Senin, 02 Februari 2009

hari begini 1 bulan yang lalu

Dear sahabat blogger,

Dalam sebuah Kitab Tua ada tertulis dengan amat tepat dan akurat......"Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap".....2 Januari rasanya baru 2 hari yang lalu,. Riuh rendah orang berdatangan melayat masih belum hilang dari telinga. Tangis duka sedih masih terhunjam di jantung hati. Bahkan, tatapan mata nanar Ibunda ketika membisikkan kata .... kau pulang Kupang duluan dan bersihkan rumah ....... seperti baru 5 menit lewat terjadi......

2 Februari sekarang. Tiga puluh hari lewat sudah sejak tanggal 2 Januari 2009. Ya, hari ketika Ibunda pergi meninggalkan saya dan kami semua. Hari ketika dengan perih kami berucap lirih....bapa dan mama, kami yatim piatu sekarang.....Apa arti semua ini? Mengapa harus saya tulis sesuatu yang sangat pribadi ini di ruang publik. Mestinya bukan karena cengeng. Mestinya bukan karena ingin tampil menghiba-hiba. Tidak. Ada sesuatu yang perlu saya, kami dan kita semua belajar. Apa itu? Adalah ini: kematian mungkin bukan akhir tapi sebuah permulaan.

Sebuah buku yang menarik, jika bukan dahsyat, ditulis oleh oleh seorang Kanada pada tahun 1985 - Vadeboncoeur - dan diberi judul "L'absence. Essai a la Deuixieme Personne". Salah satu bab buku ini berbicara tentang "Kematian yang Ditantang". Di mana letak dahsyatnya buku ini? Begini:

Pada tahun 1973 masyarakat Amerika dan Eropa membaca sebuah buku best seller karangan Becker - The Denial of Death". Dalam buku ini dianalisis panjang lebar tentang bagaimana masyarakat barat berusaha melarikan diri dari masalah kematian. Membicarakan kematian adalah tabu. Berger (1987) menulis bahwa masyarakat Barat melakukan "penipuan diri " terhadap masalah kematian. Bahkan sebenarnya pada abad ke-17 Blaise Pascal sudah menulis bahwa "karena umat manusia tidak berhasil mengatasi kematian, kesengsaraan dan ketidak tahuan, mereka memutuskan untuk tidak memikirkan tentangnya, supaya bisa berbahagia". Apa inti dari untuaian teoritis yang saya kutip di atas? Tidak lain dan tidak bukan adalah....karena kematian adalah misterius dan mendatangkan kesengsaraan maka jangan berpikir tentangnya, JIKA ANDA INGIN BERBAHAGIA.....Dari untaian kata di atas jelas terlihat bahwa:
  1. Kematian adalah kengerian dan sengsara;
  2. Cilakanya, karena anda hidup maka suatu waktu kengerian dan kesengsaraan itu pasti datang.
  3. Membayangkan bahwa anda akan sengsara dan ngeri maka JANGAN BERPIKIR TENTANG KEMATIAN;
  4. Ketika anda tidak berpikir tentang kematian maka ANDA AKAN BERBAHAGIA.
Lalu, bagimana ketika kematian itu datang juga? Ya, tidak ada jalan lain selain berduka. Maka, anda lihat seluruh perangkat sosial dan budaya masyarakat, dimana saja, pada umumnya, memberi label DUKA ketika berhadapan dengan peristiwa kematian. Di Kupang, kerumuman orang yang menghadiri kebaktian pemakaman akan disebut sebagai Sidang Perkabungan. Sidang Duka. Karangan bunga yang dikirim untuk keluarga yang mengalami kematian, di atasnya ditulis kata ...turut berduka cita......Sekarang silakan anda mengumpulkan semua kosa kata yang bertalian dengan peristiwa kematian, hampir pasti selalu berhubungan dengan satu kata itu, yaitu duka. Duka cita. (Kecuali bagi sahabat-sahabat yang berasal dari Kepulauan Alor di NTT, yang memiliki marga Duka - sahabat saya dahulu bernama Eben Duka. Meski demikian saya jarang melihat dia suka berduka karena hobinya adalah: bernyanyi ......ha ha ha ha ha).

Di titik inilah hebatnyanya buku karangan Vadeboncoeur itu. Mengapa? Karena dia menulis bahwa kematian bukanlah kedukaan. Kematian hanyalah "lintasan upacara" menuju suatu perjumpaan hierofani antara dua pihak eksistensi, yaitu eksistensi yang ada sekarang dan eksistensi "ADA" di kekekalan. Eksistensi yang sekarang adalah being yang profan dan eksistensi yang kekal adalah being yang sakral. Bagaimana kedua being tadi bisa terhubung? Satu saja alatnya, yaitu KASIH. Jadi, kematian adalah prosesi pengubahan Kasih, yaitu dari kasih yang bersifat profan menuju kasih yang kudus. Vadeboncoeur mengatakan bahwa prosesi kematian, ditandai oleh adanya pancaran sinar benderang yang tiba-tiba datangnya. Menyergap dan membuang selubung being profan dan digantikan dengan being baru yang sakral. Siapa yang melakukan itu semua? Sesuatu yang disebut sebagai ADA, yaitu Sang Eksistensi yang kekal. Eksistensi yang murni ILAHI. Sekali kamu dipeluk Sang Maha Eksistensi maka tidak ada lagi kematian. Tak ada lagi sedih. Tak perlu lagi berduka.

Masalahnya, kemudian, adalah apakah ungkapan Vadeboncoeur adalah sebuah realitas atau ilusi semata-mata. Maka. Louis Leahy membandingkan tulisan itu dengan hampir dua lusin penulis kenamaan, di antaranya adalah Tolstoi, Dostoevski dan Carl Gustav Jung. Hasilnya, tulisan-tulisan itu sama persis esensinya dengan apa yang dikatakan Vadeboncoeur. Kematian adalah perjumpaan Ilahiat. Leahy juga membandingkannya dengan hasil analisis raksasa psikologi Amerika, Abraham Maslow, yang secara sistematis meneliti tentang peak experiences. Dan di akhir penelitiannya Maslow berkata bahwa "kematian hanyalah suatu proses hierofani". Michel Hulin (1985) yang mengumpulkan pengalaman ratusan orang yang pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, jatuh di gunung dan rupa-rupa bahaya maut lainnya Hasilnya betul-betul paralel dengan tulisan Vadeboncoeur. dan berbagai penulis lainnya.

Pengalaman orang-orang yang pernah "mati tetapi kembali hidup" itu memberi gambaran bahwa ..... ketika mereka berada dalam suatu keadaan yang sangat kritis dan mereka menyadari bahwa bahaya maut tak bisa lagi dihindari, dan oleh karena itu mereka merasa tak perlu berjuang mempertahankan hidup maka mereka akan melewati suatu gerbang cahaya terang benderang. Ketakutan akan hilang dan secara aneh mereka menemukan dirinya tidak mungkin mati lagi. Mereka sekarang bertemu dan bercakap-cakap dengan semua yang mereka kasihi yang dahulu pernah meninggalkan mereka (Hulin menulis bahwa 100% responden terlihat oleh orang lain sedang berkomunikasi dengan "something" lewat aktivitas seperti bercakap-cakap, adanya aliran airmata, dan lain sebagainya. Dan akhirnya, mereka merasa bahwa inti dari diri mereka semata-mata adalah CINTA KASIH. Mengapa? Karena pada saat mereka melewati gerbang cahaya itu mereka merasa total diterima dan disambut oleh Sang MAHA EKSISTENSI YANG TERAMAT PENUH DENGAN CINTA KASIH.

Sebagian orang menduga bahwa pengalaman orang-orang yang menjadi responden Hulin bukanlah pengalaman obyektif melainkan pengalaman yang terjadi di bawah pengaruh neurofisiologis, farmakologis dan psikologis. Namun data Hulin menunjukkan bahwa semua responden tidak sedang berada dalam kondisi-kondisi tadi. Juga ada dugaan bahwa penelitian itu hanya berlaku dalam konteks masayarakat Amerika yang merupkan lokus penelitian Hulin. Tetapi laporan Bemerjo (1987) menunjukan bahwa pengalaman bertemu dengan cahaya terang dan dalam keadaan hierofani ternyata terdapat di segala penjuru dunia berdasarkan data dari India, China, Australia, Rusia, Inggris dan...ahaaa...Indonesia. Jadi, kesimpulan Hulin bahwa kematian adalah permulaan dari suatu perjalanan KASIH abadi tidak tertolakkan lagi. Dengan begitu Vadeboncoeur tidak sedang berilusi.

Woooooooowwwwww.......ketika menulis bagian di atas tanpa terasa sekujur tubuh saya merinding dan sekaligus ......anehnya ........merasa amat berbahagia ........ karena sekarang saya yakin - seyakin-yakinnya - SGT dan Ibunda tidak mungkin mati. Mereka ada dalam eksistensi Cinta Kasih yang Ilahi sesama mereka dan antara mereka dengan Sang Maha Eksistensi itu. Jika begitu maka Kitab Tua sekali lagi benar DIA mengatakan bahwa...mati itu untung bagiku....mengapa? Karena hidup selanjutnya adalah keabadian yang Ilahi. Kematian bukan persoalan. Ternyata.

Itukah pelajarannya? Mungkin ya tetapi bukan itu pamungkasnya. Sebab jika saya berhenti di situ maka saya tak lebih baik dari Almarhum Kurt Cobain, vokalis group Nirvana yang memuja kematian. Dipikirnya, dengan buru-buru mati maka hierofani cepat terjadi. Saya adalah saya yang masih hidup. Jika kematian bukan persoalan maka sudah pasti hidup itulah persoalannya. Realitas persoalan saya sekarang adalah hidup. Kematian itu urusan nanti. Sekarang, saya masih perlu makan. Masih perlu berobat. Masih perlu menghidupi anak dan isteri. Masih perlu merawat persaudaraan. Mengajar di Kampus. Memimpin kebaktian di Rayon sebagai Penatua. Masih banyak hal lagi yang menunjukkan bahwa hidup harus dijalani. Hari lepas hari. Jangan berlari dari hidup seperti juga jangan berpikir bisa menghindari kematian. (ah, teringat posting saya sebelumnya bahwa jika tidak bisa menghindari perubahan maka berdaptasilah. Berdamailah).

Jika benar demikian maka apa? Tulisan di atas mengisyaratkan satu hal penting, terpenting bahkan, yaitu: supaya kematian bukanlah kesengsaraan melainkan perjumpaan antar Eksistensi yang Ilahi maka sepanjang hayat dikandung badan HIDUPLAH DALAM CINTA KASIH. Hiduplah dengan cara mengasihi diri sendiri (rajin, cermat, cerdas, bekerja keras, menjaga kesehatan, hemat dan lain sebagainya). Hiduplah dengan cara mengasihi sesama (perduli, murah hati, panjang sabar, tidak sombong, tidak pemarah, tidak memendam dendam dan lain sebagainya. Hiduplah dengan cara mengasihi Sang Maha Eksistensi (hidup dalam kekudusan).

Saya bersaksi bahwa SGT dan Ibunda sepanjang hayat mereka, meski tidak sempurna sebagai manusia, mereka mempraktekkan hidup dalam kasih sebagai ideal realitas mereka. Tetangga mereka mengatakan begitu. Kolega mereka juga begitu. Ribuan pasien mereka setuju dengan itu, yaitu bahwa SGT dan Ibunda adalah ORANG BAIK. Untuk orang-orang yang mau hidup dalam KASIH pengalaman-pengalaman hierofani akan terjadi. Dalam percakapan sehari-hari kita sering mengatakan bahwa ....eh, mereka seperti sudah tahu bahwa mereka segera akan pergi menuju gerbang cahaya ..... Tak heran jika pada tanggal 30 Desember 2008 di sore hari, Ibunda berbisik kepada saya....bapakmu sudah menjemput saya ..... kau pulang duluan ke Kupang....bersihkan rumah. ....... Dan ketika ajal menjelang, tanggal 2 Januari 2009, adik saya DTN yang masih berada di RS PGI Cikini menyaksikan ...... SGT dengan senyum penuh kasih "menggendong" Ibunda, sahabat hati terkasihnya. Lalu, berdua mereka "terbang" menuju suatu kilatan cahaya. Cahaya apakah gerangan?.....KASIHILAH TUHAN MU. KASIHILAH SESAMAMU SEPERTI DIRIMU SENDIRI.....dan jika itu dilakukan maka gerbang cahaya itu adalah SURGA tempat bersemayam semua yang Ilahi. Sudah barang tentu SANG MAHA ILAHI.

Selamat Berbahagia Robert. Selamat Berbahagia Agustine. Damailah Bersama Sang Maha Ilahi. Doakan kami dari tempatmu berada agar kami mampu menjalankan perintah Sang Maha Kasih untuk hidup dalam KASIH.

Tabe Tuan Tabe Puan

135 komentar:

mikerk mengatakan...

Artikel ini ditulis dengan penuh linangan air mata. Bagi sahabat yang suka, selamat membaca. Penyuntingan menyusul kemudian. GBU

Anonim mengatakan...

perta ohh keduluan!!!

Ya udah!! baca dulu!

(Budhi)

Anonim mengatakan...

sahabat bm

apa yg membedakan manusia dan monyet? ahli-ahli genetika katakan 90an persen dna manusia dan monyet sama. lho kok? karena "raw material" manusia dan monyet sama. tanah! tp lalu mengapa sahabat bm dan saya tidak disebut monyet? apa yg membuat kami menjadi manusia? dan apa dia bisa mati?

selamat sahabat bm atas keyakinan sabahat itu! ayahanda dan ibunda tdk mati. mereka hidup! kami saja yg tidak sanggup menggapai realitas mereka. tp kami semua menuju pada realitas yg sama. kapan? entahlah! lalu apa sekarang? ini dia:

"...tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah..."

bagi sesama dan tuhan. kalu tidak, sahabat dan saya benar-benar akan mati. sia-sia hidup ini.

(joshua)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya 3 kali membaca tulisan ini. Pertama saya menangis. Kedua, masih juga menangis. Ketiga tetap menangis.

Saya dan beberapa teman menghadiri acara pemakaman. Kami menjadi saksi terhada percakapan orang-orang. Bapak dan Ibu Riwu Kaho MEMANG orang baik. Tepat sekal jikalau moral posting ini ada pada KASIH KEBAIKAN dan bukan kematian.

Terima kasih atas posting ini. Saya copy paste dna simpa sebaik-baiknya (Sherly, CN, Kupang)

Anonim mengatakan...

Woaaaaahhhhh.....kehebatan posting ini terletak kepada pemahaman cepat bigmike pada referensi. Gw tau referenis ini meski cuma kutipan. Mike Hullin 1987 menulis tentang la face cachee du temps. Maslow, menulis salah satu buku teks filsafat psikologi terbaik "toward a psychology of being.

Kedua pustaka ini sulit dipahami. Leahy yang mengulsanya malah mempersulit pembahasan. Bahasanya sering gak kompak.

Saya melihat bahwa bigmike bisa menangkap esensi tulisan. Mungkin memang cepat menangkap. Tapi bisa juga karena dipicu kecintaan yang mendalam terhadap almarhum dan almarhumah. Singkat kata, kita sedang ngeliat betapa kuatnya otak kita jika hati kita menggerakkannnya. Demikian kata Cobb, JB. 1987. Bigmike pasti tahu pustaka ini. (Gimana ahli kehutanan bisa punya koleksi filsafat langka ini? ngga ngerti gw ha ha ha ha)

Ah, tulisan yang amat layak dikoleksi (Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Hutang budi saya kebawa mati. Bahan-bahan kiriman Bigmike membatu gw menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Tadi siang udah judicium.

Semoga teladan kebaikan dari orang-orang terkasih tidak pudar dari perilaku mu. Jabat Erat Persahabatan (Proxy73)

Anonim mengatakan...

ehm....membaca bagian terakhir posting ini...serasa gw berada di dekat bigmike dan keluarga. Luar biasa

Anonim mengatakan...

sori (Suryana)

Anonim mengatakan...

@ Proxy73,

SELAMAT YA....(Suryana)

Anonim mengatakan...

