Selasa, 25 Agustus 2009

saudaraku sebangsa dan setanah air (bagian II): from africa with love

Saudara-saudara, sebangsa dan setanah air,

Dalam posting sebelumnya, beberapa sahabat di Kupang menanyakan kepada saya...heiii michael...sejak kapan lu belajar jadi doktor sejarah???? ... lu pung gaya macam ke ahli sejarah sa eee ... (bahasa Melayu Kupang yang berpadanan dengan ..."michael, kamu bergaya bagai ahli sejarah). Saya cuma tersenyum simpul tidak mendebat apapun kata-kata sahabat saya itu. karena saya memang bukan seorang ahli sejarah. Hanya sekedar gemar membaca sejarah. Kata orang pandai, "sejarah adalah kaca spion yang dipakai untuk menengok sejenak ke belakang agar selamat sampai tujuan di depan". Jadi, saya cuma seorang penengok cermin sejarah. Tak lebih tak kurang.Dalam kapasitas itu, saya ingin mengajak saudara-saudara sekalian agar berkenan, bersama-sama saya, menjadi penengok kaca spion sejarah. Ini Sejarah. Sejarah adalah cermin hidup yang perlu ditengok sekali sekala agar engkau berbahagia. Mau?

Seharusnya, posting kali ini berisikan perenungan saya terhadap hasil tengokan sejarah yang sudah saya lakukan sebelumnya. Itu sudah saya janjikan kepada anda tetapi saya menundanya sejenak karena ada "gambar" baru yang saya peroleh dari hasil tengokan melalui kaca spion sejarah tersebut. Gambar itu begitu menarik dan terlalu sayang jika saya menyimpannya untuk saya sendiri. Sekarang saya berbagi.

Beberapa hari lalu saya membaca sebuah buku yang berkudul "Mapping Human History" yang ditulis oleh Steven Olson (2002). Beliau adalah seorang peneliti Amerika Serikat yang bekerja pada The National Academy of Science, The White House Office of Science and Technology Policy dan The Institute for Genomic Reserach. Lembaga-lembaga keilmuwan yang sangat berwibawa di Negerinya mister Obama itu. Melalui bukunya ini, Olson ingin memberitahukan kepada khalayak bahwa kendati secara sosi0-kultural dan antropologi umat manusia di muka bumu ini berbeda-beda tetapi sesunguhnya adalah satu pada awalnya. Hal ini merupakan antiteori terhadap teori multi-regional yang percaya bahwa manusia moderen berkembang di beberapa tempat sekaligus di dunia dan menurunkan ras-ras yang berbeda. Merujuk kepada teori Olson, saya teringat kisah di dalam Bible bahwa nenek moyang manusia itu satu yang berawal dari Adam dan Hawa. Sayapun teringat semboyan Negara Indonesia, negaranya sohib ==ANAK NKRI==, Pace Ruben, Mister Proxy73, Mbakyu Elizahayu, Bung Eman, dan sudah barang tentu negeri saya juga, BHINEKA TUNGGAL IKA.

Argumen Olson berangkat dari ribuan hasil penelitian pola-pola persebaran gen, chromosom dan DNA mitokondria berbagai ras di seluruh dunia. Olson mengatakan bahwa "Adam dan Hawa" sebagai representasi penyebutan manusia moderen adalah manusia yang berasal dari kelompok orang yang hidup di semak-semak di bagian Selatan Afrika (saya harap kita tidak usah mendebat pendapat Olson tentang hal ini dengan menggunakan referensi Alkitab dan atau kitab suci lainnya. Kita ikuti saja potret mister Olson). Orang-orang ini disebut sebagai "orang semak" (bushman) yang hidup pada masa di antara 150 - 200 ribu tahun yang lalu (tuir banget ya???). Bagi yang sulit membayangkan oraang-orang semak maka coba ditonton kembali film lawas "God's Must be Crazy". That's they are.

Kemudian, sekitar 100.000 tahun lalu kelompok manusia Afrika ini, melakukan "gerakan" apa yang disebut sebagai "out of Africa". Salah satunya, yang terkonfirmasi melalui beberapa bukti antropologi, adalah kelompok yang meninggalkan tanduk Afrika menggunakan rakit menyeberangi Laut Merah sampai ke Jazirah Arab. Lalu, mengitari Teluk Persia menyusuri garis pantai Iran dan Pakistan, ke selatan berjalan di sepanjang pantai India, kembali ke utara menuju muara-muara sungai Gangga dan akhirnya tiba di Asia Tanggara. Mereka terus bergerak. Sebagian orang berada di Asia Tanggara ini bermigrasi ke arah utara menuju Asia Timur mencapai Jepang. Sebagian bermigrasi ke arah Pulau-Pulau Formosa (sekarang Taiwan). Sebagian lagi meneruskan perjalanan ke timur dan mendarat di daerah yang sekarang disebut sebagai Indonesia. Sebahagiannya lagi meneruskan perjalanan ke arah selatan dan berdasarkan bukti-bukti hasil analisis DNA mitokondria terkini, pada sekitar 65.000 tahun yang lalu kelompok manusia yang berasal dari Afrika mendarat di Australia. Merekalah nenek moyang orang-orang Aborigin. Orang-orang ini belakangan disebut sebagai "orang-orang Melanesia".

Fakta DNA dan antropologis lainnya juga menunjukkan bahwa terdapat gelombang migrasi kedua dari kelompok "out of africa" menuju Asia. Pada sekitar 40.000 tahun yang lalu. sekelompok orang yang berdiam di Asia Barat, yang tadinya telah ditinggal pergi oleh mereka yang telah mencapai Australia, bermigrasi menuju Asia Timur. Sebelum mereka mencapai Asia Timur, mereka membentuk kelompok-kelompok di Asia Tengah. Di belakang hari sebagian dari mereka bergerak menuju Siberia dan sebagian lainnya terus berpindah ke arah Timur. Di sana mereka bertemu dengan kelompok orang yang berasal dari Australia lalu bercampur baur. Kelompok hasil pembauran ini kemudian bergerak kembali ke barat menuju Asia Tengah, terutama di daerah yang sekarang dikenal sebagai Tiongkok. Dan seperti yang telah dikemukakan pada tulisan terdahulu, kelompok yang belakangan disebut sebagai ras Mongoloid dan ras Austronesia, adalah kelompok orang yang bermigrasi menuju Asia Tenggara dan terus ke Indonesia sekarang ini dalam dua gelombang migrasi. Di Nusantara bagian Barat, mereka mendominasi dan memaksa orang-orang yang disebut sebagai ras Melanesia untuk berpindah ke arah lebih timur Nusantara. Dan, sejarah Indonesiapun dimulai.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Membaca uraian Olson, saya tertegun. Jika Olson benar, dan sampai sekarang teori ini belum terbantahkan, maka pertanyaannya adalah siapakah yang disebut sebagai orang Indonesia asli yang paling berhak mengklaim diri sebagai pemilik Indonesia?

Dilihat dari urut-urutan kedatangan maka seharusnya yang berhak mengklaim diri sebagai orang Indonesia adalah kawan-kawan yang disebut sebagai keturunan ras Melanesia. Mengapa demikian? Ya, karena merekalah yang eksis di Nusantara Pasca punahnya kelompok Homo erectus yang pernah hidup di Jawa yang terjadi sebelum kedatangan manusia moderen (Homo sapiens sapiens) dari Afrika itu. Jika begitu maka, mengapa orang Papua harus merasa sebagai "orang menumpang" di Indonesia dan oleh karena itu merasa perlu untuk memisahkan diri dari Indonesia? Bukankah merekalah sebenarnya yang pertama kali berada di Nusantara ini? Tetapi nanti dulu, jika ditarik lebih ke belakang lagi maka bukankah orang yang belakangan disebut sebagai ras Melanesia, sebenarnya adalah orang yang berasal dari Jazirah Arab. Tetapi, itupun masih nanti dulu, karena bukankah mereka yang berada di Jazirah Arab itu adalah orang yang berasal dari Savana Afrika Selatan - bushman? Bahkan jika orang-orang Austronesia yang berhasil menekan orang Melanesia berpindah ke timur maka merekapun adalah orang yang dahulunya berasal dari Jazirah Arab dan dahulunya lagi berasal dari Savana Afrika Timur-Selatan. Jika semua hal betul begitu maka tak pelak lagi seharusnya Indonesia dapat diklaim sebagai wilayah hasil temuan orang -orang Afrika dan Indonesia adalah milik orang Afrika. Orang Asli Indonesia ternyata adalah orang Afrika. Dari sana kita berasal. From Africa we are come from. From Africa with love. Anda mungkin tidak suka dengan kesimpulan ini tetapi logika dan hasil temuan ilmiah dari data-data DNA mitokondria yang diolah oleh Olson membuktikan itu.

Pada akhirnya, hal yang paling membuat saya tertegun adalah kesimpulan akhir dari Olson, yaitu sebenarnya yang dikatakan sebagai perbedaan ras adalah tidak ada. karena kata ras itu sendiri tidaklah signifikan. Semua kita berasal dari asal-usul DNA mitokondria yang sama yang hidup pada sekitar 200.000 tahun yang lalu di Savana Afrika bagian Selatan. Adalah perubahan tertentu yang dialami oleh gen-gen mitokondria - mutasi - dan pengalam dalam perjalanan orang-orang yang bermigrasi keluar dari Afrika itulah yang membuat kita berbeda-beda sekarang ini. Saya ingin mengutip secara literalis apa yang dikatakan oleh Olson di bagian akhir tulisannya untuk kita renungkan bersama.

