Rabu, 29 Februari 2012

28 atau 29 tetaplah hari tetaplah waktu

Dear Sahabat Blogger,

Ketemu lagi kita di hari Rabu tanggal 29 Februari tahun 2012. Tanggal yang tidak diketemukan saban tahun karena fenomena tahun kabisat. Tentang hal ini saya kutipkan dari wikipedia: .... "29 Februari adalah hari ekstra yang ditambahkan pada akhir bulan Februari pada setiap tahun kabisat, yang merupakan hari ke-60 pada tahun kabisat dalam kalender Gregorian. Tanggal ini hanya ada pada tahun yang angkanya habis dibagi 4 seperti 1992, 1996, 2004, 2008, 2012, serta pada tahun abad (kelipatan 100) yang angkanya habis dibagi 400 seperti 1600 dan 2000. Tahun 1800 dan 1900 bukan tahun kabisat karena walaupun angkanya habis dibagi 4 namun merupakan tahun abad yang tidak habis dibagi 400". ... Begitulah sahabat, hari ini memang unik. Tetapi sesungguhnya mana ada hari yang tidak unik? Apakah ada hari yang sama persis? Jika jawaban anda tidak ada maka memang betul setiap hari sesungguhnya memang unik. Kalau begitu bagaimana dengan tanggal 29 Fabruari? Ya kita bilang saja unik pangkat 2. Beres.

Tetapi bukan hal ini benar yang ingin saya renungkan. Saya hanya ingin bermenung tentang bagaimana seharusnya kita berdiri di hadapan waktu yang kita beri tanda dalam satuan detik, menit, jam, hari, bulan tahun dan seterusnya. Saya mau mulai dari pertanyaan ini: apakah ada pengaruh panjangng tanggalan sebulan yang 28 hari atau 29 hari atau 30 hari atau 31 hari bagi kehidupan saya, anda, mereka dan kita semua? Anda pasti punya perspektif tersendiri tetapi bagi saya koq ya tidak signifikan selain bahwa kalau bulan dengan hari makin sedikit maka tempo mendapatkan gaji makin cepat. Sebaliknya jika bulan dengan hari yang banyak maka tempo mendapat gaji terasa sangat lama. Bikin susah. Maklum orang upahan rekipliek...ha ha ha ha....Dengan demikian kerumitan hitung-hitungan waktu dalam kalender Masehi baik baik Julian maupun Gregorian atau siapa tahu akan ada sistem baru lagi di masa depan bagi saya tidak begitu penting. Bukankah tanggal seperti sekarang akan datang lagi di masa depan seperti juga dia sudah pernah ada di masa lalu? Maka, hal terpenting adalah bagaimana mengisi waktu dengan berbuat ini dan itu atau itu dan ini. Mengisi waktu?

Di sinilah persoalannya, yaitu apakah waktu bisa diisi? Kalau begitu, apakah waktu itu? Benda apa itu: padat, cair ataukah gas? Pengertian umum memberi petunjuk bahwa waktu memilik 3 dimensi, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Akan tetapi perhatikan defenisi waktu menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berlangsung atau berada. Menurut defenisi tersebut, waktu adalah masa sekarang dan tidak berkaitan dengan masa lalu atau masa yang akan datang. Hal ini cocok dengan pendalapat fisikawan Australia, Paul Davies, bahwa waktu adalah keadaan sekarang. Kemarin dan besok hanyalah perspektif. Perasaan kita. Besok adalah sekarang yang belum terjadi. Kemarin adalah sekarang yang sudah terjadi. Jika waktu bagi kalangan awam adalah fenomena siklik yang bergerak dan berulang maka dalam konsep fisika, waktu sebenarnya statis. Ya, waktu tak pernah berubah dan kitalah yang berputar-putar mengelilingi waktu yang tetap itu. Tiap kali berputar mengelilingi waktu kita akan mengitung 1, 2, ..12...24, .. 28, 29 dan seterusnya. Bukan waktu yang baru melainkan kitalah. Bingung? Ya, antara ia dan tidak tetapi begitulah kebenaran menurut matematika dan fisika. Benar -benar begitu?

Ya, terserah andalah mau menerima konsep fisika waktu seperti itu atau tidak. Bagi kita, malam adalah waktu tidur. Besok pagi adalah saatnya untuk bangun dan bekerja. Telat masuk kantor maka hukuman atasan menunggu kita. Telat pulang rumah, isteri anda sudah menanti dengan wajah hitam merah ungu tak karuan. Kemarin dan hari ini Angelina Sondakh (kita duga) adalah "saksi dusta" siapa tahu besok dia kembali menjadi malaikat persis seperti namanya. Siapa yang perduli tentang filsafat waktu? Tak usah pusing bahwa 28 hari + 1 = hari ke - 29. Yang terpenting adalah bagaimana bersikap terhadap kenyataan waktu. Yang paling penting adalah teruslah bekerja di hadapan waktu. Bekerjalah sekarang agar bahagia hidupmu. Berbuatlah sesuatu supaya besok tidak perlu akan ada penyesalan dan kemarin adalah ceritera yang membanggakan. Bagaimana Boeng en Zoes?????


Tabe Puan Tabe Tuan