Eh ada si akang, thanx. Gw juga terharu ma tulisan ini. Jd ga bisa ngablak nih...he he he he (Proxy73)

Unknown mengatakan...

@ Pak Mike,

Kami tidak pernah meragukan kemmapuan pak Mike bertutur. Lisan maupun lewat tulisan. Tapi baru kali ini kami membaca tulisan pak Mike dengan perasaan takut dan bahagia sekaligus. Membicarakan kematian kami takut tapi bahagia sekali ketika tahu bahwa KASIH bisa mengatasi ketakutan. Terima kasih

Unknown mengatakan...

Kami juga ingin urun rembug,

bu Teresa pernah menceritakan sebuah pengalamannya yang sangat mengharukan, menyentuh dan menggugah hati. Begini ceritanya: Pada suatu malam, seseorang memberitahukannya bahwa ada sebuah keluarga Hindu dengan delapan anak yang sudah berhari-hari tidak makan sedikitpun, karena tidak memiliki apapun untuk dimakan. Ibu Teresa bergegas pergi melawatnya dengan membawa beras secukupnya. Beliau menjumpai anak-anak yang matanya melotot karena lapar. Sungguh sangat menyedihkan! Ibu Hindu itu menerima beras dari tangan Ibu Teresa, kemudian membaginya menjadi dua bagian, lalu pergi. Ketika kembali Ibu Teresa menanyakannya: "Ke mana saja kau pergi? Apa yang kau lakukan?" Dia menjawab: "Mereka juga kelaparan." Rupanya yang dimaksud dengan "mereka" adalah tetangganya, sebuah keluarga Muslim yang mempunyai jumlah anak yang sama, yang harus ditolong karena mereka juga tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Ternyata ada kasih di hati Ibu itu. Walaupun ia hanya menerima beras secukupnya dari Ibu Teresa, karena kasih, ia tidak takut dlan berani berbagi dengan orang lain.

Pak Mike terbukti betul, kasih mengalahkan ketakutan. Kami pikir inilah moral posting ini.

mikerk mengatakan...

Dear all,

Penyuntingan baru dilakukan. Bkan saja memperbaiki kesalahan pengetikkan tetapi juga memperbaii struktur kalimat dan bahkan menambahkan informasi tambahan. Semoga membawa kemanfaatan. GBU

mikerk mengatakan...

Terima kasih bagi mereka yang sudah berkomentar. GBU.

Khusus bung Proxy73, bantuan saya tak seberapa. Jangan dipandang sebagai hutang. Kali ini saya meolong lain kali gantian saya yang memerlukan pertolongan. Selamat atas keberhasilannya. GBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Satu lagi masterpiece posting dari tangan anda. Pernah dalam satu posting, bigmike mencatat bahwa "cinta membuat sesuatu yang dikiranya ada ternyata tiada. Sesuatu yang dikiranya tiada ternyata ada.

Mula-mula saya pikir hanya sekedar permainan katakata. Ternyata tidak. Posting ini menjadi jawaban. Kekasih yang telah tiada ternyata sebenarnya ada. Kesedihan yang seharusnya ada ternyata dapat dibikin tiada.

Hei, bigmike...bukukan tulisan anda. Saya siap membantu (Wied, KG)

Anonim mengatakan...

Kematian dihndari karean ia membawa ketakutan. Maka, lawanlah ketakutan itu.

Kita tidak pernah sadar bahwa ada sebuah ketakutan yang terselip di hati karena ia takkan pernah muncul selama kita selalu mengingkarinya.

Ketakutan adalah wujud dari ketidakmampuan yang tersembunyi. Oleh karena itu
ketakutan akan selalu menghantui
sampai kita bisa benar-benar mau untuk menghilangkannya.

Tak mudah untuk melawannya
butuh kekuatan dari dalam hati ...

Siapapun yang mampu mengalahkan ketakutan,,,,itulah "sang pemberani sejati"''''

Keberanian melawan ketakutan itu sendiri lebih berharga ketimbang melawan berpuluh-puluh penjahat.....

Ingin jadi pemberani sejati?.
ayo mulai dari sekarang lawan ketakutanmu (Wied)

Anonim mengatakan...

@ Sahabat muda,

Mungkin tidak seperti yang dibayangkan. Bagi kami yang berusia amat senja tulisan seperti ini amat sangat menolong. Apalagi artikel ini ditulis dengan gaya yang amat memikat. Untuk itu saya berucap terima kasih. Isteri saya juga ikut membaca dan matanya berkaca-kaca. Dia juga menitip salam untuk sahabat muda.

Ijinkan saya memberi input berupa perspektif Islam terhadap kematian (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

Islam dengan gamblang menyatakan bahwa kematian, selain sebagai akhir perjalanan hidup di dunia, adalah sekaligus awal dari suatu kehidupan yang sejati. Kematian hanyalah sebuah media transisi dari kehidupan dunia yang fana untuk selanjutnya menuju kehidupan akhirat yang abadi. Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ini tidak lebih dari sebuah permainan dan keisengan, bermegah-megah, dan adu kesombongan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan, dan keturunan. Seperti hujan yang turun yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang mengherankan para petani, tapi tak lama tanaman itu tampak olehmu layu, menguning, kemudian luluh hancur. Padahal di akhirat masih ada azab yang dahsyat, di samping ada ampunan dari Allah dan keridloan-Nya” (Q.S. Al-Hadiid [57]: 20).

Anonim mengatakan...

Selain ayat dasar tersebut, juga banyak lagi ayat-ayat lain yang berbicara tentang kematian,

Sebut saja surat an-Nisaa [4]: 78 (tentang kematian yang akan menjemput setiap manusia dimanapun mereka berada), Q.S Ali Imron [3]: 185 dan al-Anbiyaa’ [21]: 35 (yang menerangkan bahwa setiap yang berjiwa pasti akan mati), Q.S al-A’raaf [7]: 57 (tentang kebangkitan orang-orang yang telah mati), Q.S al-Baqarah [2]: 161-162 (tentang laknat bagi orang-orang yang mati dalam keadaan kafir), serta masih banyak lagi ayat-ayat tentang kematian dalam Alquran yang bisa diambil pelajaran darinya.

Anonim mengatakan...

Setiap muslim juga mengharap bahwa kematian bisa memberi arti.

Kematian yang berarti ialah kematian pada saat yang tepat, pada saat kita siap, kematian yang mampu meninggalkan berbagai kemaslahatan bagi umat, serta mendapat bekal untuk menuju akhirat.

Biarlah saat lahir kita menangis dan orang-orang tertawa, karena tawa tersebut merupakan bukti cinta kasih mereka atas kedatangan kita di dunia. Dan biarkanlah pula orang-orang menangis saat kita mati, asalkan kita bisa tersenyum dan tertawa, karena tangis mereka saat kita pergi menghadap Khalik adalah juga sebagai bukti cinta dan kasih mereka atas diri kita

Anonim mengatakan...

@ Bigmike dan semua sahabat,

Demikianlah uraian saya. Dibandingn dengan uraian saya, Saya tidak melihat adanya esensi yang amat berbeda dengan pandangan Bigmike dalam artkel. Semua agama mengajarkan hal-hal baik. Turuti saja tanpa perlu kita bermusuhan. APalagi kita hidup satu tanah air. JAYA INDONESIA. MERDEKA.

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Artikel yang woooooowwww...Gw blum bs ngomentarin. Jadinya tambahan utang komen nich...(Elizahayu)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Briliant posting. Hebat. mengubah kesedihan dan ketakutan menjadi sukacita dan keberanian menghadapi hidup.

Tema ini sepintas ringan tetapi, jangan tertipu dengan gaya bogmike menulis. Adafilsafat yang amat berat di sini. Oleh karena itu saya memerlukan waktu untuk berpikir dan memberi komentar.
Akan menjadi agenda diskusi kelompok kami malam ini (Eman, CN, Kupang)

Anonim mengatakan...

@ Pak Syam,

Salut buat anda dalam menyikapi usia senja anda. Tidak banyak yang optimis seperti anda. Saya terharu juga nih membaca komen bapak. Bravo pak Syam (Eman)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Gw setuju dengan pendapat sahabat Eman. Posting ni sebenarnya berat. Berat naget2. Dan saya meseponsnya dengan sebuah puisi isinya nggak kalah beratnya. Dinikmati ya (Elizahayu)

Anonim mengatakan...

Eternal Life by Carrie Ann Rea
(March 18, 52 - December 6, 2001)

My God is great. My God is Good.
My life I give Him as I should,
to walk in life with toil and grief,
thanking God it's very brief.
I have a better life ahead,
for by His hands I am gently led.
I enter into the golden gates
and there my Jesus silently awaits.
I walk up to Him, so beautiful and pure,
and all of my suffering this Man will cure.
I bend my head and I kiss his feet,
for the love that I have, no one could meet.
He picks me up. He holds my hand,
and gives me a welcome to the Promised Land.
I praise His name, far and wide,
for I am now standing by my Jesus' side.
We walk to lands with streets of gold.
Unimaginable beauty my eyes behold.
Many children playing together as one,
looking our way to God's own Son.
No strife, no sorrow, no pain, no fears.
Not even the sign of any more tears.
I turn to my Jesus and I say to Him,
"My life on earth was very dim...
Compared to Heaven it's a Hell of it's own.
Without you I couldn't have made it alone.
You were always there to show me the path.
When I went the other way, I was shown your wrath.
But you pulled me through my unbelief's,
like an island holds on to many reefs."
Jesus turned to me, He smiled and said,
"The love in my heart to you I have fed,
for I am God and God is Me.
Life is eternal. My gift without fee.
All I ask is believing...for God is true.
He sent his Son to die for you!
Arose again, only to say,
'Believe and for you this will happen someday.'"
Then I cried, "My Lord, my Lord,
accepting your gift has a just reward.
To be with you in a place so fair,
without a worry, without a care."
We walked on ... hand in hand
and I saw the beauty of our Promised Land.
There almost in front of me,
a mansion as beautiful as could be.
Jesus turned to me and said,
"My Word has spoken of this you've read.
A mansion my child to you I give,
for here you shall abide and live.
Now go ahead to the pillars of gold,
for loved ones await you, I am told."
As I walk on I can see a lad.
No, it isn't a boy, it's my very dear Dad -
I run and run so hard and so fast,
into his arms wishing this will last and last.
He is so healthy, so strong and mild.
This man is my father and I am his child.
To see him again is truly so great.
The love in my heart couldn't await.
Dad said, "God is so great and God is so true."
I said, "Yes, for he brought me to you!"
Then all of a sudden, a tap on my arm.
There stands my Papa with his wit and his charm.
"My little Pumpkin," he said with a smile,
as I was hugging him all the while.
What a great day, so happy and free -
This is the best day that could ever be!
After a long, long loving talk,
I went for a quiet little walk.
I went alone to think of His love
God gave that I could come here above.
All at once it hits me at first,
like a thunderbolt hits when a raincloud doth burst.
I really left the world below
and I am in Heaven now, all aglow.
My body died and is laid to rest.
Life on earth was ... just a test.
I live again in this dear land,
where God and I walk hand in hand.
As I look down upon the sand,
I see on down to earth's great band.
I can see my loved ones standing there,
by a grave of many flowers it does bare.
Tears of sorrow, tears not merry,
crying, "Oh God, you took my Carrie ..."
"I say unto you, do not cry anymore,
for in a short while you will be on this shore.
I will run up to meet you with Papa and Dad.
We will all be together and never more sad.
We will show you your mansion just over the hill.
Your very own mansion, for God has His will.
This place is Heaven and that's where I am.
God is your shepherd and you are His Lamb.
Now follow and trust in Him till you die,
so we can be together in the sweet by and by."

(Elizahayu)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Lagi-lagi posting yang memiliki nilai filosofi yang tinggi. Gw terpana membacanya meski.... jujur...membicarakan kematian emang menakutkan //Pitha//

Anonim mengatakan...

@ Bung "Filsuf" Proxy73

S E L A M A T ATAS KEBERHASILAN ANDA! semoga hasil itu boleh menjadi bekal buat bung proxy dalam mengarungi masa depan!!! selamat!


(Budhi)

Unknown mengatakan...

Shalom,

Selamat siang sahabat blogger. Blogwalker saya menuntun saya bertemu blog ini. Bermula dari mengetik kata "KASIH" saya sampai ke blog bigmike.

Wah, ternyata isinya "luar biasa" bagusnya. Saya biasa bergabung dengan beberapa milis untuk diskusi keimanan. Saya juga kerap mengunjungi blog atau web yang membahas masalah keimanan. Bermula dari mengeklik

Blog ini sebenarnya tidak tergolong blog dalam kategori di atas. Banyak membahas kisah sehari-hari dalam perspektif filsafat. Cara membahasnya juga terkesan seorang penulis yang terampil. Tapi setelah membaca beberapa artikel lebih cermat, saya baru saar ternyata penulisnya adalah seorang ahli kehutanan ha ha ha ha...agak kecele saya.

Dari mana datangnya nilai-nilai religisu yang berhaburan di sana-sini di hampir setiap posting. Saya menemukan juga fakta lain bahwa pemilik blog ternyata seorang penatua di Kupang. Wah, ternyata rekan sekerja selaku Penatua juga. Pantas.

Saya Johanes Handoko, ... pekerjaan saya...ah apa ya???? pokoknya sudah disediakan Tuhan supaya saya bisa menghidupi diri sendiri, isteri, anak dan sesama. Tetapi pekerjaan paling membanggkan adalah sebagai Penatua di GKI RAWAMANGUN JAKARTA
Jalan Tenggiri 5-A Rawamangun, Jakarta Timur.

Saya berharap bigmike terus memposting guna berbagi kebaikan, persahabatn da asih sayang. Shalom. Tuhan Yesus memberkati.

Selanjutnay, saya ingin berbagi pengalaman di milis yang saya ikuti tentang kehidupan kekal. Tetapi sebelumnya saya setuju bahwa kematian bukanlah akhir tetapi suatu permulan. Permulaan untuk bertemu YESUS. Tapi, harap dicatat ada "harganya", yaitu jelankan KASIH dalam hidup sehari-hari.

Shalom

Unknown mengatakan...

Bahan ini saya ambil darikoleksi arsip lama saya,

Ini adalah pengalaman seorang pemburu hantu atau "penolong" arwah,
yg sering melepaskan arwah/hantu yg menghantui/terjebak di sebuah
tempat, supaya arwah2 ini bisa menemukan jalan mereka menuju terang
di akhirat. Dia ceritakan banyak hal di proses kematian, apa yang
dialami di sana pada fase transisi sebelum masuk alam ruh dan pergi
selamanya dari bumi, cara komunikasi dengan arwah/hantu, cara
melepaskan mereka, dll..

Penulis artikel ini bukan orang kristen yg kalian kenal rajin ke
gereja. Dia tidak mengaku agamanya, dan dia adalah seorang
paranormal, seorang pemburu hantu.

Dan komentarnya ttg Jesus amat unik, ini kutipannya :
"What do you mean by moving into the light?"
Jesus himself said: "I am the light of the world"; in the spiritual
world a highly developed soul has a very strong light, while an
undeveloped soul shows no light and may show darkness.

Unknown mengatakan...

jadi tingkat kerohanian/spiritual orang itulah nampak dari terang
yang dia pancarkan, orang yang lebih spiritual akan menemukan jalan
ke surga dengan mudah.

Jesus mengaku "Akulah Terang Dunia." Sinar spiritual Jesus itu menerangi dunia.

Tulisan dari narasumber di bawah ini sudah saya dan rekan grup milis melakukan cross check dengan berbagai pengalaman tulisan dan buku yg selama ini aku kumpulkan, aku bandingkan dengan sejarah Jesus dan penampakannya setelah kematian, dll dll. Cukup bisa dipercaya.

Baca dan pelajari pengalaman orang ini, karena cepat atau lambat
kita semua akan MATI, dan tidak ada hafalan ayat atau teori atau
dalil yg bisa menolong.

Unknown mengatakan...

