Jumat, 26 Juni 2009

Sekarang Jacko. Dahulunya Elvis. Bahagiakah mereka?

Dear sahabat blogger,

Semalam, Kamis 25 Juni 2009, saya baru tiba kembali di Kupang pukul 11.30 WITA setelah bertugas 2 hari di Jakarta. Kendati mengantuk dan lelah tetapi tak bisa langsung tidur karena harus mempersiapkan bahan presentasi seminar tentang Rencana Pengembangan Kabupaten Sabu-Raijua. Saya kebagian materi tentang "daya dukung lingkungan guna pengembangan Sektor Pertanian". Rampung tepat pukul 04.00 AM WITA. Mengantuk berat tetapi masih sempat mengintip pertandingan sepak bola Piala Konfederasi antara Brazil VS Afrika Selatan. Tidak menarik dan lalu......click...tombol TV di tekan off. Tidur. Pukul 07.30 AM WITA bangun, dalam keadaan masih sangat mengantuk, menyiapkan diri ke tempat seminar. Sembari menghilangkan rasa kantuk,...click...tombol TV di tekan on, lalu......wwwuuuuuzzzzzzhhh......terdengar suara penyiar TV memberitakan......"mega bintang Michael Jackson dilaporkan oleh beberapa kantor berita telah meninggal dunia, diduga mengalami serangan jantung akibat komplikasi obat-obatan" ....... whaaaaattt???? ..... ngngngngngng...telinga berdenging...bukan karena apa-apa melainkan sekedar seekor nyamuk.yang pagi-pagi terbang di sekitar kuping dan berdenging ... lalu ... plaaaaaakkkkk.....tangan menepuk...tapi nyamuk lolos...tak jadi mati...tak bernasib seperti Michael Jackson.....Ya, Jacko telah mati...untuk setiap kematian selalu ada kesedihan dan saya juga tidak bisa bergembira karena Jacko mati. Ada perasaan solider karena bernama depan yang sama....michael...malaikat penjaga surga....Juga ada perasaan klangenan karena....Jacko mencapai puncak ketenaran di tahun 1980-an, yaitu dekade dimana saya masih imut-imut...kinyis-kinyis ....tampan (ehm....) dan penuh gaya vitalitas manusia berusia 20-an. Ya, ada unsur nostalgia di sana.

Lalu, apakah tentang diary dan atau nostalgia semacam ini posting kali ini? Bisa jadi begitu tetapi sebenarnya tidak. Bagi saya, jika benar kematian Jacko karena komplikasi obat-obatan maka hal itu adalah tragedi. Dahulu, pada tahun 1975, seorang bintang pujaan dunia Elvis Presley juga meninggal karena penggunaan obat-obatan yang over dosis. Lebih ke belakang lagi, super star gitar Jimmy Hendrix mati dalam ceritera yang mirip. Di Indonesia, kita kuga punya kisah serupa tapi tak sama yang berasal dari penanyi wanita Alda Risma. Semua mereka mati mengenaskan. setelah rangkaian ceritera hidup yang sungguh tak normal. Apa yang terjadi dengan mereka? "What's wrong ... kata mister Tukul Arwana....with them"? Uang punya. Nama besar punya. Apa yang mereka tak punya? Lalu mengapa begitu? Hidup jauh dari ukuran normal. Gaya hidup mereka bagai di dunia mimpi. Lalu, mereka seperti terjebak di sana dan tak mau, atau lebih tepat tak bisa keluar dari jebakan ketenaran mereka. Ketenaran yang gilang kemilau itu lalu berubah menjadi racun. Obat-obatan digunakan persis seperti racun yang meracuni hidup mereka sendiri. Ketenaran ternyata ada harganya, yaitu hidup yang tak biasa. Dan yang tak biasa itu ternyata adalah "racun". Racun dunia.

Saya lalu teringat akan Aristoteles. Filsuf besar Yunani, murid Plato, yang hidup 2400 tahun yang lalu. Manusia besar ini pernah menulis begini "setiap keterampilan dan ajaran, begitu pula tindakan dan keputusan, tampaknya mengejar salah satu nilai". Bicara apa mister Aristoteles ini? Memang tak mudah membaca pikiran para filsuf besar karena kerap kali bahasa yang digunakan berasal dari "planet lain". Akan tetapi dalam "kebodohan" saya mencoba memahami maksud Aristoteles. Semua tindakan manusia pasti ada maksudnya, pasti ada nilainya...ya, pasti ada tujuannya. Jika saya benar menafsirkan Aristoteles maka pertanyaannya adalah "apa tujuan manusia?". Aristoteles kemudian menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan akalnya guna mengamati fakta bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki tujuan. Saya berangkat ke Jakarta pasti ada tujuannya/ Saya menulis naskah bahan presentasi pasti ada tujuannya. Saya mengintip pertandingan sepakbola di TV, bangun pagi-pagi, berusaha menepuk nyamuk, dan manulis posting ini selalu punya maksud. Sering kita mendengar orang berkata bahwa...."aaah, aya mengatakan itu sebenarnya tidak punya maksud apa-apa"....ahaaaaaa.....dalam kerangka pikir Aristoteles, orang yang mengatakan demikian pasti sedang berbohong. Lalu, apa maksudnya dia mengatakan kebohongan itu? Kebohongan itupun ternyata memikiki tujuan. Nah, lihatlah, Aristoteles tidak terbantahkan bukan?

Nah lalu, apa tujuan manusia? Aristoteles membedakannya atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Lantas, dia mengatakan bahwa "tujuan sementara adalah sarana bagi pencapaian tujuan akhir". Contoh: saya dulu berkutat 2 tahun guna mendapatkan ijazah Doktor tetapi ijazah Doktor ternyata cuma tujuan sementara karena ijazah itu saya pergunakan gua meningkatkan kualifikasi keilmuan saya. Lalu apakah peningkatan kualifikasi keilmuan adalah tujuan akhir? Tidak juga bosz karena itupun cuma tujuan sementara agar supaya melaluinya saya bisa bekerja dalam bidang ilmu yang lebih luas lalu bisa bepergian ke sana kemari lalu bisa mengumpulkan uang honor berceramah lalu...lalu...lalu....Lalu, apa tujan akhir? Apakah ada tujuan akhir yang di dalamnya tidak ada lagi terkandung sebuah tujuan lainnya? Aristoteles menjawab: ada, yaitu KEBAHAGIAAN. Kata Aristoteles, "ketika manusia bertemu kebahagiaan maka dia akan menjadi puas". Mister Aristoteles menegaskan bahwa "jikalau kita sudah bertemu kebahagiaan maka tak ada lagi yang perlu dicari untuk ditambahkan". Ya, kebahagiaan adalah tujuan akhir. Selama manusia belum puas dengan apa yang dicapainya maka dia belum bahagia. Terlepas dari apakah anda setuju dengan Aritoteles atau tidak, satu hal yang pasti, mister kita ini telah mengemukakan landasan filsafat etisnya yang disebut sebagai "Etika Eudemonisme" (Yunani: eudaimonia) atau disebut juga Etika Kebahagiaan. Lalu, di sinilah kita bisa menggunakan etika Aristoteles untuk meneropong apa yang terjadi dengan para artis dunia hiburan yang di dalam dunia popularisme dapat disebut sebagai dewa-dewi itu.