Jika seseorang masuk ke sebuah ruangan yang berisikan orang-orang Palestina dan Israel dari Timur Tengah, atau orang-orang Serbia dan Albania dari Balkan, atau orang-orang Katolik dan Protestan dari Irlandia, atau orang-orang Muslim dan Hindu dari India Utara, atau orang-orang Dayak dan Madura dari Indonesia, kemudian memberi mereka pakaian yang sama dan memotong rambut mereka dengan model yang sama, dan melarang mereka untuk berbicara atau menunjukkan isyarat tertentu, maka Anda tidak dapat menentukan asal-usul kelompok mereka - setidaknya sampai anda mengamati mereka secara saksama. Pihak-pihak yang saling yang terlibat dalam konflik-konflik keras ini mempunyai etnisitas yang berbeda tetapi sebenarnya mereka sebenarnya memiliki hubungan biologi yang sangat erat dalam sejarah ketika manusia belum melahirkan perbedaan-perbedaan fisik.

Saudara-saudaraku, sebangsa dan setanah air.

Demikianlah kutipan literal itu saya lakukan untuk kita pikirkan dan renungkan bersama-sama maknanya. Sekarang, saatnya saya harus berhenti sampai disini dahulu. Akan saya sambung dalam posting berikutnya dengan hutang-hutang yang masih banyak. Saya belum melnjelaskan apa makna tulisan Olson dalam konteks ke-Indonesiaan. Saya juga masih berhutang jawaban kepada saudara-saudara terhadap pertanyaan yang saya ajukan: ..."benarkah kita ini sebangsa dan setanah air?"...Saya, bahkan, sekarang memiliki hutang baru, yaitu kewajiban untuk menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan DNA mitokondria, mutasi gen, pembentukan etnisitas, budaya dan bahasa - paling kurang menurut perspektif saya. Begitulah, saya selesaikan saja dahlu bagian ini. See you next posting. God Bless Indonesia.

Tabe Tuan Tabe Puan

111 komentar:

mikerk mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
mikerk mengatakan...

Mohon dimaafkan karena posting bagian II ini agak tertunda karena kesibukan saya. Selamat membaca. Tuhan Memberkati

mikerk mengatakan...

"Africa"
by toto

I hear the drums echoing tonight
But she hears only whispers of some quiet conversation
She's coming in 12:30 flight
The moonlit wings reflect the stars that guide me towards salvation
I stopped an old man along the way
Hoping to find some long forgotten words or ancient melodies
He turned to me as if to say, "Hurry boy, it's waiting there for you"

Chorus:
It's gonna take a lot to drag me away from you
There's nothing that a hundred men or more could ever do
I bless the rains down in Africa
Gonna take some time to do the things we never had

The wild dogs cry out in the night
As they grow restless longing for some solitary company
I know that I must do what's right
Sure as Kilimanjaro rises like Olympus above the Serengeti
I seek to cure what's deep inside, frightened of this thing that I've become

Chorus

(Instrumental break)

Hurry boy, she's waiting there for you

It's gonna take a lot to drag me away from you
There's nothing that a hundred men or more could ever do
I bless the rains down in Africa, I bless the rains down in Africa
I bless the rains down in Africa, I bless the rains down in Africa
I bless the rains down in Africa
Gonna take some time to do the things we never had

shaugnessy mengatakan...

wuuueeeeee...pertamax (di luar bigmike).....hhmmmmm sepintas ajah udah kliatan lezaaaattt...gw baca dulu aaaahhhhh.....(Proxy73)

shaugnessy mengatakan...

knapa ga cuplikan "the god must be crazy" yang ditaro?????

shaugnessy mengatakan...

ha ha ha ha gambarnya nixau dipajang bareng obama...so funny...oleeeeee...oleeee...afrika...(Proxy73)

mikerk mengatakan...

@ Hoi Sohib Proxy73,

Thanx udah komen. Selamat membaca. Selamat menunggu sahur. Selamat puasa. Selamat yang laen-laen deh...ha ha ha ha...GBU

shaugnessy mengatakan...

ealaaahhhh ada si bigman, bigmike, bigblogger....wkwkwkwkwk....gw nerusin bacanya yach!!!!!

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

2 jempol atas tulisan ini. Luar biasa. Memang bahan dasarnya adalah tulisan Olson tetapi mengutip dan memasukannya ke dalam kerangka pikir BM, menjadi sangat mengasyikan. Khas BM. Banyak informasi baru yang harus disimak secara saksama (Julius)

Anonim mengatakan...

Saya setuju dengan usul Proxy73, kutipan "the god must be crazy" mungkin lebih menarik (Julius)

Anonim mengatakan...

Bagus, Bagus, Bagus ..tapi...kelihatannya ama Ludji terpaksa akan masuk ke dalam topik yang sudah lama dia tinggalkan, atau dihindarkan, yaitu evolusi. Mengapa?

Kenapa ama Ludji stop di kejadian 200.000 tahun yang lalu? dari mana asalnya manusia-manusia moderen itu? Hampir pasti berasal dari evolusi monyet (darwinian),

Menarik untuk ditunggu apakah ama Ludji bernai menyebutkan bahwa nenek moyang dan pemilik kepulauan Nusantara adalah kera? Menarik ditunggu karena ama Ludji adalah doktor kehutanan sekaligus penatua geredja...ha ha ha ha...

Lus sonde bisa teputar lagi tuan ...ha ha ha ha (A9ust)

Anonim mengatakan...

he ama, naskah amdal su kelar ko? ingat ini hari kas masok ke blhd...inga...inga....(A9ust)

Anonim mengatakan...

Saya mengutip sebuah artikel bagus dari www.okezone.com untuk melihat tabiat manusia afrika yang tinggal di malaysia yang kelakuannya masih persis monyet (13)

Anonim mengatakan...

Dadan Muhammad Ramdan - Okezone

KETIKA bangsa Indonesia masih dilanda kecemasan akibat teror bom, juga disaat aparat kepolisian dengan Densus 88 Antiterornya gencar memburu teroris paling dicari Noordin M Top yang asal Malaysia itu, ironi kebudayaan kembali terjadi. Panggung warisan kebudayaan nasional pun terusik.

Kali ini giliran seni kebanggan orang Bali, tari pendet diklaim sebagai kekayaan budaya negeri jiran itu. Dalam cuplikan iklan Visit Malaysian Year yang ditayangkan Discovery Channel, terdapat adengan para penari tengah membawakan tarian pendet. Tak ayal iklan ini berbuah protes dari Pemerintah Indonesia. Di dunia maya pun, isu ini menjadi topik terpanas.

Anonim mengatakan...

text TEXT SIZE :
Share
Dadan Muhammad Ramdan - Okezone

KETIKA bangsa Indonesia masih dilanda kecemasan akibat teror bom, juga disaat aparat kepolisian dengan Densus 88 Antiterornya gencar memburu teroris paling dicari Noordin M Top yang asal Malaysia itu, ironi kebudayaan kembali terjadi. Panggung warisan kebudayaan nasional pun terusik.

Kali ini giliran seni kebanggan orang Bali, tari pendet diklaim sebagai kekayaan budaya negeri jiran itu. Dalam cuplikan iklan Visit Malaysian Year yang ditayangkan Discovery Channel, terdapat adengan para penari tengah membawakan tarian pendet. Tak ayal iklan ini berbuah protes dari Pemerintah Indonesia. Di dunia maya pun, isu ini menjadi topik terpanas.

Peristiwa tersebut kian memperpanjang deretan polemik di antara dua bangsa serumpun itu. Jalinan keduanya selalu dihadapkan pada situasi panas-dingin. Sebelumnya, sengketa batas wilayah atau konflik tenaga kerja Indonesia yang mengadu nasib di negara bekas jajahan Inggris ini terus mewarnai hubungan kedua negara bertetangga tersebut sepanjang masa.

Wajar jika rakyat Indonesia marah dan protes terhadap Malaysia dengan insiden iklan tarian pendet itu, apapun alasannya. Pemerintah Indonesia bahkan siap menuntut Malaysia jika tidak digubris. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik sudah melayangkan nota protes atas dugaan klaim tari pendet.

Sementara itu perwakilan Malaysia berdalih tidak pernah mengklaim tari pendet menjadi bagian dari budayanya. Malaysia mengaku yang terjadi selama ini hanya salah paham. Apa benar itu semata kesalahpahaman, atau memang ada motif lain? Apakah Malaysia terlalu bodoh mengklaim tari pendet yang semua orang tahu asalnya dari Bali sebagai budaya mereka?

Anonim mengatakan...

"Tidak ada klaim dari Pemerintah Malaysia atas tarian tersebut," tegas Amran Mohammad Zein, perwakilan kuasa usaha sementara Kedutaan Besar Malaysia, saat menemui Menbudpar Jero Wacik di Jakarta.

Sebenarnya, isu klaim budaya Indonesia oleh Malaysia termasuk tari pendet ini sudah terjadi sejak tahun 2007. Saat itu lagu "Indang Sungai Garinggiang" ciptaan Tiar Ramon dari Minangkabau digunakan oleh delegasi kesenian Malaysia pada Asia Festival 2007 di Osaka. Kemudian lagu "Rasa Sayange" asal Maluku digunakan untuk jingle Visit Malaysia 2007. Menyusul, reog Ponorogo di website pariwisata Malaysia yang diklaimnya sebagai sisingaan, tari barong yang disebut di Malaysia sebagai barongan, keris, angklung, batik, serta lagu "Es Lilin" dari bumi Priangan.

