Selasa, 10 Juni 2008

Berdukacita kok ya Berbahagia? Aneh…..

Sobat Blogger Yang tercinta, saya ingin menghentikan sejenak perbincangan dalam topik Perubahan. Gerangan apakah ini? Semua berawal dari 1 buah SMS yang saya terima hari senin tanggal 9 Juni 2008 sore yang bunyinya begini:

Berita Duka: telah kembali ke Rumah Bapa di Surga mama Mariana Nahak ibunda dari Ibu Tori Ata di RS Bayangkara Kupang jam 11.21 WITA. (Yunus Takandewa)

Lalu, pada tanggal 10 Juni 2008 saya menerima lagi 1 buah kiriman SMS yang berbunyi:

Duka cita kami terdalam. Telah dipanggil sang Khalik Agung, Ibunda kami tercinta: Mariana Nahak Ata, senin 9 Juni 2008. Jenazah diantar ke Atambua siang ini. Salam duka. Tory Ata. (Ya, anda benar karena seperti yang sudah tertera di dalam isi SMS itu nama si pengirim yaitu Tory Ata).

Berita kematian adalah biasa seperti juga begitu biasanya kematian itu sendiri. Ada pendapat bahwa mereka yang mau hidup harus siap untuk mati. Ya betul, konsekuensi dari hidup adalah mati. Jadi untuk apa berupaya keras menghindari kematian karena toh dia akan datang juga. Dalam disiplin ilmu-ilmu ekologi kematian tidak lebih dari bagian dari aliran energi dan siklus materi di dalam ekosistem alam. Sekali lagi, kematian adalah perkara biasa. Saya punya pengalaman sewaktu bepergian ke Aceh. Ketika itu saya bertemu dengan seseorang yang dengan tenang dan biasa-biasa saja menceriterakan bahwa dalam peristiwa tsunami Aceh, dia kehilangan ayah, ibu, isteri dan 2 orang anaknya sekaligus. Cukup 1 kali tsunami, habislah seluruh keluarganya. Dapatkah anda membayangkan betapa mengerikannya kematian kala itu. Ada ratusan ribu orang mati dan hilang taktentu rimbanya hingga hari ini. Tetapi….hei….lihatlah wajah orang itu…….dia berceritera perihal kematian seluruh anggota keluarganya sambil menghembus-hembuskan asap rokok dengan pandangan mata yang biasa-biasa saja. Nyaris tanpa beban. Saya tidak bermaksud meremehkan kematian tetapi saya mencupli peristiwa itu hanya untuk mengatakan bahwa kematian sesungguhnya adalah barang biasa. Kalau anda bahagia dan senang menerima hidup maka jangan terlalu berduka ketika menerima kematian. Kalau anda menerima kelahiran seorang bayi bayangkanlah bahwa yang anda timang adalah mayat pada satu waktu kelak. Jadi, kematian? Biasa-biasa sajalah. Kelar perkara. Begitukah? Nanti dulu.

Soal lain adalah apakah hebatnya seorang Tory Ata. Apa luar biasanya seorang Mariana Nahak Ata. Siapakah mereka? Saya yakin, sebagian besar pembaca tidak mengenal nama-nama ini. Lalu, apa pentingnya bagi saya sehingga memposting sesuatu tentang mereka sambil meninggalkan topik lama (perubahan). Apakah karena saya pernah 4 tahun lamanya tinggal di Atambua? Tidak. Lalu apa? Tory Ata adalah seorang perempuan pegiat LSM di Kupang NTT. Saya mengenalnya ketika sama-sama terlibat sebagai tim penilai proposal-proposal pada LSM Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara (Samanta) di mana saya berkedudukan sebagai Anggota Dewan Pakar. Kami saling menghormati profesionalisme di antara kami. Itu tentang Tory. Bagaimana tentang ibu Mariana Nahak Ata? Saya sama sekali tidak mengenalnya. Jadi? Nah ini yang saya mau katakan: kematian adalah fenomena alam biasa tetapi bagi makhluk berakal dan berperasaan sekaligus seperti manusia, kematian bisa mendatangkan kesan tersendiri. Memang betul, kematian adalah persitiwa biasa. Itulah sebabnya kita bisa menonton peristiwa kematian ribuan bahkan ratusan ribu orang yang tergambar di layar televisi sambil menyeruput kopi panas pagi-pagi sambil berseloroh bersama isteri atau suami dan anak-anak. Cobalah merasakannya ketika si maut datang menghampir lingkungan terdekatmu. Apa komentarmu. Saya sudah mengalaminya. Ketika kematian datang menghampir "serambi rumah", saya betul-betul terhantam terjajar di tebing kesedihan. Dan...sulit berpulih dari kesedihan. Mengenaskan. Seorang rekan blogger bahkan “sampai hati” mengatakan bahwa saya ternyata berhati Rinto meski berwajah Rambo. Pas. Memang begitu. Itu sudah. Sahabat itu benar belaka. Singkat kata, kematian ternyata bukan sekedar peristiwa biasa. Tetapi apakah dengan begitu dia menjadi luar biasa? Nanti dulu.

