Senin, 01 September 2008

Gaudeamus Igitur, Wisuda dan Berpuasa, Tanpa Kebaikan = Carpe Diem Tanpa Makna

Dear Sahabat Bloggers,

Pernah mendengar kata-kata dalam judul di atas? Bagi mereka yang pernah kuliah di bangku Perguruan Tinggi di Indonesia dan berdiri dalam deretan prosesi manusia yang akan di wisuda pasti akrab dengan kata–kata Gaudeamus Igitur. Ya, itulah lagu pembuka prosesi pembuka acara wisuda. Ketika pemegang pedel berteriak......Rektor, Anggota Senat Universitas, Anggota Dewan Penyantun memasuki ruang upacara.....maka tarararararammm tatatarararmramramram......not, irama dan deretan kata-kata indah dari lagu Gaudeamus melengking dan bertebaran di udara. Indah. Memang Indah. Sebuah lagu dengan nuansa kebanggaan akademik yang luar biasa. Begitulah, wisuda selalu merupakan acara yang indah dan membanggakan. Pada hari ini, Universitas Nusa Cendana melakukan acara wisuda dan diperkirakan ada ratusan wisudawan di sana. Mereka semua bergembira. Wajar karena secara etimologis, wisuda diartikan sebagai suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Setelah masa perjuangan yang panjang, bergembira adalah sangat manusiawi. Tetapi harap diperhatikan bahwa menurut makna leksikal, wisuda adalah suatu proses. Hanya suatu acara. Tidak lebih. Meskipun membanggakan. Mengapa acara wisuda menjadi kebanggaan.

Ada banyak kemungkinan jawabannya tetapi saya menduga hal itu berkaitan dengan sifat eksklusif acara wisuda itu. Bayangkan, menurut data pada tahun 2006, dari total 220 juta populasi penduduk Indonesia, terdapat 27 juta jiwa penduduk berada pada usia mahasiswa. Akan tetapi dari antara 27 juta jiwa tersebut hanya sekitar 3,5 juta yang benar-benar berkesempatan untuk menikmati bangku pendidian tinggi. Eksklusif bukan? Berapa kali orang di wisuda? Paling banyak 3 kali seumur hidupnya. Sekali ketika lulus S1 atau akademi. Kalau anda berminat, ya ketika lulus pendidikan S2. Dan kalau Tuhan berkenan, sekalilagi anda diwisuda setelah tamat S3. Sekali lagi, wisuda adalah acara yang tidak sering dan karena tidak seringnya itu maka dapat dikatakan wisuda adalah acara yang eksklusif. Pada hari wisuda seseorang akan berpenampilan mengkilat. Gagah. Cantik. Wangi. Di Kupang, terdapat tradisi untuk melakukan acara pesta semalam suntuk menyambut kebahagiaan wisuda. Tahun 2007 lalu, setelah mabuk-mabukkan dalam pesta wisuda semalam suntuk, seorang anak muda mabuk yang baru diwisuda terbunuh dalam keributan di antara kelompok pemabuk itu. Wahh....ekslusif. Sangat eklusif dan saking eksklusifnya, nyawa seorang wisudawan barupun harus di exclude. Eksklusif. Konyol. Tragis.


Sedemikan pentingkah acara wisuda? Menurut hemat saya acara ini memang penting. Namun demikian, meski penting, acara wisuda bukanlah hal terpenting. Saya sendiri seumur hidup hanya 1 kali mengikuti acara wisuda pada tahun 1986, yaitu pada saat menamatkan pendidikan sarajana peternakan di Fapet Undana, Kupang. Ketika lulus S2 di IPB Bogor pada tahun 1993 dalam bidang ilmu Agronomi, saya memilih tidak mengikuti acara wisuda. Pada saat yang sama dengan hari wisuda, saya memilih bergabung bersama beberapa rekan pencinta alam melakukan perjalanan ke Pulau Krakatau. Setelah acara Promosi Doktor dalam bidang Ilmu Kehutanan di UGM Jogjakarta, saya mencukupkan diri sampai di situ saja. Saya tidak lagi mengikuti acara wisuda di ruang besar. Di Balairung Utama UGM. Bagi saya, acara wisuda penting tetapi bukan yang terpenting. Wisuda adalah acara yang membanggakan tetapi bukan merupakan hal esensial. Nah, inilah saya: esensi bung. Esensi. Apa yang menjadi esensi?


