Rabu, 22 April 2009

surat terbuka untuk bapa robert di negeri di atas awan

bapa robert terkasih,

Ini beta, anak bapa yang nomor dua. Suda satu taon bapa berangkat pi kasi tenggal kitong semua ni. Bapa ada bae ko? Masih rajin sombayang pagi ko? (kata yang bapa sebut untuk sembahyang - seperti juga kombali untuk kembali) Masih pijit orang sakit usus ko? ato jangan-jangan bapa malah masih tasibu urus gereja, pendidikan dan partai di surga? eh, omong-omong di surga ada yang masih sakit usus ko? ada kantor GMIT, kantor pendidikan, atau kantor partai yang ikot pemilu ko? di surga ada pemilu ko?

Karmana deng mama? ada baek juga ko? waktu mama "berangkat ikot bapa" tu beta pung hati hancur lebur karena beta yang pigi antar mama dari kupang ke jakarta. Beta masih rasa bersalah kenapa ko beta pigi antar mama sehingga bekin "jauh" dari bapa. Tapi sudah eee bapa, Tuhan su mau laen. Begitu ko bapa? e, mama masih juga kemayu dan usil ko? jangan-jangan BAITU BOSZ juga kena diusili mama....

Karmana juga dengan bai riwu, nene pau, oma suji, dan adik-adik lomi dan oli. Semua ada bae-bae ko? bai riwu masih tasibuk dengan knep tang ko? masih takut dengan "kapatein anwar ko"?. eh, karmana dengan bapa besar ako? masih botak dengan rambut 1 urat melintang di kepala ko? ha ha ha..... bapa juga ada ketemu opa eto ko? bapa juga ada ketemu Prof. Sultoni ko? karmana dengan kerabat, sobat dan kenalan yang laen macam ke om lai, maiki ma kana, pak dillak, pak wadu, pak lodi ratu, pak lodi radja, pak pendeta fobia, ibu guru marto sudarmo, pak ismandar dan laen-laen. Eh. omong-omong bapa ada ketemu bung karno ko? ada ketemu soeharto ko? ada ketemu ronald reagen, dan eeehhhhh.....ada dapat liat judas iskariot si judes itu ko? orang-orang itu su jadi apa eeeeee????? masih jadi presiden ato hanya jadi hansip saja di surga. judas masih suka tipu-tipu uang belanja ko?

Bapa robert sayang, kitong baru kelar pemilu. Partai Demokrat menang. Golkar dan PDIP keok. Begitu juga partai-partai laen yang amat banyak itu. Eh, om simon pung partai ternyata tergolong partai "nol koma"...ha ha ha ha, bapa tau beta pung maksud kan???.....bapa dolo paling ketawa dengan bapa pung adik satu tu yang hobi pindah partai mirip kutu loncat. Tapi sialnya, semua partai yang dia ikot selalu jadi partai "nol koma". Ontong sa mister rame, keponakan baoa yang anaknya bapa besar ako, keburu kena pecat dari dia pung partai sehingga dia gagal jadi caleg. Jika sonde, waaahhhh...dia akan tergolong anggota partai "nol koma" juga ha ha ha ha....tapi bapa tau ko sonde pemenang sebenarnya dari pemilu, yaitu golput (golongan pung tarbae - yang dalam bahasa kupang artinya adalah tidak baik). Kenapa sampai bisa golput menang? data yang ada kasi tunju bahwa pemilu ini kali diselenggarakan secara amburadul. Anehnya, KPU bilang semua baik-baik saja padahal DPT menggelembung dan mengempis sonde keruan. Di beta pung TPS, dari 226 orang yang dipanggil, cuma 122 yang masok kamar pencontrengan. Lebih aneh lagi, presiden kesayangan bapa robert, yaitu mister SBY, maen pukul dada terus dan bilang bahwa pemilu kali ini so far so good. Dia bilang kesalahan ada di KPU, padahal DPT itu dibikin atas dasar pencatatatan depdagri. Depkeu juga bikin telat sekitar 2 bulan sehingga KPU pusing 7 keliling. Lalu, begitu abis pileg, orang-orang malah lebih tertarik urus siapa bakawan dengan siapa untuk bikin koalisi dalam pemilihan presiden. Pelanggaran pemilu dianggap barang biasa yang bisa dilewatan begitu saja. Hak rakyat untuk mencontreng yang dirampas dibiarkan begitu saja padahal itulah esensi pemilu, yaitu pengambilan suara rakyat untuk mengatur negara. Polisi dan Bawaslu main cuci tangan terus atas laporan pelanggaran. Beta jadi bingung, peratura ada untuk apa? kebenaran itu sapa yang bisa tafsir. Atau memang begitu sudah adat politik di Indonesia, yaitu politik zonder pake malu. Mungkin bapa lebe tau sebab bapa adalah politisi praktis ulung yang kebetulan tidak rakus kursi (bapa pake kata korsi). Dulu bapa bisa ke dpr tahun 1971 karena parkindo dapat 1 kursi di ntt tapi bapa kasi ke orang lain. lalu, dari pdkb tahun 1999 bapa dapat 1 kursi lagi, bapa juga kasi ke orang laen. Politisi pejuang sejati ke bapa yang tidak rakus sudah langka. Mungkin tidak ada lagi sekarang ini. Tapi suda saja, toh di surga sonde ada pemilu jadi bapa sonde usah pikir-pikir lai? Eh, betul ko di surga sonde ada pemilu?

Selain pemilu, kemarin tanggal 21 april, kitong juga memperingati hari Kartini. beta mau tanya ni bapa: di surga kedudukan laki-laki dan perempun sama ko sonde eee??? di sini, kartini su tulis bagus-bagus tentang emansipasi tetapi nyatanya maitua sendiri terpaksa jadi isteri kesekian dari dia punya laki. Di sini, bapa tau sendiri kan, sudah ada presiden perempuan yaitu madame megawati tetapi, pake alasan dia goblok dan seterusnya (ada fesbuk yang isinya maki-maki megawati - entah kalo orang-orang itu mama-nya dimaki-maki seperti itu mau ko tidak?) dia ditolak jadi presiden lagi. Padahal kitorang tau alasan sebenarnya, yaitu ya...begitulah...perempuan tidak boleh jadi pemimpin. Sama seperti sahabat megawati yang di pakistan, madame benazir bhutto, yang karena sulit dibendung dalam proses resmi akhirnya ditembak mati. Di sini juga, perempuan muda kepingin cepat-cepat jadi artis top. Trus kawin cerai dan bangga su kawin sekian kali, jadi isteri nomer sekian dari lali-laki yang sudah beristeri dan tiap hari keluar infotainment. Bapa dapat bocoran ko tidak ya, pandang BAITUA BOSZ tentang kedudukan laki-laki dan perempuan. Kan katanya manusia diciptakan segambar dengan BAITUA. Kan katanya wanita dibikin dari tulang rebis (bahasa kupang untuk sebut tulang rusuk) supaya setara dengan laki-laki. Kok tubuh perempuan, menurut undang-undang pornografi, diasumsikan sebagai sumber dosa. Nah, laki-laki bagatal (bandot mupeng) dong tu, macam ke "hansip dangdut" yang hobi kawin diam-diam dengan artis muda, dosa ko tidak eee???? Trus ada yang beta lebih ingin tahu lagi dari bapa, sapa tau dapat bocoran dari BAITUA BOSZ, apakah perempuan seperti mama yang rela mengorbankan karir pribadinya sebagai guru, lalu konsentrasi di rumah urus suami dan anak-anak itu lebih rendah martabatnya dibanding ibu-ibu yang bergelar presiden, profesor, doktor, master, doktoranda dan lain-lain yang disebut wanita karir? Macam beta sekarang ni, ada sakit-sakit banya tapi mau minta isteri bantu urus obat, sonde bisa karena dolly yang insinyur dan magister itu, ada teputar urus negara pigi surabaya dan nanti pigi bandung. Lebih hebat mana eeee..... macam ke mama atau ke dolly? .... bapa tolong jawab dolo sebab beta bingung. Eh, coba bapa tanya mama, apa pendapat ibu Sabartina si ratu usil itu?