Michael Jackson berkarir sejak kecil bersama saudara-saudaranya dalam group Jackson Five. Anggota pendiri kelompok, Jackie, Tito, Jermaine, Marlon dan Michael Jackson membentuk grup ini setelah mengganti nama menjadi The Jackson Brothers, yang pada awalnya terdiri dari 3 orang saudara tertua. Aktif dari 1966 sampai 1989, Jacksons bersaudara bereksperimen dalam musik R&B, soul, pop dan terakhir disko. Selama karir 6 tahun di Motown, Jackson 5 adalah salah satu fenomena pop terbesar di tahun 1970-an. Jackson 5 memulai merilis single ("I Want You Back", "ABC", "The Love You Save", dan "I'll Be There") yang mencapai puncak Billboard Hot 100 di tangga lagu Amerika Serikat. Beberapa single, seperti "Mama's Pearl", "Never Can Say Goodbye" dan "Dancing Machine", menduduki Top 5 hits lagu pop dan nomor satu di tangga lagu single R&B. Jadi, Jacko telah berkecimpung di dunia ketenaran seperti ini sejak berusia 6 tahun. Bukan sekeda leat seperti layaknay para penyanyi cilik Indonesia yang ngetop sebentaran lalu tenggelam ditelan bumi, Jacko terus berkembang.

Michael Joseph Jackson (lahir di Gary, Indiana, Amerika Serikat, 29 Agustus 1958 – wafat di California, Los Angeles, Amerika Serikat, 25 Juni 2009 pada umur 50 tahun)[1] adalah penyanyi dan penulis lagu dari Amerika Serikat. Ia terkenal sebagai "Raja Pop" dan mempopulerkan gerakan dansa "moonwalk" yang telah menjadi ciri khasnya. Albumnya yang dirilis pada tahun 1982, Thriller, adalah album terlaris di dunia, dengan penjualan melebihi 104 juta kopi di seluruh dunia. Ia mulai karir bernyanyi pada usia lima tahun sebagai anggota kelompok vokal keluarga Jackson (kelak menjadi The Jackson 5) sebelum meluncurkan album solo pertamanya Got to Be There pada tahun 1971. Anak ketujuh dari keluarga Jackson, dia membuat debut di musik profesional pada umur 11 tahun sebagai anggota dari Jackson 5.

Pada awal tahun 1980-an, dia menjadi figur yang sangat dominan dalam musik pop and musisi Afrika-Amerika pertama yang mempunyai crossover kuat di MTV. Popularitas dalam musiknya menanjak saat ditayangkan di MTV, antara lain "Beat It", "Billie Jean" dan Thriller dianggap telah mengubah video klip menjadi sebuah bentuk karya seni dan sebagai alat promosi untuk mempopulerkan sebuah channel tv. Video-video seperti "Black or White" dan "Scream" membuat Jackson menjadi andalan utama MTV pada tahun 1990-an. Lewat penampilan panggung dan video-video klipnya, Jackson mempopulerkan sejumlah teknik menari seperti robot dan moonwalk. Suara dan gaya vocal Jackson mempengaruhi dan diikuti oleh banyak penyanyi hip hop, pop dan R&B. Penghargaan - penghargaan yang telah dia raih termasuk beberapa kali Guinness World Records—termasuk thriller sebagai album terlaris di dunia— 13 Grammy Awards, 13 buah single nomor 1 dalam solo karirnya dari musisi pria lainnya dalam Hot 100 era—dan penjualan 750 juta unit di seluruh dunia. Hidup Jackson sangat terkenal di seluruh dunia, didampingi dengan karirnya yang sangat sukses, membuatnya menjadi bagian dari kebudayaan pop selama 4 dekade. dalam beberapa tahun dia sering disebut - sebut sebagai salah satu pria paling terkenal di dunia.

Jelas sudah, tak ada yang bisa dibantah dari fakta itu bahwa Jacko adalah salah satu manusia dengan nama yang amat besar di dunia populer ini. Uangnya pol-polan. Kekayaannya diperkirakan mencapai 1 milyar dollar (sekitar 12 trilyun rupiah) ...wwwwwwwoooooowwww....apa kurangnya lagi? Tetapi mari kita tengok akhir tragis dari kehidupan gilang gemilang ini....(saya kutip dari CNN)....Penyebab kematian Michael Jackson akhirnya diketahui. Dia mengalami serangan jantung yang hebat. Raja musik pop itu meninggal dunia di rumahnya di Los Angeles, Kamis (26/6). Dia terkapar dan tak bisa lagi bernapas setelah mendapatkan injeksi penahan rasa sakit dengan daya tinggi bernama Demerol. Jackson, 50 tahun, disebut-sebut mengalami ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang itu. Demerol sendiri dikatakan setara dengan morfin. Ada kekhawatiran, dia mengalami overdosis. Petugas paramedis yang langsung berhamburan ke rumahnya setelah menerima panggilan darurat, menemukan nadinya sudah tak berdenyut lagi. Sejumlah upaya yang dilakukan pun tak menghasilkan apa-apa. Mengenaskan? Ya.

Bagaimana dengan kisah King of Rock 'n Roll Elvis Presley? Jelas tak kalah kelas dibandingkan dengan Jacko. Elvis Aaron Presley (8 Januari 1935–16 Agustus 1977) adalah seorang penyanyi rock 'n' roll legendaris Amerika Serikat. Ia juga adalah seorang produser musik dan aktor. Julukannya adalah "Raja Rock 'n' Roll". Berkat lagu-lagunya yang memadukan irama rock 'n' roll dengan lagu-lagu ballad, dunia rock 'n' roll memperoleh fondasi komersial yang selanjutnya dapat dikembangkan musisi rock 'n' roll penerusnya. Pada masa kejayaannya, konser-konser Elvis dihadiri massa (kebanyakan remaja) dalam jumlah yang sangat besar. Gaya, sifat, serta cara berpakaiannya menjadi simbol bagi musik rock 'n' roll dan banyak ditiru penggemarnya. Lahir di East Tupelo, Mississippi, dari pasangan Vernon Elvis Presley dan Gladys Love Smith, Elvis tumbuh besar di Memphis, Tennessee. Ia mulai bermain gitar dan bermain di beberapa acara di pusat-pusat perbelanjaan. Saat duduk di bangku sekolah menengah, ia bekerja menjadi supir truk bagi sebuah perusahaan listrik.

