari mohonnya,prinsip bapa dalam mengelola uang harus penuh perhitungan supaya semua bisa terpenuhi apalagi sekarnag jaman hidup susah. Oleh karena bapa adalah my role model jadi prinsip itu juga yang aku terapkan... :-))

Anonim mengatakan...

CERITA DARI AFRIKA

Kiriman Y. M. Tampubolon diposting dalam http://opayat.multiply.com

Suatu malam saya bekerja keras untuk menolong seorang ibu di sebuah bangsal rumah sakit; tapi apapun yang kami lakukan, dia meninggal dan meninggalkan bayi premature yang sangat mungil serta seorang anak perempuan usia 2 tahun yang menangis.

Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi tetap hidup, Karena kami tidak punya incubator ( kami tidak punya listrik untuk Menyalakan incubator), kami juga tidak punya makanan khusus bayi.

Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam hari seringkali udara sangat dingin dan anginya kencang.

Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box dan membungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan api dan mengisi botol air panas. Kemudian muridku yang mengisi botol air panas segera kembali dengan kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi botol itu dan ternyata meledak (Karet mudah rusak dalam kondisi cuaca tropis)

"Dan ini adalah botol air panas terakhir kita," dia berseru.

"Oke," kataku, "taruh bayi itu didekat api dalam jarak yang cukup aman, dan tidurlah diantara bayi itu dan pintu untuk menjaga nya dari angin.Tugasmu adalah menjaga bayi tetap hangat."

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang berkumpul denganku. Aku berikan mereka bermacam-macam saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka tentang bayi mungil itu.

Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bila kedinginan. Saya juga bercerita pada mereka tentang saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang menangis karena ibunya meninggal.

Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, Ruth, berdoa dengan doa singkat seperti anak Afrika kami.

"Tolong, Tuhan" dia berdoa, "kirim kan botol air. Tidak baik besok, Tuhan, karena bayinya bisa mati, jadi tolong kirim sore ini."

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya dalam berdoa, dia menambahkan, "Dan saat Engkau mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bhw Engkau sungguh mengasihinya? "

Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan, "Amin". Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya, Alkitab mengatakan demikian. Tapi pasti ada batasnya, kan ? (pikiran manusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)

Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika mengirimi bingkisan. Namun aku sudah tinggal selama hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimiku bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas. Sebab aku tinggal di daerah Tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan mobil didepan pintu rumahku.

Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi disana, di beranda, ada dua puluh dua pon parcel yang sangat besar. Aku merasa pedih dimataku.

Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku. Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat. Sebanyak 30 atau 40 pasang mata melihat ke dalam kardus tersebut. Dari atas, kami aku mengeluarkan baju rajutan berwarna cerah. Mata kami langsung silau melihatnya. Ada perban rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai terlihat sedikit bosan. Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan.

Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa .... benarkah ini?? Aku menariknya keluar ... yaa ... ini baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu. Aku meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku tidak percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya. Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju, sambil menangis, " Jika Tuhan mengirimkan botolnya, Dia harus mengirim bonekanya juga!"

Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah.

Matanya berkilau ! Dia tidak pernah sangsi!

Sambil melihatku, dia berkata : " Dapatkah aku pergi bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya? ?

Ternyata parcel ini telah dipersiapkan dan dikirim 5 bulan lalu. Dibungkus oleh Siswa Kelas Hari Mingguku, yang mana saat mempersiapkan parcel itu, Tuhan telah memerintahkannya juga untuk mengirimi botol air panas walaupun di daerah Tropis. Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka untuk dikirimkan ke anak Afrika - Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya, sebagai jawaban dari doa seorang anak gadis 10 tahun untuk membawanya "sore itu"

(Yesaya 65:24)

"Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya. "

Anonim mengatakan...

@ Ama Gud,

Demikainlah Cinta Kasih Tuhan Kita Yesus Kristus. Sebenarnya bukan kita yang memilih DIA tetapi DIA-lah yang memilih kita untuk dicintai dan disayangi. Jikalau begitu maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berbagi KASIH kepada sesama kita. Terima kasih sudah mengunjngi blog do hawu ini (mikerk)