Jumat, 02 Mei 2008

Hari Ini Adalah Hari Pendidikan Nasional....Ingatkah Anda?

Hari ini seperti biasanya hari-hari lain. Seperti minggu lalu, maka hari ini adalah hari Jumat. Seperti di Bulan April lalu yang punya tanggal 2 maka bulan Mei juga memiliki tanggal 2. Apa bedanya? Tidak ada. Apa istimewanya? Yah, tanggal segini sih adalah tanggal gajian bosZ. Itu istimewanya. Lalu, masihkah banyak di antara kita yang mengingat dengan baik-baik bahwa pada tanggal 2 Mei, setiap tahun, adalah hari Pendidikan Nasional? Saya tidak yakin.

Sejak bangun tidur semua terasa biasa-biasa saja. Di rumah saya, kesibukan yang memberi pertanda bahwa hari ini adalah hari pendidikan Nasional hanyalah ditunjukan oleh isteri saya yang ambtenaar di Dinas Pendidikan Nasional NTT. Pagi-pagi amat si doski yang kepala seksi di salah satu unit di Dinas Pendidikan Propinsi NTT sudah ribut sama baju putih, jas abu-abu, sepatu hitam dan dasi abu-abu. Semua itu diperlukannya sebagai uniform guna mengikuti perayaan Hari Pendidikan Nasional di kantornya. Anak-anak saya cuma sibuk mengurus diri mereka sendiri pergi ke sekolah atau ke kampus. Cuma itu.

Satu jam kemudian saya juga ikutan keluar rumah menuju kampus. Di kampus saya bertemu dengan satu dua gelintir pegawai administrasi kampus dan para pejabat teras Universitas yang berpakaian seragam Korpri. Mengapa demikian? Baru selesai apel Hari Pendidikan Nasional. Lalu, tengok kanan dan kiri, ah...semuanya saja, pegawai, dosen dan mahasiswa mayoritas berpenampilan "freeman". Iseng-iseng saya bertanya kepada 4 orang mahasiswa, 4 orang rekan dosen, 1 orang tenaga satpam dan 1 orang staf adminsitrasi di kampus. Pertanyaan saya begini: apakah anda ingat bahwa hari ini adalah hari Pendidikan Nasional? Hasilnya, luar biasa: hanya 3 orang dari total 10 responden tersebut mengatakan ia. Sisanya, tidak menjawab dan atau nyengir kuda. Gejala apa ini?

Sejujurnya saya tidak memiliki jawaban apapun tentang pertanyaan tadi. Apakah ketidak ingatan 70% responden (sorry saya mengunakan istilah itu biar kelihatan gaya), disebabkan ketidak perdulian? Apakah dengan demikian dapat diartikan bahwa mereka sudah tidak memiliki apresiasi baik tentang pendidikan? Apakah pendidikan sudah tidak berarti apapun lagi bagi mereka? Apakah pendidikan bagi mereka adalah proses nyata dan bukannya ritual belaka? Ah, saya kira jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu akan terasa sumir juga. Sekali lagi, saya tidak memiliki jawaban pasti. Bahkan sayapun bertanya, pantaskah pertanyaan seperti itu dilontarkan?

Lalu, sayapun menjalani rutinitas hari ini sesuai rencana, yaitu menyelesaikan training GIS yang diselenggarakan oleh Charles Darwin University, Australia yang bekerja sama dengan Undana dan Pemda NTT. Selesai acara, maka rutinitas lainnya menyusul, yaitu menerima sertifikat dan uang duduk 5 hari kegiatan. Lumayan. Tapi ya cuma itu. Hanya itu. Sayapun tidak lagi terlalu ingat akan keisengan saya pagi-pagi setibanya di kampus yang sibuk bertanya apakah anda mengingat dengan baik bahwa hari ini adalah hari Pendidikan Nasional Indonesia?

Malam menjelang istirahat baru saya renungkan kembali. Apakah saya dapat menjadi Doktor tanpa proses pendidikan? Apakah saya dapat dibesarkan dengan baik jika Ayahanda saya almarhum tidak bekerja sebagai guru? Apakah saya dapat memberikan makanan bagi mulut isteri dan anak saya jika saya tidak bekerja sebagai guru (dosen=doisere = guru, Perancis). Apakah saya dapat mengajar dan mendidik anak-anak saya sendirian tanpa bantuan dari para bapak & ibu guru? Saya segera bangun dari tempat tidur dan bergegas menunuju laptop saya untuk menulis artikel yang berlevel S3 (sungguh sangat sederhana) ini.

Ah, untuk semua guru saya dan semua guru di mana saja di Indonesia saya ingin mengucapkan permohonan maaf. Maaf kan saya bapak dan ibu guru karena sudah mangabaikan hari ini: hari Jumat, tanggal 2 Mei 2008. Hari Pendidikan Nasional.

17 komentar:

Anonim mengatakan...

Ya, kehormatan datang bukan karena hari-hari peringatan tapi karena dedikasi. Kebanyakan guru hanya ribut sola kesejahteraan tetapi mutunya sungguh buruk. Para dosen sibuk mencari rejeki tambahan dan lupa memberikan kuliah. Kuliah pun dilakukan dengan cara ala kadarnya. Dosen sibuk menjual diktat kosong. Apa lagi dosen negeri yang membantu di PTS. Mereka lebih mirip makelar bahan kuliah. Bigmike, janagn harap kehormatan akan datang. Janagn harap pendidikan di Indonesia bakal maju.