Pada musim panas pada tahun 1953, Elvis membayar $4 untuk merekam dua buah lagu di perusahaan rekaman Sun Studios sebagai hadiah ulang tahun bagi ibunya. Pendiri Sun, Sam Phillips, tertarik pada suaranya dan memanggilnya pada Juni 1954 untuk mengisi posisi penyanyi ballad yang sedang kosong. Sesi rekaman tersebut, yang dilakukan bersama dua musisi setempat, Scotty Moore dan Bill Black, awalnya tidak produktif, namun saat sedang istirahat dalam sebuah sesi rekaman pada 5 Juli 1954, Elvis mulai menyanyikan lagu blues karya Arthur Crudup berjudul That's All Right. Versi Elvis disukai Phillips dan diputarkan di radio di Memphis dan segera menjadi hit di daerah tersebut. Sejak itu ia mulai melakukan tur ke berbagai tempat, termasuk ke luar Tennessee.

Pada 16 Oktober 1954, ia tampil dalam siaran radio Louisiana Hayride dan menjadi hit bagi pendengar dalam jumlah yang besar. Ia kemudian menandatangani sebuah kontrak satu tahun dan bertemu dengan Tom Parker, yang kelak menjadi manajernya. Hampir setahun kemudian, Tom Parker mengambil alih seluruh tugas sebagai manajer Elvis dan tak lama kemudian, berhasil mendapatkan persetujuan kontrak dengan RCA Records bagi Elvis. Elvis juga menandatangani kontrak Hollywood. Melalui syarat-syarat dalam kontrak, Parker membangun nilai komersial serta citra Elvis yang menguntungkan, contohnya melalui lisensi penggunaan citra Elvis dalam segala macam produk, dari peralatan dapur hingga gitar. Pada Desember 1957, Elvis dipanggil untuk ikut tugas militer dengan Angkatan Bersenjata AS. Ia resmi masuk Angkatan Bersenjata pada 24 Maret 1958, kemudian ditugaskan di Jerman, dan dilepas tugaskan dengan hormat dua tahun kemudian. Sekembalinya dari wajib militer, karya Elvis mengalami penurunan dari segi kesuksesan, di mana salah satu penyebabnya adalah bangkitnya musik Britania/Inggris (British Invasion; The Beatles, The Rolling Stones, dan lain-lain).

Tetapi Elvis tidak menyerah, ia melakukan comeback yang sukses melalui penampilan televisi pada 3 Desember 1968 berjudul '68 Comeback Special. Karir musiknya yang sempat meredup akibat "diganggu" profesi lainnya sebagai aktor dan juga hilangnya peranan dia dalam memilih jenis lagu yang ia mainkan, kembali bersinar setelah ia mendapatkan kesempatan dalam acara tersebut untuk bermain dalam jalur yang paling ia sukai, rock 'n' roll. Pada tahun berikutnya, ia memulai penampilan live yang laris di berbagai tempat, diawali dari Las Vegas dan kemudian berlanjut ke sepanjang negara. Antara tahun 1969 dan 1977, ia tampil dalam 1.000 acara yang tiketnya terjual habis. Berapa kekayaan Elvis? Setelah matipun, harta Elvis terus bertambah dan sekarang, Elvis diduga merupakan penyanyi terkaya dengan total pendapatan sekitar 12 milyar dollar.....weleh weleh weleh......tapi perhatikan kutipan berikut ini.....Akibat kecanduan obat-obat dokter seperti obat tidur, kesehatannya dan penampilannya mengalami penurunan pada sekitar pertengahan 1970-an. Ia tampil untuk terakhir kalinya dalam sebuah konser di Market Square Arena di Indianapolis, Indiana pada 26 Juni 1977. Pada 16 Agustus 1977, Elvis ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Graceland di Memphis akibat serangan jantung. Saat itu ia berusia 42 tahun. Mengenaskan? Ya.

Apa yang salah dengan manusia-manusia bernama besar dan amat sangat kaya ini? Aristoteles menyiapkan jawabannya 2400 tahun yang lalu. Si Mister mengatakan bahwa jika kebahagiaan adalah tujuan akhir yang benar maka ada tujuan akhir yang salah dan keliru. Dua tujuan akhir yang salah itu adalah uang dan nama tersohor. Banyak orang menggunakan uang sebagai variabel tolok ukur kebahagiaan. Bahkan standard-standard penilaian kemiskinan di dasarkan atas pendapatan berupa uang. Kekayaan atau kemiskinan adalah diukur dari berapa jumlah uang yang dimiliki. Apakah uang adalah barang yang salah? Sudah barang tentu tidak tetapi harus ditegaskan bahwa uang bukan tujuan akhir. Di dalam uang masih tersimpan tujuan lainnya. Dengan uang, apa yang anda ingin dapatkan? Uang bisa dipakaii untuk membel mobil baru dan atau isteri baru tetapi uang tak bisa membeli kebahagiaan. Uang tidak menjamin kebahagiaan. Mereka yang menjadikan uang sebagai tujuan akhir sebenarnya justru tidak pernah sampai kepada tujuan akhir yang diinginkannya. Elvis dan Jacko yang kaya raya ternyata tidak bahagia. Kekayaan ternyata bisa menipu. Dikiranya bahagia punya uang nyatanya sengsara. Ingat Soeharto?

Bagaimana dengan ketenaran nama atau ketersohoran? Nama yang tersohor sepintas terlihat baik. Bahkan ada yang berkata begini "tak menjadi kaya tak apa yang penting aku punya nama yang terkenal". Namun demikian, Aristoteles mengatakan lain. "Tersohor adalah penilaian orang lain bukan dari diri sendiri". Orang bisa tersohor kendati mutunya rendah. Sumanto, si pemakan bangkai manusia, amatlah tersohor. Ryan, si jagal van Jombang, juga amat terkenal. Hitler...ah yang meragukan kesohoran orang ini, saya ragu akan nilai mata pelajaran sejarahnya. Mereka tersohor tetapi di mata orang lain, mereka tak lebih dari penyakit masyarakat. Hidupnya tak bermutu. Jika mutu menjadi persoalan maka sebenarnya itulah tujuan yang harus diusahakan. dengan nama tersohor. Lalu, dengan hidup yang bermutu itulah kebahagiaan diperoleh. Oh ya, hidup yang bermutu itulah yang tidak didapat oleh Elvis dan Jacko. kendatai amat tersohor. Nama mereka memang besar tetapi .... maaf....hidup mereka tidak berbahagia. Maukah anda seperti Elvis dan Jacko? (hmmmmhhmmm...saya lihat diam-diam beberapa sahabat mengatakan....uang, kaya dan ngetopnya mau juga seeeeehhh....wkwkwkwk....).