Tujuan pendidikan, di mana saja dan pada strata apa saja, selalu memiliki tujuan akhir yang terletak pada 3 ranah, yaitu ranah kognisi, ranah afeksi dan ranah psikomotorik. Pada ranah kognisi seseorang dituntut untuk menjadi banyak tahu. Dalam ranah psikomotorik seorang pelajar diminta untuk mengumpulkan semua keterampilan yang diperlukan. Dua hal ini saja, berpengetahuan dan berketrampilan, sudah istimewa. Tetapi tujuan pendidikan yang tertinggi dan teristimewa terletak dalam pencapaian tujuan pada ranah afeksi. Pada ranah ini seseorang yang telah mengalami proses pendidikan akan mengalami perubahan sikap. Pada ranah ini, anda yang tinggi ilmu pengetahuan dan sekaligus terampil, diharapkan mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Anda ingat kisah kejatuhan Adam dan Hawa di taman Eden? Ya ketika mereka berdua ingin sekali memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih hal yang baik dan yang jahat. Suatu pengetahuan yang sifatnya Ilahiat. Melalui pencapaian pada ranah afeksi ini, seseorang diberikan kesempatan untuk semakin lama semakin mampu memiliki sifat-sifat Ilahiat. Perilaku yang baik dapat dimiliki oleh siapa saja. Ayah dari ayah saya adalah orang yang amat baik. Ayah saya adalah juga orang yang tidak kalah baiknya. Apa yang membedakan keduanya? Tidak lain dan tidak bukan adalah kebaikan ayah saya dilengkapi dengan ilmu pengatahuan dan keterampilan yang tinggi karena dia bersekolah. Kakek saya tidak. Apakah dengan begitu kakek saya tidak banyak pengetahuan dan tidak terampil? Saya bersaksi bahwa kakek saya adalah orang yang amat sangat terampil dan meskipun tidak bersekolah formal tetapi beliau sangat mampu membaca dan menulis. Ternyata beliau gemar belajar sendiri secara otodidak. Apakah anda memperhatikan kesulitan saya ketika berusaha membedakan kakek dan ayah saya? Kalau anda jeli, saya menjadi susah melakukan diferensiasi di antara keduanya karena ternyata, meski tidak formal, tetapi kakek saya mengintegrasikan dirinya juga dalam proses pendidikan. Dia memperoleh tambahan kebaikan karena proses ini. Inilah urgensi pendidikan, yaitu setiap proses pendidikan adalah dihasilkannya kebaikan.


Di sinilah masalah saya dengan dunia pendidikan Tinggi di Indonesia (sudah barang tentu di Kupang), acara wisuda dan lagu Gaudeamus. Mutu pendidikan Tinggi di Indonesia tergolong sangat payah. Sebagai contoh di antara ribuan universitas yang ada di Indonesia, hanya ada 2 Universitas yang mampu menempatkan diri di dalam daftar 100 Perguruan tinggi terbaik di Asia menurut sistem pemeringkatan Webometrics tahun 2008. Kedua perguruan tinggi tersebut adalah Unversitas Gadjah Mada, Jogjakarta yang berada pada peringkat ke 74 dan Institut Teknologi Bandung, Bandung yang berada pada peringkat ke 78. Jika diletakkan dalam peta peringkat Universitas sedunia menurut lembaga yang sama, maka pada daftar 1000 Universitas terbaik di dunia, UGM menempati peringkat ke 819 sedangkan ITB berada pada peringkat ke 826. Di mana universitas lainnya? Wuuuusssshhhh......hilang ditiup angin yang bernama quality tradewinds. Di mana Unversitas Nusa Cendana berada? Sampai saya menutup laptop dan mengoyang-goyangkannya ke kiri dan ke kanan, nama Undana tidak muncul sama sekali.....
hicksssss....hickssssss........Terlalu banyak universitas di Indonesia yang didirikan hanya untuk mengejar setoran, yaitu menghasilkan sarjana sebanyak-banyaknya. Untuk apa gelar sarjana itu? Pasti ada banyak hal tetapi menurut pengamatan saya adalah, hanya merupakan atribut feodalisme baru, sarana untuk mencapai kedudukan yang lebih baik dalam sistem kepangkatan pada karir birokrasi. Gelar sarjana juga banyak diminati karena bisa dijadikan modal dalam pertarungan pemilu, baik untuk memilih Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, dan anggota legislatif . Lebih gawat lagi, gelar sarjana diperlukan sebagai pemanis lembar undangan pernikahan. Gelar calon pengantin yang berderat-deret adalah kebangggan yang luar bisa meski terkesan narsis. Apa dampak perilaku ini? Pendidikan tinggi dikelola bagaikan barang kelontong. Gelar diobral 1000 dollar dapat 3. Kelas-kelas jauh dari universitas NTT (Nyaris Tidak Terdaftar), yang kerjanya hanya sekedar membagibagikan ijazah, marajalela di mana-mana. Nilai bisa diperjual belikan. Anda mau nilai saya mau uang. Sama-sama suka. Sama-sama senang.