Ini hari, tanggal 22 april, juga bertepatan dengan peringatan hari bumi sedunia. Dulu orang bikin ini hari bumi (earth day) untuk mengingatkan orang dunya bahwa bumi harus dijaga jangan cuma dieksploitasi. Tapi itu sudah, pembangunan ekonomi di barat dengan orientasi pertumbuhan ternyata memakan habis hutan dan sumberdaya lain. Lalu, doktor-doktor ekonomi yang belajar ilmu ekonomi di barat lalu tiru ilmu itu lantas praktekan di negara berkembang termasuk di Indonesia. Ahli pertanian di barat bikin revolusi hijau dan habis-habisan bikin pupuk kimiawi, pestisida dan herbisida buatan. Akibatnya sisa-sisanya berubah jadi racun untuk bumi. Eh. cilaka 12 juga karena doktor pertanian di Indonesia tiru-tiru itu lalu kasi contoh ke petani lantas bikin racun bagi bumi. Akibatnya sama saja, baik di barat maupun di timur: sumberdaya alam rusak dan terancam punah. Karmana bapa, diliat dari surga, planet bumi punya potongan keliatan masih baek ato sudah rusak? separo ahli bilang bumi sudah mau hancur karena perubahan iklim, pemanasan global, lubang azon dan penggurunan. Ada yang bilang hutan-hutan sudah habis ditebang dan dibakar. Di Indonesia, luas hutan yang dahulunya 145 juta ha katanya sekarang tinggal 70-80 juta ha saja. Musim banjir semua tempat terendam air. Pas musim kering semua orang berteriak...aduh haus. air sudah langka. Data gambar satelit kasi tunjuk bahwa lahan kritis di NTT sudah mencapai 91.5% dari total luas lahan. Rusak semua. Gawat. Orang-orang makin hobi tebang pohon-pohon asli dan tanam pohon baru yang malah tidak mau tumbuh sambil bikin habis uang ratusan milyaran. Beta jadi ingat, dulu waktu bapa masih kakanwil PK tanam pohon-pohon asli NTT di halaman kantor tapi kakanwil baru tebang habis dan ganti dengan pohon-pohon yang didatangkan dari luar yang boros air. Akibatnya, debit air tanah bukan tambah malah berkurang. Lebih aneh lagi, NTT muncul di iklan air di televisi dan katanya.... sekarang sumber air su dekat... dekat apanya? dekat di kantong pengusaha air itu barangkali ko? Trus, dari surga bapa liat karmana dengan pulau sabu? data di beta pung tangan kasi tunjuk bahwa hampir 100% lahan di sabu tergolong lahan kritis tapi semua di sabu sekarang lebih perduli urus sabu sudah akan jadi kabupaten. Semua tasibuk cari calon bupati. Rame sekali. Eh, bapa...bapaaaaa.... ada dengar BAITUA BOSZ bilang apa tentang masa depan kabupaten sabu eeeeee? orang sabu bakal lebih sejahtera atau makin sengsara. Sapa tau bapa ada dapat bocoran dari BAITUA BOSZ.

Bapa sayang, sudah 3 hari ni, NTT dan juga di seluruh indonesia ada melaksanakan UAN (ujian akhir nasional). banyak ahli pendidikan kurang setuju tetapi seingat beta, bapa suka dengan model kerja keras macam begini? dan gara-gara itu, dulu, bapa dibenci banyak orang tagal sonde lulus ujian dan ada sekolah di NTT yang tingkat kelulusan 0%. tapi beta ingat dan sekaligus bangga bahwa dengan cara itu peringkat pendidikan ntt di tingat nasional melompat sampai peringat 7 untuk IPA dan peringkat 11 untuk IPS pada tahun 1991-1993. Peringkat tertinggi yang pernah dicapai oleh NTT. Setelah bapa pensiun, peringkat pendidikan di NTT kembali merosot. Taon lalu, peringkat pendidikan NTT berdasarkan angka kelulusan hasil UAN berada di paling bawah di Indonesia (bapa bilang peringkat kakorek). Pemda NTT sendiri, yang sekarang dipimpin oleh paket yang bapa dukung, yaitu FREN, ternyata tidak memliki visi yang matang tentang how to manage pendidikan di NTT. Kermana mau punya visi yang baik, atur mutasi pejabat di pemda saja berantakan. Ada orang yang kemampuan tak jelas tapi karena rajin jadi "tukang masak" di rumah bos besar malah dipilih jadi pejabat. Padahal aturan pengangkatan pejabat dilanggar habis-habisan tanpa malu-malu. Begitu juga di universitas kebanggan bapa, yaitu UKAW. Rektorat dan yayasan terus berselisih tentang siapa yang harus pegang kendali padahal undang-undang yayasan sudah bicara jelas. Atoran di PP 60/1999 juga jelas, Tapi begitu ditafsir, ada banyak kepentingan yang berlri-lari di situ. Kasus kemarin juga masih belum diselsaikan secara tuntas, yaitu rektor yang merangkap jabatan jadi ketua partai. Sesuatu yang sudah bapa tegur keras waktu masih ada. Sudah diurus tetapi "luka hati" terlanjur terjadi. Ada pengurus yayasan yang sudah berpikir untuk meletakan jabatan. Orang-orang rindu, kehebatan bapa dalam mengambi keputusan sehinga persoalan tidak berlarut-larut. Tokoh seperti bapa belum lagi ada sekarang ini di UKAW. Tapi sudahlah, bapa tidak usah pikir terlalu banyak lagi karena toh di surga orang tidak perlu sekolah lagi. Eh, apa betul di surga orang sudah tidak perlu belajar lagi ko?