Jika hidup ala Jacko dan Elvis tidak membawa kebahagiaan maka sebenarnya hidup macam apa yang dapat mendatangkan kebahagiaan? ...ooohhhh......lain kali baru saya posting....atau begini saja...silakan anda uraikan sendiri melalui komentar anda. Bagaimana Broer en Soesz????...otreeeee??????


Tabe Tuan Tabe Puan

NB. Sebagian bahan tulisan diambil dari wikipedia

Tuan Tuan dan Puan Puan, terutama yang meributkan siapa yang lebih pantas menjadi the King. Elvis atau Jacko? Saya cuma ingin bertanya begini: siapa Presiden Republik Indonesia? Soekarno-kah? Soeharto-kah? Jawabnya adalah "both of them. Keduanya adalah presiden pada masa yang berbeda. Nah, bagi saya, begitulah posisi Elvis dan Jacko.

Tetapi rasanya akan lebih menarik jika kita memeriksa sikap moralitas keduanya terhadap filsafat bahagia. Kasusnya adalah keduanya berhadapan dengan para "the outlaws". Perhatikan ini. Kata Jacko ...beat it....dan kata elvis...tenang aja bro....di penjara kita bisa ber-rock 'n roll ....jailhouse rock.... ha ha ha ha ha...(jangan terlalu serius bosz)

Elvis - Jail House Rock

Tabe lagi Puan dan Tuan

Selasa, 16 Juni 2009

takut, taattuuttt, atuuutttt...emang enak????

Dear Sahabat Blogger,

Berikut ini ingin saya menceriterakan sebuah kisah yang saya sadur dari tulisan karya almarhum Pendeta Dr. Eka Darmaputera. Seorang Teolog Kristen Indonesia yang amat saya kagumi lantaran kejernihannya berpikir. Mau tau ceriteranya? Baiklah. Ini:

Suatu ketika, meninggal seseorang yang bernama Pak Meda'u. Semasa hidup, almarhum adalah seorang wakil direktur sebuah perusahaan swasta yang amat besar. Bukan itu saja, beliau juga seorang tokoh di Gereja tempat dia dan keluarganya beribadah. Di situ beliau pernah bertahun-tahun ikut melayani sebagai seorang Majelis Gereja. Dalam perjalannya menuju meja penghakiman terakhir, Pak Meda'u terlebih dahulu harus mengisi kartu register di depan pintu Surga. Di situ, di depan pintu gerbang itu, berdirilah seorang penjaga yang bertugas untuk melakukan wawancara pendahuluan guna memastikan kategori orang macam apa yang akan menghadap meja penghakiman terakhir. Dan terjadilah percakapan berikut ini:

+ Nama????
(karena suasana agak bising, Pak Meda'u tak begitu jelas mendengar dan akibatnya cuma celingak-celinguk ke kiri dan ke kanan)
+ Hoooiiiii....NAMA.....
- Eh, maaf Pak...
+ Ya, anda. NAMA?????
- Eh, anu, eeeeehhh....Meda'u pak....maaf....
+ Nah, gitu dong. Baiklah. Coba ceritakan secara rongkas ...(eh maaf...keliru....itu nama adik ipar saya ...isteri si DTN...he he he he....)...coba ceritakan secara ringkas....bagaimana anda hidup selama di dunia
- Wah, saya ini Kristiani yang baik selama hampir 70 tahun...kecil dulu, rajin sekolah minggu...lalu, aktif di kebaktian remaja...lalu, aktif mengikuti paduan suara....lalu, pernah menjadi majelis 4 periode...lalu, eeehhh....sampai waktu ke sini, tercatat sangat aktif di persekutuan doa lho pak....cukup???? (Pak Meda'u mencoba pamer jasa sambil diam-diam melirik air muka si penjaga...waddduuuuhhhh...kelihatannya si penjaga belum terkesan dan masih saja merengut....)
- Oh, tolong juga dicatat pak....saya rajin memberi persembahan.....perpuluhan selalu pol-polan tidak pernah kurang ...aktif juga di panitia Natal....eeehhh....(Pak Meda'u mencoba merayu sambil melirik lagi...waaaahhhh...cilaka nih...si penjaga tetap saja manyun...nggak tertarik sama kisah Pak Meda'u....)
- Oh, eeeh...aaaahhhhaaaa....jangan lupa dicatet pak....tiap tahun saya menyumbangkan pakain-pakaian bekas yang masih bagus pak....kan pakaian saya kebanyakan belinya di butik-butik terkenal atau dijahitkan pada desainer-desainer top....lalu 3 bulan sebelum ini, saya juga menyumbangkan 1 truk gula...beras....supermi...kepada para korban banjir....
(tanpa memberi reaksi positif sedikitpun kepada laporan pak Meda'u, si Penjaga bertanya kepada Pak Meda'u)
+ Mengapa dengan uangmu yang banyak itu, kamu tidak menyantuni anak-anak miskin yang hidup di kolong-kolong jembatan supaya mereka bisa bersekolah?????
- Ooohhh, yang itu...begini Pak,...mau sih mau tetapi saya takut ...uang saya cepat habis dan tidak cukup untk biaya hidup saya dan keluarga.....(Pak Meda'u memberikan alasan)
+ Mengapa anda mau begitu saja disuruh bos anda untuk melakukan pemalsuan pembuakuan perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi negara trilyunan rupiah????
- Waduuuhh Pak, sebetulnya, waktu itu saya bergumul sekali pak...Bahkan saya bawa dalam doa dan nazar tapi...anu pak....saya kan takut dipecat pak...kalo sampe dipecat siapa yang memberi makan anak isteri saya pak....saya takut masa depan mereka bakal suram.....anak isteri jadi gelandangan....
+ Mengapa anda diam saja ketika tetangga anda, si rajateganas, menggebuk isterinya sampai hampir mati????
- Maaf Pak, waktu itu saya mau menegurnya tetap saya takut diberi cap sebagai tetangga yang suka mencampuri urusan orang lain.....lagian .... pak sirajateganas kan orangnya tinggi besar dan eks atlet beladiri kan pak??? wah, bisa-bisa saya dihajar mampus juga pak,,,saya takut pak...
+ OOOOOO, ....Meda'u...Meda'u.....sayang sekali ya.....anda itu terlalu dikuasai rasa takut...takut ini...takut itu....berbuat baikpun anda takut...ck ck ck ck ck ck..raportmu bakal merah nih....
- (sambil gemetar)...Pak...Pak... supermi tadi
enggak ngaruh yaaaaaa.????
Begitulah Sahabat Blogger, kisah sekali-sekala hasil reka-reka saya yang menyadur Dr. Eka Darmaputera almarhum. Kelihatannya, Pak Meda'u adalah contoh orang yang terlalu dikuasai rasa takut sebegitu rupa sehingga menghalanginya berbuat baik. Bagaimana anda? Dan sudah barang tentu bagaimana saya? Terus terang saja, saya sebenarnya manusia penakut. Sekali kala, sewaktu kecil, saya ingin diadu oleh abang saya dan temannya yang sebaya (konon teman si abang saya tersebut, sekarang sudah menjadi seorang pendeta ha ha ha ha) untuk menantang berkelahi seseorang yang tubuhnya jauh lebih besar dari saya. Sebut saja si bongsor. Saya ingat betul kata-kata si abang dan temannya...pergilah dan tantanglah si anu untuk berkelahi dengan kau .... jangan kuatir ..... nanti kalau dia menghajarmu ... kami akan pergi dan mengeroyok dia ... habis dia nanti. Saya sebenarnya takut pada si bongsor...tetapi lebih takut lagi kepada si abang dan temannya itu ...maka saya pun pergi menghampiri si bongsor dan.....wuuuuuzzzzhhhh....saya melakukan salto bolak-balik di dekat dia.....ha ha ha ha...datanglah si abang dan temannya....