Jika fenomenanya betul begitu maka sampailah saya pada bagian akhir tulisan ini, yaitu bahwa betapa saya amat tidak nyaman dengan alunan lagu Gaudeamus ketika para profesor, dekan, wisudawan dan civitas akademika memasuki ruang acara wisuda. Menurut sejarah tradisinya , lagu Gaudeamus Igitur memiliki nama lain yaitu De Brevitate Vitae. Jika Gaudeamus Igitur berarti Karenanya Marilah Kita Bergembira maka De Brevitate Vitae berarti Dalam Pendeknya Kehidupan. Tahukah anda bahwa di negara asal tradisi lagu ini, yaitu di Italia, Jerman, Belanda dan Swiss, lagu ini sering dinyanyikan sebelum acara minum bir bersama. Di Belgia dan Belanda, di mana aktivitas minum sambil bernyanyi dianggap lazim, lagu ini menjadi salah satu lagu "resmi" yang dinyanyikan sebagai pembuka acara minum-minum para pelajar. Perhatikan lirik lagu Gaudeamus dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia berikut ini


Gaudeamus igitur
Juvenes dum sumus.
Post jucundam juventutem
Post molestam senectutem
Nos habebit humus.


Marilah kita bergembira
Ketika kita masih muda.
Setelah melalui kesenangan di masa ini
Setelah melalui masalah di umur tua

Bumi akan menelan kita.


Vivat academia!
Vivant professores!
Vivat membrum quodlibet
Vivant membra quaelibet
Semper sint in flore.

Panjang umur akademi!
Panjang umur para pendidik!
Panjang umur setiap pelajar!
Panjang umur seluruh pelajar!

Semoga mereka terus tumbuh berkembang!


Di mana keberatan saya? Perhatikan bait pertama. Lagu ini tidak lebih baik dari makna negatif Carpe Diem, yaitu hidup dalam kesenangan belaka. Nikmatilah sepuas-puasnya hidupmu sebelum kau mati dan ditelan bumi. Nuansa hedonis yang luar biasa. Inikah tujuan pendidikan? Perhatikan pula bait kedua. Bagi saya substansi dari bait kedua bersifat sangat narsis. Memuji diri sendiri. Institusi dipuji. Dosen dipuji. Mahasiswa dipuji. Di mana masyarakat diletakkan dalam pemikiran itu. Di mana tujuan kebaikkan ingin diletakaan dalam pesta ria itu? Itukah tujuan pendidikan?


Lantas, apakah saya manjadi anti terhadap lagu indah ini. TIDAK. Kecemasan saya terletak pada kesejajaran semangat hedonis dan narsis yang ada dalam lagu ini dengan cara-cara orang Indonesia mengelola dan melibatkan diri dalam pendidikan tinggi kita. Penyelenggara hanya berminat pada setinggi-tingginya biaya dan pembayaran SPP. Pelajar hanya berminat setinggi-tingginya pada gengsi sebagai manusia bergelar. Mereka lupa pada tujuan luhur pendidikan. Tujuan yang pada tingkat tertinggi seharusnya menghasilkan kebaikan, persahabatan dan kasih sayang. Tujuan yang sangat Ilahiat.


Akhirnya, proses pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan kebaikan seharusnya juga paralel dengan tujuan pendidikan yang akan dijalankan oleh sahabat-sahabat Muslim yang terkasih. Selama 1 bulan ke depan kawan-kawan Muslim akan kembali masuk ke dalam kampus yang bernama Ibadah Puasa. Apa yang anda harapkan dari menjalankan Ibadah Puasa? Hanya sekedar tahu ilmu tentang ibadah Puasa? Hanya sekedar terampil berpuasa dan memenuhi kewaiban 30 hari berpuasa tanpa batal kecuali sudah waktunya? Saya berharap, semua sahabat Muslim yang berpuasa dapat sampai juga kepada apa yang kita sebut sebagai ranah perubahan sikap. Setelah berpuasa, apakah anda siap untuk menjadi orang yang lebih baik?. Jika tidak maka puasa anda akan sama saja dengan kalimat nyanyian Gaudeamus Igitur. Berpuasa hanya untuk sekedar menyenangkan hati dan mematut-matut diri sendiri. Tanpa arah, Tanpa Makna. Tanpa Nilai Ilahiat.


Selamat diwisuda Kawan. Selamat berpuasa Sahabat. Tuhan Memberkati

135 komentar:

--DoSa-- mengatakan...

Selamat Berpuasa






























--DoSa--

Anonim mengatakan...

@ BM,

2 kali saya malu setelah membaca artikel baru. Dalam banyak hal, saya dan kebanyakan kawan lupa akan tujuan kebaikan dalam proses pendidikan. Sebagai pembaca blog, saya kembali malu karena lupa akan slogan BM tentang kebaikan, persahabatan dan kasih sayang. Thanx Mike. Artikel yang mengagumkan (John, Oemasi)

Anonim mengatakan...

Saya berharap, kalangan dosen Undana mau membaca artikel yang ditulis oleh kawan kita yang tampak seperti "orang mabuk" ini. Artikel yang mengesankan (John, Oemasi)

Anonim mengatakan...