MARI KITA IKUTI SECARA SAKSAMA PENGALAMAN BERIKUT INI (saya memecah atas beberapa tulisan, sesuai kebiasaan di og ini. Harap mengikutinya dengan sabar)

PSYCHIC RESCUE
by Eddie Burks and Gillian Cribbs
(from "Ghosthunter" )

http://www.bookorphanage.com/ghosts.html

Eddie Burks, a consulting civil engineer in England, discovered the
gift of spiritual healing in 1975. His extraordinary psychic powers
made international news in 1993 when it was revealed that Coutts,
the Queen's bank, had asked him to deal with a headless ghost at its
prestigious Strand headquarters. His intervention laid to rest the
troubled soul of Thomas Howard, the fourth Duke of Norfolk, who was
beheaded by Queen Elizabsth 1 in 1572.

The resulting book about his life and work - Ghosthunter - is now
out of print and extremely difficult to locate. Second hand copies
fetch a handsome price and put it well out of the reach of the
average book buyer, so we have chosen to reproduce one of its
chapters - an interview between Gillian Cribbs and Eddie Burks - in
the hope that it leads to a better understanding of ghosts and
apparitions.

Unknown mengatakan...

"What happens to a person when they die?"
In the dying moments consciousness begins to drift to a higher level
of existence; often relatives and loved ones will appear, sometimes
accompanied by a spirit presence. Then the person passes out of the
physical body and into the etheric body. This process is sometimes
witnessed as a silver thread rising out of the abdomen or top of the
head. The spirit will then linger by the body for a short while -
usually a few days at most - before casting off the etheric body and
moving through a tunnel into the spirit world.

"What is the etheric body?"
The etheric body is a halfway house between the physical and
spiritual bodies. The etheric body is very closely knit with the
physical body; when you are alive it conveys the energies of the
spirit world and, when intact, prevents damaging entities intruding.
Protection through the etheric body is our birthright, but it can be
breached in many ways - by repeated use of hallucogenic drugs, by
injuries to the body (especially the head) and by consulting ouija
boards. When breached, the etheric body is less able to protect the
consciousness from invasion by entities from the lower realms of the
spirit world; some cases of schizophrenia are thought to be caused
by this invasion.

Unknown mengatakan...

When you die your consciousness moves out of the physical body and
operates through the etheric body. But if you remain in the etheric
body for too long your consciousness begins to cloud; this is why
ghosts have no idea how long they have been trapped - in the etheric
body there is no difference between a day and a hundred years. When
you are released into the soul or spirit body - the next stage of
development - there is a great sense of freedom and expansion of the
consciousness.

"Are evil people always trapped when they die?"
No, they don't necessarily remain earthbound, but their nature tends
to determine where they are going. A murderer would probably find
himself in a dark region, whereas a person who has led a good and
kind life will find himself in a beautiful place. Our spirituality -
or lack of it - determines our next destination.

"How many people get trapped?"
Up to one in five hundred, but this is only a guess.

Unknown mengatakan...

"Does a ghost become trapped unwittingly or is it a matter of
choice?"
In most cases unwittingly. It's usually because some part of them
still clings to the life they had on earth; the memory of death or
the sorrow of learving a loved one behind could hold them back. Most
ghosts want to go, but can't.
"Is a ghost simply a soul that is not very developed spiritually?"
Definitely not. I recently released a woman who was alcoholic but
spiritually evolved. She was earthbound because her husband had
taken her children from her and she was still grieving over her
loss.

"Why do they come to you? Do they instinctively know you can help?"
They come to me because I throw out a psychic light - a sort of
beacon that only they can see. I don't know what it's like, but it
obviously means something to them.

"Is that why ghosts are attracted to certain people and places?"
Yes; if they are not trapped in a particular place, ghosts will take
temporary refuge where they see a light; this can emanate from
anyone who is spiritual.

Unknown mengatakan...

"How do they make themselves known?"
A very sensitive person might feel as if an invisible presence is
following them. If nothing is done to help the entity at this stage,
it can quickly become a nuisance; as it grows more frustrated it
will start to draw attention to itself by banging doors, switching
off lights or giving off strange smells. Sometimes there will be a
sudden drop in temperature and people in the house might feel
unnaturally tired; this is because the entity is drawing on their
energy to create the disturbances. It is very rare for a ghost to
appear physically as it would require a lot of energy to manifest.

"Have any ghosts refused your help?"
One or two have avoided me, and I can't do anything about that as it
is their choice whether or not to come forward.

"How do you make contact with the ghost?"
Often a trapped spirit will come to me unbidden; in that case, I
sense a change in my mood - I feel uneasy, frustrated or depressed.
I know that this feeling does not belong to me because it often
happens when I'm feeling quite cheerful. I try to adjust my
consciousness to allow it to get closer to me; I suppose I bring it
into a conscious focus. This is not a rational process, except that
I recognize what is happening mentally. It's more a matter of the
heart - I develop an empathy with the spirit. As I focus on it, I
begin to find out about its situation; first I get some idea of
whether it's a man or a woman and then I begin to get an
understanding of the problem.

"Do you then switch off your rational side and let the intuitive
side take over?"
Yes, it's as though my intuition - or psychic facility - reaches out
and engages with the entity, but my rational side continues to work
so I am able to describe what is happening. It's as though I'm
keeping one foot in the real world and one in the psychic world. The
two sides are working together, as the psychic side pulls in
information which is filtered through the rational mind.

Unknown mengatakan...

"What sort of information do you receive?"
First of all, the emotional state of the person. For example, if a
person died a violent death and left things undone, they may be held
back by the guilt over that and I feel their remorse. I share their
emotions in a way that is very cathartic for them; I am reading from
their memories of the event and I have to encourage them to go back
to their death, because sometimes they have wiped it from their
consciousness. It's very important for me to share these feelings
because these are usually at the root of the problem. By helping
them to express emotional energy they can be released.

"How do you communicate with a ghost?"
I usually pick up words and phrases before I see the ghost. It's as
though they share their emotions first and then their thoughts. I
respond to them telepathically too, either encouraging them to talk
or asking direct questions. I often say: "Look, I have to share your
death experience with you before we can go any further." And: "I'm
not driving you out into the dark, I'm helping you; there's a far
better place for you to be than here.

"What sort of information do you pick up then?"
I usually pick up the physical pain of their death, although
occasionally this comes through very strongly at the outset. A
hanged man once came through to me and I immediately felt the noose
around his neck. It's far more traumatic for them than it is for me;
although I do pick up terrible pain sometimes. I have trained myself
to let it go. I share enough of their burden to encourage them to
shed it; if you are not prepared to go through this process you risk
leaving them in a worse position than before. This is the mistake
most exorcists make.

Unknown mengatakan...

"Is there also a visual stage?"
When the person has gone through the emotional and physical
catharsis of their death, they suddenly emerge into their soul body.
If a person has had disabilities which have caused them unhappiness
on earth, these disappear with the etheric body. My psychic vision
becomes much clearer once they are in their soul body. It's as
though my consciousness suddenly comes into focus again; sometimes I
see the clothes they are wearing or their face.

"Would you describe yourself as a psychotherapist for ghosts?"
Yes, the process is very similar to a psychiatrist taking a patient
back to the deep cause of a neurosis. The difference is that a
release happens more quickly and it's usually accompanied by a great
burst of energy. I have to remain calm to hold the ghost steady and
steer it through this important stage. Many of the entities I deal
with have gone through a terrible experience and I must ensure that
they are not traumatized. I gently urge them to let go of the
experience. They are then ready to move into the light.

Unknown mengatakan...

SIMAK BAIK_BAIK PENGAKUAN INI, ang meneunjukkan SIAPA SI TERANG ITU

"What do you mean by moving into the light?"
Jesus himself said: "I am the light of the world"; in the spiritual
world a highly developed soul has a very strong light, while an
undeveloped soul shows no light and may show darkness. Anyone who is
spiritually developed will recognise an entity's progress by the
strength of the light around them. When I release a soul it has to
come into the light; if I succeed, it's as if a background light
comes into the foreground, signifying that the spirit world is ready
to accept them. The release is complete when the person steps into
the light.

Unknown mengatakan...

Baca pula, "syarat" supaya bisa selaputi oleh TERANG ABADI ITU,

"Does everyone move into the light?"
No. If someone is not prepared, either morally or spiritually, the
light will not appear; a path will appear instead, often with a
gate. If the person opens the gate, it indicates that they are
willing to begin their spiritual journey towards the light. On that
journey, which is a sort of Pilgrim's Progress, they will encounter
all sorts of obstacles which symbolize the things about that
person's personality that need to be corrected - a quick temper,
stubbornness, selfishness or greed, for example. It's allegorical,
of course, but nonetheless very real to the person on the journey.
They may have to climb rocks and squeeze through narrow openings, or
they may be presented with such insurmountable obstacles that they
have to pause and work out what to do.

Unknown mengatakan...

"What are the differences between hauntings, psychic imprints,
revenants and poltergeists?"
A haunting is characterized by the fact that phenomena associated
with it vary and often attract attention. The ghost exists in its
own right with a consciousness; if I make contact with a ghost it is
aware of me; and in some cases the person who is being haunted can
also communicate with the ghost.
A psychic imprint is like a psychic video; it will replay the event
to whoever is sensitive enough to pick it up. Psychic imprints are
often experienced when people are in a relaxed state of mind, and
they are characterized by repetitiveness - the same event will recur
time after time. A psychic imprint does not interact or communicate
because it belongs to a specific moment and has no consciousness
associated with it.
The term revenant is used to describe someone who is not trapped at
the earth level, but has moved to the spirit world, and whose
memories or desires take them back to the place where they first
felt them. Occasionally the person will manifest and is mistaken for
a ghost; it's only through contact that I can determine that they
are a revenant. Fear, sorrow and bitterness usually indicate a
ghost, whereas a revenant is more likely to bring feelings of
happiness.
I've never dealt with a poltergeist case, but I agree with the
theory that a poltergeist is not necessarily a discarnate spirit,
but a manifestation of the unconscious mind of a person - usually a
teenager. It's as though the psychic energies of the teenager are
externalized and this causes disturbances such as flying objectsand
rushing winds. It usually stops when the teenager grows up.

Unknown mengatakan...

"Why does the spirit world need you to release ghosts?"
I have the advantage of being on the earth; I can therefore hold the
ghost steady as it is released. If I didn't do this, the emotional
backlash could send them into a psychic wilderness. But I do get
help from the spirit world; a team of helpers usually comes to
assist. This team always includes someone who knew the ghost and has
some love for them; this is the person that takes the ghost to the
spirit world.

"Why are some ghosts more aware of what's going on in the twentieth
century than others?"
This has something to do with how alert the person was when they
were alive; someone who died from a drug overdose, for example,
would have little awareness of what's going on around them.
Sometimes it seems as if they are looking at the earth through a
smokescreen; they cannot get back to earth or see the light to the
spirit world.

"Are ghosts aware of their predicament? Do they know that you are
there to help?"
There's a lot of variation. Some are anxious to get away; others
have no idea of their situation. Their consciousness is dimmed once
they enter the etheric body, but some begin to have an
understanding - maybe after a year or two, or maybe after a hundred
years - and they begin to look around for some way out. At this
stage they will begin to grow frustrated and can develop into a
nuisance.

"What does it take for a ghost to become aware?"
Although the consciousness has dimmed, it slowly dawns on them that
they are in the wrong place and they have to move; this feeling
becomes more and more urgent. Sometimes other spirits come to them
and prompt them to leave. When I draw close to a ghost I empathize
with him and at the same time he becomes aware of anything that is
affecting me. One ghost insisted I closed the window because he was
disturbed by the noise of the passing traffic on a busy road.

Unknown mengatakan...

"Have you ever failed to release a ghost?"
Yes, where someone has been reluctant to let go of some aspect of
their past life it can prove impossible to help them. One should
never try to force them to change their minds or interfere with
their free will. This has happened to me on a couple of occasions; I
made contact with the ghost but then it withdrew from me because it
was not ready to let go of whatever happened in its earthly life.

"Are there other people doing the same work as you?"
There are a few who work in the same way as I do. But there are
others who do more harm than good. If they charge for their
services, it may be a bad sign.

"Do you feel you are doing some good at a haunting?"
Releasing someone is like turning a key to their cell. I sense their
feeling of liberation and I feel great joy from the spirit world.

"Could you be described as an exorcist?"
I would not like to be thought of as an exorcist as this conjures up
images of rituals involving holy water. Nor do I like the
term 'ghostbuster' because it implies aggression; the last thing I
do is to behave aggressively towards these poor souls. I have been
called in after exorcism has failed, but my work is different
because I help the trapped spirit move on to a better place.
Anglican exorcists are usually more interested in ridding the house
of the ghost than what happens to it afterwards; very few exorcists
can guide the spirit into the next world.
There's also a tendency to think that ghosts are evil spirits. The
ghost is not necessarily evil. Entities often tell me they don't
want to be pushed out into the dark again. In the Roman Catholic
church they seem to have a better understanding of the problem -
they talk about people being trapped in purgatory, the halfway house
between this world and the next.

Unknown mengatakan...

"Do you need to regenerate yourself after you have worked with
ghosts?"
Yes, through sleep - too much psychic exertion leaves you feeling
mentally and physically drained.

"How do you protect yourself against evil or dark forces? Are there
any places you have refused to visit?"
I have never refused to go anywhere, and I never feel fear in a
spiritual sense. I protect myself with prayer before I visit a place
and ask for help from the angelic realms. My experience has also
built up a degree of protection.

"What about the future? Some psychics believe that as we enter the
Aquarian Age the earth is attracting powerful new energies from the
spirit world that will clear these trapped souls in a single wave."
It is said that Jesus journeyed into Hell to preach to trapped
souls; you could say that He entered this realm in order to release
them. There were many more trapped souls then than today because the
times were so cruel and understanding of the psychic world was
limited. Although there are trapped souls today, there are not so
many; they are coming to light rapidly, because the energy of the
spirit world is exposing them. As the New Age dawns, those who are
trapped will become uncomfortable; they will realize that they are
in the wrong place and, as their frustration grows, it will become
crucial to deal with them.


from "Ghosthunter" by Eddie Burks and Gilliam Cribbs

Unknown mengatakan...

Akhirnya apa yang harus saya simpulkan?

Kematian adalah awal dari satu perjalanan panjang menuju keabadian. Anda akan berbpindah badan. Kata penulis blog BM, anda berpindah dari tubuh profan ke tubuh sakral. Tubuh Ilahi.

Oleh karena itu, persiapkan diri anda dengn BEKAL KASIH supaya jangan sampai setelah pergi dari badan, kita masih terjebak di
dunia, karena kita tidak sempurna, dan belum diterima oleh SINAR TERANG ITU. Kalau itu terjadi maka anda akan hidup di alam roh Gentayangan.

Usaha kita untuk HIDUP dalam KASIH, jika atas usaha sendiri PAST SIA_SIA. HANYA ada 1 PENOLONG. Yg bisa menolong itu adalah pribadi yang telah matinamun tetap hidup (atau hidup dan naik ke surga hidup-hidup), terkemuka di dunia akhirat, Teman yang Mahatinggi yang duduk di sisi kanan
Allah ... Dialah ISA ALMASIH. TUHAN YESUS KRISTUS. ....Amin. Shalom

Anonim mengatakan...

Ichhh...kematian memang menakutkan tapi bagaimna bisa menghindar? Posting yg bikin tertegun (PM).

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Posting ini pada dasarnya mengajarkan kepada kita dua hal,

Pertama, maut jangan ditakuti tetapi jangan pula dianggap remeh.

Kedua, lebih penting dari soal mati, karena mati adalah urusan Sang Terang, adalah soal tentang hidup. Sekarang kita hidup dengan berbagai persoalan. Dan kita dituntut untuk selalu menegakkan hukum KASIH.

Saya catat kata-kata dari sahabat joshua...

"...tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah..."

Saya cuma mau bilang Amin untuk ucapan saudara joshua dan Jempol untuk posting pak Mike. Luar biasa.

"Satu lagi bahan renungan yang berharga untuk kita semua" (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

"Hidupmu seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap"

Ayat mana itu? Mohon jelaskan karean menarik sekali (Yes, BTN)

DR. Ir. L. Michael Riwu-Kaho, M.Si mengatakan...