+ hoooiii...kenapa bukannya menantang berkelahi malah kau salto bolak-balik?????
- Eh.....sengaja saya salto bolak-balik...nanti kalo dia lihat aksi saya...baru saya pukul dia...
+ Ya sudah ..... sekarang pergi dan pukul dia...
- waaaaahhhh....tidak bisa lagi...terlanjur capek salto bolak balik.....

Saya takut. Anda tidak takut? bisa ya bisa tidak tetapi mohon maaf...saya ragu jika anda tidak punya rasa takut...kecuali anda tidak normal....Lho????? Ya, seorang psikolog (Lewis, 2007) mengatakan bahwa setiap manusia normal pasti sekali waktu mengalami proses fisiologi normal, mekanisme hormonal yang amat normal, yang menimbulkan perasaan takut. Ya, takut adalah emosi. Dan hal itu normal. Bahkan menurut Lewis, Takut memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Emosi takut membuat seseorang mampu menghindari bahaya karena memberikan peringatan darurat. Adanya takut membuat seseorang mampu berlari menjauh dari bahaya. Fobia sebagai antisipasi takut juga sangat penting. Fobia terhadap tempat dan hal-hal berbahaya membuat orang tidak menceburkan diri ke dalam bahaya yang mungkin mengancam jiwanya. Ada dua mekanisme yang membuat takut bisa menghindarkan seseorang dari bahaya. Pertama, takut berfungsi mengatur tubuh untuk kabur dan memfokuskan perhatian pada upaya untuk kabur tersebut. Dengan perkataan lain, saat seseorang takut, fokusnya hanyalah untuk kabur semata. Kedua, takut dapat memutuskan kesadaran, gerak refleks dicegah dan bahkan menyebabkan pingsan. Dalam kondisi pasif ini, seseorang bisa juga terhindar dari bahaya.

Jikalau benar bahwa emosi takut adalah perkara normal dan manusiawi maka apa masalah dengan Pak Meda'u? Kata Lewis, orang-orang yang disebut sebagai pemberani adalah orang-orang yang mampu belajar guna mengatasi perasaan takut. Dalam keadaan takut yang teratasi maka takut tidaklah menguasai diri sesorang dan lalu menghalang-halangi dia untuk berbuat apa yang harus dikerjakannya. Apa yang baik dan apa yang benar. Bagimana mengatasi rasa takut? Kata Lewis, kenalilah alasan-alasan anda menjadi takut dan dia memberi 4 kategori alasan untuk takut, yaitu
  1. Takut pada kejadian interpersonal. Misalnya takut dikritik, ditolak, berkonflik, dan diserang orang lain;
  2. Takut karena permasalahan eksistensial. Misalnya takut pada kematian, luka badan, darah, pembedahan, dan penyakit;
  3. Takut pada binatang. Misalnya takut pada binatang buas, pada berbagai jenis serangga, dan pada beragam jenis reptil, seperti ular;
  4. Takut yang berhubungan dengan tempat. Misalnya takut pada keramaian, takut pada ketinggian, takut pada tempat tertutup, takut melakukan perjalanan sendirian, dan lainnya.
Kendati begitu, Branislaw Malinowsky, seorang Psikolog, Sosiolog dan Teolog sekaligus (walaaaahhh, ramai amat keahlian orang ini) mengatakan bahwa penyebab hakiki dari seseorang menjadi takut adalah "ketidakpastian". Dalam keadaan sesulit apapun, selama ada kepastian, manusia tidak akan menjadi takut. Lalu apa itu kepastian? Kata Malinowsky adalah jawaban yang selalu tersedia untuk pertanyaan apa saja. Dengan perkatan lain, kepastian adalah ketika di kepala anda sama sekali tidak pernah ada kekosongan informasi apapun. Apakah hal ini bisa dan pernah terjadi? Jawabnya adalah TIDAK. Eisntein yang kesohor pandai itupun terpaksa merasa kuatir bahwa postulatnya tentang determinisme alam raya terpatahkan oleh teori ketidaktentuan oleh Bohr dan kawan-kawan. Saking kuatirnya, Eisntein merasa perlu membawa-bawa Tuhan dalam wacananya...si Tua tidak pernah bermain dadu...Oh ya harap dicatat juga teori dari Malinowsky yang mengatakan bahwa rasa takut inilah yang menyebabkan orang-orang beragama. Dengan beragama orang mencoba untuk mereduksi ketidak pastian. Entah seberapa benar teori tuan Malinowsky ini.

Jadi, sekali lagi, takut atau emosi takut adalah normal dan manusiawi karena ketidakpastian adalah normal dan juga manusiawi. Kembali ke kasus Pak Meda'u. Apa masalahnya? Ya, anda benar menebaknya, yaitu Pak Meda'u terlalu takut akan ini dan itu lalu membiaran perasaan takutnya mengalahkan semua pikiran jernihnya. Bukan hanya itu, perasaan takutnya ternyata menguasai dirinya bergitu rupa sehingga menghalangi nuraninya untuk mengkreasikan perbuatan-perbuatan baik, benar dan bertanggungjawab. Pak Meda'u ternyata diperhadapkan pada 2 pilihan, yaitu berbuat yang seharusnya dan menerima resikonya. Pak Meda'u tahu persis apa yang seharusnya dia perbuat tetapi tidak mau memiku resikonya. Anda dan saya tahu bahwa memasak makanan berarti harus mulai menyalakan kompor tetapi tidak berani menerima resiko terkena pancaran energi panas. Lalu, kita memilih untuk tidak memasak dan lapar dan sakit dan ..... KO. Anda dan saya tahu persis bahwa kerabat kita sedang menderita sakit dan perlu dibawa ke dokter tetapi kita tak mau menerima resikonya, yaitu kemungkinan uang kita berkurang karena ikut membantu dia pergi ke dokter dan berobat. Lalu, kerabat kita menderita dan mati. Lalu, kita hidup dalam penyesalan seumur hidup. Konyol bukan? Ya, begitulah tetapi cobalah diperiksa betul-betul, apakah benar anda dan saya lebih baik dari Pak Meda'u? Saya tidak taahu apa jawaban saudara tetapi kalau salah mau jujur: saya tidak kalah konyolnya kebanding Pak Meda'u.