@John oemasi

Saya jarang bertemu dg org spt Pak John yg berani tampil dg pengakuan di atas. Sy sih tdk kaget krn Rokhmin Dahuri yg skrg terpidana itupun org kampus, Pak.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ all,

Otokritik yang berani yang datang dari kalangan kampus. Jempol buat a'a tana. Menghilang tetapi ketika positng membuat jantung para dosen bisa berhanti (Savunesse)

Anonim mengatakan...

Ahirnya br ada wkt utk baca posting bigmike sampe tamat. Kakak saya ini mmg lihai bermaen kata. Krn setahu saya, tujuan dr semua proses pembelajaran adalah pada perubahan pikiran (kognitif), perasaan (afektif), dan perbuatan (psikomotor). Informasi baru dlm pembelajaran, tentu memperkaya pengetahuan, tapi pembelajaran jg adalah proses internalisasi. Krn itu, dirancang utk membuat peserta didik scr emosional, bisa merasakan escence (alias esensi) dr setiap info baru yg diterima. Dan pada gilirannya perubahan pikiran dan perasaan dipercaya dapat membuat adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku adalah hasil akhir yg menjadi idaman setiap org. Krn katanya, percuma sekolah kalo hanya pintar tp sm Boss di kantor disuruh konsep surat sj tdk bisa.

Inilah yg membuat pd ahirnya, Ayah dan Kakek bigmike mjd sulit dibedakan, kecuali bhw sang Ayah menempuh proses pembelajaran melalui jalur pendidikan formal, baik sekolah maupun luar sekolah. Sementara kakek belajar pada alam. Tp, keduanya toh sukes dlm proses pembelajaran yg diikutinya.

Kl ini, sy liat bigmike tetap tampil dg gaya khasnya. Sm seperti filosofi Carpe Diem ala bigmike yg 'mengagetkan', kali inipun bigmike dg entengnya membolak-balik tiga aspek pembelajaran di atas dg kata2 bernas beliau sdmkn rupa shg kita tetap enak2 sj menemukan esensi postingannya yg berupa otokritik kpd dirinya maupun korps-nya. Seandainya yg membolak-balik aspek pembelajaran itu adalah @NK atau yang lainnya, wahh bisa abis 'dikulitin' di sini... Ha ha ha....

Anonim mengatakan...

Lanjutan dr komentar sy di atas.

Sy ngantri di belakang @Dosa... Selamat menjalani ibadah puasa buat kawan2 blogger. Kapan kita acara berbuka puasa bareng di sini?

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ BM dan bung John,

Suatu refleksi yang menampar tentang pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk di Undana. Secara jujur kita harus mengakui bahwa agak memalukan tetapi saya pikir grand design dari pusat tentang pendidikan pada dasarnya sudah acak-acakan. Kita di daerah tinggal menerima apa adanya. Contoh, orang-orang di PT di Jawa mudah sekali menerima beasiswa BPS sedangkan kita di NTT sulitnya minta ampun. Begitulah, ketidak beresan di usat akhirnya merembet bagi kita di daerah (A9ust)

Anonim mengatakan...

@wilmana:

Seandainya yg membolak-balik aspek pembelajaran itu adalah @NK atau yang lainnya, wahh bisa abis 'dikulitin' di sini... Ha ha ha....

Ini maksud apa???

Buat blogger muslim, selamat berpuasa. Ingat pesan @bm ini:

"Setelah berpuasa, apakah anda siap untuk menjadi orang yang lebih baik?. Jika tidak maka puasa anda akan sama saja dengan kalimat nyanyian Gaudeamus Igitur. Berpuasa hanya untuk sekedar menyenangkan hati dan mematut-matut diri sendiri. Tanpa arah, Tanpa Makna. Tanpa Nilai Ilahiat."

Semoga...

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ Wilmana,

Pola BM memang begitu. Apa yang dia yakini benar itulah yang akan dieksploitasinya. Makanya saya setuju sama kalau BM disebut sebagai pemabuk ha ha ha (A9ust)

Anonim mengatakan...

Oh ya, selamat Puasa untuk sahabat blogger dan juga kawan-kawan di kampus (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Ketulusan anda mengharukan hati. Allah SWT akan meberkahi bigmike dengan banyak hal baik agar terus menyebarkan kebaiakn, persahabatan dan kasih sayang. Terima kasih atas catatan penting bahwa berpuasa tanpa kebaikan hanyalah formalitas belaka (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

@ semua sahabat Muslim yang berpuasa,

Puasa memberi apresiasi seluas-luasnya supaya seseorang mendapatkan kesadaran religi, setelah sebelas bulan sebelumnya hidup dalam extravaganza dunia. Dengan berpuasa, seseorang mendapatkan penyegaran-penyegaran dan pencerahan baik religi maupun nilai kemanusiaan secara holistik. Marhaban ya Ramadan (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

ah... kalo omong2 serius, apalagi msl pendidikan gini, sy minder. kayaknya fans disini dr kalangan kampus yg udah amat terbiasa ber-dingin2 ria (S-nya buanyaaak).