Selamat malam sahabat blogger,

Kebetulan sedang posting bahan-bahan ujian MK analisis statistika bagi mahasiswa saya di PPS UNDANA, saya mampir menengok blog.

Biasanya cuma sekedar menengok tetapi kali ini ada yang harus saya komentari.

1. Beberapa email datang kepada saya dan menanyakan kembali apa maksud saya dengan posting ini. Sahabat-sahabat ini berhaap saya jangan terlalu bersedih dan tercekam (stress) karena berpulangnya SGT dan kekasih hatinya.

Jawab saya hanya 1: hidup itu indah. Life is beautiful. Jangan karena ketakutan akan kematian lalu kita melupakan hidup itu sendiri. Memang di sana-sini ada kesukaran. Saya mengalaminya sekarang. tetapi bukankah ada banyak peluang lain di lar kesukaran? Itu keyakinan saya.

Juga, saya tidak bisa berhenti hanya di situ. Saya juga ingin mengatakan bahwa kematian adalah realitas tetapi jangan terlalu dicemaskan. Kematian hanyalah suatu prosesi menuju suatu situasi hierofani. Tetapi harap diingat bahwa kematian yang berkaulitas akan ditentukan oleh HIDUP yang berkualitas.

So, sahabat terkasih, saya pro kehidupan tetapi tidak membenci kematian. Dalam keyakinan saya, semua datangnya dari TUHAN.

2. Dalam kerangka pikir itu, maka saya amat bergembira kedatangan seorang sahabat baru. Waaahhh...semakin menyenangkan karena beliau adalah seorang Penatua. Sama seperti saya. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan Selamat datang pak Johanes. Blog ini cuma blog dari kampung yang rasanya kurang bermutu. Tetapi jika dirasakan bermanfaat maka itu pasti campur tangan TUHAN. Saya sangat menyukai info dan komentar dari anda bahkan kami di sini diberi bonus kisah seorang ghosthunter. Luar biasa. Semoga sahabat lan bisa mendapatkan kemanfaatan.

4. Pak Syam, terima kasih. Anda telah memberi perspektif lain dan hal in memperkaya blog. MERDEKA Pak.

% Semua yang sudah berkunjung dan berkomentar....Terima Kasih....Tuhan Memberkati

DR. Ir. L. Michael Riwu-Kaho, M.Si mengatakan...

Khusus untk Om Yes di BTN,

1. kalimat di atas saya kutip dari Kitab Yakobus. Pasal dan ayat, silakan dicari sendiri. Masa' Majelis malas cari ayat? ha ha ha ha GBU To,o.

2.Kata-kata sahabat Joshua...

"...tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah..."

mengingatkan saya kepada Ayahanda saya, SGT. Itulah motto hidupnya yang siang malam tanpa lelah diperdengarkan kepada kami, sejak kami masih kanak-kanak.

Jadi, bagi saya dan saudara-saudara, kalimat itu tidka asing lagi karena dia seperti melekat di darah dan daging kami. Sking melekatnya, saya sendiri lupa menggunakan aforisme yang sangat bagus ini.

Catatan saya adalah, saya jadi ingat sekarang bahwa ketika saya merayakan HUT ke 44 dan ibdat syjurnya dipimpin oleh SGT, aforisme ini diperdengarkan lagi. Saya ingat. Saya ingat....

Fil.1:22. : “ …Jadi, jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah”....

Wooowww, terima kasih sahabat Joshua dan to'o Yes yang bertanya dan mengingatkan saya akan motto hidup SGT, Ibunda dan kami anak-anak mereka. Shalom

Anonim mengatakan...

@ Mas Bigmike,

Dalam pandangan Islam, hidup sesudah mati adalah suatu yang jelas. Menurut Al-Quran, hakikatnya kematian ada pada setiap manusia dan dijelaskan dalam firman bahwa "Inginilah kematianmu". Ini berarti bahwa kematian itu adalah sebenarnya nikmat karena pada saat itu hati sudah suci dgn ditandai dengan dikafankannya kain putih, sdh bukan kita yang sembahyang tetapi sudah disembahyangkan. Ini adalah nikmat dan disitulah hidup yg baru.

Sekarang ini banyak orang yg masih buta, tuli karena dia tidak pernah mendegar dibacakannya Al-Quran dan meliaht atau menembus hatinuraninya sendiri tentang kebenaran Allah SWT maka pada kondisi ini kita sebetulnya masih dalam kondisi mati belum hidup nanti setelah dapat mendengar dan melihat baru dapat dikatakann hidup (Sulis)

Anonim mengatakan...

Saya juga ingin mengemukakan perspektif nudaya Jawa tentang kematian,

Kematian di dalam kebudyaan apa pun hampir selalu disikapi dengan ritualisasi. Entah apa pun wujud ritualisasi itu. Ada berbagai alasan mengapa kematian disikapi dengan ritualisasi. Dalam berbagai kebudayaan kematian juga dianggap bukan sebagai bentuk akhir atau titik lenyap dari kehidupan.

Peristiwa kematian juga ditangkap dengan sudut pandang dan pengertian yang berbeda-beda oleh setiap orang. Baik dengan ketakutan, kecemasan, pasrah atau keikhlasan.

Orang Jawa memandang kematian bukan sebagai peralihan status baru bagi orang yang mati. Mereka (orang yang mati) diangkat lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang masih hidup. Segala status yang disandang semas hidup ditelanjangi digantikan dengan citra kehidupan luhur. Dalam hal ini makna kematian di kalangan orang Jawa mengacu pada pengertian kembali ke asa mula keberadaan (sangkan paraning dumadi).

Dalam batu nisan selalu diterakan kata kyai dan nyai. Sebuah kata yang mengacu pada pengertian ‘lebih’ dari pada yang bukan kyai atau nyai. Sebutan ini dikenakan kepada semua yang telah mati tidak memandang usia si mati, juga tidak memandang kedudukan atau status sosial yang pernah disandang semasa si mati masih hidup di dunia.

Kematian dalam kebudayaaj Jawa (juga dalam kebudayaan lain) hampir selalu disikapi bukan sesuatu yang selesai. Titik. Kematian selalu meninggalkan ritualisasi yang diselenggarakan oleh yang ditinggal mati. Setelah orang mati, maka ada penguburan yang disertai doa-doa, sesajian, selamatan, pembagian waris, pelunasan hutang, dan seterusnya. Oleh karena penyebab kematian, maka pengertian mati juga diberi istilah yang berbeda-beda. Ada mati wajar, mati sial, mati konyol, dan sebagainya. Masing-masing pengertian mati ini selalu berkaitan erat dengan konstruksi sosial dari masyarakat yang melingkupinya.

Dalam masyarakat Jawa kematian juga melahirkan apa yang disebut ziarah atau tilik kubur. Hal ini semakin menegaskan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ikatan antara si mati dan yang hidup dipertautkan kembali lewat aktivitas ziarah kubur. Tradisi ini secara tersirat juga menimbulkan sebuah pengharapan bagi yang masih hidup bahwa yangtelah mati, yang telah berada di dunia sana dapat menyalurkan berkah dan pangestu kepada yang masih hidup. Hal ini dipandang dapat menjadi salah satu faktor keberhasilan bagi kehidupan orang yang telah ditinggalkan si mati. Baik keberhasilan material maupun spiritual.

Kematian adalah sebuah misteri yang tidak dapat diungkapkan dan tidak terelakkan. Fenomena ini hanya bisa dibicarakan dalam skala iman atau kepercayaan. Masyarakat Jawa dalam pengertian ini dapat dilihat juga mempercayai adanya dunia lain sesudah mati.

Semoga uraian saya dapat mendatangkan kemanfaatan (Sulis, Jogjakarta)

Anonim mengatakan...

Woooo....ini topik berat. Brat skali. Kitorang masi muda tra bisa ngomong bagini. Kitorang masi mo idop lama ha ha ha ha (PaceNoge)

Anonim mengatakan...

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943
(Pacenoge)

Anonim mengatakan...

Tetapi jangan kuatir karena kitorang juga percaya ucapan yang berikut ini:

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berkelimpahan." (Yoh 10:10)

Nah mantap ka tida kaka Bigmike? Syalom (Pacenoge)

Anonim mengatakan...

ohhhoooo, psoting yang bagus. Tidak asal-asalan. Diskusi yang juga hangat. Ikutan berpendapat ah....

Umat manusia hidup di dunia ini sangat terbatas dan tidak bertahan lama, bila
dibandingkan dengan eksistensi alam semesta ini. Rata-rata kehidupan di dunia
ini selama 63 tahun, sebagaimana usia Rasulullah Saw. Apabila ada orang yang
dianugerahi usia lebih dari itu, maka itu merupakan bonus dari Allah Swt.
Setiap manusia mesti mengalami akhir kehidupan itu, yang sering disebut dengan
kematian. Hal ini dinyatakan secara tegas di dalam al-Quranul Karim pada S. Ali
'Imran: 185;
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan baru pada hari kiamatlah
disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan."
(Ghentenx, SYDN)

Anonim mengatakan...

Kematian, merupakan salah satu bahasan ilmu Eskatologi yang termasuk cabang
Teologi. Menurut Eliade, Eskatalogi termasuk bagian dari agama dan filsafat
yang menguraikan secara runtut semua persoalan dan pengetahuan tentang akhir
zaman, seperti kematian, alam barzah, kehidupan surga dan neraka, hukuman bagi
yang berdosa, pahala bagi yang berbuat baik, hari bangkit, pengadilan pada hari
itu, dan sebagainya. Secara ringkas Barnhart menjelaskan "Eschatology is a
doctrina of the last or final things, specially death, judgment, heaven and
hell". Eskatologi ialah ajaran tentang akhir segala sesuatu, khususnya
kematian, pembalasan, surga, dan neraka.

Anonim mengatakan...

Kematian itu sesuatu yang mesti terjadi pada seseorang, walaupun ia berusaha
menghindari kematian atau berusaha bersembunyi dan berlindung di tempat yang
dikira aman. Seseorang tidak dapat lari dan menjauhi kematian. Hal ini secara
tegas dikemukakan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya, S. An-Nisa: 78;
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berada
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."

Anonim mengatakan...

Agama Islam memang menganjurkan untuk berobat apabila menderita sakit dan
melakukan upaya-upaya jangan sampai terjangkit penyakit dengan menjaga
kebersihan badan, tempat, dan lingkungan. Rasulullah Saw. juga banyak
memberikan petunjuk dan arahan dalam rangka menjaga kesehatan dan menghindari
dari terjangkit penyakit, seperti sabda beliau:
"Apabila kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu negeri, maka kalian
jangan masuk ke negeri itu. Sebaliknya, apabila kalian berada di suatu negeri
di mana terjadi wabah penyakit, maka kalian jangan keluar dari negeri itu
(maksudnya jangan sampai menularkan penyakit)."

Beliau juga memerintahkan untuk menjauhi orang yang berpenyakit levra
sebagaimana menjauhi singa. Bahkan, beliau juga melarang kita buang air di air
yang digunakan orang banyak untuk mengambil air wudhu,
mandi, atau lain-lainnya, juga buang air di jalan orang banyak dan di bawah
naungan mereka.

Anonim mengatakan...

Namun demikian, kematian tetap akan mengejar kita, betapapun kesehatan yang
kita usahakan berhasil. Namun demikian, kita memang tidak boleh menyerah kepada
takdir tanpa ikhtiar. Seringkali kita melihat ada seseorang yang benar-benar
kelihatan sehat bugar, tiba-tiba meninggal dunia. Jadi, kematian tetap akan
menjumpai kita, sebagaimana ditegaskan oleh Allah Swt. dalam S. Al-Jumu'ah: 8;
"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sungguh akan menemui
kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib
dan yang nyata, lalu dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

Anonim mengatakan...

Bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang kematian itu? Kematian merupakan
sesuatu yang tidak perlu ditakuti, karena kematian itu merupakan jalan kembali
kepada Tuhan yang menciptakan kita semua. Dahulu kita berada di sisi Allah
kemudian kita diturunkan atau dilahirkan di muka bumi ini menjalani kehidupan
sementara, kemudian kita mengakhirinya dengan kematian, yang sebenarnya kita
kembali ke sisi Allah lagi. Dengan kata lain, kita dipanggil oleh Yang Maha
Kuasa agar kembali kepada-Nya. Karena itu, kita sering mengatakan kepada orang
yang meninggal dunia itu "berpulang ke rahmatullah" atau kita mengucapkan
Innalillahi wainna ilaihi raji'un, yang artinya "sesungguhnya kita ini milik
Allah dan kepada-Nyalah kita kembali".

Anonim mengatakan...

Pada dasarnya setiap manusia itu mengalami dua kali kematian dan dua kali
kehidupan. Kematian yang pertama ialah sebelum kita dihidupkan di muka bumi ini
dan kematian kedua waktu kita mengakhiri kehidupan ini. Kehidupan pertama ialah
waktu kita hidup di dunia ini yang bersifat sementara dan kehidupan kedua
adalah waktu kita dibangkitkan di akhirat nanti. Allah Swt. menjelaskan hal itu
dalam S. Al-Baqarah: 28;
"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan-Nya, kemudian dihidupkan-Nya
kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan?".

Dalam ayat tersebut digunakan kata fa artinya "lalu" yang menunjukkan langsung,
amwatan fa ahyakum (tadinya mati lalu dihidupkan), dan digunakan kata tsumma
artinya "kemudian" yang menunjukkan tidak langsung tetapi ada senggang waktu
faahyakum tsumma yumitukum (dihidupkan kemudian dimatikan), yakni setelah
beberapa tahun umurnya. Betapa indahnya gaya bahasa al-Qur'an yang sangat
tinggi fashahah dan balaghahnya.

Anonim mengatakan...

Kematian merupakan awal atau pintu gerbang menuju kehidupan abadi sesuai dengan
ayat di atas. Oleh karena itu, dalam al-Qur'an disebutkan bahwa sesungguhnya
kematian itu sebenarnya kehidupan. Artinya, jika seseorang ingin hidup terus
menerus, maka ia harus mengalami kematian terlebih dahulu. Tanpa kematian tidak
akan ada kehidupan abadi. Atau dalam istilah al-Qur'an, orang yang mati disebut
"Kembali kepada Sang Pencipta".

Dalam perspektif al-Qur'an, hidup dan mati merupakan ajang persaingan amal di
antara manusia. Dalam hal ini dikhususkan kepada manusia, karena manusialah
yang diberi beban untuk menjalankan segala aturan yang telah ditetapkan
kepadanya. Dengan daya nalarnya manusia dapat memilah dan memisahkan antara
yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah. Dengan begitu, Allah
dapat mengevaluasi yang terbaik amalnya di kalangan manusia, sebagaimana
ditegaskan Allah dalam S. Al-Mulk: 2;
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Anonim mengatakan...

Sementara itu, Rasulullah Saw. menggambarkan kehidupan dunia ini laksana
ladang, addunya mazra'atul akhirah, ladang untuk menanam tanaman berdasarkan
timbangan nalar manusia tadi. Jika di dunia ini kita menanam mangga, umpamanya,
maka di akhirat nanti kita akan mendapatkan buah mangga. Sebaliknya, jika kita
menanamkan kopi, maka akan tumbuh buah kopi juga. Apabila seseorang menanam
kebaikan, maka akan memperoleh balasan kebaikan pula, yakni surga. Sebaliknya,
apabila menanam kejahatan, maka buahnya juga kejahatan, yakni neraka.
Mengingat penting persolan kematian yang berkaitan dengan akhirat, maka
al-Qur'an banyak menyebutkan pesan-pesan tentang akhir segala sesuatu.
Surat-surat Makiyah umumnya mengandung pesan-pesan ini. Hal ini dimaksudkan
agar manusia sebelum mengamalkan ajaran agama, terlebih dahulu mempunyai
motivasi untuk melakukannya, karena setiap apa yang dilakukan itu akan diberi
balasan. Kemudian, keyakinan kepada hari akhirat menjadi bagian yang sangat
esensial dalam beragama. Bahkan, dalam al-Qur'an pernyataan tentang keimanan
kepada Allah senantiasa digandengkan dengan hari akhirat. Umpamanya, termaktub
dalam S. Al-Baqarah: 62;
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kemudian dan beramal shaleh maka
mereka akan memperoleh pahala."