Ahirnya, bapa sayang eeee, beta mau mengeluh tentang beta pung pribadi ni. Sudah 3 minggu ini beta sakit banyak. Kata dokter A, sakit malaria. Dia kasi obat. Malaria sembuh ..... eeeehhh timbul alergi di tenggorok (kalo bapa bilang bukan tenggorok tetapi gargantang). Tenggorok dan amandel membesar lalu tutup jalan pernapasan. Lantas, beta pi dokter B, dia saran beta masok rumah sakit tapi beta sonde mau. Takut infus. Lalu, dia kasi obat tenggorok eh...aduuuhh....tenggorok sembuh tapi ada obat yang bikin beta pung tensi naek sampe 220/120. Beta amper mati di jalan waktu bawa mobil sendiri. Dunia teputar ko mata gelap. Ontong beta masih sempat marayap pelan-pelan dan ketemu balai pengobatan 24 jam. Lalu, dia situ beta dapat obat turun tensi. Tapi sudah 2 minggu terakir ini, beta cepat sekali menjadi lemah, badan suka keringat dingin dan gemetar. Entah sakit apa lagi. Beta ingat kalo bapa masih ada ...addduuuuuuhhhhhh.....enak sekali....tinggal sorong kaki trus bapa pijit, minum obat jamu herbal, jaga makan dan ....tralllaaalaaaa ....trillliilllliiii....sembuh......lalu beta pigi dokter psikolog dan disimpulkan...beta mengalami depresi berat akut .... semua sistem pertahanan badan bisa rontok dan sakit apa saja bisa datang dan pergi keluar masiuk suka-suka macam ke orang pigi nonton bioskop....aduuuuhhhhh......kenapa beta depresi?????

Jawabnya ada 1. Cuma 1 itu saja, yaitu beta terpukul ketika bapa dan mama pergi berturut-turut dalam waktu cuma 8 bulan. penyesalan yang terus datang adalah, kenapa beta tidak paksa bapa ke dokter 1 minggu sebelum tanggal 22 april 2008, hari ketika bapa jatuh rebah dalam ruang rapat. Penyesalan yang terus menghantui beta sampai hari ini. Beta sering bangun malam berteriak gemetar dan keringat dingin. Kemudian, beta juga dihantui rasa bersalah teramat sangat karena beta-lah yang pada tanggal 1 desember 2008 pigi antar mama ke jakarta lalu mama meninggal di sana. Beta rasa bersalah karena beta anggap beta menjadi gara-gara. Beta juga makin terdepresi karena tiba-tiba harus urus rumah dengan bebagai pernak-perniknya padahal beta masih belum lepas dari depresi. Ternyata, beta tidak setaangguh yang beta kira dan bapa harapkan. Beta harus belajar lebih banyak lagi dengan penuh rendah hati.

Maka, bapa sayang eeee, di hari pas 1 taon bapa berangakat ni beta minta tolong bapa ko sampaikan ke BAITUA BOSZ bahwa beta minta AMPUN karena terus-menerus menolak fakta kuasa BAITUA BOSZ yang berdaulat ambil kembali bapa dan mama. Beta minta ampun betul-betul sudah. TOBAT. Lalu, bapa bantu beta sembayang ko BAITUA BOSZ kasian beta dan berkenan membasuh luka hati beta. Sekaligus BAIUTA BOSZ berkenan menjamah dan menyembuhkan semua sakit-penyakit yang beta alami sekarang ini. Biar beta segera sehat kembali. Tegak dan tegar untuk bekerja sekeras-kerasnya mewujudkan beberapa impian bapa yang belum sepenuhnya menjadi kenyataan, yaitu HIDUP RUKUN DALAM PERSEKUTUAN KELUARGA YANG DIBERKATI ALLAH.

Itu saja dolo bapa eee surat kali ini. Laen kali beta sambung kembali.
Salam manis untuk mama dan semua. Terutama sujud hormat kepada BAITUA BOSZ.

Shalom.

sebagai kenangan tentang bapa, beta mau posting lagu "ayah" yang diciptakan oleh rinto harahap tapi yang menyanyi adalah broery marantika (bapa ada ketemu dia ko sonde eeee???). Bapa dengar baek-baek eeeee te beta ada dengar sambil menangis ingat bapa.

Kamis, 16 April 2009

habis terang terbitlah gelap

Dear Sahabat Blogger,

Judul di atas memang melanggar kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Mana ada gelap yang terbit? Tak ada tapi begitulah, wong tangan-tangan saya sendiri kan? Lalu, karena saya berpikir bebas maka ya sudah, jadilah judul ngawur itu. Agak aneh memang tetapi isinya biasa-biasa saja. Gerangan apa? Berita mengejutkan bagi saya pribadi datang kemarin bahwa ada seorang kenalan, yang merupakan caleg dari salah satu partai besar, mengalami kecelakaan lalu lintas......wwwwoooooaaahhhhh....ada apa? what's going on???? ...dan ini penjelasan dari si pembawa berita....

Si mister X, kita sebut saja begitu, yang caleg di Kabupaten Kupang tiba-tiba menjadi murung selepas proses penghitungan suara. Bukan hanya murung tetapi juga tidak lagi punya keinginan untuk makan ... eh gilaaaaa beneeeerrrr, demikian saya membatin). What's wrong????? Ya karena suara yang diperolehnya jauh di bawah harapan. Lalu. kemarin lusa sore, tiba-tiba si mister X menyambar motornya, lalu tancap gas tidak keruan dengan suara mesin yang memekakan telinga lalu........brrrrrraaaaannngggg....bbbrrrukkkk......brraaaaaaggghhhh....klepek klepek klepek......mister X menabrakan motornya ke sebuah pohon asam tua........pingsan tak keruan....mati????? belum...eh sori....tidak....mister X sempat dibawa ke RSUD WZ Yohanes di Kupang dan di rawat.....sampai tulisan ini diposting, yang berangkutan masih belum sadarkan diri.
Waaaaaahhh, mengapa harus begitu sobat? Sepanjang yang saya kenal, mister X si kenalan saya itu adalah orang yang cerah ceria. Hidupnya selalu optimis.....So, why why waaaaaaaiiiii????? sekadar gagal dalam pemilu kan barang biasa???? ada kalah ada menangnya. Siap menang seharusnya juga siap kalah. Sayangnya, si mister X ternyata hanya siap menang tetapi tak sanggup kalah. Betapa tidak, kata si pembawa berita, untuk urusan "percalegan-nya" mister X terpaksa menunda urusan pernikahannya. Tabungannya habis terkuras untuk ongkos kampanye. Mulai dari urusan kartu nama, selebaran, spanduk hingga urusan "uang rokok" dan "uang sirih pinang". Habis uang di tabungan tak masalah. Ada kawan, kenalan, sobat, sabit, tengkulak, calo, rentenir, hantu blau dan seterusnya yang bisa meminjamkan duit. Dan memang itu dilakukan oleh mister X. Pinjam, pinjam dan pinjam. Tak cukup hanya itu, selama masa kampanye, mister X dikenal juga sebagai "mister pesta". Tak ada pesta yang tak didatangi si mister pesta. Apakah itu pesta perkawinan maupun pesta ulang tahun si kucing meong. Diundang maupun tidak diundang. Untuk apa? Ya, sosialisasi dirilah. Mister X juga dikenal senagai "mister murah hati"".... tebar duit di sana tebar rupiah di sini. Tebar uang di sono, hambur wang di mari. Pokoknya, pinjam, pinjam, pinjam lalu hambur, hambur, hambur. Lalu bagaimana cara mengembalikan uang pinjaman dan rencana perkawinan. Ah, gampang: nanti jikalau sudah dilantik, uang akan datang dengan sendirinya....biasalah....kelakuan anggota legislatif yang segera menjadi kaya raya begitu menjadi "pejabat negara". Everything is beres, beres, beres dan...ternyata tidak beres.