Anonim mengatakan...

Setuju dengan komentar pertama. Dosen Undana yg bekerja di PTS, misalnya di tempat Bigmike pernah ikut jadi PR I,dosen banyak berlagak sebagai agen penjual diktat dan penjual gelar. Mereka rajin membuka kelas jauh dan mahasiswa diberi kuliah 1 atau 2 kali saja. Ada oknum pejabat universitas yang isterinya hanya pensiunan pegawai adminsitrasi di Undana tapi bisa mengajar di Swasta. Mahasiswa dapat ilmu apa? Contohnya adalah kelas jauh PGRI di Sabu. Pantas kalau orang tidak menaruh hormat kepada para pendidik (Savunese)

Anonim mengatakan...

Pendidikan nasional di Indonesia telah terjebak pada orientasi mengedepankan aspek kecerdasan atau intelektual semata, sementara aspek etika dan moralitas cenderung terabaikan. Selain itu, pendidikan nasional mulai kehilangan roh keindonesiaannya yang berfalsafah Pancasila -- ini saya kutip dari Koran Suara Pembaruan-- Coba Bigmike dan kita semua mengomentarinya. Bandingkan dengan tulisan Bigmike (Yossie)

Anonim mengatakan...

Saya setuju-setuju saja dengan pendapat bahwa moralitas tenaga pendidik memang payah tetapi jangan lupa negara yang seharusnya bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan sesuai amanat UUD 1945 malah tidak becus. Anggaran 20% untuk pendidikan meleset terus. Kesimpulannya: negara payah //Pritha//

Anonim mengatakan...

Aha, pendidik payah, negara payah, murid payah tidak? orang tua payah tidak? (Nana)

Anonim mengatakan...

Sudah mbaca bahwa di Medan, Desus 88 Polri yang antoteror itu ikut mengawasi UN. Menteri Pendidikannya Guoooblokkkk.....

Anonim mengatakan...

Ha ha ha jangan putus asa begitu dong. Menterinya memang goblog tapi kitanya harus bertekad untuk lebih baik. Gimana?

Anonim mengatakan...

iya bener juga yah..
bagi gw 2 Mei sama aja seperti hari2 laen. malah gw seneng tuh kalo 2 mei kan gw bisa tidur2an di rumah abis libur sih. He..he.
masalah pendidikan di Indonesia mah udah kompleks ga bisa lagi tuh diatasi tapi dikurangi kayaknya sih masih bisa. Caranya??? ga tau gw. He..He (lagi).
tapi bener juga kita harus menghargai guru. tapi guru yang benar juga bukan yang asal-asalan. yang cuma bisa jual diktat (so pasti kalo loe dah beli diktat nilai loe minimal 8 keatas lah).

Anonim mengatakan...

Wah, saya tidak menduga ternyata dari artikel yg saya tulus dengan mutu S3 (sungguh sangat sederhana) muncul komentar yg bagus-bagus. Saya bangga terhadap sahabat pembaca. Nah, saya tambahkan pokok perbincangan: Koran Tomr Express edisi Minggu, 4 Mei 2008 memberitakan bahwa sejumlah siswa SMA Kristen di Kupang yg sedang pesta Miras menghajar david keluanan, siswa SMK negeri 3 kupang. Masih dari koran yg sama edisi yg sama diberitakan juga bahwa Seorang ibu gur bahasa inggris SD GMIT 7 Oebufu dianiaya oleh Novi Sonlai, ibu dari seorang siswa kelas 1 SD tersebut. Menurut sahabat sekalian, apa namanya ini? kegilaan atau???? (Mikerk) Salam blogger

Anonim mengatakan...

Saya punya kata yg tepat untuk reporting dari Bigmike tentang siswa pesta miras dan orang tua menganiaya guru, yaitu B E B A L

Anonim mengatakan...

walah walah pendidikan udah stengah ancur, dunia pendidikan bak suatu t4 lokalisasi yang isinya ada pelacur, si idung belang, pedagang dll. sungguh sedih benar kondisi ini, apa karena mentrinya orang ekonom jd pendidikan di buat semacam badan usaha bisnis tp kok semacam bisnis pelacuran yahhhh???????

Anonim mengatakan...

Woooowwww, komentar terakhir ini adalah KOMENTAR GARIS KERAS...

Anonim mengatakan...

@Anonim

Truth HURTS hey mate!

-nk-

Anonim mengatakan...

Memang harus diakui bahwa dunia pendidikan sekarang sudah sangat tercemari oleh semangat zaman. Semua pelaku pendidikan sudah memperlihatkan gejala-gejala jahat. Apakah masih ada harapan?

Anonim mengatakan...

Mandiri, daya saing dan peradaban bangsa menuju bangsa maju, unggul dan sejahter. Betulkan Indonesia?

Anonim mengatakan...

Indonesia Bisa. Bisa Apa?

Anonim mengatakan...

indonesia Bisa.

memang Indonesia Bisa.......

Maksudnya Bisa naikin harga BBM, Indonesia bisa bikin orang miskin jadi tambah miskin (pastinya tambah melarat), bisa apalagi yah??? sori bukan maksud beta menjelekkan bangsa sendiri tapi beta omong fakta. betul ko sonde??

(nrk)