Kembali ke teks ceritera saya. Bagi saya, secara manusiawi, kematian Almarhum Ibu Mariana Nahak, ibunda Tory Ata, menjadi agak unik dan dramatis karena begini: pada tanggal 21 April 2008 saya menerima sebuah kiriman SMS dari saudara Yunus Takandewa, sahabat LSM saya yang lain, yang mengabarkan meninggalnya ayahanda Tory Ata. Jadi, ditambah dengan berpulangnya ibundanya, Tory Ata menjadi yatim piatu sekaligus hanya dalam selang waktu 40-an hari. Dramatis? Ya, tapi dalam konteks hubunganya denga kesan saya hal itu belumlah berpuncak. Segera setelah menerima pesan SMS dari Yunus, saya mengirim SMS ikut berduka cita kepada Tory. Lalu, 2 hari setelah kematian ayahanda Tory, ............................................... ggggglllluuueeeeeggggerrrrrrrr..............................gantian sayalah yang kehilangan ayahanda saya dan menerima kiriman SMS tanda berduka cita dari Tory. Nah, sekarang berganti lagi, ibunya Tory berpulang. Tadi siang saya sudah mengirimkan pesan singkat tanda ikut berduka cita. Lalu, apakah......?????? (wah, membayangkannya pun saya tidak berani). Inilah drama itu. Shakespeare: dunia ini panggung sandiwara ceriteranya mudah berubah. Dramatis. Tetapi apakah dengan demikian kematian lalu menjadi istimewa? Maaf, tidak. Lantas? Adalah ini:

Nietszche, anda sudah mendengarnya ketika membaca posting KASIH, mendasarkan teorinya tentang Tuhan yang mati, juga pada khotbah di Bukit. Apa katanya?

Khotbah di bukit adalah bukti paling nyata tentang mentalitas budak dan gaya hidup pecundang (loser) yang dibawa oleh ke-Kristenan dan telah meracuni peradaban manusia. Padahal dunia tidak membutuhkan budak melainkan Uebermensch (superman) yang mampu melakukan perkara mata ganti mata dan gigi ganti gigi (an eye for an eye).

Jelas sudah bahwa Nietszche menganggap bahwa ajaran Yesus adalah ajaran yang fatalistis. Lemah. Tak berguna bagi peradaban. Miskin kok berbahagia. Menderita kok berbahagia....... Gilaaaaa bueeneerrrr....Seorang sahabat blogger, beberapa kali tampak setuju dengan Nietszche ketika mengutip, entah melucu entah sinis, sebuah lagu Gereja yang berasal dari kumpulan lagu Gereja Kidung Jemaat.....saya mau ikut Yesus saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya....meskipun saya susah menderita dalam dunia........Mental sontoloyo katanya. Betul begitukah? Tidak.

Kesalahan Nietszche dan rekan-rekan sepikirannya terletak pada cara meletakkan preposisi mereka. Disangkanya Kristiani mengajarkan cara berpikir fatalistis. Untuk mendapat kebahagiaan maka anda harus menderita. Biar hidup miskin, lapar dan tertindas tidak apa-apa yang penting bisa hidup dekat-dekat YESUS. Supaya bisa dekat dengan YESUS maka anda harus hidup sengsara seumur-umur. Supaya layak disebut mengasihi seperti YESUS maka biarkan pipimu ditampar bolak-balik tak karuan sampai bonyok. Tidak begitu bosz.......nyanda bagitu de pe cara bapikir. Yesus. Lalu, Paulus. Dan kemudian Calvin memberikan penjelasan yang teramat lain. Menurut mereka, hidup Kristiani dalam perspektif Khotbah di bukit adalah hidup yang positif dan optimis. Anda, saya dan kita semua berada di dunia yang penuh dengan serigala, onak dan duri. Untuk dapat mengalahkan dunia, anda harus berjuang. Anda harus bertarung. Anda harus bekerja. Bekerja adalah panggilan. A calling kata orang Inggris. Beruuf menurut lidah orang Jerman. Tetapi karena anda berada di dunia yang jahat dan penuh kedagingan maka tidak jarang perjuangan yang keras pun bisa berujung pada tantangan-tantangan. Kepahitan-kepahitan. Kesakitan-kesakitan. Penderitaan-penderitaan. Lelah dan putus asa. Dan lalu, ......kesedihan-kesedihan........ Terkadang bukan sekedar kesedihan tetapi lautan kepedihan yang pekat. Amat pekat.