Bagaimana solusinya? Saya bukan ahli psikologi dan oleh karena itu saya kuatir bahwa usulan saya tidak ada gunanya tetpai baiklah saya mencoba mengatasi rasa takut saya lalu memberanikan diri mengusulkan 2 perkara ini. Apa itu? Pertama, hadapilah ketakutan. Jangan berlari darinya. Ketika ketakutan itu datang, tataplah dia dengan tajam. Kenalilah dia sebaik-baiknya. Bagaimana simpelnya? jangan malu untuk mengaku takut karena itulah kecenderungan yang manusawi, yaitu berbohong untu menutupi rasa takut. Mengaku takut adalah memalukan dan oleh karena itu, jangan mengakui perasaan takut. Kita malu tertangkap basah sedang merasa takut. Malu mengakui rasa takut mungkin baik tetapi heeeeiii....ingatlah...hal itu hanya sejenak karena selanjutnya anda harus bersiap untuk menjadi pembohong seumur-umur sembari selalu hidup di dalam cengkeraman perasaan takut. Akibatnya? Anda tidak pernah berani mengambil resiko apapun. Dan lalu, anda hidup bagai katak dalam tempurung. Tempurung itu bernama "ketakutan". Apakah saya tampak jumawa dengan prinsip ini? tidak juga karena dahulu kala, ada seseorang yang dengan tidak malu-malu mengatakan bahwa ...Aku merasa takut dan gentar. Seperti mau mati rasanya....Orang ini takut menghadapi penderitaan-nya tetapi Ia tidak berlari. Dia menghadapi penderitaannya dengan amat berani kendati tinggi bayarannya. Besar resikonya, yaitu nyawa-NYA sendiri. Dan saya mau kasi tau anda, bagaimana nasib akhir orang ini: He is the Winner. Nilai-nilai yang dibawa-Nya, menguasai peradaban dunia. Dan semuanya berawal dari satu perkara kecil, yaitu berani mengakui perasaan takut dan lalu mengatasinya.

Hal kedua adalah ini: berani menghadapi ketakutan adalah satu perkara tetapi mengalahkan perasaan takut adalah perkara berikutnya. Ketika perasaan takut itu datang dan kita telah mengakui serta berusaha mengatasinya, kadang-kadang perasaan takut itu terlalu besar dan kita tak mampu menghilangkannya sama sekali. Ketika itu anda memerlukan orang lain untuk berbagi dan saling memberikan penguatan. Inilah gunanya persahabatan. Friend in need is friend indeed. Beres? Bisa ya dan bisa pula tidak. Tokoh saya, ketika menghadadi ketakutan, merasa perlu membawa 2-3 orang sahabatnya untuk duduk berjaga-jaga bersama dengan-NYA tetapi amboiiii...sahabat-sahabatnya tertidur dan Dia kembali sendirian dalam ketakutan. Apa yang dilakukannya kemudian adalah teladan bagi kita, yaitu bawalah persoalan kita kepada sang Khalik. Ya, anda benar. Berdoa. Berdoalah dengan cara apapun yang anda yakini yang pada hakekatnya, anda sedang "mengadukan " masalah ketakutan anda kepada sang Khalik. Mujarab? So pasti, Ya. Dan sesudah itu...walaaaaahhhh....enak sekali rasanya karena .... bukankah perkara ketidakpastian yang membuat kita menjadi takut telah kita adukan kepada sang Maha Pasti? Ya, Sang Maha Pasti itu akan mengangkat beban ketidakpastian lalu kita menjadi tidak dikuasai takut lagi. Pergilah takut dan lakukanlah kebaikan dan kasih sayang.

Nah, Supaya tambah enak, silakan dengarkan tembang dahsyat dari salah satu grup band kesukaan saya dengan corak musik art rock yang amat kesohor, yaitu YES: Lift Me Up.


Tabe Tuan Tabe Puan

Minggu, 07 Juni 2009

kasihilah musuhmu!!!!! emang enaaaaakkkk?????

Dear Sahabat Blogger,

Haruslah diakui bahwa apa yang saya lakukan kali ini telah menimbulkan kekecewaan di hati banyak sahabat. Tiga (3) minggu menghilang dari blog dan absen membuat posting sudah barang tentu bukanlah hal yang tepat sebagai pembuktian janji saya untuk selalu setia menemui sahabat semua melalui tulisan-tulisan saya. Sampai dengan malam hari ini, sudah sebanyak 27 buah e-mail yang saya terima dan semuanya menyatakan "protes" terhadap "istirahat" panjang yang saya lakukan. Salah satu email bahkan menuliskan begini (ehm..saya takkan memberitahukan siapa sahabat ini - sudah deal he he he ): .... rupanya BM bukan saja sering tidak menepati janji atas lanjutan seri tulisan tertentu tetapi, bahkan, tega tak memperdulikan sahabat yang datang berkunjung menengok blog ...BM ternyata mengidap penyakit yang bM tulis sendiri, yaitu penyakit lupa-lupa ingat ......walllllaaaaaahhhhhh ..... membaca hal ini mula-mula saya berpikir...heiiii....sedemikian buruknya kulitas janjinya saya kah????? ... tercenung saya di pertanyaan itu..dan lalu...ini jawabannya:....saya telah berjanji dan tak pantas saya mengingkari....OK baiklah. Saya keliru...maafkan saya...hari ini saya posting kembali....dapatkah permohonan maaf saya diterima? Masihkah mau sahabat sekalian mengunjungi saya di blog ini? Masihkah dapat saya diterima?????

Berbicara tentang perihal "terima menerima", saya memiliki sebuah kutipan komentar yang saya ambil dari artikel tentang koalisi Capres/Cawapres Megawati - Prabowo di www.kompas.com beberapa waktu yang lalu. Begini isi kutipan itu (sengaja saya kutipkan apa adanya tanpa mengeditnya sama sekali):

“… Ya saya sebagai petani jg kecewa knp Pak Prab memilih jadi wapres, parahnya jd wapresnya Megawati yg nyata2 tidak becus memerintah, semasa Mega apa sih yang bisa kita banggakan? Ekonominya amburadul, aset negara banyak dijual, illegal logging merajalela, polisinya ga beres, ya mendingan sekarang kalau begitu. Pak Prab jadi presiden saja, jangan ikut Mega yang anak buahnya preman pasar, pencopet, penjudi, dan pemabuk. Ingat saat kongres PDI-P di Bali para pelacur sukses meraup untung besar karena sebagian besar anggota kongres mampir kesana walah2 jan wis ora bener...”
Apa yang menarik dari kutipan di atas? Bahwa saya cenderung bersimpati kepada Megawati, tidak akan saya pungkiri. Saya merasa tak perlu munafik tentang hal ini. Lihat saja arsip lama yang saya posting pada tanggal 28 Desember 2008 dengan judul "saya suka megawati, tapi saya punya dolly. ya sudah, selamat HUT ke 44". Di sana terbaca jelas "pilihan warna politik saya". Mau lebih jelas lagi, dan supaya supaya saya tidak dianggap munafik, cobalah sahabat membaca berita yang ada di www.kompas.com pada hari ini (minggu, 7 Juni 2009) dalam judul "Pendukung Mega-Prabowo NTT Rapatkan Barisan". Untuk memudahkan para sahabat, berikut ini saya kutipkan sedikit berita di kompas.com yang saya maksudkan itu.