Seperti yang sudah saya kasi tau di awal tadi, datang berita ...Mister X mencoba membunuh diri setelah impiannya menjadi "pejabat negara" pupus. Entah bagaimana cara mengembalikan uang pinjaman. Entah bagaimana nasib nona Y yang terlanjur tertunda dinikahi. Selama beberapa bulan hidup mister X ramai, amat ramai. Bising, Teramat bising dengan ini-itu-nya kampanye serta ini-itu-nya impian impian yang hadir di tiap pesta. Tapi tengoklah di akhir ceritera. Dia kini sendiri dalam sunyi....bertarung dengan maut.....sepi....tak ada kawan.......mengenaskan. Lalu, saya teringat posting sahabat saya, si mister polos, tuak 1 (tuaksatu.blogspot.com) tentang ada caleg yang gila dan lainnya setengah gila. Saya membayangkan....di luar Kupang mungkin ada yang mengalami nasib mengenaskan pascapemilu. Apakah 1 orang atau dua?. Atau jangan-jangan ribuan....wwaaaalllaaaaaahhhhh...

Dan saya teringat bahan di matakuliah filsafat manusia yang pernah saya tekuni dahulu di bangku kuliah. Manusia, kata Schoonenberg, adalah makhluk paradoks. Di satu pihak, dia tahu bahwa dia adalah makhuk terbatas, baik karena alasan fisik, biologi, sosial, teologis dan kesadaran, akan tetapi di lain pihak manusia adalah juga pemikir bebas. Dia merasa boleh menjadi apa saja. Bila perlu semua faktor determinismenya ditubruk habis-habisan. Lantas, dia merasa inilah aku, si manusia, yang ditakdirkan untuk mengalahkan semua faktor pembatas. Bagaiman bisa? Ya tentu saja bisa karena manusia memiliki paling kurang 5 ciri makhluk hidup, yaitu daya asimilasi, memperbaiki/memulihkan, mereproduksi, bereaksi dan memiliki tujuan-tujuan. Lalu, melebih makhuk hidup lainnya, manusia memiliki sekaligus 3 hal, yang jauh di atas monyet misalnya, yaitu nalar kognisi dan daya afeksi yang dapat digunakan sebesar-besarnya bagi pengembangan daya psikomotorik. Dengan cara itu, manusia bisa terbang ke bulan, manusia bisa membuat bom atom, manusia bisa membuat kloning bagi dirinya sendiri dan eittttsss...... jangan lupa, manusia bisa memiliki blog (xi xi xi xi xi).

Singkat kata, dengan semua daya yang ada pada dirinya, manusia merasa, - dan seringkali berhasil - bahwa faktor pembatas ada untuk dipatahkan. Caranya? cukup dengan kata "mau". Pepatah barat mengatakan bahwa "if there is a will there is a way". Lantaran itu, Ibu Kita Kartini pernah menulis begini kepada sahabatnya:

Kamu tahu motto hidupku? "Aku Mau". Dan dua kata sederhana ini telah membawaku melewati gemunung kesulitan. "Aku tidak mampu menyerah". "Aku mau" mendaki gunung itu. Aku tipe orang yang penuh harapan, penuh semangat (R.A Kartini dalam suratnya kepada Stella Zeehandelaar, Jepara, 13 Januari 1900"

Raden Ajeng Kartini benar. Amat benar dengan kata-katanya itu. Itulah gunanya harapan. Itulah gunanya semangat. Itulah gunanya kemauan. Semua itu memberikan gambaran yang tepat tentang ciri manusia sebagai makhluk hidup. Tetapi apakah hal itu mutlak benar? Fakta sejarah di belakang hari menunjukkan bahwa R.A Kartini yang memiliki pemikiran yang dahsyat dan melampaui jamannya itu ternyata harus tertunduk lesu di depan fakta hidup. Oleh bapaknya, dia dipaksa kawin dengan lelaki yang sudah beristeri. Jadilah R.A. Kartini sebagai isteri ke-4. Impiannya bersekolah di Negeri Belanda tak pernah tercapai dan dia mati muda. Mengapa demikian? Ya, cuma satu: kebebasan manusia hanya akan diperoleh jika dan hanya jika dia tertundukkan oleh kuasa di luar dirinya, yaitu Sang Khalik (Leahy). Jika benar demikian maka konsekuensinya cuma 1: hanya Sang Kahlik yang mutlak. Manusia dan kehendak bebasnya nisbi adanya. Akibatnya, sekuat apapun kehandak bebas manusia dia harus tunduk pada "aturan", yaitu manusia itu terbatas. Tak harus semua yang diimpikannya menjadi kenyataan. Lah, bagaimana cara manusia berkemauan atau berkehendak bebas dalam keterbatasannya. Cara cuma 1: penguasaan diri (self-control). Tahu batas. Tahu diri. Kalau katak maka jadilah katak yang terbaik tak perlu memaksakan diri menjadi sapi tambun. Kalau rumput maka jadilah rumput terhebat di taman sembari tersenyum tulus melihat si pohon menjadi si rindang yang menyejukkan.

Jadi, tak ada pilihan lain selain ini harapan saya: siapa saja boleh bermimpi menjadi apa saja. Supaya mimpimu itu menjadi kenyataan maka mulailah menyingsingkan lengan baju mu. Bekerjalah sekuat-kuatnya. Tetaplah bersemangat. Tetaplah memelihara harapan. Jangan padamkan api harapan itu dalam dirimu. Tetapi, jangan lupa, kuasailah dirimu. Kuasailah kehendakmu. Jangan biarkan kehendakmu menguasai dirimu. Jika tidak, begitu bersiaplah untuk sendiri dan sunyi di dalam kesia-siaan. Janganlah sehabis pesta besar meriah terang benderang lalu berakhir dengan sendiri, sunyi dan dalam gelap pekat. Jangan sehabis terang datanglah gelap (simpati dan doa saya untuk semua sahabat yang sedang menderita akibat berpikir bebas yang tak terkendali).

Saya cuplikan aksi dari Group Band Rock "Boomerang" yang menyanyikan dua buah tembang lawas ciptaan Leo Kristi (Kereta Laju) dan Charles Hutagalung (Hidup yang Sunyi), Setelah deru gemuruh kereta laju lalu hidup terpuruk dalam sunyi. Tapi, perhatikanlah, jika anda terlanjur terpuruk dalam gelap, tetaplah pertahankan nyala api harapan. Perhatikan syair dalam lagu "hidup yang sunyi"....hidupku hanya untuk-Mu...... Semoga anda paham apa yang saya maksudkan.