Naluri manusia ketika berada di dalam lubang sumur penderitaan yang dalam tanpa cahaya nan hitam pekat adalah takut, menyerah dan lalu.....ngacir ngibrit tunggang-langgang. Lalu, tujuan hidup melenceng ke sana-kemari. Panggilan gagal ditunaikan. Hidupmu hancur berantakan tidak ketulungan. Nah, ketika tak ada satupun pertolongan dunia dapat diharapkan, karena justru dunialah yang merupakan biang kerok penderitaan dan kesedihan, YESUS memberikan alternatif lain. Bangunlah dan teruslah bergerak. Aku akan menggendong kamu. AYO KAMU BISA karena AKU akan menolongmu. Ada kekuatan yang berasal dari-Ku dan akan Ku berikan kepadamu wahai anak-anak-Ku.

Di sinilah kebenaran Khotbah di Bukit harus diletakkan. Di sini pula-lah keindahan Kidung jemaat ”Saya Mau Ikut Yesus” akan dapat dirasakan. Merdu. Amat merdu. Di telinga dan juga di batin. YESUS tidak mengajak anak-anak-Nya untuk konyol menderita seumur-umur melainkan jangan pernah takut akan penderitaan. YESUS tidak ingin melihat anak-anak-Nya kalah dan bertekuk lutut terhadap ketidakadilan dan kesedihan melainkan bangkitlah dan lawanlah dunia untuk menegakkan keadilan, menghapus penderitaan dan kesedihan. Di sinilah istimewa setiap kematian, semua penderitaan dan segala kesedihan di dalam YESUS. Mengapa? Karena ketika ketidakadilan, luka, penderitaan dan kesedihan itu menghampirimu sedangkan pada saat yang sama dunia meninggalkanmu: please don’t so worry sir and sor (tuan dan nyonya ha ha): JESUS will hold you on. You can count on HIS shoulder to cry on and to carry away all your burden as well. DAN INGATLAH INI: semua pertolongan yang datang dari YESUS bersifat ILAHI, KUDUS dan KEKAL. So, buanglah pesimisme. Optimislah terus untuk bekerja dan berjuang. Tinjulah dunia ini dengan daya Ilahi yang berasal dari YESUS.

Maka, bagi mereka yang terbenam dalam kubangan kesedihan karena kematian orang-orang terkasih atau alasan apapun, mereka yang merasa pedih karena dikhianati teman, sahabat dan dunia, mereka yang penat dalam perjuangan hidup: jangan menyerah. Jangan mau dikalahkan dunia ini saudaraku. Berbahagialah saudara, teruslah berjuang dan bertarung melawan dosa dunia biarpun menderita dan sedih karena penghiburan, pertolongan dan penyertaan yang Ilahi akan ada bersamamu selamanya. Mulai sekarang sampai Maranatha……….paten………mantap……….canggiiiihhhh boossszzzzz……Wuuuiiihhhhhh…..

NB. Tulisan ini didedikasikan bagi mereka yang menderita dan berbeban berat seperti Tory Ata dan keluarga, anda semua, dan…batin saya yang masih saja terluka……

42 komentar:

Anonim mengatakan...

satu lagi bahan renungan untuk dibawakan dlam ibadat rumah tangga. Thanks pak Mike. Saya termasuk yg salah mengartikan khotbah di bukit (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

Shalom bigmike, cara menempatkan gambar yg sangat bagus dan seirama dengan isi posting. Dalam tafsiran saya, si anak adalah kita. Si bapak yg menggendong adalah Yesus. Lihatlah,si anak terhenyak melihat si kesedihan yg gelap pekat (istilah BM) tetapi sang Bapak tersenyum saja. Mngkin DIa berkata: jangan takut anakKu, Aku ada bersama-sama dengan mu. Aku sedang menggendong kamu. Blog yg bagus (Sibirulaut)

mikerk mengatakan...

Shalom om Yes dan sibirulaut (dari wordpress ya???). Terimakasih untuk sahabat berdua. Puji Tuhan kalau yg saya tulis bisa membantu kawan-kawan. Untuk sibirulaut: anda tepat sekali mengartikan simbol-simbol itu. Si anak dan si Bapak adalah simbol Tuhan Ysus yg sedang menggendong kita. Lihatlah mereka menatap si gelap maut tanpa takut. Betul si anak terperangah tetapi dia aman dalam gendongan sang Bapak. Lalu, si gelap kesedihan. Garis wajahnya yg keras dan tegas menandakan bahwa dia tidak berkompromi. Sekali betah bersahabat dengannya, tiak akan bisa kita keluar dari dekapannya. Doakan agar saya bisa segera kelaura dari sergapan si jahat ini.

Anonim mengatakan...

Aku hanya bisa titipkan ini untukmu. Teriring salam dan doa tulus.

-nk-

Footprints in the Sand One night

I dreamed I was walking along the beach with the Lord. Many scenes from my life flashed across the sky. In each scene I noticed footprints in the sand. Sometimes there were two sets of footprints, other times there were one set of footprints.

This bothered me because I noticed that during the low periods of my life, when I was suffering from anguish, sorrow or defeat, I could see only one set of footprints.