Anonim mengatakan...

Kenapa begitu mudahnya bangsa lain menyomot kekayaan budaya Indonesia? Dalam pandangan pengamat hukum internasional Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Jawahir Thantowi, pemerintah sejauh ini tidak pernah menghargai kekayaan intelektual sehingga negara lain begitu gampang mengklaim bahkan mempatenkannya.

Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang tidak memiliki kesadaran tinggi atas hak-hak intelektual, dan negara tetangga lebih memiliki kesadaran itu. "Jadi, bukan sesuatu yang aneh jika negara lain mengklaim dan mempatenkannya," terang Jawahir yang juga melihat pemerintah tidak mau mengambil pelajaran dari sejumlah klaim yang dilakukan oleh negara lain.

Sebab itu, harus ada hukum untuk memberikan proteksi terhadap hak-hak adat yang ada di ranah bangsa. "Ini sama halnya dengan tanah, jika tidak dibuat sertifikatnya, maka akan diklaim oleh pihak lain, apa bedanya. Padahal kita kan tahu hal itu, tapi kenapa tidak belajar dari situ?" ungkap Jawahir.

Anonim mengatakan...

Boleh jadi Malaysia memang cerdik memanfaatkan budaya tetangganya demi kepentingan komersil-mempromosikan idustri pariwisatanya, sedangkan Indonesia hanya bisa marah dan protes karena pihak lain yang menangguk untung. Namun sebenarnya, menghargai budaya itu bukan caranya seperti apa yang ditempuh Malaysia. Komersialisasi budaya justru akan menggerus keaslian, keluhuran, dan kearifan dari budaya itu sendiri.

Dalam kasus ini, Indonesia terkesan terlalu emosional menanggapinya. Kalau boleh jujur, apa yang sudah kita lakukan untuk meyelamatkan budaya sendiri yang mulai kehilangan tempat, terjajah dengan membanjirnya film asing, sinetron, atau tanyangan olah raga yang heboh, sebab lebih menjanjikan rupiah.

Anonim mengatakan...

enghargai budaya adalah melestarikan eksistensinya dan dimanfaatkan untuk kemajuan bersama tanpa harus merampas kemurnian dari nilai khas yang terkandung di dalamnya. Meski diakui memelihara suatu budaya bukanlah pekerjaan mudah, tapi komitmen kuat dari semua pihak mutlak dibutuhkan. Tengok saja, sudah berapa banyak seni, budaya, atau bahasa di negeri ini yang mulai dan sudah punah.

Jadi tak sekadar mengakui saja, tapi harus memberi ruang hidup bagi seni dan budaya warisan leluhur dalam berbagai momentum resmi atau tidak, agar mampu bertahan dalam putaran roda zaman. Konkretnya, ada semacam observasi, pengembangan, pemanfaatan baik secara sosial, ekonomi, politik, maupun kultur sehingga muncul pengakuan dan pada akhirnya ada semangat pelestarian.

Kita juga seyogianya berkaca dari sikap Malaysia yang bisa dibilang tidak tahu malu, tapi toh mereka tetap cuek. Akan terus mencuri budaya yang ada di sekitar sebagai upaya untuk mewujudkan mimpi besarnya, Malaysia is a Truly Asia. Mereka mengumpulkan potongan-potongan produk kebudayaan bangsa di Asia untuk menciptakan Malaysia adalah miniatur Asia. Jadi setelah pendet, besok apalagi? Akankan kita kecolongan lagi?

Anonim mengatakan...

Kesimpulannya: malaysia bukan keturunan afrika yang baik...kelakuan mirip kera gorila yang suka merampas pisang orang lain. Bagaimana? (13)

Anonim mengatakan...

"The greatest things ever done on Earth
have been done little by little."
- William Jennings Bryan -

Anonim mengatakan...

salut benar sama postingnya BM, serasa belajar lagi asal-usul manusia dan ekologi manusia. di dalamnya tersirat apa yang mau ditanyakan dan sekaligus tantangan buat BM dari pak agus. mas BM saya pernah juga membaca tulisan yg menayatakan bahwa manusia berasal dari keturunan yang sama.
demikian kutipannya"Cirri-ciri keturunanAustralo-Melanesia menurut Belwood (1997) mungkin lebih nyata terlihat pada populasi-populasi yang dulu disebut Proto-Melayu. Kelompok ini memang di bedakan dengan Deutro-Melayu yang oleh beberapa ahli masih di anggap mewakili migrasi kedua yang memasuki kawasan Kalimantan dan terjadi lebih kemudian. Orang-orang yang disebut sebagai Proto-Melayu mancakup banyak orang pedalaman dari pulau-pulau lebih besar di Indonesia dan Filipina.

Anonim mengatakan...

Ekspansi orang-orang mongoloid terus berlanjut sampai masa-masa sejarah, yang menyebabkan aliran-aliran gen Mongoloid terus memasuki Indonesia. Jelaslah bahwa yang dinamakan “Proto-Melayu”, sebenarnya adalah populasi di daerah-daerah lebih mudah di capai, sehingga mereka dapat melakukan lebih banyak kontak dengan dunia Mongoloid Asia. Sehingga jika dimungkin situasi di Indonesia disederhanakan, dapat dikatakan bahwa Fenotipe Mongoloid mendominasi wilayah barat dan utara dan berangsur-angsur keselatan dan timu

Anonim mengatakan...

Pemilihan polulasi manusia berdasarkan indentifikasi garis genetic yng spesipik untuk populasi dalam asam deoksiribonukleat DNA mitokondia (DNAmt) pada kawasan Indo-Malaysia menunjukan arti penting China bagian selatan sebagai kawasan utama bagi penyebaran manusia. DNAmt merupakan kode genetic atau genom yang diteruskan untuh dari ibu ke anak. Dan sebagian besar kromosom Y, yang menentukan laki-laki bepindah utuh dari ayah ke anak laki-laki. Mutasi yang di akumulasikan dalam DNAmt anda dan kromosom Y (untuk laki-laki) anda hanyalah laksana dua benang dalam permadani luas orang-orang memberi kontribusi terhadap genom anda.

Anonim mengatakan...

Kode-kode genetika manusia atau genom menurut Siireeve (2006), adalah 99,9 % identik di seluruh dunia. Selebinya ialah DNA yang bertanggung jawab terhadap perbedaan individual kita warna mata atau resiko penyakit, contohnya begitu pula sebagian DNA yang tidak begitu jelas fungsinya sama sekali. Suatu ketika dalam perubahan genetika yang DNA yang tidak berfungsi ini, yang kemdian diwariskan ke semua keturunan orang itu. Pada generasi-generasi berikutnya ditemukan bahwa mutasi yang sama atau pemetaan dalam DNA dua orang, menunjukan bahwa mereka memiliki leluhur yang sama.

Anonim mengatakan...

yand tadi Natan=

Anonim mengatakan...

wah posting yang menarik dan menantang. tanggapan DTN juga bagus banget.

Ok-lah, gw juga punya sedikit info bahwa Daerah Yunan, sekarang letaknya di provinsi Yunan, sebelah utara Vietnam. Jauh di sebelah barat Shanghai. Jadi, oran-orng Indonesia yang di bagian barat sebenarnya adalah percampuran orang Yunan dan orang Vietnam - kamboja - laos. Liat ajah kalo pas sea games, orang-orang kita mirip banget ma dia-dia orang.

Tapi ada record juga bahwa manusia pertama di Trinil ditemukan oleh Eugene Dubois, yakni Pitekantropus Javanicus. Itu adalah manusia kuno yang ada di Indonesia sampai kedatangan manusia moderen (Homo sapiens). Kalau benar berarti bangsa Indonesia adalah bangsa campuran Indochina (Cina Selatan) dengan org-org asli dari keturunan Pitekantropus Javanicus. Sedangkan org2 Cina purba yakni Homo Pekinensis.

Berarti Indonesia = Pitekantropus Erektus + Homo Pekinensis, sekarang udah ribuan generasi. Indonesia memang campur aduk tetapi terutama dipengaruhi oleh orang Afrika yang Homo sapiens itu.
Nggak heran juga jika Nelson Mandela fanatik banget ma Baju Batik (Nana)

Anonim mengatakan...

Eh, Pithecanthrophus erectus & Sinanthropus pekinensis pan bukan Homo sapiens (manusia modern). Mereka dah lama punah sebelon Homo sapiens muncul. Getoooo...(Nana)

Anonim mengatakan...

Oh ya, satu lagi ,... lagu Africa dari TOTO asik banget...mantaplah (Nana)

mikerk mengatakan...

Dear sahabat blogger,

Saya baru membuat beberapa editing. Smeoga lebih enak dibaca dan disimak.

Thanx bagi sahabat yang sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

Anonim mengatakan...

@BM.....

Only say, you are the best. We love u. (Adek)

Anonim mengatakan...

Wah, Nice blog. Keep on posting (Wawan)

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Selamat hari minggu. Selamat berbakti ke Gereja. Saya hari ini nggak bisa ke Gereja karena agak flu. Kebanyakan bagadang kalee...Tuhan Yesus tahu alasannya dan semoga DIA memaafkan saya.

Jesus Bless U

Unknown mengatakan...

Saya tertarik posting ini, yang merupakan kelanjutan dari posting yang lalu. Saya memiliki sedikit catatan.