Nah begitulah pandangan saya. Saya pikir dalam kalimat yang berbeda semua agama samawi percaya akan adanya kehidupan setelah kematian. Mengapa kita harus berkelahi????? (Ghentenx, SYDN)

Anonim mengatakan...

sahabat

saya numpang liwat lagi dan wow! dasyat sekali komentar, filsafat, ideologi ttg kematian yg ditulis. entah mana yg saya harus pilih.

dalam ilmu pengetahuan ada sebuah aturan yg kira-kira begini. atas sebuah fenomena alam, jika sebuah penjelasan sudah cukup memadai, maka tidak perlu ditambah-tambah yg akhirnya bikin bingung tidak karuan. ttg kematian buat saya sederhana. itu urusan tuhan. hidup adalah urusan saya. jadi kalau saya harus hidup, saya hidup bagi sesama dan tuhan. itu saja.

terakhir saya pingin berandai-andai. begini. saya seorang ateis; tidak percaya akan eksistensi tuhan. tp moralitas saya tidak beda dengan sahabat bm. dia baik, saya pun begitu. dia gemar tabur kasih sayang dan persahatan, saya pun begitu. lalu suatu hari saya mati. pertanyaan: apakah saya bisa bertemu dengan "sang eksistensi" itu??? ataukah saya seorang "laknat bin kafir" (begitulah ajaran agama-agama samawi) yg pasti dibuang kedalam neraka jahanam???

mohon sahabat menjawab ini!!!

(joshua)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Saya berasumsi anda bukan ateis tetapi mengerti tentang cara berpikir kaum ateis. Dasar asumsi saya jelas, yaitu ...kutipan ayat suci yang anda buat dan Bigmike menyebutka sumber ayat tersebut.

Oleh karena itu, ane mau bilang bahwa - silakan di periksa kembali
teorinya Feuerbach, Marx, Nietzsche, Freud, dan Darwin...biang-biangnya filsafat ateisme....teori dan golongan ateisme TAK PERNAH BERHASIL MENJAWAB 2 buah persoalan besar ini:

1. Metafisika: Ateisme tak sanggup menjelaskan munculnya pribadi dari non-pribadi.

2. Moralitas: Jika Tuhan tidak ada, maka apa dasar obyektifitas nilai2 moral? Yang ada hanyalah pendapat umum atau pendapat rata2, tapi bukan benar/salah. Humanisme sekluer jilid mutakhirpun tak mampu menjawab hal ini.

Atau sahabat joshua yang sedang "act like wong ateis punya jawaban sahih?" ane a waiting...wakakakakeekekekkikik...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Woooiiii....Bigmike, ane usul...blog musik dan blog induk disatuin ajah....biar kite nggak repot...kan ada template2 gratisan tuh yg bisaa dipake ...iya nggak...soale blog musiknye berpotensi asyik juga....pengantarnya.....ha ha ha ha piyeeeeee bossss???? (Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Ama Ludji,

Weii...sori agak lama beta sonde ke sini. Lu tau to....ha ha ha ha...

Untuk beta artikel ini bermakna satu hal, yaitu keyakinan yang amat kuat akan KASIH. Beta setuju dengan itu. Tanpa KASIH apa jadinya kita? betul begitu kan? Syalom

Anonim mengatakan...

Eh, selamat blog musiknya ya....atau beta usul, karman suru ana bua dong suting lu menyanyi ko muat di youtube...ha ha ha ha...

Untuk semua sahabat, harap tahu saja, bigmike sebenarnya bersuara "emas" cuma sayang...sejak kepulangan SGT-nya, bigmike sudah jarang menyanyi di acar-acara....

Ama, tebar kebaikan sama artinya dengan tebar kebaikan. Kitong su rindu liat lu menyanyi kembali. Kan lu bilang sendiri...life is beautiful....

Anonim mengatakan...

eeeitttssss....(A9ust)

Anonim mengatakan...

eh...ralat....tebar kebaikan sama dengan tebar kehangatan...suara ama mampu menyihir kehangatan...itu talenta bos....gunakan itu untuk kebaikan. Jangan terlalu larut dalam kesusahan (A9ust)

Anonim mengatakan...

sahabat proxy73

terima kasih sahabat sudah memberi respon, tp sayang belum menjawab pertanyaan saya. saya ulang, apakah saya termasuk (lihat komentar sahabat yg berbagi ayat suci disini!) seorang laknat bin kafir yg pasti dibuang kedalam api neraka jahanam???

tentang 2 pertanyaan sahabat itu, itu soal lain. kita diskusikan nanti tp mohon sdr jawab, kalau berkenan dihati tentunya, dahulu pertanyaan saya.

terima kasih paling banyak. (joshua)

Anonim mengatakan...

maaf sahabat, kalau pertanyaan saya diatas terlalu "direct." perkenankan saya "berputar" sedikit.

sahabat pasti tahu dijagat ini ada banyak versi ateisme. saya ateis berjenis tdk perduli tuhan ada atau tidak. yg saya tahu saya punya moralitas. kalau toh nanti terbukti tuhan ada, saya berharap dia adil, menghakimi saya seadil-adilnya.

pertanyaan: menurut falsafat pribadi sahabat, apa beda saya dan sahabat hal masuk surga / neraka; kalau benar tuhan ada???

sebelum dan sesudahnya saya haturkan terima kasih. (joshua)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Hidup merupakan perjalanan yang singkat dan penuh tanda tanya. Hal itu menakutkan. Jika ada yg menagtakan bahwa dia tidak kenal rasa takut, saya sungguh tidak percaya.

Kitab 2 Tawarikh 20:1-25, menceritakan keberadaan Raja Yosafat ketika berperang menghadapi bani Moab dan bani Amon. Meskipun ia seorang raja yang besar tetap saja timbul perasaan “takut”. Padahal kalau kita baca dalam pasal-pasal sebelumnya, ia selalu berhasil dalam berperang. Kemenangan dan kemasyhuran lekat pada dirinya. Menang dalam perang menunjukkan bahwa ia ahli strategi, sehingga sebenarnya tidak perlu ragu, khawatir apalagi takut.

....Ayat 3 jelas menyebut: Yosafat menjadi takut....

Rasa takut itu sudah ada dan berawal sejak penciptaanan. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa...mereka menjadi takut...

Jikalau takut, maka bagaimana kita harus hidup?

Anonim mengatakan...

Ini rahasianya

1. Pengalaman Raja Yosafat menjelaskan bahwa langkah pertama adalah: CARILAH TUHAN. ...Jikalau Allah bersama kita siapakah yang akan melawan kita? (Rm.8:31).

2. 2 Tawarikh 2012 ...mata kami tertuju kepada-MU....artinya, jangan berpaling kepada hal lain apapun meski itu terasa nikmat, nyaman atau masuk akal. Jangan berpalingdari Tuhan. SETIA SAMPAI AKHIR. Sikap ini akan menuntun kita kepada pilihan hidup RENDAH HATI.

Pengalaman moralitas Einstein menunjukkan itu. Periode awal kehidupannya Einstein adalah Yahudi sekaligus Kristen yang taat. Ketika kegemilangan membuat namanya tersohor ke penjuru dunia, Einstein mengatakan bahwa.....Tuhan adalah konsep yang childish....Tuhan tidak ada...Saya tidak bisa lagi percaya Tuhan karena tidak ada satupun bukti bahwa dia ada. Tetapi di masa tua, ketika dia gagal meyakinkan semua orang tentang konsep keteraturan, yang dilawan oleh konsep ketidak pastian dan oleh karena itu orang sebangsa Niels Bohr terus menjadi opositenya....berkatalah Einstein: si Tua tidak pernah bermain dadu.....Einstein sadar akan keterbatasannya dan mengakui bahwa selalu ada si TUA yang lebih tahu dari dirinya. Eisntein mengalami pertobatan dan dia dengan kebanggaan. Tuhan memberikan dia hidup berkemenangan. Namanya harum sampai hari ini. Einstein mengikuti jejak Newton. Proses pertobatan yang sama juga dialami oleh Hawking ketika dia mengatakan bahwa...sebelum bigbang...mungkin Tuhanlah yang ada dan mengatur semuanya....

3. Kebersamaan, keintiman dan kesehatian (2 Taw 20:13). Hiduplah bersama Allah dengan cara-cara itu maka anda akan dapat mengasihi sesama dengan baik, dapat merawat diri sebaik baiknya, dan dapat memelihara lingkungan dengan sebaik-baiknya. Itulah kebersamaan, keintiman dan kesehatian. Itu sebabnya, jauh-jauh dari Bandung, saya selalu menyukai tulisan-tulisan bigmike yang menandakan niatnya untuk bersahabat, berkebaikan dan penuh kasih sayang. Teruslah takut akan Tuhan, teruslah setia pada-NYA, teruslah rendah hati, tersulah mengasihi sesama.

Ayahanda dan Ibunda boleh saja berpindah tempat tinggal tetapi ALLAH ada .... adikku, jangan takut. Hiduplah berkemenangan. JBU (Paul, Bandung)

mikerk mengatakan...

Howdy, selamat pagi sahabat blogger.

Sebelum ke kantor saya menyempatkan diri terlebih dahulu untuk membuka blog. Ah, banyak kmentar baru yang bagubagus. Selamat membaca dan selamat berdiskusi. GBU

@ Bung Paul,

Shalom. Sudah lihat peringkat webometrics terbaru? ha ha ha ha....ternyata UGM masih di atas ITB....ha ha ha ha....

Tetapipagi ini bung Paul mengirim komentar yang DAHSYAT. Dan sangat menginspirasi saya. Jujur saja, ini bukan basa-basi. Saya tergugah dengan perikop itu. Saya baca kembali ayat-ayat itu. Tuhalah yang melalui Bung Paul, sudah mengirim ayat itu bagi saya. Sekali lagi, terima kasih. GBU en your fam.

mikerk mengatakan...

Dear sahabat blogger yang Kristiani, saya mendapat sebuah kiriman ceritera ilustrasi yang inspirational, pagi ini dan ingin berbagi bersama sahabat sekalian. Judul ilustrasi ini adalah: KISAH 3 BATANG POHON (saya sajikan dalam 2 bagian ya...)

Alkisah di sebuah puncak gunung tumbuhlah tiga batang pohon kecil beserta impiannya masing-masing. Pohon kecil pertama menerawang ke arah bintang-bintang dan berkata, "Saya akan tumbuh menjadi kotak harta terindah di dunia yang akan berisi harta karun serta dipenuhi emas dan permata." Pohon kecil kedua memandang ke arah sungai kecil yang mengalir ke laut dan berseru, "Saya akan menjadi kapal yang termegah di dunia, mengarungi samudra luas dan membawa raja-raja yang berkuasa." Pohon kecil ketiga melihat ke arah kota, di lembah tempat orang-orang sibuk bekerja, "Saya ingin tumbuh menjadi pohon tertinggi di dunia, sehingga orang-orang yang berhenti untuk menggagumi saya harus memandang ke arah surga dan teringat akan Tuhan!"

Tahun demi tahun berlalu, dan hujan serta sinat matahari silih berganti bersamaan dengan tumbuhnya tiga batang pohon tersebut. Sampai suatu saat, datanglah penebang kayu. Penebang pertama memandang ke arah pohon pertama dan berkata, "Pohon ini sungguh indah dan sangat sempurna bagiku." Dengan sesekali mengayunkan kapaknya yang berkilauan, tumbanglah pohon pertama itu. "Sekarang saya akan diolah menjadi kotak perhiasan, saya akan berisi harta yang sangat indah," kata pohon pertama.

Penebang kedua memandang ke arah pohon kedua dan berkata, "Pohon ini sangat kuat dan sesuai bagiku." Dengan sebuah ayunan kapaknya yang berkilauan, robohlah pohon kedua tersebut.

Pohon ketiga merasa jantungnya berhenti berdetak manakala penebang terakhir memandangnya. Dia berdiri tegak dan dengan gagahnya menjulang ke surga, tetapi dengan tanpa menolehpun, bergumamlah penebang tersebut, "Pohon apapun sesuai bagiku." Dan tumbanglah pohon ketiga tersebut bersamaan dengan ayunan kapak sang penebang.

Pohon pertama sangat bersukacita tatkala penebang membawanya ke tukang kayu. Tapi apa daya, sang tukang kayu mengolahnya menjadi kotak makanan ternak. Pohon yang indah itu bukan berisi emas dan permata, tetapi dipenuhi dengan serbuk gergaji dan disi dengan jerami untuk makanan ternak.

Pohon kedua tersenyum saat penebang tersebut membawanya ke sebuah galangan kapal. Tetapi bukanlah sebuah kapal pesiar megah yang dibuatnya, melainkan sebuah kapal nelayan sederhana yang diolah dari sebuah pohon yang kuat itu. Kapal tersebut terlalu lemah dan kecil untuk mengarungi samudera atau sungai, sebaliknya ia dibawa ke sebuah danau.

Pohon ketigapun bingung pada saat penebang tersebut mengolahnya menjadi sebatang pilar dan menggeletakkannya di gudang penyimpanannya. "Apa yang terjadi," katanya. "Yang paling saya inginkan hanyalah tinggal di puncak gunung dan mengarah ke Tuhan!"

mikerk mengatakan...

Hari demi hari berlalu, siang dan malam silih berganti. Ketiga pohon itupun telah hampir melupakan impian mereka.

Tetapi suatu malam, cahaya bintang keemasan menyinari pohon pertama manakala seorang ibu muda membaringkan bayinya yang baru lahir ke dalam palungan tersebut. "Seandainya saya dapat membuatkan sebuah ayunan bagi bayi-Nya." bisik sang suami. Wanita tersebut menyentuh lengan suaminya dan tersenyum memandangi kayu yang kuat dan halus tersebut, yang berkilau diterpa sinar bintang dan berkata, "palungan itu sangat indah!" Pada saat itu pula pohon pertama tersebut menyadari bahwa ia sedang memegang harta terbesar di dunia.


Suatu senja, seorang penggembara yang letih bersama dengan rombongannya berduyun-duyun menaiki sebuah perahu nelayan tua. Sang penggembarapun jatuh tertidur dengan lelap saat pohon kedua berlayar dengan tenaga ke danau.
Tiba-tiba datanglah topan dan bagai. Pohon kecil tersebut menjadi takut, karena ia tahu ia tidak cukup kuat untuk membawa sedemikian banyak penumpang mengarungi hujan dan badai tersebut dengan aman. Penggembara yang ternyata lelaki muda itupun terbangun, berdiri dan merentangkan kedua belah tangan-Nya seraya berkata, "tenanglah!" Dan badaipun segera berlalu. Pada saat itu pohon kedua menyadari bahwa ia sedang membawa Raja atas langit dan bumi.

Pada suatu jumat pagi, pohon ketigapun tertegun tatkala ia dibawa dari tumpukan kayu tersebut. Diapun menciut pada saat digotong melewati massa yang mengamuk. Dan semakin bergetarlah ia tatkala prajurit memakukan tangan seorang lelaki ke dirinya. Ia merasa dirinya menjadi begitu buruk, kasar dan tajam. Tetapi pada hari minggu pagi, pada saat sang surya terbit dan dunia bersukacita, pohon ketiga tersebut menyadari bahwa kasih Tuhan telah mengubah segalanya. Tuhan telah menjadikan pohon tersebut kokoh dan semua orang mengenang pohon tersebut akan teringat pada Tuhan!
Bukankah itu lebih berarti daripada menjadi pohon tertinggi di dunia ?

Bagaimana?
GBU

mikerk mengatakan...

@ my younger brother KANA di Bisbane,

ha ha ha ha....di atas beta su praktek bekin blod ha ha ha.....mataaaaffff.....kalo mau bekin di center ketik c ko karmana?(kirim aneka trik HTML lewat e-mail dolo....)

Salam untuk adi Angela yang sekarang su rasa jadi orang Sabu jadi son perlu rayakan Imlaek ha ha ha ...salam juga untuk si Sabu Boy...Bura Son...hayaaaaaiiiic ciaatattt....ha ha ha ha...