So I said to the Lord, "You promised me Lord, that if I followed you, you would walk with me always. But I have noticed that during the most trying periods of my life there have only been one set of footprints in the sand. Why, when I needed you most, you have not been there for me?"

The Lord replied, "The times when you have seen only one set of footprints in the sand, is when I carried you."

Mary Stevenson

--

Jejak-Jekak Kaki

Suatu malam aku bermimpi.
Aku berjalan di tepi pantai dengan Tuhan. Di bentangan langit gelap tampak kilasan-kilasan adegan hidupku Di tiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir Satu pasang jejak kakiku, yang lain jejak kaki Tuhan.
Ketika adegan terakhir terlintas di depanku Aku menengok kembali pada jejak kaki di pasir. Di situ hanya ada satu pasang jejak. Aku mengingat kembali bahwa itu adalah bagian yang tersulit Dan paling menyedihkan dalam hidupku.

Hal ini menganggu perasaanku maka aku bertanya Kepada Tuhan tentang keherananku itu.

“Tuhan, Engkau berkata ketika aku berketetapan mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dan berbicara dengan aku sepanjang jalan, Namun ternyata pada masa yang paling sulit Dalam hidupku hanya ada satu pasang jejak. Aku tidak mengerti mengapa justru pada saat aku sangat membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku?”

Tuhan berbisik, “Anakku yang Kukasihi Aku mencintai kamu dan takkan meninggalkan kamu Pada saat sulit dan penuh bahaya sekalipun. Ketika kamu melihat hanya ada satu pasang jejak, ltu adalah ketika Aku menggendong kamu.”

Anonim mengatakan...

Bigmike, renungan yang ditulis dengan gaya BM yg khas. Brilian. Saya mohon ijin untuk copy paste kedalam arsip saya.

@ NK,

puisi yg indah. Inipuan akan saya copy paste ke arsip saya (Larry)

Anonim mengatakan...

Membaca renungan indah ini saya menangis karena saya juga baru kehilangan orang tercinta. Saya sempat melayat ibu Mariana. Seandainya Tory membaca tulisan ini. Terima kasih ya BM atas renungan yg indah ini (Sherly, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

Ah, renungan yg diposting terlalu cepet. Dimuat hari sabtu dong. Aniway, thanx bigmike it's another briliant posting. JBU (Erick, Jkt)

Anonim mengatakan...

Pak Mike, abis karja tugas Padang Rumput kitong baca renungan. Mantap pak. Begitu dolo kalao jadi penatua he he (Eddy)

Anonim mengatakan...

oh ia pak. kitong karja pagi2 supaya inernet sonde penuh. Pak pung bahan bahasa inggris fol skali he he. Capek-capek baca renungan dari pak kitong jadi samangat ulang. Semoga Tuhan ketok pak pung hati ko kasi kitong nilai yg baik he he (edy pung kawan)

Anonim mengatakan...

Amar makruf nahi munkar adalah kosep kami tetapi memang tidak perlu satu keyakinan untuk bisa melihat bahwa kebaikan ada dalam tulisan ini. Kami berharap orang-orang seperti pemilik blog ini terus mengembangkan diri demi Indonesia yg lebih baik supaya tidak lagi menjadi INDONESIAL (Syam, blogger tua)

Anonim mengatakan...

Sekitar 1 minggu saya tidak mengunjungi blog pak Mike. Kembali melihatnya hari ini saya disegarkan dengan renungan dari pak penatua. Amat bagus. Satuhal saja yg ingin saya tanyakan yaitu bagaimana cara kita bisa merasakan dan tahu ada sesuatu yg ilahi dalam diri kita padahal kita cenderung berbuat dosa. Ketika sedang belajar persiapan kolokium saya merasa itu usaha saya sendiri. Di mana kekuatan Ilahi itu? Maaf pak ini saya tanyakan murni karena kami awam agak terbatas pemahaman Alkitab (Peter, JG)

Anonim mengatakan...

saya trmasuk salah satu orang yang awalnya "menertawakan" konsep penghiburan. orang yang gagal tapi dibilang gagal adalah awal kesuksesan (tapi kalo gagal terus suksesnya kapan??), orang lagi sedih "ditinggal pergi (baca : meninggal)" orang yang dikasihi tapi dibilang berbahagialah karena orang yang telah pergi sudah tenang di alam sana.

tapi baru kusadari .... eh malah saya melantur nyanyi sebait lagunya dewa (pupus) sih. memang kita yang lagi bersedih memrlukan penghiburan. yang sedang gagal memrlukan penghiburan. dan entah kenapa saat dirasakan langsung ditinggal pergi orang terkasih malah baru saya mengiyakan konsep penghiburan.

ah... memang Tuhan itu adil. saat susah ada senang, saat duka ada penghiburan. saat lagi sedih, berbeban berat, sedang mengalami kegagalan kita sering menyalahkan Tuhan. saya jadi teringat lagu KJ dari Rote. Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus sampai slama-lamanya.