Bahkan sy pun gak tau tujuan pendidikan semulia itu. fuarraaargh... Ketika sy masuk kuliah pun motivasi sy waktu itu, kayaknya bukan gengsi ato gelar, tp sy lagi penasaran aja kayak apa sih rasanya jd demonstran itu. ha ha ha...

Ajaibnya, di kampus sy baru tau ternyata, meskipun gak banyak2 amat tapi ada laah.... makhluk2 dg spesies begini. Ciri2nya mereka ini gak peduli mau berstatus mahasiswa jurusan A, B, C, dsb tp mereka berusaha keras masuk kampus itu dg niat yg mirip2 dg sy ha ha ha.....
Ah ini hanya sudut pandang tambahan, anggap aja kondisi obyektip optional (gak wajib dipertimbangkan) yg kayak2nya bukan Nyaris Tak Terdengar lagi tp mungkin belom Didengar di postingan ini.

Selamat malam.
~JM

Anonim mengatakan...

@ Mr JIMI,

Met puase ye broer. Soal mahasiswa nyang nyari nggak punya tujuan jelas kecuali cuman pengen ngerasain jadi demonstran sebenernya udah masuk kategorniya bigmike, yaitu suka matutin diri sendiri....wekekekakakak...gw ngomng ginian coz gw ndiri juga gicuuu...rasanya gw kulah bwt nyenengin bokap nyokap doang, Broer gw kuliah ya gw ikutan kuliah padahal biaya nyang kudu ditanggung negara buat gw kan gede. Mr. bambang Sudibyo nyang menteri bilang unit cost per mahasiswa yang disubsidi negara is 20 juta rupaih/taon. Nah, emang makhluk kayak gw emang kudu kena dijewer dosen kayak BM nih.
Besok-besok udah semester baru. Gw selesain deh urusan yang kagak ade kelar0kelarnya nih..wakakakakakkekeke....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Thanx atas postingnya yang mencerahkan. Thanx pula atas ucapan selamat puasanya. Punya 200 orang seperti BM, bakalan aman dech Indonesia. Allah SWT memberkati anda bung (Proxy73)

Anonim mengatakan...

oh ya, ttg puasa nih ya.
@n
I don't think stl puasa orang akan bisa begini begitu, gak ada juga jaminan kalo puasanya katam (dpt nilai A+) lantas do'a2nya niscaya dikabulkan ASAP shg abis puasa langsung bisa kayak power ranger: BERUBAAAH!!.. trus langsung kaya, naik pangkat, pintar, bijak, saleh, dlsb.
It's about ibadah maaaan.... the rest is up to Gusti Allah

~JM

Anonim mengatakan...

Dear all yang berpuasa,

Allah berfirman:

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik, (QS: Al Hajj: 22:37).

Ayat di atas bermakna bahwa sebaik-baiknya amalan-amalan formal dalam puasa adalah makna niat batin kita yang akan dihitung oleh Allah SWT.

Marhaban ya Ramadhan
Selamat Berpuasa
//Pritha//

Anonim mengatakan...

@ My BigMike,

Terkadang gw bingung, BM nih agamanya apa? Apa yang diposting kok nyentuh banget ke kalbu.

Pada saat BM bilang bahwa tujuan tertinggi dari proses pendidikan adalah perubahan sikpa maka hal ini sejejar dengan pesan puasa, yaitu Puasa merupakan satu cara mendidik individu dan masyarakat dalam mengontrol berkehendak dan berkeinginan dengan pendidikan yang mantap. Semua orang yang berpuasa selalu harus berusaha mengalahkan kesenangan dari dirinya walaupun diperbolehkan sehingga ia mampu mengalahkan kesenagan yang diharamkan. Bukankah ini yang dimaksudkan BM sebagai bentuk pengendalian nafsu hedonisme dan narsisme? Ah, BM your are one of the best blogger that i've ever found //Pritha//

Anonim mengatakan...

Dear MR Jimi,

Bigmike menanyakan begini....Setelah berpuasa, apakah anda siap untuk menjadi orang yang lebih baik?. ....So, yang ditanyakan BM itu adalah nawaitu kita. Nah, itu esensi "tantangan" BM bagi sahabat Muslimnya. Mas JIMI siap nggak? Pak Syam siap nggak? MR Proxy siap nggak? //Pritha//

Anonim mengatakan...

Hi @proxy73, I can tell u, u'r very2 lucky disuruh ortu begitu.

Lhah, gara2 gw dulu ketrima di perguruan tinggi yg musti hengkang dr jogja bikin ortu sampe nangis2 ato mungkin malah gw mau dikutuk kalee.. krn segala ikhtiarnya slm ini dr konsultasi ke dekan2 dan rektor UGM sampe ke dukun2 gagal total membendung obsesi (bukan: obrolan seputar selebriti lho) anaknya. Sy rasa gak bagus itu dan gak layak ditiru.