Tabe Tuan Tabe Puan

Sabtu, 11 April 2009

doea skandal satoe nama: khianat (part 2)

Dear Sahabat Blogger,

Beberapa sahabat menulis di kolom komentar pada posting terdahulu, 2 skandal 1 nama: khianat bahwa: "tak sabar menunggu part 2". Ok, baiklah ...eeeeng...iiiinnggggg.....eeeennnggggggg......sabar dahulu. Saya ingin membuat pengantarnya terlebih dahulu

Beberapa waktu yang lalu, menjelang pemilu legislatif, dunia politik Indonesia menghangat dengan terbitnya buku kisah perjuangan Jenderal Sintong Panjaitan....war wer wir wuurrrrrr......ramai dibicarakan orang ..dan lalu...kesan yan amat mengemuka adalah...siapa itu Sintong? Pahlawan atau bukan? Siapa itu Prabowo? prajurit yang berniat makar atau pahlawan?....Lalu, semua tenang kembali....people are back to the bussines as usual....kembali ke laptop.....jangankan Sintong VS Prabowo, sebelumnya Prabowo VS Wiranto sudah tidak diperdulikan orang lagi. Sebelumnya lagi wacana apakah Bung Karno pahlawan ataukah pengkhianat sudah lama berada di wilayah abu-abu. Demikian juga, Soharto, apakah Pahlawan atau penjahat sudah lama terpendam bersama jasad orang besar Indonesia ini. Mengapa ini bisa terjadi? Ataukah, seperti kata seorang sahabat, semua itu hanyalah perbedaan sudut pandang semata. Oh baiklah. Bisa jadi begitu. Tapi, bisakah kejahatan dan kebaikan dipegang secara simultan dalam satu pribadi? Dapatkah afeksi positif dan negatif terjadi seketika dalam satu pikiran? Penjelasan Leahy dalam bukunya yang berjudul "Human Being" adalah....TIDAK.

Jadi setiap afeksi harus bisa dibedakan. Setiap orang, seberapapun abu-abunya, harus diperjelas afeksinya sekalipun "warna" afeksinya adalah abu-abu atawa afeksi oportunis. Tak boleh ada sejarah abu-abu. Dan itulah gunannya ilmu sejarah. Hanya dari tokoh-tokoh yang jelas "warna"nya kita bisa belajar. Apakah orang itu baik? apakah orang itu tidak baik? apakah orang itu kadang-kadang baik dan kadang-kadang tidak baik? Semua harus jelas. Ketidak jelasan adalah skandal. Apalagi upaya untuk mengaburkan sesuatu yang jelas agar tidak jelas. Itu super skandal namanya. Lha, apa itu skandal? Menurut kamus, skandal adalah kata benda yang berarti ...perbuatan yang memalukan....

Lalu, sahabat terkasih, tentang upaya mengubah status seorang pengkhianat menjadi pahlawan itulah ceritersa saya kali ini

Skandal 2: pengkhianat diubah menjadi pahlawan

Adalah seorang yang bernama Yudas, terjemahan Yunani dari kata Ibrani Yehuda yang berarti "pujian", yang menjadi sorotan kali ini. Siapa dia? Ahaaaa...anda mungkin benar jikalau menebak bahwa tokoh kita kali ini adalah salah seorang murid Yesus yang hidup kira-kira 2000 tahun yang lalu. Yudas yang mana? oh, untuk membedakannya dari Yudas murid Yesus yang lainnya maka Yudas yang ini adalah yang berasal dari Kota Kerioth. Sebuah kota di selatan Yehuda yang terkenal karena perkebunan anggurnya. Konon sampai hari ini kota Kerioth masih dinamai demikian. Demikian juga hasil bumi utamanya itu. Maka, Yudas van Kerioth itu amat terkenal dengan nama Yudas Iskariot. Mudah-mudahan anda pernah mendengar nama ini. Konon, dalam kosa kata Bahasa Indonesia, nama ini amat terkenal karena digunakan untuk menyebut perilaku orang yang tidak tulus.....huuuuuhhhh...dasar "judes" lu......"judes" banget sih loooo....he he he he he....

Yudas dan Judes dua kata yang begitu diucapkan dan didengar maka asosiasinya adalah sikap culas, curang dan khianat. Mengapa demikian? Dalam literatur Kristiani, si Yudas dikenal karena "ciuman mautnya" pada saat dia menyerahkan Yesus kepada kaum Farisi di taman Getsemane. Dari sini, Yesus dibawa kepengadilan agama Yahudi dan diteruskan ke pengadilan Romawi. Akhirnya dijatuhi hukum mati. Di gantung di Kayu Salib di bukit tengkorak. Bukit Golgota. Kisah penyaliban Yesus, Kematian dan Kebangkitan Yesus merupakan kisah terbesar dalam tradisi dan kepercayaan Kristiani. Bahkan secara teologis, tanpa trilogi ini, tidak ada Gereja. Tidak ada Kristianitas, yaitu religi yang dianut oleh mayoritas penduduk planet bumi ini.

Dalam kisah Alkitab, Pahlawan tunggal trilogi Penyaliban, Kematian dan Kebangkitan Yesus adalah Allah itu sendiri yang terejawantahkan dalam pribadi Yesus Kristus. Di mana posisi Yudas dari Kerioth? Adalah ini: pengkhianat dan pengecut. Mengapa Yudas dikatakan pengkhianat? Demi ambisi pribadinya, entah apa itu, Yudas tega menawarkan jasa kepada tua-tua farisi untuk menghantar Yesus kepada mereka agar mudah diangkap. Sebagai imbal jasanya, Yudas dibayar uang sejumlah 30 keping perak. Yudas sampai hati "menjual"Guru dan sahabatnya sendiri. Sebagai manusia kita berpikir keras apa arti persahabatan bagi Yudas? Bersama Yesus dan 11 orang murid lainnya, Yudas selama kurang lebih 3 tahun berkelana kesana-kemari memberitakan kabar baik. Susah sengsara beberkelana memberitakan kabar baik. Senasib sepenanggungan. Bahkan oleh Yesus, Yudas bukan sekedar murid dan sahabat biasa. Yudas dipercayakan sebagai bendahara kelompok 12, yaitu murid-murid Yesus yang selalu ada bersama-sama DIA. Entah kurang apa baiknya Yesus pada Yudas. Saya tak melihat ada satupun kekurangan terkecuali pada si Yudas yang mengalami 1 jenis kekurangan, yaitu kurang ajar.

Ya, kekurangnnya yang satu itulah, menurut literatur Alkitabiah, yang menuntun Yudas melakukan pekerjaan "menggunting dalam lipatan". Yudas menjadi "musuh dalam selimut". bagi Yesus. Tak tahukah Yesus akan perilaku Yudas itu? Dalam banyak ayat kita bisa mengetahui bahwa Yesus sebenarnya amat mengenal watak khianat si Yudas sang Judes. Yudas adalah bendahara yang curang yang menyimpan untung bagi dirinya sendiri. Yudas adalah si pengiri hati sewaktu dia mencela sikap perempuan yang membasuh kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal itu. Ya, Yesus tahu betul, siapa Yudas. Dan puncaknya adalah ketika di Perjamuan Malam Paskah, yaitu malam menjelang Yesus ditangkap. Setelah membasuh kaki semua murid-murid-NYA, termasuk Yudas si Judes dan lalu membagi-bagikan roti tak beragi dan anggur...Yesus berbisik kepada Yudas......"apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah segera" (Yohanes 13:27).... Lantas, pergilah Yudas menghilang di kegelapan malam menuju imam-imam Yahudi untuk menjalanan rencana khianatnya. Dan semua umat Kristiani tahu persis kisah selanjutnya: tentang nasib Yesus yang harus mati di Salibkan di Golgota itu.

