Selasa, 05 Januari 2010

dolly, gus dur, ibunda tien, dan tahun baru: hati dan hari yang tak terselami

Dear Sahabat Blogger,

SELAMAT TAHUN BARU 2010. Semoga sahabat semua yang budiman dan budiwati sehat dan penuh berkat pada tahun yang baru ini. Itu dulu yang saya harus kasi ucap pada kesempatan pertama kali. Mengapa demikian? Oh ya, supaya saya tidak "didamprat" oleh sahabat blogger yang budiman. Apakah ada pengalaman untuk itu? Ya, ada dong dan hal itu akan saya ceriterakan sehubungan dengan nama pertama dalam judul posting ini. Begini,

Tanggal 28 Desember lalu, dolly, ya nama ini tak lain dan tak bukan adalah isteri saya yang kinyis-kinyis, tepat berulang tahun ke 45. Saya pikir ada banyak harapan dan pergumulan dalam hatinya. Salah satunya, mungkin saja, adalah adanya perhatian ekstra dari suami terkasihnya. Ya, saya sendirilah. Tetapi ya ampyuuuunnnn.... sang suami, saya sendiri, mengawali hari dengan biasa-biasa saja. Semua berjalan normal kecuali 1 kecupan di kening...selamat HUT ya isteriku....sudah dan hanya itu. Rupanya dolly kecewa. Dia berangkat ke kantor dan .... wuuuussszzzzz .... sejak siang sampai petang HP-nya dimatikan. Tak bisa dihubungi. Lalu saya tak tahu dia ada di mana. Setelah ke sana-kemari tak ketahuan juntrungan, tiba-tiba saya bisa mengontak dia dan...brrrrrrr...... berhamburan kata-kata keras dari dolly ... "lu terlalu sibuk"....."lu tidak punya waktu untuk beta".... "lu urus saja diri sendiri" ... waaaaaaa ... dolly marah. Dia bertiwikrama. Intinya, dia protes keras karena HUT berjalan nyaris tanpa perhatian dari suami. Kejam oh kejam. Tetapi apa benar begitu? Heeiittt, jangan terburu-buru melancarkan vonis buruk kepada saya wahai bung dan soez. Hari itu, sebenarnya, saya tidak abai begitu saja kepada dolly dan HUT-nya. Sepintas memang saya tampak biasa-biasa saja tetapi diam-diam saya sedang menyiapkan kejutan untuknya. Ada hadiah khusus yang saya siapkan untuk mengejutkan dia. Tetapi sayang, sebelum saya mengejutkan dolly, saya sudah terlebih dahulu dikejutkan olehnya....wuuueellleeeeehhhh....emosi saya terpancing dan kami ribut besar hari itu ... bla bla blaaa brrrr brrrr breketek wuuuhhgg heeeeghhh waaaawww wwwoowwww ... Tetapi apakah dengan begitu hari itu kami berdua kehilangan cinta? Oh, tidak juga. Kami berdua akhirnya bisa menutup hari itu dengan damai. Cinta kami tidak hilang. Lha, cinta kok ya bertengkar hebat??? Dalamnya laut dapat diduga tetapi isi hati wanita? Tak ada yang tahu. Sayapun tidak dan cuma bisa bilang I love u full, dolly. Itulah hati yang tak terselami.

Bicara soal hati yang tak terselami adalah Gus Dur, sang Guru Bangsa yang sudah pergi ke negeri abadi, merupakan satu teladan yang lain. Ketika dia pergi, semua kita tetap saja kaget kendati sudah mahfum bahwa Gus Dur lama sakit-sakitan. Dia adalah tokoh ulama Muslim yang humanis, nasionalis, demokrat dan sekaligus kontroversial. Saya kira kita semua sepakat tentang itu. Gus Dur adalah dedengkot NU. Gus Dur adalah pembela yang fanatik terhadap golongan minortas di negeri ini. Franky Sahilatua menyatakan dengan amat baik ketika menggambarkan sosok Gus Dur dalam hal itu..."Gus Dur adalah alamat. Gus Dur adalah addres bagi kami kaum minoritas. Dia mau mendengar. Dia mau dan berani membela". Gus Dur juga pernah mengejutkan banyak orang di tahun 1980-an ketika dia menganjurkan untuk saling menyapa "selamat pagi" ketimbang mengucapkan uluk salam yang Islami. "Kita orang Indonesia" katanya. Dengan mengatakan begitu jelas dia adalah seorang Nasionalis tetapi sekaligus kontroversial. Cilakanya Gus Dur tak perduli dengan cap kontroversialnya itu. Mbah Soeharto almarhum pernah amat tersinggung gara-gara ucapan Gus Dur bahwa si mbah adalah orang bodoh. Akibatnya, Gus Dur mengalami kesulitan yang luar biasa besar ketika balas dikerjain si mbah. Puncak sikap kontroversial Gus Dur adalah ketika dia menyediakan diri dan mau menjadi presiden RI padahal seharusnya "hak itu" ada pada Megawati. Pada "tikungan terakhir" Megawati, sohibnya sendiri, disalip dan jadilah Gus Dur sebagai Presiden RI ke-4. Humanis kok meelikng teman sendiri? Lalu, kapal Indonesia disetir bagai "the drunken master". Julukan yang diberikan oleh Rizal Ramli, menterinya Gus Dur ketika itu. Kapal RI oleng ke kiri dan ke kanan sementara Gus Dur enak saja keluyuran ke luar negeri sambil mengatakan..."gitu aja kok repot". Lalu kita sama tahu pada tanggal 23 Juli 2001, tanpa repot-repot Gus Dur dijatuhkan. Saya yang amat mengagumi Gus Dur sejak tahun 1980-an sering teramat bingung dengan pola tingkah lakunya. Ketika perilaku demokratisnya seolah tidak terbantahkan eh.....dengan enak Gus Dur mengatakan bahwa..."jikalau kyai anu sudah memerintah saya akan saya pasti aka melakukan. Lha, demokrat ko malah eksklusif? Di lain waktu situasi terbalik..."biar saya diperintah kyai polan tetapi demi masyarakat saya tak perduli". Lha, humanis kok mencla-mencle? Tetapi di hari ketika Gus Dur pergi, saya termasuk orang pertama yang menaikkan bendera 1/2 tiang bahkan ketika belum ada pengumuman resmi untuk itu. Ternyata saya mengasihi orang ini. Banyak gagasannya baru dapat saya mengerti belakangan. Ah, Gus Dur sayang, selamat jalan. Sampeyan memang memiliki hati yang tak terselami.