"Kami sejenak istirahat dari sosialisasi pasangan Mega-Pro dan bertemu dengan tim kerja lain untuk mengenang kelahiran Bung Karno, sang Proklamator 108 tahun lalu, pada Sabtu malam kemarin," kata Dr Michael Riwu Kaho di Kupang, Minggu. Bagi Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (F-DAS) Provinsi NTT itu, Soekarno merupakan sosok marhaen sekaligus penggagas aliran marhaenisme. "Paham itu dianut karena cocok dengan latar belakang rakyat Indonesia yang adalah kaum buruh, tani, nelayan yang termarginalisasikan, miskin dan tertindas pada saat itu. Karena itu, sangat layak bila setiap tahun jasa dan perjuangannya itu dikenang di seluruh Indonesia," kata dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang ini. Ia melihat jaringan yang muncul secara sporadis setelah pasangan Mega-Pro dideklarasikan secara nasional itu, bukti bahwa kharisma Bung Karno masih terus merasuki sanubari masyarakat Indonesia.
wueeeleeeehhhhh......saya sendiri tersenyum kecut atas berita di kompas.com itu terutama menyangkut keakuratan informasi data. Tetapi sama sekali saya tidak berkeberatan nama saya digunakan di situ karena, ya itu tadi.....saya memang salah satu pengagum BK sejak lama. Tetapi sejujurnya, kutipan komentar yang saya kutipkan memang tidak untuk tujuan 'kampanye" Mega-Pro karena sikap saya sebenarnya sudah jelas (lihat posting lalu): .... Mega sebaiknya tidak lagi mencalonkan diri.... Lalu, jika bukan untuk membela Mega-Pro, untuk apa kutipan komentar itu saya posting di sini.? Apa perkaranya? Dalam hemat saya ada sesuatu yang bersentuhan dengan nilai-nilai yang saya pegang teguh. Ada sesuatu yang harus saya renungkan jika saya konsisten pada prinsip kebaikan dan kasih sayang. Inilah perenungan saya dan itupula yang ingin saya bagikan kepada semua sahabat terkasih.

Mari kita perhatikan kembali kutipan di atas dan kali ini saya tampilkan secara lebih khusus bagian yang "mencolok mata saya dan menyebabkan perih"

"Pak Prab jadi presiden saja, jangan ikut Mega yang anak buahnya preman pasar, pencopet, penjudi, dan pemabuk. Ingat saat kongres PDI-P di Bali para pelacur sukses meraup untung besar karena sebagian besar anggota kongres mampir kesana walah2 jan wis ora bener...”
Apakah benar semua "anak buah" Megawati adalah preman pasar pencopet, penjudi, pemabuk dan pelacur? Saya tidak yakin meskipun bisa saja ada anak buah Megawati yang berperilaku dan atau berprofesi seperti itu. Mungkin saja tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa di "tempat lain" keadaannya steril?. Akan tetapi, maafkan saya, bukan hal itu yang merisaukan benar pikiran saya. Titik fokus saya ada pada logika di balik komentar itu, yaitu...tolaklah semua orang yang berprofesi preman pasar, pencopet, penjudi, pemabuk dan pelacur.....jangan mau berhubungan dengan orang-orang seperti itu....jangan mau berkawan dengan mereka...singkirkan mereka.....penjarakan mereka...bencilah mereka. Jangan mau berteman dengan orang yang berteman dengan para outlaw itu. Kita boleh bersahabat tetapi jika situ gabung bareng para berengsek itu...maafkan saya....jangan lagi situ dekat-dekat ke sini. Nggak sudi.

Jika anda menyangka nalar saya tidak setuju dengan hal nalar "menolak" seperti itu maka anda keliru. Ya, para penjahat itu adalah musuh masyarakat beradab. Orang-orang itu tidak memiliki cinta. Ketikacinta seharusnya memiliki kemauan untuk terus memberi secara tulus (rencontre aimantree'), kelompok the outlaw tersebut tak memiliki kerelaan semacam itu. Sebalik dari memberi, mereka adalah para pengambil sejati. Mereka adalah kelompok orang egois. Mereka jahat dan oleh karena itu disebut sebagai pejahat. Bukan penjahit. Mereka sepatutnya dijauhi. dan dsingkirkan. Mereka adalah musuh. Musuh masyarakat (public enemy).

Saya mau tanya kepada sahabat sekalian, apakah setuju dengan pendapat saya? Haqul yakin, semua bakal setuju. Dengan begitu tak ada yang aneh dari kutipan komentar tajam tentang kelompok musuh masayarakat itu. Betul begitu? Ya, memang begitu seharusnya SEANDAINYA saya tidak mengingat dan lalu membaca kembali guna melakukan konfirmasi, kata-kata yang pernah diucapkan seorang TOKOH BESAR, AMAT BESAR., yaitu Guru dari Sang Guru Tua saya...Ya, Dialah Sang Maha Guru. Apa katanya? KASIHILAH MUSUH MU. ....whaaaaatttttt?????? apaaaaaaaaa?????? ga masuk di akal. Nonsens. Musuh kok dikasihi???? enak ajaaaaa....Yang namanya musuh ya harus dilawan, dikalahkan dan dihancurkan. Iya kan???? Iya, seharusnya begitu tetapi .... amboooiiiii...tengoklah apa yang dilakukan Sang Maha Guru saya ini....eaaaallllaaaahhhh....DIA bukan saja tidak menjauhi para musuh masyarakat itu melainkan mau bergaul dengan mereka. Merangkul mereka. Lebih gawat lagi adalah tuturan-NYA pada lain kesempatan : "mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu"...ck ck ck ck ck ck ck...aya aya wae ...ada-ada saja Sang Maha Guru saya ini. Apa maunya DIA sih?.