Just intermezo aja, buat tombo ati. Dah ah mo bobo dulu

~JM

Anonim mengatakan...

sekali lagee

@Pritha//
nawaitu sy: lillahi taala (mirp2 dg samina wa atoqna = mentaati segala yg diprintahkanNya, AFAIK)

no offense (hueh heh... ikut2an komen dimana ya?)
~JM

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Senang sekali membaca posting kali ini dimana bigmike yang menuliskannya. Secara ajujur, saya baru tahu sejarah Gaudeamus Igitur yang bikin bulu badan merinding waktu wisuda ternyata adalah lagu anak-anak muda yang berpesta. Lagu itu memang indah etapi akan lebih indah jika kita serius menjalankan tugas pendiidkan kita yaitu membentuk diri menjadi manusia baik (Sherly, Oebufu)

Anonim mengatakan...

@ Para Dosen,

kemarin Undana mewisuda sarjana lagi. Total sarjana Undana 31 ribuan. Usia sudah 46 tahun. Tapi mengapa Undana nyaris tidak punya nama besar di mana-mana? Kalau saya ke Jakarta atau Surabaya dan berceritera tantang Undana, orang-orang suka bingung antara Undana dan Uncen di Jayapura. Ayo tingkatkan mutu supaya betul-betul bisa jadi kebanggaan NTT (Sherly)

Anonim mengatakan...

Bagaimana PT di Indoensia mau maju wong menterinya goblog gitu. MR Bambang S bikin malu warga UGM Jogjakarta (Sulis)

Anonim mengatakan...

@ MR JIMI,

wakakakekekekkakak....apa nggak nyesel tuh kulaih nggak di UGM. Kan UGM skarang adalah PT terbaik di Indonesia...he he he tapi mungkin baik begitu karena kuliah di UGM kemahalan. UGM nggak kampus rakyat lagi tapi kampusnya kaum yang mampu membeli kursi (Sulis)

Anonim mengatakan...

@Pritha:

Statement ini agak janggal buat saya:

Semua orang yang berpuasa selalu harus berusaha mengalahkan kesenangan dari dirinya walaupun diperbolehkan sehingga ia mampu mengalahkan kesenagan yang diharamkan.

Bisa diperjelaskah apa maksudnya???

-KD Look-

Anonim mengatakan...

@Sulis
sori N suooorrrrii....., sy tak bermaksud soal mutu UGM waktu itu, tp waktu itu sy yg tinggal di jogja rasa2nya malah sering denger kisah2 demo di kota laen. Sedangkan aksi2 UGM sendiri waktu itu masih NTT.
Ah... itu khan stori puluhan taon silam, sapa tau skr UGM sudah jadi trendsetter gerakan berbangsa?! dunno

~JM

Anonim mengatakan...

@wilmana:

Kl ini, sy liat bigmike tetap tampil dg gaya khasnya. Sm seperti filosofi Carpe Diem ala bigmike yg 'mengagetkan', kali inipun bigmike dg entengnya membolak-balik tiga aspek pembelajaran di atas dg kata2 bernas beliau sdmkn rupa shg kita tetap enak2 sj menemukan esensi postingannya yg berupa otokritik kpd dirinya maupun korps-nya.

Iyaaaa tp masih ada satu topik yg @bm masih belum tulis walau sudah janji. Evolusi. Jadi 'org mabok' ju ada pertimbangan macam-macam, apalagi ini bulan puasa, hi hi hi.

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ BM,

Posting baru yang bagus. Memaksa saya harus berpikir dan mencari referensi dahulu (Widayanto)

Anonim mengatakan...

Hmmmm...memang dalam peringkat PT sedunia, sampai bulan Juli 2008 UGM masih ada pada ranking 74 asia dan 819 dunia. Tapi untuk tingkat ASEAN, ternyata UGM menduduki peringkat ke-4. Wah lumayanlah. Tapi,,,,jo nesu mas Mike, Undana ra ketok nang daftar ha ha ha. Kerja harus lebih keras mas (Widyanto)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Undana memang sekarang masih belum ada apa-apanya. Akan tetapi jika BM dan kawan-kawan yang sangkatan serius menangani Undana dan tidak hanya sibuk mencari melanglang bauan, saya percaya Undana akan ditemukan juga dalam daftar seperti itu. Bisa saja di nomor urut 4000. Tidak apa-apa. Ayo BM, anda bisa (Larry)

Anonim mengatakan...