Tanggal 2 Januari 2010, persis sudah 1 tahun ibunda saya, Agustine Sabartinah, terkasih pergi menyusul kekasih hatinya, ayahanda SGT, ke negeri abadi. Ada sejuta kepedihan di hati saya tentang keprgiannya itu. Satu di antaranya harus saya akui hari ini, yaitu saya merasa "dibohongi ibunda". Dia berjanji hanya pergi 2-3 bulan saja selama bulan hujan. "Nanti jikalau musim kemarau saya akan pulang", demikian ibunda berjanji. "Kamu pulang dan bersihkan rumah supaya ketika saya pulang dia dalam keadaan bersih", demikian perintahnya. Tetapi apa yang terjadi? Ibunda tidak pulang ke Kupang, dia malah berangkat ke negeri abadi. Berbohongkah ibunda? Tak sayangkah dia kepada anak dan cucunya yang amat mencintainya? Saya kira tidak juga tetapi itulah hati yang tak terduga. Saya kira suda memahamnya luar dalam tetapi nyatanya tidak juga. Ibunda sayang, I love you full. Selamat damai bersama ayahanda dan Tuhan. Engkau memiliki hati yang tak terselami.

Tahun 2009 sudah kita tinggalkan. Semua yang terjadi sudah kita ketahui. Sudah tercatat dan menjadi sejarah. Tingal kita adalah mencari hikmahnya saja. Lalu, tahun 2010 sudah kita masuki. Apakah anda tahu apa yang akan terjadi di tahun 2010. Gelap Bung. Gelap Soez. Tak seorangpun tahu. Mama Loren dan Deddy Corbuzier-pun lebih banyak keliru ketimbang benarnya ketika mencoba meramal hari esok. Lalu apakah dengan demikian kita perlu untuk menghentikan perjalanan kita? Saya kira tidak perlu dan nyatanya tidak mungkin perjalanan kedepan terhenti. Hidup harus terus berlanjut bahkan ketika di depan kita adalah kepekatan kabut yang tak jelas. Hari di depan adalah hari yang samar-samar. Hari yang tak terselami.

Manusia adalah makhluk paradoks. Pertama, dia adalah makhluk yang hanya akan bertindak ketika dia tahu. Saya makan karena saya tahu bahwa saya akan lapar jika tidak makan. Karena hari besok adalah gelap maka manusia memerlukan cara untuk menduga-duga hari besok. Cara baheula adalah dengan meramal menggunakan jasa para dukun. Cara moderen adalah dengan membuat visi dan misi lalu membuat perencanaan. Yang kedua, manusia selalu mau tahu lebih jauh lagi. Seolah-olah manusia sudah tahu semua hal lalu dia bertindak dan bersikap sok tahu akan segala perkara. Manusia adalah makhluk yang sebenarnya berpengetahuan terbatas tetapi memiliki wawasan yang tak terbatas. Singkat kata, manusia adalah makhluk yang tidak tahu tetapi sok tahu. Benturan keduanya membuat banyak hal menjadi tidak terselami. Cilakanya, manusia sering terlalu jumawa dan sok tahu. Dolly pikir bahwa suaminya sudah tidak punya perhatian. Nyatanya tidak begitu. Saya pikir dolly pasti suka dengan kejutan saya. Nyatanya dolly malah merasa kehilangan perhatian. Gus Dur berpikir semua orang harus memahami dia. Orang Indonesia pikir, mereka tahu semuanya tentang Gus Dur. Apa yang anda dan pikir tentang hari esok. Tahu atau sok tahu?

Secara filosofis, ketimbang bersikap sok tahu lebih baik adalah belajar dengan penuh kerendahan hati. Jangan malu mengakui bahwa ..."saya tak tahu banyak dan oleh karena itu saya perlu belajar banyak". Manusia dengan keluasan wawasannya akan selalu mau tahu lalu bermimpilah dia. Marthen Luther King Jr. mengatakan bahwa ...."i have a dream". Bagaimana mewujudkan mimpinya itu? Marten Luther Kin Jr. belajar dan bekerja. Dengan belajar maka impian tentang harapan hati dan cita-cita hari esok bukan cuma mimpi. Maka, saya mau terus belajar tentang Dolly, Gus Dur, Ibunda dan hari-hari mendatang. Andapun seharusnya begitu. Itulah yang harus dilakukan manusia guna memahami hati yang tak terselami. Hari yang tak terselami. So, BELAJAR-lah. Selamat menempuh perjalanan hati dan hari. Tuhan memberkati anda di tahun yang baru. That's all dear folks.


Tabe Tuan Tabe Puan