(nrk)

Anonim mengatakan...

@nrk dan @ peter

Baca baik2 tulisan bigmike. Gabungkan dengan kedua pendapatmu maka anda berdua akan dapat merasakan bagaimana cara kerjanya Roh Kudus (Sherly, Oebufu)

Anonim mengatakan...

Peace Man (Ryan)

Anonim mengatakan...

@ BigMike and all,

Tnp bermaksud menyepelekan ungkapan perasaan rekan2 semua, sy ingin menyatakan bhw pada apa yang disampaikan oleh BigMike adalah sangat tepat jika dipandang dari sisi individual setiap orang.

Akan tetapi jika kita melihat secara holistik, maka peristiwa kawin, lahir, tumbuh-kembang, dan mati adalah siklus hidup didunia ini yg biasa-biasa saja. Semakin biasa sj jk kita coba menghitung usia proses ini dan kejadiannya di seluruh dunia. Rasanya bisa tiap menit terjadi satu kejadian. Terlebih lg jk yg kita persoalkan adalah peristiwa duka VS suka di dunia ini.

Sengaja sy angkat isu ini untuk mengingatkan saja bhw kita tidak perlu berlebihan dalam menyikapi peristiwa alam biasa yg sdh tjd hampir seumur dengan peradaban manusia.

Satu lagi, sy jg kurang sepakat bhw tulisan BigMike kali ini terlepas dr isu "perubahan". Pada komentar sy yg lalu, sdh sy katakan bhw perubahan bersifat abadi dan akan melanda semua hal, siap ato tidak, mau ato tidak.

Dan sikap kita thd perubahan menunjukkan tingkat kesiapan kita. Perubahan biasa saja, tapi kalo kita tidak siap akan membuat kita tenggelam oleh arus perubahan, ato plg tdk berlama-lama di sana. Krn itu, pd komentar terdahulu sdh sy ingatkan agar lbh baik kita siap2 menghadapi perubahan drpd dipaksa oleh keadaan.

Krn tentu, rasanya akan jauh lebih sakit jk dipaksa oleh keadaan. Cthnya mantan Presiden RI, Suharto alm. Seandainya dia tdk dipaksa utk berhenti jd Presiden pd 1998, mungkin tidak mati dg memikul "beban hujatan dan caci-maki" masyarakat dunia. Bayangkan, PBB sj menyebutkan beliau adalah rejim pencuri harta negara terbesar. Sejajar dg bangsanya Idi Amin yg konon kanibal itu.

Tp sy yakin, BigMike dan rekan2 semua bukanlah tipe org yg tdk siap m'hadapi perubahan. Habis menangis sebentar, mari kita tersenyum krn ternyata perubahan msh terus tjd. Artinya kesedihan tdk akan tetap mjd kesedihan, tp msh akan berubah mjd kebahagiaan.

@-nk-
Sy lg pikir2, jgn2 tulisan Ama tdk lolos sensor... Moga2 tdk yaa..

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ Wilmana

BM sudah menyatakan bahwa kematian itu biasa. Ditulis di paragraf 1 dan 2. Persoalan bagi BM, dia tidak siap waktu itu menimpa ayahnya. Sy c7 bahwa ini ada kaitannya dg tema perubahan. Kebetulan, sy juga baru ditinggal pergi orag tua & saya tidak siap. Mudah-mudahan wilmana tidak kaget kalau mengalaminya.

Saya senang dg perdebatan anda dan nk. Tapi tolong liat komentar peter di atas dan berikan komentar balik.Kami awam kurang paham. Kalau tunggu BM, nanti dia ubah topik lagi he he (Sherly, Oebufu)

Anonim mengatakan...

@Sherly & Wilmana

Salam bae susi, teee susi harus sadar katong pung sodara Wilmana seringkali sulit read between the lines. :)

Sdr Wilmana, saya rasa, dalam tulisannya, BM tidak bermaksud 'mempertontonkan' luka bathinnya tanpa tahu harus berbuat apa. Yang saya 'tangkap' beginilah cara dia ala 'pendekar mabuk' 'goyang sana-sini' menyembuhkan luka hatinya. Saya ajak sdr untuk memberi BM 'ruang dan waktu' agar dia dengan caranya sendiri bertemu dengan 'senyuman'nya yang hilang itu.

Tentang tulisan saya itu yang sdr kuatirkan ditolak, bersabarlah. Sayapun sudah sangat ingin 'berlatih' akal dengan sdr, tetapi menahan dirilah sebentar, khususnya dalam posting ini, dimana BM dan sidang pembaca blog sedang 'larut' dalam permenungannya masing-masing.

@Peter

Sadarkah sdr bahwa sdr sedang mengajukan pertanyaan 'tua' setua Kekristenan itu sendiri, bahkan mungkin kita harus menengok lebih jauh kebelakang, jaman Nabi Elia yang berseru-seru kepada Allah, "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku..." Seorang nabi besar saja tidak mampu -at some point in life- merasakan kuasa Ilahi. Mengapa? Tidak penting mengapa untuk saat ini! Yang lebih menarik, apa yg dilakukan Elia next.

"Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"” (1 Raja-raja 19).

Ke Gua? Untuk apa? Karena disanalah ia, dalam diam-hening bathin, berjumpa dengan Tuhannya. Apa makna 'gua' bagi kita disini? Saya tidak perlu bertele-tele soal ini, tetapi benarlah Firman ini:

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." ...Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!. Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab. (Yesaya 30:15-19 TB-LAI).

Dus... bisa jadi, blog ini adalah 'gua' bagi BM dimana dia mungkin berjumpa/merasakan Tuhan serta kuasaNya. Begitu? Entahlah, hanya BM yang tahu!

-nk-

Anonim mengatakan...

@nk
Airmataku mengalir saat membaca komentar anda.

@BM
Aku bisa menangkap apa yang kamu rasakan.
Seperti Firman yang NK sampaikan, Tuhan mendengarmu, dan IA akan menjawabmu, memberikan kekuatan untukmu. Madalline

Anonim mengatakan...

@ Sherly

Trims atas apresiasinya. Toh sy tdk menyalahkan apalagi sinis thd ungkapan perasaan BigMike dan rekan lainnya. Sy ini jg sama dg BigMike, statusnya anak yatim. Bahkan bbrp org yg menyanyangi dan memelihara sy sejak berusia 3 bulan (bkn 3 tahun, lho) jauh dr Bapa/Ibu/Sodara, sdh pula meninggal. Sy cuma tdk mau ikut2an sj, krn sy sadar BigMike jg butuh dikasi ingat juga. Kita sama mengeluarkan airmata, tp sy sambil tepuk bahu BigMike trus bilang, "sudahlah ini perubahan normal dlm hidup, coz the show must go on". Sy tdk bilang cr saya yg benar, tp sy tau ini jg perlu.

Mengenai @ Peter, mnrt sy gampang sj, tdk perlu pemahaman Alkitab segala.

Mengakui Tuhan harus dr hati dan pikiran yg sadar betul. Pengakuan tnp consiousness, namanya sekedar ikut2an. Kayak BigMike sedih semua ikut peras airmata. BigMike cengengesan, semua terpingkal-pingkal. Tp hanya sedikit yg sadar betul knp BigMike begitu.

Bg org yg punya kesadaran ketuhanan yg tinggi, hal sepelepun diakui sbg "Tuhan menghendaki demikian". Tp org yg ikut2an, biasanya menunggu pengalaman rohani terjadi baru tersentak kesadarannya. Krn Tuhan tdk hanya ada dipikiran berupa Logos, tp juga dihati dan jiwa. Sy sendiri mengakui setiap ide positif yg timbul di pikiran sy, bersumber dr Tuhan. Ini prinsip dasar kristen dlm mengakui kitab sucinya sbg Firman Allah. Krn faktanya, kitab suci kristen adalah tulisan tangan manusia.

Sy kuatir @ Peter belum memiliki conciousness ttg Tuhan. Tp moga2 sy keliru.

@ -nk-

He he he... Ente mmg layak dikasi spesialis bikin stereotip.

Penjelasan Ama ttg Alkitab itu bagus utk konsumsi anak2 sekolah minggu. Jgn2 Ama guru skola minggu?

Krn "berjumpa" dg Tuhan tdk harus dlm gua, hanya krn Alkitab scr eksplisit menulis kata itu. Pola pemahaman literal kayak Ama itu, hanya akan membingungkan ketika Matius melaporkan bhw ada pertemuan adikodrati antara Yesus, Musa, dan Elia di puncak Tabor. Atau Musa dilaporkan bertemu Tuhan di lereng bukit, Abraham ketemu Melkisedek di padang pasir.

@-nk- musti ingat @ Peter itu bukan murid sekolah minggu lagi, lho...

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

Tambahan buat @ Sherly,

Dlm gereja, istilah "Awam" ditujukan kpd warga gereja non-pendeta ato non-pastor. Jadi, saya jg awam lho. Msh mendingan BigMike yg Penatua GMIT.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ nk dan Wilmana

Saya setuju sama medellaine. penjelasan anda terhadap pertanyaan peter sangat baik. Penjelasan Wilmana baik meski agak sekuler. Maaf, saya duga peter dan sherly sama dengan saya. Kami dari gereja tua dan pengertian awam ya memang awam. Terima kasih buat anda berdua.

Bigmike, saya sempat melayat ke ibu tory dan memang suasana sangat sangat sedih. Saya pikir kalau ibu tori membaca renungan ini, dia bisa mendapat sedikit penghiburan dan penguatan. Terima Kasih. Tuhan memberkati bigmike dan teruslah menulis (Adris)

Anonim mengatakan...

Thanx untuk NK dan Wilmana.