Saya keturunan Dayak, Menurut catatan antopologi, sesungguhnya Suku Bangsa Dayak yang mendiami Pulau Kalimanatan (Borneo) bukan benar-benar penduduk asli. Penduduk asli pulau Borneo yang pertama dengan ciri-ciri physik rambut hitam keriting, kulit hitam, hidung pesek dan tinggi badan rata-rata 120 - 130 cm. Mereka di golongkan ke dalam Suku Bangsa Negrito sebagaimana yang masih terdapat sisa-sisanya dalam kelompok kecil di Malaysia Bagian Utara.

Kemungkina besar, mereka adalah manusia moderen (Homo sapiens) yang datang dari Afrika seperti yang dicatat oleh BM.

Unknown mengatakan...

Di Pulau Kalimantan (Borneo) Kelompok Suku Bangsa Negrito ini di duga telah musnah setelah datangnya suku bangsa baru yang ber-imigrasi dari Benua Asia Sebelah Timur yaitu cina.

Menurut para ahli Ethonologi, di Asia pada awal-awal Abad Masehi, pernah terjadi 2 (dua) kali perpindahan bangsa-bangsa. Perpindahan bangsa-bangsa yang pertama terjadi pada abad ke - II yang oleh beberapa ahli disebut proto-melayu dan yang kedua terjadi pada abad ke - IV di sebut Deutero-Melayu.

Menurut H.TH. Fisher, migrasi dari asia terjadi pada fase pertama zaman Tretier. Saat itu, benua Asia dan pulau Kalimantan yang merupakan bagian nusantara masih menyatu, yang memungkinkan ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan Muller-Schwaner.
Dari pegungungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan.

Unknown mengatakan...

Kelihatannya, catatan BM terkonformasi juga, yaitu orang-orang dari Asia mendesak pergi/punah orang-orang melanesia ke arah timur. Jika semua catatan di atas benar maka memang tidak seharusnya saudara-saudara kita yang di Papua merasa sebagai orang lain di nusantara.

Sahabat kita di blog ini yang berasal dari Papua yaitu Pace Noge dan Pace Ruben, seharusnya bangga karena Nusantara pertama kali ditemukan oleh orang-orang yang skarang berada di papua.

Ketidak beresan yang dirasakan di Papua bukan karena alasan rasil tetapi karena kurang pekanya pusat terhadap fakata-fakta daerah. Indoensia ditafsir hanya Jakarta. itu akar masalahnya.

MERDEKA

Unknown mengatakan...

@ Proxy73,

Woooi mister gendeng, materi udah gw kirim lewat e-mail. Tapi kepastian gw hadir tergantung batuknya berhenti kagak ...wkwkwkwkwkw...

Anonim mengatakan...

tesis utama yg ingin disampaikan oslon adalah apa yg disebut perbedaan ras bukanlah sebuah realitas biologi. berpikir sebaliknya adalah sumber "genocidal wars" dan segala macam yg jahat dibumi. dalam konteks politik multikultural, diversitas dstnya... terus terang saya simpatik dgn falsafat ini. kenapa? karna menyebut, misalkan, org yahudi (atau org jawa) lebih pintar dari arab (papua) adalah sebuah kesalahan politik.

tetapi "mapping human history: genes, race, and our common origins" lebih pas disebut buku filsafat tentang kejahatan rasialisme dgn memakai data genetika sebagai pembenaran. Ini disebut pseudoscience. Catatan: Oslon adalah seorang jurnalis bukan genetis/bilogis.

luigi cavalli-sforza dan marry claire king, ahli genetika yg terlibat dalam proyek penelitian genetika ("Human Genome Diversity Project") dikecam sebagai rasialis. ini memberi gambaran betapa sulitnya melakukan penelitian genetika antar ras tanpa kontraversi.

yg pasti temuan-temuan baru dalam bidang genetika masih terus berlanjut. opoini oslon bisa jadi salah.

mikerk mengatakan...

....dan berkatalah Nietzsche, "ada banyak mata, bahkan Spinkspun punya mata, dan karena itu ada banyak kebenaran, dan oleh karena itu tidak ada kebernaran"...

Begitulah, tentang topik apapun selalu ada kontroversialnya. DAn begitulah cara bekerja peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ...ahaaa....saya menyimpan satu artikel tentang hal ini yang berkaitan dengan kontroversi antara teori evolusi dan penciptaan. Sabar saja....

Tetapi, satu hal yang bahkan Nietzchepun tidak mungkin berpikir bahwa dia benar, yaitu saya hidup. SAya memiliki badan dan jiwa. Lalu, lahirlah pikiran. Maka pikiran sungguh tak terperi kekuatannya maka lahirlah sitesis-sontesis. SO, jadilah posting di atas, yang saya sebut....gambar di dalam cermin spion sejarah...

Maka, apakah Olson benar atau tidak, bukan hal yang terlalu urgen karena kebeb=naran manusia memang selalu tidak ada kebenara. Yang penting adalah, sitesis kebaikan.

Itupan saya masih berpikir bahwa ada kemungkinan besar salah seotang sahabat saya di dunia gelombang ini ang akan mengatakan bahwa...hoooiii BM tergolong humanisme...

Maka, jawab saya, EGP...emangnya gue pikirin....wkwkwkwkw...

Maka, berdiskusilah guna mereduksi naluri suka alasan untuk berbeda lalu berkelahi...

GBU

mikerk mengatakan...

Selamat siang sahabat blogger,

saya membuat beberapa editing karena bebeapa kesalahan pengetikan. Lantas, saya menambahkan sebuah lagu yang pernah dinyanyikan oleh grup legendaris, BONEY M, "river of babylon"..

Saya pikir lagu ini, selain indah dan merdu, menyajikan lirik yang sesuai dengan semangat untuk "terus bergerak maju memasuki negeri baru kendati tak perlu meninggalkan potret sejarah". Coba disimak...enak to asik to....mantep to....haaaaaaa haaaaaaa....haaaaaaa....

mikerk mengatakan...

"Rivers Of Babylon"

Artist: Boney M.

By the rivers of Babylon, there we sat down
ye-eah we wept, when we remembered Zion.
By the rivers of Babylon, there we sat down
ye-eah we wept, when we remembered Zion.
When the wicked
Carried us away in captivity
Required from us a song
Now how shall we sing the lord's song in a strange land
When the wicked
Carried us away in captivity
Requiering of us a song
Now how shall we sing the lord's song in a strange land
Let the words of our mouth and the meditations of our heart
be acceptable in thy sight here tonight
Let the words of our mouth and the meditation of our hearts
be acceptable in thy sight here tonight
By the rivers of Babylon, there we sat down
ye-eah we wept, when we remembered Zion.
By the rivers of Babylon, there we sat down
ye-eah we wept, when we remembered Zion.
By the rivers of Babylon (dark tears of Babylon)
there we sat down (You got to sing a song)
ye-eah we wept, (Sing a song of love)
when we remember Zion. (Yeah yeah yeah yeah yeah)
By the rivers of Babylon (Rough bits of Babylon)
there we sat down (You hear the people cry)
ye-eah we wept, (They need that ???)
when we remember Zion. (Ooh, have the power)

mikerk mengatakan...

OK, God Bless U all my friends...i love you full.....

Anonim mengatakan...

@ Ama Ludji,

Selamat hari minggu. Su pulang Gredja ko?

Ama pung komen bagus ma beta kurang yakin lupung janji posting tentang evolusi. Kitong su tunggu su 1 taon sonde ada kenyataan...taku kena pecat sebagai penatua ko???? ha ha ha ha...

OK bae, jangan lupa besok GBPP dibawa serta boss. JBU (A9ust)

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha...beta buka rahasia..satu kali kalo tidak salah kelas II SMA, ama ludji maen gitar menyanyi ini lagu yang waktu itu top skali di Kupang.

Waktu itu belum banyak teman yang bisa bermain gitar. Jadi kita nikmat petikan gitarnya mester BM. Tapi saya perhatikan kata-kata lagunya rivers of babylon dinyanyikan BM secara sembarangan saja.

Saya bilang itu ke ama Ludji dan Kita rame-rame tertawa, eee....ama Ludji ngambek dan brenti maen gitar....ilang fuit kata orang kupang.....ha ha ha ha ...

Buka rahasia sdikti tak apa to??? ha ha ha...(A9ust)

mikerk mengatakan...

@ To,o "rempeng",

1. itu tahon 1978, kelas 1

2. membuka "aib orang" di hari minggu bisa berbahaya...ha ha ha ha;

3. dulu itu malunya bukan karena salah kata-kata (karena memang aslinya tidak tau) tapi malu sama si..ehhhmmm....yang juga ada di situ masa' lagi amer bahasa inggris ditertawakan....ha ha ha ha...rusak .... ancor...

4. tapi kesalahan sudah diperbaiki kan...maen gitar su lebih bagus dan bahasa inggris juga lumayan...nah bagaimana ketimbang to'o????? mari qtong perisksa:...tetap blom bisa maen gitar, bahasa inggris tetap puruk, menyanyi hanya bekin orang pung teling rusak....ha ha ha ha...siapa yang lebih puruk oooo???? ..ha ha ha ha ha...

Selamat hari minggu boss...JBU

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha ha....(A9ust)

Anonim mengatakan...

ha ha ha beta yakin to'o agus sakarang ada katawa taguling-taguling tagal BM pung buka rahasia
ha ha ha ha, to'o agus kapan take over BM pung laptop, jadi ko???
dtn=

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha...BM ternyata ngawura-ngwuran juga ya....wkwkwkwkwk...(Ryan)

Anonim mengatakan...

(Meganthropus Paleo Javanicus) ditaksir hidup 600.000 tahun yang lalu. Ditemukan di desa Sanggiran lembah bengawan Solo, Didaerah Kaliyoso sebelah utara kota Surakarta. Kalau Ali Bhuto ditemukan di Pakistan.