Isi posting BM sebenarnya melatakkan kesalahan tidak hanya pada para manajer pendidikan tinggi tetapi juga masyarakat. Di NTT, amat banyak pejabat yang bergelar M.Si tetapi otaknya tetap saja tidak beda dengan udang pantai paradiso. Mengapa? karena bagi mereka bukan ilmunya tetapi gengsinya. Itu sebabnya di NTT abnyak sekali PTS-PTS yang tidak jelas asal-usalnya di Jawa membuka kelas jauh. PTS di NTT juga yang amburadul tega-teganya membuka kelas jauh di mana-mana. Akibatnya, persis seperti yang dibilang BM, gelar diobara macam kayak daganagn di Pasar Inpres Naioten I. !000 dolar dapat 3. (Larry)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

581 wisudawan baru dari Undana. Apakah ada kesempatan baru bagi mereka dalam dunia kerja?. Banyak di antara kenalan kerabat saya akhirnya memilih menjadi TKI (tenaga kerja kuli) di Malaysia. Negara tidak mampu menyediakan lapangan kerja bagi mereka. Merekapun tidak mampu menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. PT ternyata tidak mampu mencetak tenaga siap pakai. Berteori melulu. Tidak terampil bekerja. Pengalaman saya menunjukkan bahwa mula-mula mereka orang baik tetapi lama-kelamaan mental mereka rusak karena situasi dan lingkungan (Eman, Oebufu)

Anonim mengatakan...

Selamat Berpusa bagi mereka yang menjalankannya. Semoga anda bisa menjadi manusia yang lebih baik (Eman)

Anonim mengatakan...

@ KD Look

....Semua orang yang berpuasa selalu harus berusaha mengalahkan kesenangan dari dirinya walaupun diperbolehkan sehingga ia mampu mengalahkan kesenagan yang diharamkan.....

Ah nggak usah bingung deh, maksudnya adalah dalam diri manusia selalu ada naluri untu mendapatkan kesenangan meskupun kesenangan itu haram. Misalnya, Kesengan mengkonsumsi alkohol, sex bebas etc etc. Nah, puasa mengajak orang untuk menahan diri dan mengalahkan kesenangan yang haram itu. Mudah-mudahan jelas //Pritha//

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Masih belum puas nih baca postingan ini. GW jadi introspeksi diri nih. Kulauh GW sekaramg ini apa maknanya? //Pritha//

Anonim mengatakan...

Ada 2 hal yang ingin disampaikan BM di sini, yaitu masalah pendidikan tinggi yang amburadul dan formalitas agama tanpa substansi. Hebatnya, meskipun beberapa detil tidak diungkapkan, dalam kedua hal tersebut Bigmike benar. Saya tidak tahu datang dari mana tetapi ada rasa kagum yang luar biasa terhadap BM. Tetapi, sama seperti KD Look, saya masih menunggu posting BM tentang evolusi, Saya menunggu dengan berdebar (Patrice)

Anonim mengatakan...

@ Mbak Patrice,

Salam kenal ya. Cara berdiskusi mbak itu tenang dan jernih. Saya suka //Pritha//

Anonim mengatakan...

@ Neng Pritha,

Salam kenal juga. Selamat Puasa yaaa (Patrice)

Anonim mengatakan...

@ All,

Isi posting bigmike sulit terbantahkan. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya (Ryan, not the butcher from Jombang)

Anonim mengatakan...

Woooowwww, kebetulan ketemu. Blog yang amat bagus. Saya tertarik untuk kembali. Selamat puasa (Enigma)

Anonim mengatakan...

Heiii Enigma. Slam kenal. Jangan lupa balik karena anda betul, blog ini jempolan (Ryan)

Anonim mengatakan...

Sebelum saya off, cobalah renungkan ungkapan Prof Stryo Soemantri Brodjonegoro, mantan Dirjen Dikti 1997 - 2007.

.......perguruan tinggi di Indonesia perlu melakukan introspeksi melihat di mana posisinya saat ini berada. Perguruan tinggi juga perlu menyadari bagaimana kondisi mutu dirinya dan lulusannya dalam konteks persaingan global.

selanjutnya dikatakan juga bahwa:
......"Saya melihat masih banyak yang harus dibenahi untuk memperbaiki mutu pendidikan tinggi. Juga yang terpenting adalah bagaimana cara pengelolaan perguruan tinggi,".


Tambahnya lagi:

....pengelolaan perguruan tinggi tidak hanya dilakukan seperti sebuah sekolah, bukan juga sebuah kantor pemerintahan yang sepi dari kegiatan kreatif. Ia adalah institusi yang penuh dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Karena itu, pengelola perguruan tinggi harus memperbaiki dirinya sendiri dan sistem yang dipergunakan untuk mengelola secara profesional. Harus ada kesadaran untuk mengembangkan pola pengelolaan perguruan tinggi yang sebetulnya. Bukan sekadar untuk mencari keuntungan bagi universitas dengan merekrut mahasiswa sebanyak mungkin, tetapi tidak mempedulikan bagaimana kualitas lulusan dan kebutuhan pasar tenaga kerja.....

Betul sekali bukan? (Enigma, sahabat baru anda semua)

Anonim mengatakan...

Untuk Bigmike,

Bermula dari pencarian terhadap kata savanna, saya menemukan blog ini. Hampir 1 jam saya membaca posting di sini, saya jatuh cinta pada blog ini. Saya punya blog tapi jadi malu sendiri setelah membaca isi blog ini. Biar saya membaca dan dikenal sebagai anonim. Bolehkan bigmike? (Enigma)

Anonim mengatakan...