Anonim mengatakan...

oh sorry identitas lupa (Sherly, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

@ Adris

Ha ha ha... Ente mulai ketularan @-nk- tukang bikin stereotip. Asal sdh kutip Alkitab berarti religious dan yg tidak kutip ayat2 suci, otomatis sekuler. Lalu dimata kita, @-nk- bak malaikat, dan yg lain duniawi. Pdhl faktanya byk jg pendeta yg bak iblis sdg menyamar sbg malaikat terang.

Tp thanks atas apresiasinya.

@ Sheryl
Trims atas apresiasinya.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ NK dan Wilmana

Saya kira NK sudah menjelaskan sesuai konteks "renungan Kristiani" meskipun belum menjelaskan bagaimana merasakan adanya kuasa ilahi. "Tidak penting" katanya meskipun kami membutuhkan itu. Dalam kasus FPI di Monas, Ahmadiyah: semua merasa Tuhan bersama mereka. Yang mana yg betul?

Sementara itu, maaf, justru penjelasan Wilmana yg kesana-kemari dan membingungkan (bukan karena sekulernya). (Adris)

Anonim mengatakan...

@ -nk-
Ada pertanyaan, tuh. Berani ga menjawabnya?

@ Adris
Trims, ahirnya bisa lbh terbuka apa adanya ttg "bingung" itu. Sy mmg agak tdk percaya dg apresiasi klasik, "baik", pd komentar Ama sebelumnya. Krn biasanya jrg ada yg tdk bingung dg komentar (@-nk- blg, dola-dali)sy.

Tp kl point-nya perubahan, mk ini tanda positif bhw Ama jg mengalami perubahan. Tadinya apresiasi klise sekedar bikin senang, lalu lbh terbuka bhw ternyata msh bingung. Ini yg bikin sy merasa senang, krn sukses membawa perubahan sesuai isu yg dikumandangkan oleh BigMike.
Soal apa yg bikin bingung Ama, itu hal sepele krn sy tinggal tunggu informasi dr Ama, apa yg bikin Ama bingung.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@Madalline, Adris, Sherly

Terima kasih atas apresiasinya. Saat ini saya memang hanya bisa berempati dgn BM.

Saya tahu bln April 2008 yg lalu, ayahanda BM berpulang ke haribaan Bapa Pengasih, ttp saya 'bergetar' saat tahu, lewat posting ini, kalau luka bathinnya begitu dalam. Mengapa? Kita boleh saja menduga-duga tetapi tentu hanya BM yg tahu. Apa yg kita bisa buat sebagai sahabatnya? Empati! Itu saja!

@Wilmana

Saya sedang tidak ingin berkata-kata karena saya jadi ingat, Musa, sang Nabi besar itu, pada akhirnya 'dihukum' karena ia kelebihan kata-kata.

Tapi percayalah, saya akan mendebat sdr pada topik yg lain.

@Peter

Maaf kalau sdr merasa 'digurui' oleh seorang 'guru sekolah minggu.' Saya tdk bermaksud begitu. Saya bukan guru sekolah minggu, bahkan bukan org pandai. Saya sekedar ingin berbagi.

-nk-

Anonim mengatakan...

Maaf ada yg keluapaan. Soal 'gua' itu, saya tdk sedang mengartikannya secara hurufiah. Itu hanya kegemaran Wilmana memberi cap spt itu kepada saya.

Tentu masing-masing kita punya t4 untuk tenang berdiam diri. Saat itulah saya ingat BM pernah berkata disini, kalau tidak salah pada posting bertema Kasih. Ia katakan dapat merasakan 'bisikan' Roh Kudus ketika menulis posting bertema Kasih itu. Jadi disini, di-blog ini, 'gua' dia yang dalam keheningan bathinnya saat merangkai kata-kata yg hendak ditulisnya, dia dapat merasakan kuasa Ilahi itu. Begitu? Hanya dia yg dapat bersaksi.

@Adri

Yang saya katakan 'tdk penting' itu bukan bagaimana merasakan kuasa Ilahi, tetapi tdk penting mengapa Elia berseru-seru ingin mati. Agar saya tdk dicap oleh Wilmana sebagai 'guru sekolah minggu' sebaiknya sdr membaca sendiri kisahnya di Alkitab. Intinya, untuk dpt merasakan kuasa Ilahi, sdr harus 1) bertobat; dan 2) tenang berdiam diri (berdoa). Lihat nats diatas.


Salam damai.

-nk-

Anonim mengatakan...

Dooohhhh, aq muslim tapi seneng mbaca' posting-an bigmike. Prinsipnya: kun faya kun. Kalau Allah mau jadi maka terjadilah. Susah, senang dlsb sudah ditentukan Allah. OK. I LOve You BM //Pritha//

Anonim mengatakan...

Kalau Belanda juara Europe 2008 itu kehendak Ilahi atau usaha sendiri? Hidup Belanda (Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Proxy73
Tergantung Ama mau menerima itu dr paradigma teologis-dogmatis atau tidak.