Kemudian setelah itu ditemukan balung yang lebih kecil di daerah Mojokerto dinamai Homo Mojokertansis yang ditaksir hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu.



Terus ditemukan lagi Pitecanthropus erectus yang diperkirakan hidup 400,000 tahun yang lalu di desa Trinil, daerah Ngawi, Madiun.

Antara 300.000 s/d 75.000 tahun yang lalu lembah Bengawan Solo itu masih tetep ngetrend untuk daerah tempat tinggal seperti pondok indahnya jaman dulu, buktinya ditemukan Homo Ngandongensis yang diperkirakan berumur segitu didesa Ngandong, lembah Bengawan Solo.

Terus ada lagi yang umurnya sekitar 1 juta tahun tapi masih di hitung/diteliti yaitu Homo Wajakensis ditemukan didesa Wajak, Tulungagung.

Anonim mengatakan...

Pertanyaannya adalah apakah manusia-manusia Indonesia itu punah atau telah berbaur dengan manusia pendatang?

Lantas, migrasi rumpun melayu urut-urutannya mungkin begini:

* Tadinya orang-orang Yunan hidup di Indo-Cina[Vietnam], kemudian mencari daerah yg lebih luas dengan perahu bercadik[bersayap].

* 2000-300SM perpindahan Melayu Autronesia dari Teluk tonkin ke pulau2x nusantara melalui 2 jalur:1. Selatan[penyebaran kebudayaan kapak persegi] 2. utara[penyebaran kebudayaan kapak lonjong.

* Wilayah penyebaran rumpun Melayu Austronesia: Kep. Indonesia, Kep. Malaysia, Kep.Mikronesia. Kep Polinesia. Wil ini dr P.Madagaskar-P. Paskah –Kepercayaan nenek moyang: Animisme & dinamisme

Pertabyaannya adalah bagaimana mereka mengelomppok menjadi orang sunda, jambi, jawa, dan lain-lain dengan bahasa yang berbeda-beda?

Anonim mengatakan...

sorry, Ryan Homo Jakartensis...wkwkwkwkwk...(Ryan)

shaugnessy mengatakan...

Memahami dan sekaligus menikmati tulisan dan pikiran Bigmike tidak terletak pada ketepatan atau keakuratan data-data kutipannya melainkan pada apa yang ingin dikatakan olehnya. Prinsipnya mirip "the singer not the song".

Salahsatu bukti adalah tulisan ini. Kutipannya terhadap Olson cenderung seadanya, mungkin mirip kelakuan BM ketika menyanyikan "the river on babylon" dahulu kala itu....wkwkwkwkwk....

Mungkin itu pula cara BM memaknai dialektika Nietzsche. Dan itu secara implisit sudah dinyatakan oleh BM. Betulkah demiian? OK saya akan memeriksanya.

shaugnessy mengatakan...

Kebenaran, dalam kaca mata Nietzschean, tidaklah pernah tetap. Bagi Nietzsche, kebenaran bisa jadi adalah salah satu jenis kesalahan.

Dengan demikian tidak ada jawaban absolut untuk apapun. Lalu untuk apa pencarian yang dilakukan Nietzschean, jika kebenaran sendiri sudah dinihilkan? Pencarian kebenaran seperti halnya konsep pencarian kebenaran fisika, dimana “bidang fisika hanyalah merupakan salah satu cara dalam menginterpretasikan atau menata dunia (dan jika boleh saya mengatakan; menurut kita!) dan mungkin bukan cara menjelaskan dunia”.

Apa kesimpulannya? Bigmike selalu "menunggangi serpihan kebenaran yang mungkin tidak benar untuk menciptakan kebenaran atau ketidak benaran tertentu.. Tersrah kita untuk membenarkan atau menyalahkan si boss. Saya sendiri memilih untuk menikmati. Sikap ini mungkin benar mungkin pula salah. Tteapi BM punya jalan keluarnya: yang ada adalah 1/2 benar.

Ha ha ha ha, masih ada yang ragu bahwa BM diam-diam mengagumi Nietzsche?????

shaugnessy mengatakan...

woooiiii BM, lagu TROB biar jadoel tapi enak banget....oleeee....oleeee...jadoellll...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Proxy73,

Apakah menurut anda, "dengan bekal" seperti yang ada BM bisa mengupas masalah etis dari masalah teori evolusi?

Anonim mengatakan...

@ Bigmike and all,

Akhirnya saya berkesimpulan bahwa BM adalah penganut humanisme. Dia sendiri mengakuinya dalam komennya di atas. Semakin meyakinkan ketika sahabatnya si Proxy mengungkapkan bahwa diam-diam BM mengagumi Nietzche. ?

Maka tak heran, dua posting terakhirnya ini sangat kuat nuansa keberpihakan kepada pikiran evolusinisme. Manusia berasal dari kera.

Tak salah lagi, BM penganut humanisme. Apakah humanisme itu?

Anonim mengatakan...

Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.

Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

Humanisme sekular mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekular juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika. Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.

Anonim mengatakan...

Maka, pemilik blog sebenarnya telah kehilangan hak etisnya untuk mengkalim sebagai penatua gereja dan yang sejensinya. Anda sebenarnya memuja pikiran anda sendiri dan bukan Tuhan.

Sekarang saya tunggu keberanian anda untuk mengakuinya!!!!!

Bagaimana sobat????? (Daud)

shaugnessy mengatakan...

@ woooiiii Daud,

Seingat saya, setelah digetok pale lu di komen beberapa posting lalu, elo menghilang...ternyata elo dendam ma pemilik blog dan datang-datang menuduh BM sebagai humanisme!!!!!

GW ga membela BM karena emang ga perlu, biar BM yang menjawab situ tapi menggunakan komen saya sebagai justifikasi tehadap BM itu yang gw ga suka. Dari mana cara situ menarik kesimpulan ngawur itu?????

Gw penggemar berat the beatles and rolling stones trus apakah otomatis gw orang inggirs? apakah gw seagama ma mereka???? walaaaaaahhh...ngawur berat tuh...wkwkwkwkw....

Saran gw, elo ga usah maen hakim deh...dan ternyata fundamentalis itu dimana-mana kelakuannnya sama saja....merasa benar ndiri sambil mengkafirkan orang laen...ck ck ck ck ck....kata rhoma irama ....terrrlaaaallllluuuuu....wkwkwkwwkwkwkw....(Proxy73)

shaugnessy mengatakan...

woooiiii BM, si Daud ga usah ditanggepin...rada ngawur tuuhhh...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Daud,

Kau goblog...(13)

Anonim mengatakan...

Seandainya Olson benar maka orang Flores, Alor dan Timor yang Melanesian adalah juga pemilik saha Indonesia. Bukan cuma orang Papua. Itu logikanya kan? (13)

mikerk mengatakan...

Waduuuuhhhh, mimpi apa semalam???? bangun pagi-pagi dan mememeriksa e-mail & blog....wuueeeellleeeeehhhh dapet kado manis dari sobat Daud...humanis...okelah...saya anggap saja kadonya adalah...wooiii BM...lu manis....mantap....

Atas apayang saya tulis dan anda sangkakan, pada titik ini rasanya belum ada yang perlu saya berikan catatan balik panang lebar....baca saja dahulu konteks penulisan...bahkan...baca kembali seluruh posting yang ada dan...baru secara lebih adil dan berkepala dingin memutuskan...who am i....

Itu saja dahulu...

Thanx babgi yang sudah berkunjung dan memberi komentar di blog. I love u full....

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya kira tanggapan ntuk orang seperti Daud sudah pas. Ditanggapi berlebuhan malah akan meluncur lebih banyak lagi tudingan dari dia. Biaaasaaaaa....

Lagipula tanggapan dari Proxy73 dan 13 cukup mewakili. Memang betul..tak di sana tak di sini, fundmentalis sama saja...(Eman)

Anonim mengatakan...

Tetapi saya kira ada juga yang harus dibahas terkait dengan fakta bahwa di Gua Liang Bua, Flores NTT pernah dilakukan penggalian.

Mike Morwood dan Peter Brown dalam International Nature Journal mengklaim bahwa tengkorak yang ditemukan adalah manusia Flores atau Homo Floresinensis. Ketika klaim itu muncul, lantas timbul pertentangan. Sebagian orang percaya bahwa itu memang manusia flores yang mirip "hobit" makhluk dalam film the lord of the rings tetapi sebagian lagi percaya bahwa itu adalah manusia moderen (Homo sapiens) yang bermigrasi dari Afrika ke arah Timur.

Anonim mengatakan...

Lewat sebuah film dokumenter, Morwood dan Brown yang berasal dari Australia itu membantah balik. Mereka mencoba membuktikan melalui simulasi komputer, tidaklah mungkin orang-orang dari Afrika menaiki Rakit dan sampai ke Flores. Oleh karena itu, mereka bersikukuh bahwa temuan mereka adalah manusi flores.

Pakar Palaeoanthropologi (Antropologi ragawi) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Teuku Jacob didampingi tiga orang peneliti asing yaitu Prof Dr Alan Thorne pakar antropologi ragawi dari Universitas Nasional Australia, Prof Dr M Henneberg pakar antropologi biologis dan anatomi, Universitas Adelaide Australia, dan Prof Dr Robert Eckhardt ahli genetika perkembangan dan morphologi evolusioner pada Fakultas Kesehatan dan Pertumbuhan Manusia Universitas Pensylvania, AS serta Prof RP Soejono Kepala Pusat Arkeologi Nasional yang juga anggota tim peneliti di Flores di UGM Jogjakarta memberikan bantahan bahwa tengkorak Liang Bua bukan manusia FLores tetapi manusia moderen (Homo sapiens) (Eman)

Anonim mengatakan...