Syalom

Anonim mengatakan...

@joshua
kalo anda sudah mempertanyakan apa Tuhan ada atau tidak, kenapa anda sendiri mau bermoral????
di situ sebenar persoalannya, seandainya tuhan ada anda minta diperlakukan seadil-adilnya, kalo tidak ada???
Joshua jangan bertindak seperti opurtunis donk!!!

due hawu

Anonim mengatakan...

sahabat due hawu,

anda mau menjawab pertanyaan saya??? silahkan, saya tunggu; saya sebenarnya sedang menunggu jawaban sahabat proxy73.

(joshua)

Anonim mengatakan...

Whuuekekekekekekekk...ha ha ha ha joshua penasaran yach....zangan dianggap serus ddunks....ha ha ha ha...

Yuuuhhh gini dech...

1. Ateis itu enggak macem-macem. Cuma 3 doang: ...yg nggak peduli Tuhan. Ade ga da nya Tuhan ga ngaruh. Pan ape2 udah diatur alam.....berikutnya....yg memusuhi Tuhan. Ni org pade gelisah kalo masyarakat masih percaya Tuhan. Agresip banget tipe ginian. Hobinya nyerang sana-nyerang sini
...yg the last, ... ni org sebenarnya buan ga percaya sang super being tapi ga suka ma institusi religion. Pasca 911 gerakan ginian makin kinclong dech...cari denh varian-variannya....gettooooo bosszzzzz....ocheee???? ha ha ha

2. Gw ga bisa ngejawab joshua coz mati trus masuk surga or neraka, landasannya is moralitas...naaaahhhh....big question mark no 2 yg gw ajuin kan belon bisa dijawab tuntas ma ateis..lha...nanti kita debat ga ade ujung pu'un nye....kasi gw jawab yg sahih firs en then kite diskusi....ocheeeee lagiiii???? huaa ha ha ha ha ha....

3. gw makin ga mau ngejawab joshua maning coz....liat tuh big question mark ane yg no. 1....ateis ga bs ngejelasin pribadi yg keluar dari non-pribadi.....joshua yg udah ngutip ayat kitab suci dus pribadi gak mungkin keluar dari non-prbadi yg ateis.....lah, kalo jawabnya bisa ajah...ya, itulah peluang bagi hadirnya yg namany TUHAN....lah lalu. joshua itu siape???? bayangna???? kebanding gw diskusi ma bayangan ga use yeeeee.....wakakakakakkekekekek...

So, ga usah act like ateist....kalo ketemu ateist beneran tlong titip nanya 2 hal tadi....ocheee.....

Gitu ajah kok repoootttt.....wakakakakakekekek...
(Proxy73)

Anonim mengatakan...

wuueehh bigmike, blog muziknya jangan macet dunks......(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ A'a Tana,

Kisah 3 batang pohon itu bagus sekali.

1. Kita jangan gampang tinggi hati dan sok yakin dengan rencana kita karena rancangan kita bukan rangcangan-NYA. Tuhan akan memberikan tepat dan indah pada waktunya.

2. Tiap-tiap orang ada gunanya. Jangan bersungut-sungut dan menggerutu kepada Allah.

Tuhan memberkati (Savunsse)

Anonim mengatakan...

sahabat proxy73

terima kasih banyak sudah berkenan menjawab walau jujur saya kesulitan mencerna "bahasa" sahabat. mungkin ini yg dimaksud sahabat pm bbrp waktu lalu. bhs sahabat amat menyebalkan :D

sebelum saya merespon, tolong sahabat klarifikasi statemen sahabat ini:

"Gw ga bisa ngejawab joshua coz mati trus masuk surga or neraka, landasannya is moralitas..."

saya tangkap hal masuk surga/neraka landasannya moralitas. betul???

tentang pertanyaan sahabat, untuk saat ini saya belum mau menjawab; tp saya akui 2 pertanyaan tsb adalah pertanyaan yg belum (bahkan amat mungkin tidak akan pernah) "tuntas" dijawab oleh kaum ateis. tp ini soal lain; bukan fokus dari poin diskusi saya.

baiklah, kalau sahabat masih berkenan, tolong klarifkasi saja dahulu pernyataan sahabat diatas.

terima kasih. (joshua)

Anonim mengatakan...

hooiiiiii joshua, GW baru ajah mau off...capek blog surf.....pas back....back.....back....eh, udah nongol si joshua...wakakakakkekek...

1. GW nyebelin????? yarin...emang sewooootttt.....wakakakakekek...prinsi GW...biar nyebelin asal....cakep....wakakakakekekekek...

2. ehh....yg ni bakal panjang coz ane mo ngutip joshua yg panjang bangeeeeeeeeeeeeeeettttttssssss....ha ha ha ha...gw pindahkotak ah....(liat di bawah ye boszzzz....)

Anonim mengatakan...

ada poin lucu dari sahabat proxy73 yg saya ingin tambah karena buat saya cukup penting:

"...joshua itu siape???? bayangna????joshua itu siape???? bayangna???? kebanding gw diskusi ma bayangan ga use..."

ya, saya hanya sekedar bayangan. saya amat suka itu ketimbang berdebat hal-hal privat. bagi saya, sahabat bisa saja seekor monyet yg gemar tertawa disini, he he he :D tp saya tdk perduli kalau benar sepanjang kita sekedar berbagi ide disini.

baiklah, saya tunggu klarifikasi sahabat.

terima kasih.

(joshua)

Anonim mengatakan...

.....terakhir saya pingin berandai-andai. begini. saya seorang ateis; tidak percaya akan eksistensi tuhan. tp mforalitas saya tidak beda dengan sahabat bm. dia baik, saya pun begitu. dia gemar tabur kasih sayang dan persahatan, saya pun begitu. lalu suatu hari saya mati. pertanyaan: apakah saya bisa bertemu dengan "sang eksistensi" itu??? ataukah saya seorang "laknat bin kafir" (begitulah ajaran agama-agama samawi) yg pasti dibuang kedalam neraka jahanam???....

tuuuuhhhh bener kan???? gw kehabisan nafas nich...heeekkhhh....hekkkhhh....ha ha ha ha...

Gini,

yulie nanya something yg basisnya moralitas....nah yulie kan bukan ateis cuma sekedar act like ....yach...nggak use gw omongin dunks.....coz....pan di kesadaran pribadi yulie ude ada standard moralitas as basic jawaban. Kan Yulie bilang ndiri yulie beda ma monyet ... Ya kan????? he he he he....ya ude...terusin aje ndiri ude...kecuali joshua mo jadi monyet....

Kalo Yulie bilang ateis...weleeehhh...gw mau ngomng ape lagi...kan situ ude nggak percaya adanya pribadi yg keluar dai non pribadi....trus, ape hak situ ngomong moralitas kerna BQM ude ditolak ma ateist....bagi ateist seperti joshua, ane, bigmike ga beda ma cacing, monyet....cacing kan ga urusan ma sorga to neraka. Mo percaya Tuhan en sorga kek, nggak kek...urusan situ...gw ngga urusan...tapi ga use sewot kalo gw, bigmike, joshua, dan miliaran org percaya Tuhan. Iya nggak...adil ngga???? he he he he...

Ada iklan, ingat ga????? untuk anak kok coba-coba......saran gw joshua nggak use nyoba jadi ateist dech...begitu juga jgn act like god dech....ga use jadi bayangan dech....cos...ente bakal kehilangan jati diri. Sering malu-maluin...nggak bermutu....tuh MUI suka malu-maluin ma fatwa-fatwa ngga jelasnya...Osama anak laden act like god trs perentah membunuh org ...dulu di eropa org2 jg maen jd Tuhan trus org Protestan en Katolik bunuh-bunuhan...Ambon dst..jgn act like dech kecuali....john travolta (favorit gw tuh...), jackie chan, angelina jolie, bradd pitt, Sean penn en hmmhhh....sharon stone....wuakakakakekekekekikikik.........ha ha ha ha...

Eh, udahan dulu...capeeekkkk....oleee...
oleeeee...capek....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

sahabat proxy73,

spt nya sahabat tdk pingin mengklarifikasi statement sahabat sendiri. baiklah, itu hak sahabat. apa yg sahabat nulis, menurut saya, sekedar lari dari permintaan klarifikasi saya.

okelah, saya pun punya hak sama (setelah hak jawab sahabat tolak) yaitu mengartikan sesuka hati saya.

kalau hal surga / neraka landasanya moralitas maka menurut saya menjadi tidak berbeda falsafat/ideologi sahabat dgn pandangan hidup si ateis. sahabat yg percaya eksistensi tuhan tdk otamatis akan hidup bahagia di surga suatu hari kelak. begitupun si ateis. karna pada akhirnya sahabat dan si ateis dihakimi berdasarkan moralitas.

pertanyaan, dari mana moralitas itu??? sahabat yakin dari tuhan. si ateis tdk tahu atau pura-pura tdk tahu asalnya. tp persoalan intinya adalah dia dan sahabat dinilai dari moralitas. jadi, antara sahabat dan si ateis ada dlm posisi yg sama dibumi. berlomba-lomba berbuat kebaikan. sahabat lakukan demi surga; si ateis bisa jadi sekedar ingin jadi org baik. kalau baiknya lebih banyak dibanding kejahatannya, maka dia menjadi manusia beruntung.

kira-kira begitu. mungkin lain kali sahabat lebih bisa jeli membaca konteks diskusi ketimbang mengikat saya agar tidak bisa geser posisi. amat lucu kalau si A dilarang memainkan karakter si B dalam sebuah diskusi atau yg lain.

terima kasih. (joshua)

Anonim mengatakan...

terakhir...

saya "bertopeng" ateis sekedar merespon ayat suci yg mengatur kematian org laknat bin kafir. saya katakan ini dari awal diskusi. sayang ini tdk disadari oleh lawan diskusi saya. dia katakan dia tdk perduli si a, b, c dstnya ateis tp ada ayat suci yg amat care.

yg pasti si ateis, ini artian suka-suka hati karena sahabat proxy73 tdk menjawab, adalah manusia laknat bin kafir. pertanyaan, hak dari mana kita cap si a laknat dan kafir??? tuhan??? bisa jadi karena, contohnya saja lho ya, osama bin laden gemar membunuh sesamanya demi tuhan!!!

saya pernah katakan disini. saat kita katakan kita benar, maka yg lain laknat dan kafir. saya amat risih dgn bhs spt ini disini. harusnya, mulailah dgn mendefinisikan apa itu benar; dari mana kita tahu itu benar, dstnya. kalau mau nekat sebut si a laknat dan kafir, definisikan apa itu laknat dan kafir; siapa si laknat dan kafir, dstnya. bisa jadi saya termasuk si laknat dan kafir itu.

(joshua)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

I'm back...mo ke FB tapi singgah dulu...

Keliatannya ada kesulitan sahabat dalam memahami jalan pikiran ane...

1, Gw emang enggak tertarik bicara tentang ateis karena MEREKA ENGGAK BISA MENJELASKAN 2 PERTANYAAN YG GW AJUIN ....itu juga bukan pertanyaan asli GW....itu wacana yg sampe si ateist mutakhir seperti Christopher Hitchens,
Daniel C. Dennett,
Richard Dawkins ga nomong pa2. Yg mengemuka cuma "ketidaksukaan kepada institusi agama".

2, Untuk ape ane lari2 dari pertanyaan elllooo???? emang elo setan yg kudu ditakutin???? wakakakakaekkek....kalo elo sensiti ma statement gw, sebenernya gw "cuma mau diskusi kalo elo jawab dahulu 2 pertanyaan ane" itu....nah karena elo ga bisa jawab ya ude ane kaga mo diskusi.... ga bakal ketemu....elo ke rawamangun gw ke glodok ...suse ketemunya....xi xi xi xi....

3. Nah, ini ade kaitanya dengan yg no 2 di atas.....elo gw jamin ga mungkin menjawab 2 pertanyaan itu karena elo BUKAN ateist....ente baca kembali deh filsafat2 tentang ego, alter ego, kompleksitas tak terkurangi” (irreducible complexity) etc....kalo elo mao boss...itulah kaconya ntar....gw ngasi contoh ya...ude ga bisa politik maksain diri jd anggota dpr, ude tau bukan Than kok mo jd Tuhan etc....ente yg bukan ateis trus ngomong ateis...ya nanti standard omongan kita sama dong...ngapain????...emang enak jeruk makan jeruk ????.....wakakakakakakkekekek...
Sadarlah bung, kebiasaan act like itu menurut filsafat manusia sungguh enggak sehat.....

Ude deh, KECUALI elo mau mengupas habis 2 big questions mark yg gw wacanakan...diskusi kite enggak ade gunanya diterusin BUKAN KARENA GW BERLARI-LARI (eh gw nih bengek tauuuu...hi hi hi..) tapi KARENA ELO BUKAN ATEIST.....di situ pokok pangkal soalnya....ok bro???? gw mo ke FB dulu nich....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ josha,

Nih gw tambahin ya,

Kalo elo mo diskusi tentang masuk sorga dan enggaknya silakan nanya ke joshua yang ngomong di komen no. 3 (noh di ataaaaasssss sono e he he) tentang
....manusia bukan monyet, hidup harus berbuah...

mudah-mudahan joshua act like ateist dicerahkan oleh joshua teist....JAMIN DEH TOP MARKOTOP....hi hi hi....bye....off beneren nih...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

kumat... kumat...kumat!

SS

Anonim mengatakan...

@ joshua dan Proxy73,

Diskusi yg bagus. Hangat tapi tidak memaki.

Joshua, anda ternyata emang betul gak kosong.

Proxy73, yulie mengejutkan. Sinting ato normal sih? ha ha ha ha ha...ya udah, asyik deh diskusi ini. Salut deh (Ryan)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Ah, ilustrasi tentang kisah 3 batang pohon amat bagus. Kenapa tidak dijadikan bahan psoting saja. GBU (Larry)

Anonim mengatakan...

untuk joshua dan proxy73,

kiranya "pengawalan" bigmike enggak sia-sia...mulai terbangun adat diskusi yang lebih elegan di blog.

for proxy, memang omongan sahabat kadang-kadang lebih mirip orang mabuk di lapo tuak ha ha ha ha...piss bro....pisssss...(Larry)

Anonim mengatakan...

sahabat proxy73,

saya hanya bisa senyum membaca respon sahabat diatas. lagi, sahabat tidak mau menjawab pertanyaan sederhana saya dgn alasan saya hanya pura-pura ateis dan tdk bisa menjawab 2 pertanyaan sahabat tsb. tp sahabat harus ingat, saya yg bertanya duluan. aksesoris ini itu dalam komen sahabat semoga bukan sekedar menutupi keengganan sahabat menjawab pertanyaan awal saya walau terkesan amat kuat spt itu. biar sahabat lain yg menilai.

yang pasti sahabat tdk membantah artian suka-suka saya; sahabat dan si ateis tdk berbeda pada ujungnya. hal surga neraka dinilai dari moralitas. jadi, sahabat tdk mungkin bisa katakan si ateis laknat bin kafir. bedanya hanya ini, sahabat bisa menjawab 2 pertanyaan sahabat itu, si ateis tdk.

sahabat larry,

terima kasih tapi saya disini sekedar bertanya.

salam hangat (joshua)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

....aksesoris ini itu dalam komen sahabat semoga bukan sekedar menutupi keengganan sahabat menjawab pertanyaan awal saya walau terkesan amat kuat spt itu. biar sahabat lain yg menilai.....

itu komen dari sahabat yang saya kutip.

Sekarang saya memberikan penilaian

Agak aneh memang, sahabat yg sudah bicara sebagai teist lalu berbicara sebagai ateist. Kondisi itu yg ingin "diingatkan" sahabat proxy73 bahwa cara act like tidak sehat. Cara proxy mengingatkan adalah dengan mengajukan 2 pertanyaan besarnya.

Jadi, hemat saya, concern point proxy buka pada usaha menjawab pertanyaan sahabat joshua tetapi pada gejala act like itu.