@-nk-
Saya bisa merasakan niat baik anda, meski seharusnya tdk dlm bentuk "lari" dr tantangan.

@pritha
Sy sdh dicap sekuler.. Tp sama2 kita suka dg sharing BigMike di sini.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

-nk & wilmana-

dengan tidak mengurangi rasa hormat, dengan berlagak seolah seorang mama lauren peramal top, ijinkan saya berkata anda berdua mirip dengan tokoh idola saya yang baru saja "pergi jauh". melihat isi pembicaraan anda berdua dapat saya tangkap sikap tidak mau kalah, keras kepala, agak pemarah, sedikit mudah tersinggung benar2 mengingatkan saya.

tapi tokoh idola saya itu tidak pernah dolah-daleh dan bukan pemberi stereotip. malah itu jadi lebih mirip saya. he..he

tapi lanjut sa karna selain posting terbaru dari BL (saya lebih afdol dengan panggilan ini), maka perdebatan anda berdua sungguh menarik. banyak yang bisa dipelajari.

(nrk)

Anonim mengatakan...

maaf kelupaan, tokoh idola saya itu bukan seorang yang sinis dalam memberikan komentar, serta pemikiran tidak kebarat-baratan.

(nrk)

Anonim mengatakan...

Hm ya, bigmike anda memang jempolan. Postingmu selalu memabukkan pembaca. Memang itu sudah bakatmu. tapi ya, janji buku teks savananya kok nggak pernah jadi? Fokus mas Fokus (sorri minjam kata-katamu sendiri). Untuk substansi, saya sependapat dengan Pritha: kun faya kun. MERDEKA (Juwan, city of gudeg)

Anonim mengatakan...

Two Thumbs Up for Bigmike. Nggak ada kata lain (widyanto, JGJ)

Anonim mengatakan...

Awali harimu dengan berdoa (Arnold, Bek)

Anonim mengatakan...

Selamat pagi untuk bigmike dan semua.

@ NK dan Wilmana, Sherly dan Adris

Terima kasih karena sudah berusaha menjelaskan beberapa. NK menjelaskan denan menggunakan dalil Alkitabiah dan itu yg saya perlukan.

Wilmana menjelaskan tanpa ayat Alkitab. Itu baik tetapi kalau cuma bernalar biasa, sudah saya lakukan. Mungkin Wilmana punya kutipan ayat2 bisa disusulkan. Jujur saja. Saya sedang S2 di UGM dan baru setelah membaca posting kristiani BM, dimulai ketika Paskah, saya mulai sering membaca Alkitab. Saya berbahagia.

Sherly (kita pernah kenal kah?), Adris (ini yg di regna dulu itu ya?) thanx sudah berusaha membatu saya.

Untuk Pak Mike, saya tidak mempersoalkan mau tulis pindah-pindah topik yg penting itu teratur. Kelihatannya sudah ada penggemar ni...(Peter)

Anonim mengatakan...

@Peter

Thanks atas apresiasinya.

Teriring alam dan doa tulus semoga sdr dpt 'merasakan' kuasa Ilahi itu.

:nk:

Anonim mengatakan...

Satu lagi yang mantap dari.....Bigmike. Keen on Posting. BGU (Yossie)

Anonim mengatakan...

eh ralat: keep on posting. GBU (Yossie)

Anonim mengatakan...

@nrk

Trims atas ramalannya, tp sy liat lbh tepat "tebakan".

@ Peter
Bagus jg sdh mulai rajin baca Alkitab. Sy tdk terlalu suka maen ayat di sini krn kuatir dikira Pendeta partikelir. Tp bukan berarti sy anti Alkitab lho. Sy aktif di www.ladangtuhan.com, pakai ID Laki. Silahkan mampir utk kita maen2 ayat Alkitab di sana.

Pertanyaan Ama itu, mnrt sy tdk perlu pake ayat Alkitab untuk menjelaskan. Tp kalo Ama perlu ayat, mnrt sy sdh dipenuhi oleh -nk-.

Krn intinya pada pengalaman rohani sbg balance thd dominasi nalar Ama ttg Tuhan selama ini. Menalar Tuhan tak bakal optimal kalo belum dirasakan keberadaanNya. Merasakan Tuhan tdk optimal jk hanya membaca Alkitab, tnp pengalaman pribadi bersama Dia. Sy bilang rohani, krn Tuhannya @ Peter itu adalah Roh.

Rasul Paulus hafal seluruh isi TaNakh (torah, naviim, khetuvim), tp br optimal setelah mengalami perjumpaan scr pribadi bersama Tuhannya. Paulus BERUBAH total setelah bertemu Yesus dalam perjalanan ke Damsyik.

Sy percaya, suatu saat @ Peter juga pasti berubah mjd lbh optimal mengenal Tuhan anda.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

Mengapa membaca posting ini kok saya tidak bosan ya (Sherly, CN, Oebufu)