Argumen tim ini, antara lain sebagai berikut:

"Alan Thorne: ciri-ciri sebagai manusia modern juga terlihat dari lekuk-lekuk yang terdapat pada kerangka kepala fosil manusia Flores. Lekuk-lekuk tersebut menunjukkan ciri manusia melanesia dan alat-alat yang ditemukan di sekitar kerangka makin menegaskan bahwa fosil itu berasal dari manusia modern. "Dari pola keausan gigi pada fosil itu menunjukkan fosil itu bukan berasal dari manusia pemburu seperti yang pernah dikatakan di Jurnal Internasional Nature itu. Namun berasal dari manusia yang sudah punya kebiasaan memelihara binatang dan bercocok tanam,"

Prof. Jacob: umur kerangka bukan berkisar antara 6.800 tahun hingga 94.000 tahun seperti klaim Moorwood dan Brown. Namun umur kerangka manusia Flores itu sekitar 3.500 tahun lalu. "Salah satu indikasinya adalah kerangka tersebut sebenarnya belum mengalami fosilisasi tapi baru sub fosil,"

Sejak saat itu tidak ada lagi perdebatan dan semua ahli setuju bahwa tengkoran di Liang Bua adalah sisa manusia moderen dari kelompok Melanesia. Maka, hipotesis Olson benar.

Implikasinya adalah: orang Flores adalah juga pemilik sah Indonesia, bukan orang indekosan. HIDUP INDONESIA (Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

Saya termasuk yang sangat senang atas posting lagu rivers of babylon dri Boney M. Mengingatkan tahun 1970-an, kami di mana-mana mendengar lagu ini dan berjogetg. Asik sekali.

Saya menunggu kapan-kapan Bigmike memposting artikel yang diiringi lagu dari ABBA. Itu grup paling top dulu (Eman)

Anonim mengatakan...

@ Pak Daud,

Saya adalah mahasiswa Pak Mike di Fapet Undana.

Pak Mike memang sering mengutip teori darwin untu menunjukkan daya adaptasi organisme. Seringpula menjelaskan tentang DNA mitokondria, chromosom, asal usul dunia yang bermula dari produksi gas tertentu di dasar laut dan lain-lain, yang disertai dengan penjelasan memikat. Tapi pada bagian akhir pak Mike selalu mengatakan bahwa "TUHAN-lah yang telah memungkinkan peristiwa evolusi terjadi".

Jadi, menunduh pak Mike sekuler adalah ngawur (Sonny)

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Maju terus tak usah mundur pada kecaman orang yang tidak tahu persoalan. Viva Pak Mike (Sonny)

Unknown mengatakan...

@ Eman,

Saya koreksi dikit boleh ya??? JANGAN EMOSI. Kita tetap sohib nusantara meski beda pendapat.

Pada tahun 2007 Morwood dan Brown telah memberikan tanggapan balik lagi kepada tim UGM. Mereka tetap bersikukuh bahwa "hobbit" flores adalah Homo floresiensis. Sebuah spesies baru, bukan manusia moderen. Argumennya terletak pada susunan tulang pergelangan tangan.

Juga dibantah bahwa otak kecil MLB (manusia liang bua) adalah sindrom katai, tumbuh kerdil akibat penyakit otak yang disebut microcephaly, melainkan susunan bari Homo erectus yang jauh lebih maju.

Tetapi, tim Australia membuat pernyataan yang agak "labil" ketika mengatakan bahwa "manusia Flores adalah percampuran atau kombinasi manusia purba dan moderen yang aneh". Terlihat ambigu dan ragu-ragu. Oleh karena itu Erckhardt (2008) dari tim UGM kembali menuding metode penelitian Morwood dan Brown yang keliru.

Alhasil, manusia flores masih kontroversial.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Saya menghargai tulisan ini karena berusaha mencari justifikasi bahwa we are unity in dibersity. Bhineka Tunggal Ika. Hidup Indonesia.

==ANAK NKRI==

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Saya menghargai tulisan ini karena berusaha mencari justifikasi bahwa we are unity in diversity. Bhineka Tunggal Ika. Hidup Indonesia.

==ANAK NKRI==

Unknown mengatakan...

wuuuueeeeekwkwkwkwkkw....tumben anak nkri normal....getuu donk ketimbang ngamuk melulu.....viva anak nkri....

gw sepakat bahwa kata kunci BM adalah Bhineka Tunggal Ika...liat ajah

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

nggak pake banyak omong dech....dengan latar belakang ilmu yang dimiliki yang buka ilmu sejarah posting ini udah ciamik banget...masalah selalu ada pada kaum literalis bangsanya Daud...tapi ga usah ditanggepin...kegedean pale ntar...VIVA BM....

Anonim mengatakan...

Posting yang asyik meskl ditulis orang yang bukan ahli sejarah. Ternyata kita semua berasal dari 1 tempat, yaitu afrika. Semoga betul

Anonim mengatakan...

Africanya TOTO dahsyat....keren....

Anonim mengatakan...

Apa yang ingin dicapai lewat tulisan ini adalah INDONESIA BERSATU. Itu yang saya tangkap (Julius)

Anonim mengatakan...

Sebuah catatan yang berasal dari sejarah orang aborigin Australia memberikan konfirmasi terhadap apa yang dikemukakan oleh Olson.

Orang Aborigin adalah penghuni asli Australia. Dalam bahasa Latin kata ‘aborigine’ mempunyai arti ‘dari awal mula’. Umumnya
orang percaya bahwa mereka telah tinggal di Australia setidaknya selama 60.000 tahun.

Beberapa bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa manusia telah menghuni Australia lebih
dari 60.000 tahun yang lalu
daripada sekarang. Catatan atropologi menunjukkan bahwa orang-orang yang sampai ke benua australia berasal dari "utara" yang memisahkan diri di paparan sunda. Sebagian berjalan menggunalan rute utara menuju papua yang ketika itu masih satu daratan dengan australia di paparan Sahul melewati Sulawesi.

Anonim mengatakan...

Sebagian lainnya melalui jalur selatan melewat jawa, bali, nusa tenggara, flores, alor dan timor masuk ke paparan sahul (Australia + papua). Jadi, memang orang-orang melanesia ini betul terbukti menemukan nusantara, menduduki dan sebagian di antara mereka terus bergerak menuju australia dan papua.

Orang Aborigin sendiri kepercayaan mereka yang disebut "dreaming" percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari utara dan sampai ke australia menyeberangi lautan degan menggunakan peraahu kano. Lukisan-lukisan batu orang aborigin menunjukkan bukti-bukti seperti itu. Setelah itu, alam melakukan penggandaan terhadap mreka dan jadilah mereka seperti sekarang ini.

Anonim mengatakan...

Dengan demikian, apa yang ditulis oleh Olson mendapat konfirmasi yang memadai. Jika nenek moyang orang aborigin pernah melewati dan menduduki nusantara maka memang sulit menghindarkan kesimpulan seperti yang diambil Bigmike bahwa orang papua tidak perlu merengek di nusantara karena nenek moyang merekal yang pertama kali menemukan nusantara. Demikian pula orang-orang NTT, Maluku dan seterusnya. Perpecahan di antara orang-orang timur Indonesia ini disebabkan kaum penjajah portugis dan belanda.

So, memang logika tulisan BM akan mengarah pada Indonesia yang satu. Kita tunggu saja (Julius)

poempuisi mengatakan...

ya, berhentilah bertikai atas nama ras karena apapun ras anda kita adalah manusia bukan monyet. Bravo BM atas posting ini. Menginspirasi gw memuat puisi yang menyindir sikap rasialis berikut ini,

poempuisi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
poempuisi mengatakan...

Coloured

When I was born, I was black.
When I grew up, I was black.
When I get hot, I am black.
When I get cold, I am black.
When I am sick, I am black.
When I die, I am black.

When you were born, You were pink.
When you grew up, You were white.
When you get hot, You go red.
When you get cold, You go blue.
When you are sick, You go purple.
When you die, You go green.

AND YET YOU HAVE THE CHEEK TO CALL ME COLOURED!!!

poempuisi mengatakan...

dan ini versi lainnya,


And You Calling Me Colored??

DEAR WHITE FELLA
COUPLA THINGS YOU SHOULD KNOW
WHEN I BORN, I BLACK
WHEN I GROW UP, I BLACK
WHEN I GO IN SUN, I BLACK
WHEN I COLD, I BLACK
WHEN I SCARED, I BLACK
WHEN I SICK, I BLACK
AND WHEN I DIE, I STILL BLACK


AND YOU WHITE FELLA,
WHEN YOU BORN, YOU PINK
WHEN YOU GROW UP, YOU WHITE
WHEN YOU GO IN SUN, YOU RED
WHEN YOU COLD, YOU BLUE
WHEN YOU SCARED, YOU YELLOW
WHEN YOU SICK, YOU GREEN
WHEN YOU DIE, YOU GRAY.
AND YOU CALLING ME COLORED??