Ternyata adalah ini: jika mengasihi sesama dan membenci musuh adalah sifat dan naluri manusiawi maka sifat Ilahi tidaklah seperti itu. Semua milik-NYA. Tak ada satupun yang terbuang. Mereka yang akan terbuang adalah mereka yang membuang diri mereka sendiri. Tidak oleh NYA. Bahkan DIA bersedia memungut kembali mereka yang membuang diri itu, sepanjangn mereka mau dipungut. Apakah dengan begitu, DIA bertoleransi terhadap kejahatan? Oh, NO WAY. Tidak. Kejahatan adalah kejahatan. Tak boleh ditoleriri. Persoalannya bukan pada sikap etis dalam berhadapan dengan kejahatan tetapi pada cara menghadapi kejahatan. Menurut Sanga mHa Guru, kejahatan tidak harus diperangi dengan kekerasan. Tidaklah an eye for an eye. Mata ganti mata. Gigi ganti gigi. Kejahatan tidak doleh diperangi dengan cara-cara manusiawi melainan cara-cara Ilahiat. Kata Sang Maha Guru: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!". Oiiiiihhhh, amat jelas dan amat tegas. Kalahkan kejahatan tetapi lakukanlah dengan KEBAIKAN.

Pernahkah anda membaca tulisan dari Arswendo Atmowiloto yang dibuatnya semasa dia berada di penjara. Katanya begini (saya sederhanakan): ... "semua abal-abal (penjahat) yang ada di dalam penjara adalah orang-orang yang merasa tak memiliki kawan di luar. Oleh karena itu, setelah bebas, mereka akan melakukan kejahatan lagi supaya kembali masuk ke penjara guna bertemu ...... kawan-kawannya. Sahabat-sahabatnya yang bisa memahami siapa dirinya." .... Perhatikanlah sahabatku semua, siapa sahabat para penjahat itu.? Tak lain dan tak bukan adalah sesama penjahat. Mengapa demikian? ya, karena yang bukan penjahat akan menolak mereka. Jika seumur-umur, sahabat penjahat adalah penjahat juga maka apa yang dibagi-bagikan di antara mereka? Apalagi jika pikiran-pikiran jahat. Lalu, kapan kejahatan di dunia akan berkurang dengan cara itu? Maka, benarlah logika sang Maha Guru. Amat benar. Jikalau mau kejahatan diperangi, janganlah mereka disingkirkan melainkan rangkul-lah mereka. Jangan ragu untuk bergaul dengan mereka tetapi jangan turuti pikiran jahat mereka melainkan ajarlah mereka untuk berbuat kebaikan. Tunjukan kepada mereka bagaimana seharusnya kebaikan itu bekerja. Dan lalu lihatlah hasilnya.

Sehari 1 kebaikan dikerjakan. Dua hari 2 kebaikan. Seribu hari, seribu kebaikan. Seribu tahun milyaran kebaikan. Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan. Oooooohhhh, itulah KASIH yang sejati itu. KASIH yang Ilahiat. KASIH semacam iitu keluar dari subjek dan lurus tertuju kepada objek. KASIH sejati tidaklah seperti ini: keluar lurus dari subjek dan berbeloklah sedikit ketika bertemu objek yang tidak disenangi. Kasih model berbelok adalah kasih yang khas manusia. Kasih yang memilih-milih makanya ada pomeo "pilih kasih." Hanya dengan KASIH yang Ilahiat kita tak akan memiliki musuh. Tak boleh ada satupun perbedaan di antara kita yang boleh menghalangi KASIH kita kepada sesama. Kita bisa berbeda pendapat tetapi kita tetap sahabat. Saya memilih mengenakan baju putih, anda berbaju hijau tetapi kita adalah teman. Anda memilih untuk melanjutkan perjalanan, dia memilih untuk berjalan lebih cepat lebih baik sedangkan saya memilih untuk tidak memilih yang dua itu tetapi kita bukanlah kumpulan para musuh-musuh. Kita adalah sahabat. Kita saling menerima perbedaan karena bukan perbedaan itu yang membuat kita bersahabat. Kita bersahabat karena kita memiliki KASIH. Persahabat hanya ada jika ada KASIH dan KASIH memang tidak pernah boleh berbelok.

Lalu, datanglah contoh pamungkas dari Sang Maha Guru di suatu ketika. Pada saat itu ramai orang berkumpul dengan wajah ganas dan dengus nafas amarah. Oiiiii....lihatlah....di tangan kumpulan orang-orang itu tergenggam beberapa butir batu yang siap dirajamkan kearah tubuh seorang penjahat perempuan yang berprofesi sebagai pelacur. Lalu, Sang Maha Guru mengatakan ....hhhoooooiiiii......bagi yang merasa tak memiliki salah .... silakan mulai merajam perempuan ini .... Lalu, semua diam. Semua membisu. Perlahan-lahan kerumunan orang itu bubar tanpa sempat melemparkan batu di tangan mereka. Mengapa? tampaknya tak seorangpun yang nekad mengaku bahwa mereka adalah orang yang suci tanpa dosa. Mereka sama berdosanya dengan perempuan pelacur itu dalam bentuk yang lain. Ketika kerumunan orang itu berlalu maka DIA berkata begini ..... pulanglah dan jangan berbuat dosa lagi ....

Ada 3 perkara di situ. Pertama, tak ada orang yang tidak pernah bersalah. Perempuan pelacur dan kerumunan orang itu ternyata semuanya adalah orang yang ada salahnya. Kedua, hanya kebaikan yang mampu membuat orang bersalah tidak melakukan kesalahan baru. Teguran yang konstruktif tanpa tindakan destruktif yang dilakukan S angMaha Guru telah mencegah kerumunan orang-orang terjebak dalam kesalahan baru, yaitu merajam orang sampai mati. Ketiga, permintaan tegas bahwa kejahatan harus dihentikan. ak boleh diulangi lagi. Enough is enough. Kesalahan yang berulang-ulang adalah dosa. Sahabatku sekalian, begitulah cara bekerja KASIH yang benar, yaitu KASIH yang didasarkan atas kebaikan. Kasih yang didasarkan atas kesediaan saling menerima dna bukan saling menyingkirkan. Rangkul-lah mereka yang bersalah. Jangan membuang mereka. Nyatakanlah KASIH anda secara lurus. Jangan berbelok. Dalam persahabatan, sekali waktu, pasti terjadi perselisihan. Tetapi, dari pada menyingkirkan sahabat, mungkin lebih baik kita saling memaafkan. Saling mengampuni. Saya ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Avatar A'ang ketika dia menolak untuk membunuh raja api Ozai yang durjana itu dalam pertarungan pamungkas mereka, ketika raja jahat itu terkulai tak berdaya .... "saya ingin menghancurkanmu tetapi tidak akan saya lakukan karena lebih baik dari menghancurkan adalah mengampuni". Nah, sahabat sekalian, sudahkah anda memaafkan saya? Catatlah: memaafkan itu enak rasanya.


Tabe Tuan Tabe Puan