Pertanyaannya adalah, mengapa hal itu dilakukan proxy? Mestinya proxy menjawab tetapi saya menduga, menurut pikiran proxy, tindakan act like tidak sehat. Act like berpengaruh negatif terkait apa yg dikatakan Proxy sebagai irreducible complexit. Jaman ORBA, Soehrato merasa bisa bertindak sebagai presiden, ketua pembina golkar, dan ketua yayasan supersemar sekaligus. Apa jadinya? yg muncul adalah demagog.

Sebagai Kristiani, dalam pandangan saya, satu-satunya yg berhasil memerankan aneka fungsi sekalgus dalam 1 pribadi adalah Allah Tritunggal. Nah, kepercayaan inilah yg ditolak oleh kalangan lain di luar Kristiani, terutama oleh ateist. Inipula yg dimaksudkan oleh Proxy73 dengan pribadi yg keluar dari non-pribadi yg tidak bisa dijelaskan oleh paham atesime. Sahabat joshua ingin bermain-main di ranah itu? Lalu merasa sama mampunya dengan Allah Tritunggal? Saya tidak tahu persis tetapi cuma ingin bilang hati-hatilah dengan act like. Satu penelitian ilmiah psikologi yg dilakukan oleh Deaken tahun 1999 terhadap para aktor film membuktikan itu bahwa ada disorientasi pribadi yg luar biasa yg dialami para aktor itu.

Saya kira, itu pesan proxy. Dan anda tidak menangkap esesi itu.

Tetapi, Salut untuk diskusi tertib itu. joshua, sebagai pendatang baru di blog ini, ikut berkontribus contoh baik untuk diskusi. Beberapa sahabat di blog ini, belum-belum sudah emosional (saya juga sering seperti itu ha ha ha ha).

Secara khusus terhadap sahabat Proxy73, uraian anda menunjukkan bahwa di balik "kegilaan" anda ternyata ada nalar briliant. Mungkin "kegilaan" anda hanyalah gaya. Saya salut terhadap anda. Mohon maaf, selama ini saya agak underestimate terhadap sahabat.

At last, GBU (Eman)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya setuju proxy73 bahwa blog musik dan savanna digabung saja. Blog musik juga mantap. Saya baru lihat ke sana dan artikel baru tentang rolling stones enak dinikmati. GBU (Eman)

Anonim mengatakan...

sahabat eman,

terima kasih sudah ikut menilai; walau ini seharusnya diklarifikasi sendiri oleh sahabat proxy73. saya dan sahabat bukan tuhan sehingga kita hanya bisa tebak-tebakan pikiran org.

baiklah, silahkan sahabat proxy73 klarifikasi. sekalian saya follow up; ini buat sahabat eman juga.

mengapa tdk sehat saya act spt itu dalam diskusi ini??? apa dasar sahabat??? teori apa yg sahabat pakai??? lalu sahabat menggunakan istilah irreducible complexit. tolong definisikan ini! dan apa artinya dlm konteks diskusi kami???

terima kasih - joshua

Anonim mengatakan...

aha! rupanya sahabat eman sudah mengsinyalir hasil studi tahun 1999 thd para aktor yg mengalami disorientasi. terima kasih, juga pesan berhati-hatinya kepada saya. tp mungkin bisa dielaborasi persisnya spt apa, secara khusus bagi saya yg sekedar berandai-andai disini. lihat awal diskusi!!!

atas pesan tsb, saya jamin saya sehat-sehat saja. tdk perlu sahabat kuatir, apalagi jadikan alasan untuk memindahkan fokus pertanyaan saya.

saya seorang ateis, dalam falsafat ttg kematian sahabat, apakah saya otomatis manusia laknat bin kafir yg pasti dibuang kedalam api neraka jahanam??? saya tunggu.

(joshua)

Anonim mengatakan...

Buat Joshua, Proxy, dan Eman CN...

Saya pernah dengar ada org yg bilang bhw moral etika sdh ada jauh sblm agama2, terutama agama2 samawi dihadirkan oleh mereka2 yg mengaku diri ato diakui sbg nabi dan/ato Rasul utusan TUHAN.

Malah ada kelompok pakar etika lalu mengelompokkan nilai2 kebajikan termasuk nilai2 agama dlm satu kelompok yg mereka sebut virtue ethics.

Dlm konteks ini, mk nampaknya ada inkonsistensi yg mau diajukan @Joshua tentang klaim agama2 samawi yg menjadikan perilaku bermoralitas (esp. virtue ethics) sbg ukuran masuk surga/neraka. Knp inkonsisten? Krn di lain pihak mereka yg bukan penganut agama tp pelaku moralitas (virtue ethics) yg sama malah dipastikan masuk neraka. Sy kira josua jd bingung, ukurannya itu moralitas ato sekedar daftar jd penganut agama?

Bg sy sih, ini sekedar gejala pengkotakan manusia oleh agama2 melalui klaim2 (subyektif?). Kerap pake firman tuhan sbg basis klaim. Sedangkan etika tdk mengenal pengkotak-kotakan spt ini.

Tapi ada data menarik. Peta indeks korupsi dunia yg dikeluarkan oleh TI selalu menunjukkan negara2 sekuler yg menggunakan etika sbg moralitas hukumnya, justru sangat rendah tingkat korupsinya. Beda 180 derajat dg negara2 yg menggunakan nilai agama sbg moralitas hukumnya. Lalu, kira2 siapa yg nanti masuk neraka? Menurut logika, tentu mereka yg tingkat korupsinya rendah gak mungkin masuk neraka. Tp rata2 mereka itu ateis (kafir?)...

Mgkn ini yg jd dasar pertanyaan Josua. Mgkn sj...

Anonim mengatakan...

Itu yg di atas dr sy... :)

Anonim mengatakan...

sahabat wilmana

terima kasih sahabat sudah urun rembuk menilai posisi saya. tdk ada yg perlu saya klarifikasi karena itulah kebingunan saya. kalau org berfalsafat ada tuhan tp pada akhirnya dia juga di"hakimi" berdasar moralitasnya (perbuatan baik dan jahat), maka mengapa ada wahyu mengutuk org laknat bin kafir tp lebih bermoral.

pertanyaan, apa itu wahyu??? dari mana kita tahu dia benar??? kalu saya bermimpi suatu malam tentang tuhan, apakah besok pagi saya bisa katakan saya mendapat wahyu??? atu ada kriteria sahih menguji wahyu???

(joshua)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Ah, ternyata terlalu cepat saya memuji sahabat...tapi memang sahabat tidak memerlukan pujian itu.... ha ha ha

1. Sahabat sendiri yg meminta org lain di luar anda dan proxy memberi penilaian. Ketika saya memberi sahabat terlihat "gusar". Betapa tidak, ketika Larry memuji-muji sahabat, sahabat terlihat welcome sekali? Saya yg mengkritisi malah di"marahi". Standard ganda? Sahabat sendiri yg bisa menjawabnya.

2. Sahabat sendiri yang meminta kami membuat penilaian. Ketika saya melakukannya....sahabat "melarang saya" untuk tidak menduga-duga pikiran proxy. Lho, kemana nalar anda nih? ha ha ha ha

3. Ketepatan teori Deaken, ternyata terbukti pagi ini. joshua yg mencoba melakukan act like, ternyata terperangkan dalam disorientasi diri sendiri. Betapa tidak? Lihat bagaimana ucapan anda

...anda ateist ketika hal mati...
...tapi sebelumnya tentang hidup anda adalah teist...

Saya mau tanya, apakah dalam beragama anda boleh 1/2. Baynagkan, jika anda kritiani,,,tentang kelahiran Jesus anda percaya, tentang kematian, anda tidak percaya, ketika jesus bangkit anda percaya, ketika jesus naik ke sorga anda tidak percaya...

Maaf, saya mau tertawa sekeras-kerasnya terhadap "keterperangkapan anda itu". Entah nanti kalau si gila proxy membaca pernyataan anda itu.

Anonim mengatakan...

@ josha,

saya menambahkan sedikit,

keterlibatan saya dalam diskusi karena anda yg mengundangnya dalam kapasitas saya sebagai....sahabat lain...Jangan mengundang orang jikalau anda tidak suka mendengar pendapatnya.....

Saya tidak tertarik menjawab pertanyaan sahabat karena ,,,,ah, berdiskusi dengan pribadi ganda seperti anda alangkah sulitnya...

Itu saja (Eman, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

sahabat eman

apa dasar sahabat kataka saya gusar dan marah? dari mana sahabat tahu? fakta atu asumsi?

saya duga sahabat bereaksi atas bbrp kata ini, "sahabat bukan tuhan." apakah kata-kata in adalah realitas marah saya?

mohon klarifikasi sahabat!!

terima kasih (joshua)

ps: saya gemar meminta klarifikasi sebelum merespon karena duga-duga seringkali salah.

Anonim mengatakan...

sahabat eman:

"Saya tidak tertarik menjawab pertanyaan sahabat karena ,,,,ah, berdiskusi dengan pribadi ganda seperti anda alangkah sulitnya..."

tidak apa-apa, itu hak anda, saya hargai. tp saya haturkan terima kasih karena sahabat sudah ikut menilai posisi saya. tp mungkin lain kali perlu minta klarifikasi sebelum mengambil kesimpulan.

(joshua)

Anonim mengatakan...

Ha ha ha.. Om Eman mamang markotop kalo gagoso sahabat sendiri. Bbrp istilah yg dikasi tanda kutip ("), sungguh mantaff... (^_^)

Tp memang dlm hidup ini siapa sj bolehlah berandai-andai dan ini wajar2 sj artinya tdk perlu dikasi cap aneh2, kecuali memang mau gagoso. Nah, sahabat josua spt dlm komentar awalnya, mmg sdg berandai-andai jd ateis yg disediakan ruang bernama neraka oleh kaum agamais.

Sy sendiri ga yakin org yg dicap ateis, pasti masuk neraka. Krn byk juga ateis yg lbh etis dr kaum agamais. Ini atesi tipe ke-3, spt kt Proxy. Di pulau sabu, msh byk ateis model begini, krn lbh suka menjalankan hukum adat. Mereka hidup berkelompok dan jauh dr karakter dan sikap2 tercela. Satu saat sy coba debat "iman" mereka, eh malah kena skak mat. Sy disuruh periksa rutan2 yg ada lalu hitung brp org dr kaumnya yg jd penghuni.

Tapi kalo ada yg yakin ateis tipe begini pasti masuk neraka, yaa ini jg sah2 sj. Namanya juga keyakinan...

Anonim mengatakan...

sahabat wilmana

pertanyaan sederhana memang "gampang" dijawab kalau mau tanpa harus beralasan ini dan itu; bahkan mengutip studi a, b, c dstnya; bahkan lagi harus mengeluarkan istilah tinggi yg mana saya yg bodoh ini tidak mengerti. saya bertanya tetapi tidak mau dijawab.

tp sudahlah saya berhenti saja sampai disini. mungkin lain kali baru saya sambung.

terima kasih dan salam hangat buat semua.

(joshua)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Otak manusia bukan otak monyet karena orang tidak sama dengan monyet. Itu yg sahabat bilang sendiri di komen no. 3.

Nah, silakan gunakan nalar sahabat secara tertib supaya kata-kata sahabat tidak "memukul balik sahabat". Itu saja ha ha ha ha ha....(Eman)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Ketika Proxy73 dan wilmana menyebut terminologi tertentu, seharusnya sahabat cari dan pelajari. Jangan menggerutu sambil menyangkal diri seolah-olah org bodoh. Hal itu makin menunjukkan bahwa anda terperangkap dalam pribadi ganda. Pintar mengau bodoh. Bodoh mengaku pintar.

Kalau sahabat menolak disebut berkepribadian ganda maka BUKTIKAN. Pertimbangakn kembali semua kata-kata yg sudag sahabat ucapkan.

Lagi satu...sahabat belum menjelaskan sama sekali bagaimana caranya sahabat bisa bersikap....

Jesus lahir, teist....
kematian-NYA, ateist....

Entah filsafat macam apa yg sahabat anut. Mungkin jenis baru temuan sahabat sendiri... ....mungkin...jangan marah ya sahabat.....(Eman)

Anonim mengatakan...

Ya, sudah mungkin sebaiknya kita berhenti disini....salam hangat juga untuk sahabat joshua. GBU

Anonim mengatakan...

Eh, saya (Eman)

Anonim mengatakan...

sahabat eman,

terima kasih banyak atas komen sahabat. apapun kata sahabat saya terima. begitulah saya, manusia tdk bernalar bin berkepribadian ganda. tidak apa-apa. itu hak sababat menduga-duga dan membuat kesimpulan ttg saya. cuman saya heran. sahabat proxy73 tdk mau berdiskusi dgn saya karena saya, katanya, hanya bayangan. mungkin sahabat tahu, kira-kira teori apa yg bisa dipakai bahwa bayangan punya nakar dan berkepribadian, apalagi ganda???

kedua, perkenankan saya ingin kutip kata-kata sahabat sendiri:

"Tetapi, Salut untuk diskusi tertib itu. joshua, sebagai pendatang baru di blog ini, ikut berkontribus contoh baik untuk diskusi. Beberapa sahabat di blog ini, belum-belum sudah emosional (saya juga sering seperti itu ha ha ha ha)."

saya garis bawahi "saya (eman) sering juga spt itu." sebagai pendatang baru saya tdk mau ikutan club org2 emosional, apalagi membuat marah org-org yg gemar emosi spt sahabat.

terakhir, saya sudah cek kembali komen saya no 3 tetapi tidak ketemu kalimat spt yg sahabat tulis, "Otak manusia bukan otak monyet karena orang tidak sama dengan monyet." mungkin sahabat modifikasi sendiri sekedar membuat poin sahabat.

begitu saja dan salam hangat buat sahabat eman - joshua

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Anda menanyakan teori apa? Proxy73 sudah mengatakan beberapa teori sebagai referensi. Tapi sahabat kelihatan tidak mau mencarinya dengan alasan orang bodohlah, inilah, itulah dll. Lalu, anehnya, sahabat malah meminta saya harus menjelaskan bagi sahabat. Padahal kalau mau sahabat tinggal click google akan muncul referensi yg diperlukan. Ibarat kata pepatah ketika kami SD dahulu, tidak bisa menari dikatakn lantai yang miring-miring.

Dengan demikian, sahabat tampaknya bukan mau mencari ilmu dan berbagi ilmu di sini. Iseng? Usil? Tak tahu yg mana tujuan sahabat. Tanya ini itu tetapi diajak diskusi malah tidak siap. Pertanyaan yg sahabat ajukan tampaknya hanya pancingan agar ketika dijawab sahabat ajak berdebat habis-habisan. Ada tendensi, sahabat menyukai debat untuk debat itu sendiri. Waduh, kacau juga cara berdiskusi seperti ini.


Tentang komentar sahabat di nomer 3...ha ha ha ha ...inilah contohnya mengapa saya ajak sahabat gunakan nalar dengan tertib...sahabat mungkin pernah tahu logia asosiatif, disosiatif? ...ah, nanti ada merajuk dengan mengatakan...saya org bodoh yg dikasi teori tinggi2 padahal itulah cara berlogika. Ketika seseorang mengatakan bahwa ....dia adalah seorang suami, .....kita kan tidak perlu menunggu statement berikutnya dari ybs untuk dapat kita simpulkan bahwa dia punya isteri???? ''''saya bukan monyet, saya manusia....kan kita tidak perlu menunggu statement berikutnya dari sahabat untuk menyimpulkan bahwa otak sahabat adalah otak manusia sedangkan si monyet berotak monyet. Atau???? ha ha ha ha saya jadi kuatir nih...Aduh duh....mau berdiskusi tapi menolak penggunaan logika dalam menyimpulkan. Bisa kacau dunia nih...ha ha ha ha ha

Terakhir, supaya sahabat terhindar dari "dugaan" berkepribadian ganda maka harap kasi tau kita semua, pribadi macam apa yg bisa mengatakan:

hidup, teist
mati, ateist
makan teist
kencing ateist

Harap dijawab ya sahabat ku....

Tapi, saya skeptis sahabat mau menjawabnya karena ....ah sahabat tahu sendirilah. Oleh karena itu, saya kira diskusi kita cukup sampai di sini saja ya. Saya tidak lagi tertarik untuk melanjutkanya.