Anonim mengatakan...

saya lebih tertarik dgn pesan penulis blog: "...saya belum melnjelaskan apa makna tulisan Olson dalam konteks ke-Indonesiaan."

pesan politik olson dalam konteks barat berbeda sekali dgn konteks keindonesiaan (kalau ada). memahami kontraversi tulisan olson di barat dan berdiskusi disini, saya kira, tidak banyak gunanya. tetapi mencoba memberi konteks keindonesiaan sesuai keinginan penulis blog, wah amat sangat menarik.

perihal polemik data ilmiah ini dan itu, menarik sekali kalau kita membuat klaim hipotes ini benar, hipotesa itu tidak terbantahkan. memakai asumsi penulis blog sendiri, topik apapun kontraversial. dgn demikian, membuat klaim teori ini benar dstnya adalah argumen yg didasari harapan agar pembaca yg tidak tahu / tidak mau tau menerima saja tanpa cek dan "ricek" data lain.

sambil menunggu, mari kita periksa hipotesa olson dan keindonesiaan kita. olson bilang kita semua 1 rumpun bangsa. konsep ras adalah ilusi walau, ini anehnya, 1/2 bukunya dia menunjuk fakta rasialisme yg harus ditumpas. konsep ras ilusi, tp kejahatan ras nyata. kurang masuk akal tapi okelah... dalam konteks keindonesiaan, bagaimana hipotesa olson ini dimasukan kedalam falsafat bhineka tunggal ika yg secara literal berarti "berbeda-beda tetapi 1 jua." dalam semangat kesamaan ala olson, bagaimana menyikapi falsafat bhineka tunggal ika ini? kalau perbedaan kita hanya ilusi dan sekedar kontruksi sosial lama yg berbahaya, bagaimana kita membuat konstruksi sosial baru bahwa kita semua 1? dalam pembuatan kebijakan publik, kapan pemerintah memberi bantuan dana yg sama rata bagi seluruh kelompok masyarakat? sampai saat ini, bukankah alokasi dana bagi mereka yg dianggap maju/pintar jauh lebih banyak dibanding bagi mereka yg dianggap terkebelakang?

mari kita tunggu tulisan berikutnya. semoga hal-hal diatas yg saya sampaikan dapat dijadikan masukan untuk posting mendatang.

Anonim mengatakan...

Anonim tanpa identitas di atas rasanya kurang enak. Kendati tetap "anonim" saya masih bisa di kenal ketika mengetik Julius. Anda itu bagaimana? kok datang-datang menduga orang yg membca tulisan ini tan cek and ricek (Julius)

Anonim mengatakan...

Data dari Olson sudah saya cek dengan sejarah dan budaya aborigin. Klop. Memang saya juga menunggu apa maunya BM dengan posting ini, Saya menduga BM akan mengatakan biar beda kita satu. Bhineka Tnggal Ika (Julius)

Anonim mengatakan...

kembali tentang klaim hipotesa ini benar, itu tidak terbantahkan, saya tidak tujukan khusus ke a atau b dstnya. saya sampaikan saja secara umum, buat semua. asumsi dasarnya adalah spt yg sudah disampaikan penulis blog, apapun kontraversial bahkan penulis blog berfilsafat pada akhirnya tidak ada kebenaran. saya duga yg dimaksud penulis blog adalah apa yg disebut kebenaran hipotesa olson, hipotesa ini dan itu dstnya bisa jadi tidak benar... kecuali iman si penulis blog. kalu yg 1 ini saya duga dia akan katakan imannya benar sesuai petunjuk ilahi.

selain hipotesa "keluar dari afrika" (ini bukan hipotesa ciptaan olson), ada hipotesa tandingan. lalu mana yg benar? lebih dalam lagi, apakah sebuah hipotesa bisa disebut benar?

mungkin benar dugaan bahwa penulis blog akan katakan kita berbeda tapi 1 jua. menarik sekali dan untuk itu saya titipkan bbrp pertanyaan yg sudah saya sampaikan sebelumnya. kalau ada yg mau jawab, silahkan.

Anonim mengatakan...

tetap tidak mau pake sebuatn apapun...waaahhhh...ini kita sebut saja "orang alus a.k.a. OA". bagimana?

Hipotesis bisa benar jika dibutikan...

Hipotesis "OOA" setahu saya memang bukan ciptaan Olson. BM juga tidak menyebutkan itu. Ada hipotesis tandingannya. Nah mungkin OA bisa menguraikan tandingannya supaya tidak terkesan "anti Olson". Bagaimana juga, hayooo... (Julius)

Unknown mengatakan...

@ Dear all,

Lihatlah, begitu kata "ras" disentuh maka "aroma permusuhan" langsung tercium. Perhatikan percakapan antara sahabat Julius dan anonim. Suasana menjadi "muram".

Begitulah masalah ras, rasisme dan rasialisme yang persis seperti hantu gentayangan selalu menggoda perasaan orang. Orang-orang Eropa, Pauline Hanson, dan jangan lupa Amerika Serikat, isu-isu ini masih sangat menghantui. Seperti bensin beroktan tinggi, terkena percikan api sedikit saja langsung menyala.

Unknown mengatakan...

Satu tulisan yang sangat bagus telah dibuat oleh Christiant Wibisono di Suara Pembaruan. Tulisan ini memberi peringatan bahwa isu pertentangan antar ras masih potensial dan laten di dunia hingga kini.

Itulah kepenatan kita di Indonesia juga. Kawan-kawan Papua meminta merdeka atas dasar perbedaan ras. Sebagai WNI yang diberi cap sebagai warga keturunan, padahal siapa di antara kita yang bukan keturunan, diskriminasi rasial itu masih sangat terasa hingga masa reformasi ini.

Lantas menghambat usaha menyatukan pikiran kita sambut dengan kericuhan saya pikir tidaklah bijaksana.

Oleh karena itu, saya berharap BM terus maju dengan agendamu. Saya berkeyakinan agenda BM = visi misinya. Mungmin orang-orang seperti sahabat Daud tidak nyaman tetapi apa solusi darinya selain menuduh?

Unknown mengatakan...

BACALAH ARTIKEL DARI CHRISTIANTI WIBISONO BERIKUT INI (WWW.SUARAPEMBARUAN.COM)

"Dialog Imajiner Sarwo Edie-Ted Kennedy"

SE: "Selamat datang di Eternal Paradiso, Senator. Setelah 47 tahun jadi senator, dengan rekor ketiga setelah Robert Byrd dan Storm Thurmond, selamat bereuni dengan kakak dan keluarga Kennedy. Sebentar saya berbincang tentang hubungan Indonesia-AS menjelang KTT ketiga G-20 di Pittsburgh di mana Indonesia juga akan hadir." Sarwo Edie Wibowo menyambut Senator Edward Kennedy yang baru tiba dari Boston.

EK: "Terima kasih ambassador. Tahun 1962, saya baru jadi Senator. Saya mengikuti kakak saya Jack (Presiden John Kennedy) dan Bob (Jaksa Agung AS Robert Kennedy) mengagumi Bung Karno. Kita mengapresiasi perjuangan Anda mengalahkan komunisme di Indonesia, tanpa satu peluru pun dari luar. Saya kadang-kadang ingin memutar jarum jam sejarah. Seandainya dulu kakak saya tidak dibunuh dan bisa membantu Bung Karno setelah perjuangan Irian Barat untuk membangun Indonesia, maka sejarah mungkin akan menjadi lain. Ketika Bung Karno mulai berkonfrontasi dengan Malaysia, sebetulnya kakak saya, Bob, sudah mondar-mandir menjadi broker antara Bung Karno dan Tengku Abdul Rahman. Setelah Jack tertembak November 1963, maka praktis sulit sekali mempengaruhi Bung Karno, yang sudah semakin terisolasi ke kiri dengan klimaksnya peristiwa G30S. Anda tahu, setelah Johnson jadi presiden AS, maka kakak saya Bob sudah tidak berperanan dan Johnson semakin terpuruk di Vietnam. Dalam konteks sejarah, Indonesia yang antikomunis sangat meringankan AS, yang terjebak di Vietnam. Bahkan, orang sepintar MacNamarra kemudian merasa harus menebus dosa sebagai Presiden Bank Dunia dengan membuat program pengentasan kemiskinan dunia ketiga.

Unknown mengatakan...

SE: Dalam konteks sejarah, telah terjadi beberapa kali oportunitas dan peluang sejarah yang disia- siakan, baik oleh AS maupun Indonesia. Seandainya sejak semula AS sudah menekan Belanda untuk menyerahkan Irian kepada Indonesia, maka mungkin Bung Karno tidak perlu terlalu terdesak ke kiri. Semua pinjaman Bung Karno kepada Uni Soviet untuk membangun angkatan udara dan laut terkuat di belahan bumi selatan untuk mengancam Belanda agar keluar dari Irian Barat. Kalau AS lebih dini merestui kembalinya Irian, tentu Bung Karno tidak perlu sampai bersandar ke Moskwa dan kemudian Beijing. Tapi, memang setelah Irian Barat kembali, Bung Karno juga melakukan konfrontasi dengan Malaysia dan menelantarkan Irian, sehingga waktu referendum 1969, kami waswas, jangan-jangan Irian akan memisahkan diri. Saya waktu itu hanya mengurus administratif sedang logistik sepenuhnya dipegang Ali Murtopo dari Opsus dan Nyoo Han Siang. Sekarang ini, saya kembali waswas jika para pegiat OPM melakukan lobi ke Afrika, seperti ketika dulu Ramos Horta mempengaruhi Afrika atas dasar solidaritas rasial etnik. Jika Desmond Tutu dan Nelson Mandela sampai bisa dilobi oleh orang orang Papua Merdeka, maka nasib Indonesia akan kembali seperti ketika Timtim didukung oleh pendapat umum global secara meyakinkan. Terutama Senator, karena keluarga Kennedy ada juga yang memberikan angin kepada gerakan separatis Papua.