Sampai di titik ini, kelakuan Yudas adalah suatu kejahatan. Menjual Guru dan sahabatnya sendiri adalah suatu perbuatan tak senonoh. Skandal. Tafsir umum yang saya pahami sejak masih di bangku Sekolah Minggu, tindakan Yudas adalah keculasan dengan motif ekonomi. Menjual Yesus demi 30 keping perak. Akan tetapi ketika beranjak dewasa, saya sempat berpikir bahwa berapalah 30 keping perak itu. Apa mungkin Yudas tega menjual Yesus begitu murahnya taga 30 keping perak itu? Nonsens. Lalu, suatu saat saya membaca sebuah tafsir yang agak berbeda tentang motif Yudas. Menurut referensi ini, ditulis oleh almarhum Pdt. DR. Eka Darmaputera, Yudas adalah anggota kelompok nasionalis Yahudi Zealot yang amat anti penjajajahan Romawi. Garis perjuangan mereka adalah "garis keras". Kurang lebih, mirip prinsip Israel di Jalur Gaza di masa kini.

Orang-orang Zealot ini terbukti beberapa kali melakukan pemberontakan bersenjata. Namun asa mereka selalu gagal karena tentara Romawi sigap memberangus mereka. Lalu, peluang itu ada, yaitu hadirnya seseorang yang diramalkan di dalam Perjanian Lama akan bertindak sebagai Mesias bagi orang Israel. Pembebas dari penjajahan Romawi. Dalam tafsiran kaum Zealot, sang Mesias akan menadi pemimpin gerakan politik massa dan sekaligus penglima perang yang akan menumpas oran-orang Romawi. Nah, Yudas yang merupakan anggota kelompok Zealot mendapat kesempatan bergabung dengan sang Mesias itu, yaitu Yesus. Dari waktu ke waktu Yudas mengikuti Yesus dan amatlah gembira hatinya karena pengikut Yesus secara cepat menjadi berlipat-lipat ganda. Inilah modal perjuangan. Akan tetapi sesuai perjalan waktu, Yudas menjadi cemas karena Yesus bukannya berbicara tentang perjuangana politk dan bersenjata malah terus menerus asik berbicara tentang KASIH, KASIH dan KASIH. Lha, kapan perangnya? pikir Yudas. Maka, timbullah "otak politk" Yudas....ahaaaa....mumpung Yesus sedang dicari-cari salahnya oleh Imam-Imam Yahudi, apa salahnya Yudas melakukan politicking?.....well, Yesus diserahkan dan lalu....ketika dalam keadaan terdesak...Yesus akan memerintahkan massanya, bila perlu bala tentara dari Surga, untuk membasmi pasukan Romawi.....dan....Israelpun merdeka.

Apapun motif Yudas, kita tahu bahwa satu skandal sudah terjadi, yaitu Yudas tega menjual Guru dan Sahabatnya. Sayangnya skandal itu tidak berhenti di situ. Jika mengikuti alur pikir bahwa Yudas menjual Yesus karena naluri ekonomi maka literatur Alkitabiah mengatakan bahwa menyesal-lah Yudas karena telah mengkhianati orang yang tidak bersalah. dengan amat murah Jika mengikuti alur pikir bahwa motif Yudas adalah motif politik maka ketika sama sekali tidak terjadi pemberontakan massa maka menyesal-lah Yudas karena sudah terlanjur mengkhianati Guru dan sahabatnya sendiri ehhh....tujuan politisnya tak tercapai. Yesus tidak memimpin suatu gerakan pemberontakan menyusul penangkapannya. Apa tindakan Yudas berikutnya? Yudas sebenarnya masih cukup peka rasa. Hancur hatinya dan menyesal setelah melihat Yesus teraniaya begitu rupa gara-gara pengkhianatanya. Sayang sekali penyesalannya itu tidak membawanya kepada pertobatan. Penyesalannya itu coba ditanggungnya sendiri. Dikiranya dengan cara itu dia akan selamat dan rasa malunya akan terobati. Nyatanya tidak. Ya, Yudas begitu pengecut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Yudas terlalu pengecut untuk mensukuri hidup yang dimilikinya. Dalam keputusasaannya Yudas memilih untuk bertindak bodoh dan sekaligus konyol: bunuh diri. Yudas melakukan skandal nomor kesekian.

Saya berpikir, bagaimana seandainya Yudas bertobat? Bukankah Simon Petrus juga bersalah karena menyangkal Yesus. Bukankah Simon juga menyesal? Tapi beruntunglah Simon Petrus atau Kefas itu karena dia tidak membuat skandal baru. Simon memilih untuk bertobat dan hingga sekarang, nama Simor Petrus dikenang sebagai salah satu tokoh Gereja yang bernama harum. Sedangkan Yudas? Tak lain tak bukan adalah Yudas si Judes. Cuma itu. Hanya itu. Di akhir drama trilogi Salib, Kubur dan Kebangkitan kita tahu ada 2 kematian yang amat terkenal. Pertama, Kematian Yesus yang penuh KASIH nan Agung. Pada saat Kebangkitan-NYA kita tahu bahwa Kemenangan merupakan hadiah bagi kerelaan KASIH semacam yang didemonstrasikan YESUS. Kedua, adalah kematian Yudas si pengkhianat dan sekaligus si pengecut yang konyol. Kematian yang tidak menyisakan apa-apa kecuali kehinaan.

Selesaikah kisah ini? Sayangnya belum. Akan saya sambung pada part 3. Tetapi sebelum mengakhiri part 2 ini, ijinkanlah saya untuk membuat beberapa butir relfleksi sebagai pesan PASKAH. Bukan untuk siapa-siapa tetapi untuk saya sendirii. Jika sahabat merasa ada kemanfaatannya maka silakan dibaca juga.