Jika ada kata yg salah saya minta maaf. Hormat saya (Eman, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

sahabat eman yang terkasih,

kalau saya harus runut kesalahan argumen sahabat, terlalu banyak. tetapi yang berkesan dihati adalah tipe argumen menggunakan otoritas. mungkin sahabat merasa lebih pandai, lebih tua atau pendatang lama. contoh. sahabat berargumen saya berkepribadian ganda tapi lalu menyuruh saya buktikan sendiri. sahabat menyuruh saya cari sendiri referensi ini dan itu sebagai pembuktian argumen sahabat. mengapa sahabat lakukan ini semua kepada saya? apakah sahabat tidak sanggup mengformulasikan sendiri argumen sahabat? seringkali org yang sekedar merasa tahu banyak, banyak bicara tapi ketika ditanya kelabakan dan lalu keluarkan jurus otoritas. "kamu harus ini! kamu harus itu! kalau tidak, kamu bodoh, tidak bernalar, berkepribadian ganda."

kedua, sahabat marah kepada saya karena kata ini "sahabat dan saya bukan tuhan..." saya ingin memakai ukuran yg sama yg dipakai sahabat kepada saya. mengapa marah? bukankah sahabat punya nalar? mengapa nalar sahabat yg sahabat puji tertib membawa sahabat pada kemarahan, duga-duga dan berkesimpulan sesat?? ingat, soal marah, sahabat sedekar menduga saya marah tetapi disini sahabat katakan sendiri sahabat pemarah. mana lebih sahih, duga-duga atau fakta???

terakhir, tanpa sadar sahabat memberi contoh yang baik sekali ttg kebingungan saya yg dikatakan sahabat wilmana; banyak org terdaftar sebagai pemeluk agama tetapi tingkah laku dan tutur kata kurang pantas. sahabat gemar menunjuk jari kepada org lain tetapi tanpa sadar 3 jari lain menunjuk pd diri sendiri.

itu saja dan salam hormat juga buat sahabat eman - joshua

Anonim mengatakan...

@ joshua,


kesimpulan saya....sahabat marah...

Saya dahulu pemarah, dan saya akui itu secara gentlement...lalu sahabat menggunakan itu sebagai bahan berolok-olok....tapi, jujur saja, cara anda akan dinilai sebagai curang...marah tetapi tidak mengaku marah...you are not a gentlement...

Nanti sahabat tanya, mana buktinya???? saya cuma meminta sahabat untuk tenang...tarik napas...lalu analisis seluruh rangkaian kata-kata sahabat sendiri..lihat diri sahabat di kaca...pemarah kah saya?????

Soal referensi yg harus dicari, ya menurut hemat saya itulahyg harus sahabat lakukan. Kesimpulan umumnya sudah saya, atau dalam hal ini sebenarnya adalah proxy, sudah menunjukkan. Agar supaya sahabat bisa mengklarifikasi kata-kata saya maka saya, atau proxy menyertakan referensi yg bisa sahabat cari. Yang terjadi adalah, ...sahabat tidak mau percaya kata-kata saya, ata proxy yg kami ambil dari referensi dan pada saat yg bersamaan sahabat tidak mau mencari rujukannya. Jikalau disuruh saya, atau proxy menfuls habus seluruh isi buku...waahhh...memangnya kami dibayar berapa untuk "mengajar" di blog?

Saya kasi contoh, 1 hal: di dalam karya ilmiah di bagian belakangnya selalu ada DAFTAR PUSTAKA....(sahabat jangan bilang tidak tahu tentang ini dengan alasan org bodoh karena anak saya yg duduk di bangku SMA sibuk cari referensi supaya ditulis di dlam karya imiahnya)...tidak akan guru atau dosen pengujui menyuruh mahasiswa atau siswa membaca satu-satu isi buku. Cukup kasi tau pokok yg dikutip dan sertakan nama bukunya pengarang dan lain sebagainya...supaya org lain bisa mengklarifikasi.....

Sayangnya sahabat tidak melakukan itu...lalu berputar-putar tak tentu arah dengan kemarahan yang sahabat bawa. Makin marah, makin tidak beraturan pembicaraan sahabat. Menuding saya menggunakan otoritas, ebih tua, lebih dahulu dan segala macam yang kalau saya tanyakan dasar omongan saudara, teori apa yg sahabat pakai menduga demikian. nanti sahabat akan kelabakan dan bertambah kadar kemarahannya.

Apakah saya otoriter? Aduh, yg punya otoritas di sinikan cuma BM. Beliau tidak suka, komen kita dihapusnya ha ha ha ha....kekuasaan apa yg saya punya? ah, sahabat melontarkan hal itu semata-mata karna marah...

Kesimpulan sahabat yg terakhir itu juga sangat aneh, entah dari mana datangnya harus dialamatkan kepada saya. Saya Kritiani dan bagimana cara sahabat menduga bahwa perilaku saya menyebabkan contoh yg tidak baik tentang isntitusi Kriten? Teori apa? Logika apa? Sebaliknya, saya malah ingin sahabat introspeksi, menggunakan nama joshua tetapi, hanya mau marah, malas mencari referensi, menuding tanpa logika, tanpa refrensi...waduh, seandainya...seandainya sahabat adalah ateist, maaf ya...itu contoh nyata bahwa ateisme merusak otak dan mental orang. Contih buruk tuh....ha ha ha ha ha ha

Tapi sya yakin bukan seperti itu, sahabat semata-mata sedang marah maka.......ikuti tips saya......tarik napas......tenangkan diri....

Satuhal yg sahabat terus menghindar dan oleh karna itu dugaan pribadi ganda belum bilang dari sahabat...

hidup, teist
mati, ateist
makan teist,
kencing ateist,

Atau begini sajalah, sahabat sepenuhnya normal dan dalam kenormalan itu, kita sudahi percakan kita ini. Tidak ada lagi gunanya kecuali berebutan menjadi yg paling akhir menulis komen...mari kita belajar untuk malu kepada sahabat lain. Kita tunggu BM ganti topik, dan kita belajar berdebat lagi di sana. Di topik ini kita sudahi saja. Bagaimana?

Jabat erat untuk joshua

Anonim mengatakan...

Sori, dari saya, (Eman)

Anonim mengatakan...

sahabat eman,

*senyum lebar-lebar____mode on*

sahabat tetap ngotot dgn dugaan bahwa saya marah; bahkan meminta saya gentelmen mengakui saya marah. ini argumen aneh bin ajaib.

tp ajakan sahabat saya terima dgn senang hati; lain kali kita sambung lagi. tp mari kita ambil hikmatnya untuk kali depan:

1) jangan duga-duga dan membuat kesimpulan sesat. mintalah klarifikasi.

2) formulasilah argumen dgn baik. jangan membuat kesalahan argumen buku a, studi b, wahyu c, d, e dstnya pasti benar dan anda salah.

betul buku menyediakan daftar pustaka tp buku tidak kataka kepada si pembaca, "woooe, anda punya isi kepala salah." dalam diskusi, shabat bebas katakan ide saya salah tp harus formulasikan argumen sahabat dgn baik; bukan menyuruh saya belajar sendiri.

3) hindari aksesoris yg bersifat personal, misalkan anda pemarah (kecuali yg bersangkutan mau/sukarela katakan sendiri spt sahabat disini), anda tdk bernalar, anda punya pribadi ganda, dstnya. bagi saya tdk masalah tp bagi si pemarah, aksesoris spt ini hanya membuat runyam diskusi.

4) tarik nafas dalam-dalam

5) hembus keluar pelan-pelan.

jabat tangan erat buat sahabat eman.

(joshua)

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Ha ha ha ha ha ha ha....

Saya tidak menduga-duga - anda sendirilah yg memberi cap itu kepada diri anda sendiri sebagai berkepribadian ganda, PADA SAAT sahabat TIDAK BISA MEMBUAT KLARIFIKASI:

hidup teist
mati ateist,
makan teist
kencing ateist,

selama tidak ada klarifikasi apapun
dari sahabat - sahabat sendirilah yg mengatakan kepada dunia bahwa sahabat memang org dengan kepribadian ganda.

Tanda2nya: sahabat tidak bisa membedakan mana marah dan mana yg tidak. Saya memberikan tips, lalu tips nya dibalikkan kepada saya. Saya akhirnya jatuh kasihan kepada sahabat terkasih.

Sahabat jelasjelas menolak cara berdiskusi dengan cara-cara tertib yg bukan cuma mengandalkan common sense lewat omongan-omonga dan nalar pribadi. Sahabat menolak menggunakan teori sebagai alat bantu nalar maka...apa lagi yg bisa saya omngkan terhadap sahabat selain....belajarlah dahulu berpikir tertib....

Ah, itu saja.

Jika sahabat ingin menjadi penulis komen terakhir, ...dan ha ha ha ha...tampaknya bakal begitu....maka sahabat sebaiknya mulai dengan klarifikasi status aneh teist - ateist itu. Jika hanya memusatkan kepada usaha "fight aginst me" maka memang diskusi sebenarnya sudah berakhir...omongan sahabat sudah tidak bernilai apapun lagi.

Itu saja sahabatku (Eman)

Anonim mengatakan...

*tertawa ngakak____mode on*

sahabat masih juga ngotot dengan duga-duga sahabat. ini sudah amat keterlaluan (maksud saya keterlaluan lucu). tp itu hak sahabat.

tentang permintaan klarifikasi sahabat itu seharusnya sahabat tdk bisa memaksa karena saya pun tidak memaksa sahabat untuk menjawab pertanyaan awal saya. sahabat katakan sahabat tdk tertarik dan saya hargai. tp giliran demi kepentingan argumen sahabat, saya HARUS membuat klarifikasi, kalau tidak artinya punya pribadi ganda menurut OBSESI sahabat. "entah jenis logika, argumen serta moralitas apa yg sahabat pakai, mungkin temuan sahabat sendiri." semoga sahabat tdk keberatan dgn kata-kata saya ini karena saya sekedar meminjam tuturan yg sahabat pakai buat saya.

ingat sahabat, jgn gemar menunjuk jari pd org lain karena 3 jari menunjuk pada diri sahabat sendiri.

itu saja, dan salam hangat buat sahabat eman - joshua.

Anonim mengatakan...

@ joshua,

Tahulah saat berhenti.

Mengamati percakapan anda dan Eman jelas terlihat bahwa semua argumen anda telah terpatahkan.

Pertanyaan anda tidak mau dijawab si procy ya sudah. Tetapi anda sendiri yg cari perkara ...sebentar bilang teis sebentar bilang ateist....itu lubang yg anda buat dan tidak bisa ditutup lagi. Jika ada yg akan menertawai anda ya gara-gara itulah.

Saya berpendapat karena anda sendri yg meminta "pendapat sahabatlain" (Sulis)

Anonim mengatakan...

@ Eman,

Nggak perlu ditanggapi si joshua. Entek-enteken waktu wae lah (Sulis)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Moderasilah percakapan Eman. Atau posting barulah (Sulis)

Anonim mengatakan...

Sorry moderasilah percakapan joshua dan eman. Nggak ada nilai tambah apa-apa lagi karena hanya sekear rebutan paling akhir ngomen. Ra mutu tenan (Sulis)

Anonim mengatakan...

@ Joshua,

Kenapa saya meminta sahabat melakukan klarifikasi?

Sahabat menuntut saya membuktikan "tuduhan saya" bahwa sahabat pengidap dual personality gara-gara hobi bermain act like.

Makin bertambah jelas tuntutan sahabat itu dalam komen terakhir sahabat untuk saya.....sahabat masih juga ngotot menduga-duga....

Supaya saya tidak menduga-duga ...gara-gara omongan saudara sendiri......:

makan teist
kencing ateist
....
(ha ha ha ha....)

maya justru ingin memberikan bukti. Tapi karena sahabat terus menghindar maka terpaksa kesimpulannya...sahabat terbukti pengidap DP ha ha ha ha ha....ingat bukan karena saya ngotot tapi sahabat sendiri yg tidak bisa mengklrifikasi....hidup teist mati ateist.....

Waduuuuuhhhhh......(Eman)

Anonim mengatakan...

@ Sulis,

Terima kasih atas dukungangnya. Maaf jika mengganggu. Dan maaf juga karena mengabaikan permintaan sahabat untuk tidak menanggapi. Tapi saya berusaha untuk tetap wajar. Lurus saja (Eman)

sastavyana blog's mengatakan...

Yang pada ribut, joshua dan eman, udah nggak lucu. Ngaco.....

sastavyana blog's mengatakan...

@ Bigmike,

Ia nih, gw juga c7, kalo' blog musiknya disatuin ajah....

tapi gw suka banget postinng tentang the rolling stones. Asyik. Changcuter niru-niru TSR yach????

Anonim mengatakan...

hicks....hicks....Chelsea - Hull 0 - 0.....memalukan.....

hicks.....hicks.....joshua....temennya Chelsea.......wakakakekekekkikikik...
(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Solusi:

Ganti Scholari....
Ganti posting ...

wuuuuaaaaaaakakakakakakak...
...oleee..oleeee.....ganti...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

sahabat sulis,

terima kasih karena sahabat sudah ikut memberi komentar. perkenankan saya mengomentari 2 hal yg sahabat angkat.

pertama, saya mohon maaf karena terjebak dgn debat kusir dengan sahabat eman. saya hanyut dalam mengembalikan ukuran-ukuran yang dia pakai thd saya.

kedua, walau saya hargai opini sahabat tp tidak ada argumen saya yg terpatahkan dan tidak ada lubang yg saya gali dan tidak bisa saya tutup.

esensi argumen saya sudah ditangkap secara jeli oleh sahabat wilmana. saya sekedar memunculkan realitas kehidupan manusia beragama tp bermoral tdk lebih baik daripada si ateis. saya sekedar menformulasi argumen si ateis atas realitas tsb. kalu sahabat membaca keseluruhan diskusi, sahabat tahu tidak seorang pun membantah realitas ini. sahabat beropini tp opini sahabat tidak menghilangkankan realitas yg saya sebutkan itu.

reaksi sahabat eman sekedar pada pemunculan realitas yg saya sebut dan menduga-duga saya berkepribadian ganda; sebuah dugaan berlebihan. mengapa? karena dia, sahabat dan siapa saja disini tidak tahu kebenaran realitas pribadi saya. ngotot dgn realitas kepribadian saya adalah kekonyolan.

itu saja dan lagi terima kasih atas opini sahabat.

sahabat eman,

saya baru pulang gereja dan mendapatkan firman ini: "Matius 7 : 1 - 3." Saya merasa ditegur oleh firman Tuhan ini; dan pingin berbagi dengan sahabat. semoga bermanfaat dan berkenan dihati sahabat.

itu saja dan salam hangat - joshua

mikerk mengatakan...

Saya memutuskan untuk menyudahi diskusi antara Bung Eman, Bung Joshua, dan Bung Proxy73 dengan ucapan terima kasih banyak. Diskusi sahabat sudah meramaikan blog dan posting di topik ini. Akan tetapi belakangan diskusi ini sudah tidak berujung pohon sama sekali. Sudah tidak memiliki nilai informasi lagi.
Seperti juga kalau blog dibiarkan lama tanpa posting baru sama sekali…...dia akan kehilangan nilai informasi. Dalam terang hukum II termodinamika, sistem tanpa input baru, entropinya akan meningkat dan hanya menghasilkan kekacauauan. Komentar-komentar mutakhir pada topik ini sudah menjurus pada keadaan entropi yang meningkat. Oleh karena itu saya ajak untuk melakukan penyegaran pemikiran.

Ayo, lakukan perubahan dan itu bisa dimulai dari budi pekertimu sendiri. Untuk itu, silakan lihat posting baru.

Tabe. GBU
Minggu, 08 Februari, 2009

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya 100% setuju dengan sahabat. Percakapan kami memeng sudah tak tentu arah. Satu ke Oepura yang lainnya ke Oeba. Dengan jiwa besar saya "tunduk" kepada pengaturan Bigmike. Saya segarkan pemikiran (Eman, CN, Oebufu)