EK: Sabar Mr Ambassador, Jenderal, seperti Anda katakan, AS sebetulnya sudah tidak punya nyali untuk mengintervensi separatisme, karena menyadari bahwa kadang-kadang operasi seperti itu akan bisa jadi bumerang terhadap AS sendiri.

Unknown mengatakan...

Tapi, memang benar jika OPM mendekati kedua tokoh Afrika Selatan, pemenang Hadiah Nobel dan yang memainkan kartu ras dengan Congressional Black Caucus di Capitol Hill, maka situasi akan gawat dan ruwet. Saya anjurkan Anda menegaskan kepada menantu Anda untuk segera meluncurkan suatu strategi besar mempertahankan platform Pancasila secara all out, efektif, dan proaktif. Untuk menjadikan Indonesia benar-benar negara demokrasi pluralis berbasis masyarakat Muslim.Yang cinta damai, toleran, pluralis, dan sekuler, seperti cita-cita Pancasila.

Unknown mengatakan...

SE: Senator, baru saja seorang pakar dari Hudson Institute mengunjungi Indonesia dan menyampaikan penyajian di pelbagai forum dengan media massa, Reform Center For Religion and Society dan bertemu banyak pihak, termasuk Din Syamsuddin. Dr Paul Marshall dari Center for Reli- gious Freedom, yang menguraikan banyak hal komprehensif, menilai situasi dan kondisi serta perspektif masa depan, dilandasi dengan penguasaan materi histosis empiris yang luar biasa mendalam dan menarik. Afrika sekarang menjadi ajang arus besar dakwah dan penginjilan yang luar biasa. Di Sub Sahara Afrika, masyarakat pribumi Afrika bertahan dan beralih menjadi Kristen dan animisme. Sedang pendakwah dari Timur Tengah dan Afrika Maghribi juga aktif melakukan penetrasi. Sementara di Eropa, agama Kristen mengalami kemunduran luar biasa, karena arus sekularisme dan ateisme, serta agnostikisme dan indifference, acuh tak acuh dengan ketuhanan dan agama pada mayoritas masyarakat Eropa. Jika trend sekularisme dan ateisme menguat terus, maka Eropa dalam tempo satu generasi akan dihuni oleh mayoritas Muslim dan orang Kristen akan menjadi minoritas. Karena itu, sudah terdengar suara bahwa tanpa teror bom pun sebetulnya Eropa akan segera menjadi Eurabia dalam tempo satu generasi. Sementara "perang besar" justru akan terjadi di Afrika, seperti terbukti di Nigeria dan Sudan, di mana kekuatan pribumi Afrika hitam dengan gigih mempertahankan kekristenan mereka menghadapi gelombang dakwah dari Afrika Maghribi dan Timur Tengah. Di Asia, konflik juga akan meruncing terutama di Asia Selatan, antara bangsa serumpun India dan Pakistan, hanya karena perbedaan agama. Konflik ini menjalar terus ke Asia Tenggara dengan menumpang- tindihkan masalah agama, ras, etnik, dan kelas menjadi ramuan ledakan ketidakpuasan sosial yang ditunggangi oleh oknum teroris seperti Noordin Top. Tapi, Senator, konflik besar juga terjadi di bumi AS sendiri, ketika Jaksa Agung akan menuntut petugas CIA, karena penyiksaan terhadap tawanan Al Qaeda. Leon Panetta, Direktur CIA, marah besar dan mengancam mengundurkan diri, karena gebrakan Jaksa Agung dan saya mencium bau rasisme di balik semua ini. Senator, Anda tidak akan beristirahat dengan tenang di sini, karena AS ternyata masih bisa merosot jadi Sudan atau Nigeria dalam penerapan HAM, demokrasi dan konflik ras, etnis, dan agama.

Unknown mengatakan...

EK: Jelas saya prihatin Pak Sarwo, saya dituduh sebagai senator paling liberal yang antihak individu, karena terlalu bersemangat memperjuangkan masyarakat miskin hingga nyaris sama dengan Marxis komunis. Sekarang ini, Presiden Obama sedang dalam keadaan terdesak, karena rencana reformasi jaminan kesehatan akan macet dan Partai Demokrat tampaknya akan memanfaatkan mitos popularitas saya untuk menggolkan RUU Healthcare. Saya sejak dulu memang mendambakan bisa mengatur jaminan kesehatan untuk semua walaupun tentu dengan caveat, jangan sampai jadi seperti negara komunis, yang malah kedodoran dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kata kuncinya, Jenderal. Jika orang mau jadi ekstremis dan merasa benar sendiri, maka ia akan diperingatkan oleh Sang Omnipoten, bahwa manusia tidak sempurna betapa pun ia mempunyai itikad baik dan rencana muluk. Harus ada sistem yang mengawasi, mengendalikan, dan mengarahkan terutama mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan manipulasi slogan atas nama rakyat, untuk kepentingan oknum penguasa. Itulah sebetulmya rahasia di balik semua konflik politik, lokal, nasional, regional, dan global.

Unknown mengatakan...

SE: Benar Senator, tidak ada gading yang tak retak. Baru saja Sri Mulyani menghadapi gelombang kritik dalam penanganan Bank Century. Juga Antasari, membuktikan bahwa KPK tidak boleh bertindak seperti Tuhan, mau menang sendiri, benar sendiri. Saya tidak akan berlama lama, Anda tentu kangen dengan Jack dan Bob. Nanti kita bikin KTT Indonesia -AS panggil kakak Anda, Bung Karno, dan lain-lain, kita diskusikan ke mana tujuan dunia ini.

Unknown mengatakan...

SAYA ULANGI:

...."KEMANA TUJUAN DUNIA INI?".....

Anonim mengatakan...

berargumen dgn menyerang org lain buat saya tidak baik. untuk itu saya berhenti agar suasana tidak muram spt ditakutkan.

Anonim mengatakan...

Bung atau sus atau mas atau mbak atau bapak atau ibu.....


Saya tidak bermaksud menyerang anda tetapi saya "penasaran" dengan identitas anda. Itu saja. Menyapa nama sekalipun itu anonim jelas lebih enak. Masakan jikalau ada 3 anonim maka kita panggil anonim 1, 2 dan 3. Kurang sedap saja.

Selanjutnya soal beda posisi saja. Anda tampak "menolak Olson" tanpa bukti. Saya menerimanya dengan beberapa bukti. Itu saja. Tetapi jika anda tidak mau lanjut ya tidak apa-apa. Itu hak anda. Saya taruh hormat.

Selanjtnya kita tunggu saja apa yang akan dikatakan BM. OK?

Anonim mengatakan...

Hahahahaha


Ternyata si pace papua yang biasa mengirimkan joke-joke segar udah kalah lucu dari si daud.

WUAHHAHAHAHAHAHA......

(Can't comment too busy to laugh)

Daud... Daud... Ente dapat ide darimana tuh nyebut si bos pemilik blog humanis?? HAHAHAHA...

Ah, gw gak sanggup lagi komen. HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAH
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHa

(pembela blog ini)

Unknown mengatakan...

ha ha ha ha...pace mikerk, ko memang prof...eh jangan snang dulu...bukan profesor tapi provokator....kalo indonesia milik orang papua, besok sa mo ke jakarta ambil monas pu ujung yang emas semua itu...ha ha ha ha ha ha...

Tulisna ini mengisnpirasi dan sa sabar tunggu kelanjutannya....Syalom

Unknown mengatakan...

satu ceritra lucu untuk pace mikerk,

satu kali ada satu guru namanya, pace yaklep, mengajar di satu SD di Jayapura. Dia terangkan ilmu alam..

+ anak-anak smua, sapa yang bisa jawab pertanyaan ini pak guru akan kasi hadiah buku tulis....

- apa pertanyaannya pak guru?

+ mengapa matahari cuma ada 1 di lngit padahal bintang ada banyak sekali, ribuan jumlahnya?

- kami tra tau pak guru, bisa dikasi tau jawabannya ka?

+ oh itu begini, matahari ada 1 saja karena Tuhan kasihan sama orang Papua.

- mengapa begitu pak guru?

+ coba bayangkan Tuhan kasi 1 matahari 1 saja orang Papua suda hitam semua apalagi kalao kasi 10 matahari....

- orang Papua hangus pak guru!!!!!

Pace Yaklep dan murid-muridnya memang "tidak beres" .... ha ha ha ha...

Pace mikerk, ko ketawa suda...

shaugnessy mengatakan...

HA HA HA HA HA....WKWKWKWKWKWK.....RUBEN KAMU GILAAAAAAAAA.......WKWKWKWKWKKWK....
..GROGI GEMPA JADI KURANG NICH....

(Proxy73)

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha Pace Ruben ...dikau ancor rusak .....ha ha ha ha ha ... humor segar betul di siang panas ini...ha ha ha ha (Julius)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Belum posting baru?????


@ Ruben,

ngakak abis kita nih...ha ha ha ha ha ha.....

(PM)

sastavyana blog's mengatakan...

Posting Bigmike memang selalu bikin penasaran tapi sering kali berujung pada kejengkelan karena BM ga menepati janji pada posting lanjutan. Kali ini jangan ya

sastavyana blog's mengatakan...

@ Pakce Ruben,

humuor --humor anda selalu bikin segar. Terus ngirim humornya ya...ha ha ha ha ha ....

jabon mengatakan...

by agus jabon :

wah site anda saya sangat suka.. :-)

jabon