Apa pesan dari kisah Yudas si Judes?
  1. Tak ada KASIH dalam sikap berkhianat. Kasih adalah afeksi positif. Khianat adalah afeksi negatif. Tak mungkin terang dan gelap disatukan karena hanya akan mendatangkan temaram yang tak jelas. Persahabatan, kebaikan dan kasih sayang adalah afeksi positif. Sedikit saja semua itu dikotori dengan fitnah, dendam, amarah, khianat dan atau afeksi negatif lainnya maka musnah semua KASIH. Mau baik ya baik saja. Tidak ada kebaikan dalam pura-pura jahat karena jahat akan menguasai anda. Tidak ada kebaikan dalam pura-pura baik karena sejatinya adalah kejahatan. Sahabat Kristiani, trilogi Salib, Kubur dan Kebangkitan Yesus mengajarkan bahwa setia dalam perkara KASIH adalah harga mati, yaitu harga yang bila perlu ditebus dengan kematian. Bisakah?
  2. Mengaku percaya kepada Sang Khalik konsekunsinya ada 1, yaitu percaya dan ikuti semua apa yang DIA mau. Janganlah apa yang kita mau. Mengikuti Sang Khalik artinya tunduk kepada kehendak sang Khalik. Jalankan agenda sang Khalik bukan agenda kita sendiri. Pergi ker rumah Ibadah ya temui lah Sang Khalik di sana bukan untuk bertemu teman bisnis, pacar, mantan pacar ..... Ingin memuj Tuhan dengan bernyanyi dalam ibadah ya lakukanlah demi Sang Kahlik bukan supaya anda dipuji dan diajak rekaman. Pokoknya, janganlah di mulut mengatakan .....ya saya ikut Dikau tetapi.....agenda sebenarnya adalah....ya Tuhan ikutilah kemauan saya. Janganlah di mulut kita mengaku ...terpujilah nama-Mu tetapi diam-diam kita menambahkan di bait 2: terpujuilah namaku sendiri......Jangan pernah mengatakan .... Jadilah kehendak-MU tetapi yang kita kerjakan adalah...jadilah kehendakku sendiri. Anda tidak mau berakhir seperti Yudas si Judes kan?
  3. Sebagai manusia, saya dan juga anda sekalian adalah makhluk-makhluk fana yang banyak salahnya. Atas kesalahan hendaknya kita tidak cukup hanya menyesal. Penyesalan harusnya diikuti dengan pertobatan. Jangan berpikir anda mampu menanggulangi sendiri kesalahan anda. Jangan mudah putus asa. Pengalaman Yudas si Judes membuktikan itu. Selalu tersedia orang yang akan mendengar keluhan anda. Selalu ada jalan pengampunan. Dan andai kata semua orang meninggalkan anda, ada satu bahu yang mampu menanggung pertobatan anda, dan juga saya, yaitu Bahu Sang Khalik. Maukah?

Oh, ya ketika menyiapkan tulisan ini saya mencari tahu apa arti kata Yudas. Ternyata, seperti yang sudah saya katakan tadi, artinya adalah "pujian". Teringat saya bahwa ketika ujian promosi doktor saya dahulu, status yudicium saya adalah "cum laude" artinya dengan pujian. Jika dibaca dalam bahasa Yunani maka yudicium saya akan dibacakan dan berbunyi seperti ini....saudara Doktor Ludji Michael.....anda dinyatakan lulus dengan predikat.....Yudas......ha ha ha ha ha....tak mau saya.....ha ha ha ha ha ha...


Selamat PASKAH. Gloria Inexelcis Deo. Tuhan Memberkati,

In The Garden by Glen Campbell

bagi sahabat yang ingin mengerti betapa kacaunya jika mengikuti Jesus dengan hati yang khianat, coba dengarlah lagu dari Bellamy Brothers berikut ini:


Tabe Tuan Tabe Puan

Jumat, 10 April 2009

satoe boeah doa di joemaat agoeng


Bapa
saya berterima kasih
karena YESUS mati di atas kayu Salib
supaya saya bisa diampuni dan diterima oleh-MU

hari ini saya menerima DIA sebagai penanggung dosa saya
saya menerima: DIA mati menggantikan saya

saya berdoa bukan hanya agar dosa-dosa saya diampuni
tetapi juga agar ENGKAU boleh membersihkan hati saya
dan juga memberikan kepada hati saya suatu keinginan
untuk memberi tempat bagi-MU
dan Kekudusan-MU

Dalam kehinaan dosa,
sebaik yang saya tahu:
saya menyerahkan diri sepenuhnya kepada-MU
saya mempercayakan hidup saya seluruhnya kepada-MU

sekarang dan selama-lamanya

Amin

Saya persembahkan 2 buah lagu untuk semua sahabat KRISTIANI:

"the Old Rugged Cross" by Anne Murray

Precious Lord, Take my Hand by Elvis Presley

Senin, 06 April 2009

doea skandal satoe nama: khianat (part 1)

Dear sahabat blogger,

Kampanye terbuka jelang pemilu legislatif di Indonesia berakhir sudah. Apa yang tersisa adalah sampah kertas, sampah plastik, uang sisa hasil bayaran ikut kampanye, kenangan tentang goyang erotis para penari dangdut, ingatan tentang kemacetan akibat pawai konvoi zonder pake taat pada aturan lalu lintas, optimisme, skeptisisme, mimpi indah, sinis, dan lain-lain dan seterusnya. Kampanye pemilu di Indonesia belum banyak berubah. Modelnya sama dari waktu ke waktu. Itu-itu melulu. Apakah itu merupakan pelajaran berdemokrasi yang baik? Entahlah. Saya cuma ingin bertanya: Apa yang kau mau wahai para pengelola partai?. Apa yang kau mau para politisi dan para caleg?. Apa yang kau cari kawan???????

Tapi sudahlah. Lupakan sejenak "bisingnya" pesta kampanye yang sudah lewat itu. Saya ingin menelisik sesuatu bagi. Mula-mula bagi saya sendiri. Lantas, semoga ada manfaatnya bagi saudara semua: bagi persahabatan. Bagi kebaikan. Bagi kasih sayang. Begini.

Adalah sebuah buku yang berjudul "Bung Karno. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" yang berjudul asli "Sukarno, Autobiography as told to Cindy Adams, Indianapolis,: Bobbs-Merril". Dalam judul aslinya itu, buku Buku otobiografi Bung Karno ini, dirilis pada tahun 1965. Lalu, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diedarkan pada tahun 1966. Tahun ketika Bung Karno berada di ambang kejatuhan total. Entah sejak kapan buku ini ada di rak buku Ayahanda saya almarhum, SGT, tetapi saya membacanya sampai tamat pada saat saya masih duduk di bangku SMA. Apa kesan saya ketika itu? ..... Ah, Bung Karno hanyalah seorang yang kurang baik dan bermulut besar...... Mengapa saya bersikap begitu? Tentu saja, karena sebelumnya, di bangku SD, saya sudah membaca buku yang berjudul "Soeharto. Dari Prajurit sampai Presiden" tulisan O. G. Roeder (aslinya berjudul: "Soeharto. The Smiling General"). Isi buku ini "berhasil memprovokasi" saya yang masih "polos" itu. Bagi saya Soeharto adalah pemenang dan Bung Karno adalah Pecundang. Barulah ketika saya berada di Jogja pada tahun 1981-an dan sempat membaca sebuah buku stensilan tentang Bung Karno di rumah kost abang saya "Budhi Suto" pandangan saya tentang kedua tokoh besar Indonesia ini perlahan-lahan berubah. Dan akhirnya, Soharto tidak lagi menjadi idola dalam memori saya. Di tempat itu sekarang terisi nama Bung Karno.

Yang mau saya sampaikan dalam paragraf di atas adalah betapa sebuah tulisan dapat mempengaruhi pikiran pembaca. Dan betapa pikiran yang telah dibentuk tadi bisa menghasilkan persepsi yang salah tentang "who is the winner, who is the loosser". Manusia berbeda dari binatang karena dia berpikir-pikir (Leahy) tetapi pikiran ternyata bisa dimanipulasi. Pikiran manusia yang terbuka ternyata bisa diisi sebuah pesan dan tanpa sikap obyektif serta jernih, pesan itu bisa menyesatkan. Bagi saya, upaya memanipulasi pikiran orang adalah skandal. Sebuah kejahatan. Dan tentang skandal seperti itulah saya ingin meletakkan doea boeah skandal ontoek saya pelajari.

Skandal 1: skandal halaman 341


Apa ini? Pada edisi bahasa Indonesia dari buku "Bung Karno. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia - tepatnya di halaman 341 - terdapat sebuah skandal. Awalnya adalah pada tahun 2006 bertempat di Gedung Pola, Jakarta di lakukan sebuah diskusi tentang Bung Karno. Lalu, Prof Syafi'i Maarif (SM), mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, berkata keras.....Bung Karno dalam otobiografinya amat melecehkan Bung Hatta karena menganggap Bung Hatta tidak punya peran dalam sejarah Indonesia....bbbblllllllaaammmmm....semua orang tersentak kaget....what's going on????....Lalu, SM mengutip kata-kata di halaman 341 itu yang bunyinya begini:

"Rakyat sudah berkumpul, Ucapkanlah Proklamasi" Badanku masih panas, akan tetapi aku masih dapat mengendalikan diriku. Dalam suasana di mana setiap orang mendesaku, anehnya aku masih dapat berpikir dengan tenang. "Hatta tidak ada" kataku. "Saya tidak mau mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada.".
Sampai di batas kutipan di atas semua hal masih berjalan normal akan tetapi pada kelanjutan pragraf di atas itulah, SM dan banyak orang, menjadi amat marah. Inilah kutipan yang membuat tersinggung itu:

Tidak ada yang berteriak "kami menghendaki Bung Hatta". Aku tidak memerlukannya. Sama seperti aku tidak memerlukan Sjahrir yang menolak untuk memperlihatkan diri di saat pembacaan Proklamasi. Sebenarnya aku dapat melakukannya seorang diri dan memang aku melakuannya sendirian. Di dalam dua hari yang memecahkan urat syaraf itu maka peranan Hatta dalam sejarah tidak ada."
Lalu paragraf di atas bersambung ke paragraf berikut:
"Peranannya yang tersediri selama masa perjuangan kami tidak ada. Hanya Sukarno-lah yang tetap mendorong ke depan. Aku memerlukan orang-orang yang dinamakan "pemimpin" ini karena satu pertimbangan. Aku memerlukannya karena aku orang Jawa dan dia orang Sumatera dan di hari-hari yang demikian itu aku memerlukan setiap orang denganku. Demi persatuan aku memerlukan seorang dari Sumatera. Dia adalah jalan yang paling baik untuk menjamin sokongan dari rakyat pulau yang nomor dua terbesar di Indonesia."
Oh, ternyata di situlah letak kemarahan SM dan banyak orang kepada Bung Karno. BK dianggap teramat sombong karena menganggap hanya dirinya sendiri yang penting. Hanya BK yang besar sementara yang lainnya kecil tak berarti. Bung Hatta dan Sjahrir tidak ada peran sejarahnya. Bung Hatta hanya diperlukan sekedar karena dia orang Sumatera. Rakyat Sumatera hanya dianggap pelengkap dari Bung Karno.

Betulkah demikian? Sejarawan dari LIPI, DR. Asvi Warman Adam yang juga urang awak, sama seperti Bung Hatta, mengajak Yayasan Bung Karno untuk meneliti kembali naskah asli buku itu yang tertulis di dalam bahasa Inggris dan .... ddddhuueeeeerrrrrrrr.......di dalam skrip aslinya ternyata 2 paragrafi itu tidak ditemukan. TIDAK ADA. Sekali lagi, dua paragraf yang "amat menghina Bung Hatta" ternyata TIDAK ADA. Jadi, DR. Aswi dkk. berkesimpulan bahwa Bung Karno sama sekali TIDAK MENGHINA BUNG HATTA. Sebaliknya dari menghina, BK sebenarnya amat memuji peran Bung Hatta. Perhatikan kutipan dari naskah asli yang sudah diterjemahkan berikut ini:

"Dalam detik-detik yang gawat dalam sejarah inilah Sukarno dan tanah-air-Indonesia mengunggu kedatangan Hatta."
Tidak ada penghinaan. Tidak ada penghujatan. Yang terlihat adalah pujian dan pengakuan yang yang tulus dari seorang sahabat. .... heiii....what's going on ????? .... Jelas terlihat bahwa ada dua buah paragraf tambahan yang menyelinap diam-diam di sana. Untuk tujuan apa dan oleh siapa? Silakan anda menganalisisnya sendiri tetapi lihatlah betapa merusaknya sisipan itu. Penyisipan itu telah membentuk persepsi orang yang keliru tentang Bung Karno. Penyisipan itu adalah penyesatan. Penyisipan itu mengadu domba anak bangsa. Dan anda bayangkan, ketika sisipan itu "masuk ke dalam kepala seorang anak SD seperti saya dan lalu membentuk persepsi saya maka apa hasilnya. Tidak lain dan tidak bukan adalah terbentuknya afeksi negatif. Afeksi negatif adalah kebencian. Kebencian adalah lawan dari efeksi positif, yaitu kebaikan dan kasih sayang. Pengalaman saya membuktikan hal itu: ... suatu ketika, saya amat membenci Bung Karno ..... Lalu, teringatlah saya pada apa yang pernah saya tonton di film "The Killing Fields", tepatnya pada adegan sekelompok anak kecil sedang diindoktrinasi oleh tentara Khmer Merah, dan .....astaganagaaaaa.....anak-anak itu lalu menembak mati sekumpulan orang tahanan tanpa ekspresi karena sebelumnya kepada anak-anak itu telah dikatakan bahwa para pesakitan adalah sekumpulan orang berbahaya yang tak berguna.

Siapa pelaku sisipan itu? Sampai hari ini tak pernah jelas siapa aktor jahat itu. Dugaan bisa saja dilakukan, yaitu siapa yang paling berkepentingan agar Bung Karno segera tamat dari panggung politik Indonesia. Jika nalar kita dibawa ke titik itu seharusnya amatlah mudah menemukan pelakunya. Tetapi sayangnya kebenaran seperti itu akan bertemu dengan kebenaran versi lainnya, yaitu kebenaran versi hukum. Mana buktinya? Pasal berapa ayat berapa junto pasal berapa? Lalu, yang menang adalah yang paling pandai berkelit. Yang benar adalah yang lidahnya paling bercabang. Itu adalah skandal, yaitu ketika kebenaran sejati dipatahkan oleh percabangan lidah.

(kampanye adalah urusan bicara. Ketika berbicara, lidah terbanting-banting. Berkali-kali. Semakin banyak orang yang berbicara semakin banyak lidah-lidah yang dibanting-banting. Mudah-mudahan lidah tidak semakin bercabang-cabang oleh karenanya. Sebab, itu sebuah skandal).

Skandal 2:
(ah, saya sudah capek. Sampai di sini dulu. Nanti disambung lagi di bagian dua....he he he.....)

Sambil menunggu part 2-nya, mending saya ajak sahabat sekalian menikmati musik cantik berikut ini.


Tabe Tuan Tabe Puan