Begadang jangan begadang...kalo tiada artinyaaaa.....negadang boleh saja aaaaaa...kalao nunggu sahuuurrrr....oooiii....wakakekekkek...oleeee...oleee.....sahhhhuuurrrrr.....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

bettttoooolllllll...kali ini gw setuju ama Proxy....nunggu sahuurr nihhh...takut ketinggalan .wakakekek...(Ghentenx)

Anonim mengatakan...

Terima kasih bambanya bu mike atas ucapan selamat puasanya. Sebagai tokoh muda Kristen kami harap bu mike tetap memperjuangkan pluralisme dan kedamaian serta kerukunan hidup beragama di Kupang. Beta senang dapa tau ini blog biar kata beta ju jarang buka internet (Bahren, Bonipoi)

Anonim mengatakan...

Saya tidak tahu datang dari mana tetapi ada rasa kagum yang luar biasa terhadap BM. Tetapi, sama seperti KD Look, saya masih menunggu posting BM tentang evolusi, Saya menunggu dengan berdebar (Patrice)

Apa yg membuat anda berdebar? Saya biasa saja. Yang saya kuatir adalah reaksi pemuja fanatik @bm yg sudah terlajur 'menghakimi' teori evolusi sebagai kekafiran.

Pertanyaan berikut agak berat dan spt biasa saya tujukan buat @wilmana. Dalam konteks Indonesia, apa arti pluralisme dan spt apa sikap seorang pluralis di negara sdr?

Saya punya objection thd pluralisme dalam konsteks Indonesia yaitu dia dibangun diatas ketidakadilan antar golongan masyarakat hampir disemua bidang; politik, sosial, ekonomi dan agama. Menjadi seorang pluralis di Indonesia sekedar mengambil posisi aman populis tp akibatnya spt ada 'gajah persoalan' didepan mata kita tdk bisa --lebih pas tdk mau-- melihat. Dus, pluralisme 'berbau' politis ketimbang humanis. Saya amat gerah dgn org Indonesia yg bermulut ringgan menyebut dirinya seorang pluralis tp tdk tahu apa artian yg sebenarnya.

@enigma, salam kenal buat anda. Semoga anda bertipe yg gemar berdiskusi disini.

Terakhir, beta kira persoalan Indonesia tdk lepas dari tuturan kata Mahatma Gandhi dibawah ini:

“The roots of violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles”

Teramat tragis nasib Indonesia.

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

Iyaaaa tp masih ada satu topik yg @bm masih belum tulis walau sudah janji. Evolusi. Jadi 'org mabok' ju ada pertimbangan macam-macam, apalagi ini bulan puasa, hi hi hi.

-nyong kupang-


Bandingkan dengan:

Tetapi, sama seperti KD Look, saya masih menunggu posting BM tentang evolusi, Saya menunggu dengan berdebar (Patrice)

Lho, apa mbak Patty ga keliru orang?

Anonim mengatakan...

Melanjutkan komentar saya di atas.

nk
@wilmana:

Seandainya yg membolak-balik aspek pembelajaran itu adalah @NK atau yang lainnya, wahh bisa abis 'dikulitin' di sini... Ha ha ha....

Ini maksud apa???


tanggapan
Ha ha ha... Sy ingat wkt @nk nulis ttg evolusi, dicecar abis sm pr komentator. @DTN sampe skrg tdk berani sumbang tulisan krn 'dihujat' abis. Perilaku pr komentator ini sy sebut istilah 'dikulitin'.

Loe ngerti, toh? (Wilmana)

Anonim mengatakan...

NK
Pertanyaan berikut agak berat dan spt biasa saya tujukan buat @wilmana. Dalam konteks Indonesia, apa arti pluralisme dan spt apa sikap seorang pluralis di negara sdr?

Sy blom tau apa ada penelitian resmi mengenai ini di Indonesia. Tp sy punya pengamatan sendiri.

Pertama, secara formal motto bangsa bhineka tunggal ika belum dihapus. Jadi, seharusnya bicara pluralisme dlm konteks indonesia hrs berbasis pd motto ini. Sy kira anda tdk asing dg motto ini, kan?

Kedua, dlm praktek berbangsa nampaknya bhineka tunggal ika ini tdk mjd pengangan. Yg paling fenomenal adalah fatwa MUI yg mengharamkan pluralisme. MUI membuat pengertian sendiri ttg pluralisme yg menghebohkan krn dlm hal2 tertentu menolak perbedaan.

Cthnya, MUI dan kelompok islam ortodoks lainnya sama sekali tdk bisa hidup bertetangga dg Ahmadiyah, JIL, dsb. FPI dan kelompok2 islam sejenis selalu aktif menyerbu kelompok2 kristen yg beribadah. Beda dg kristen yg 'mengharamkan' Saksi Jehovah, tp tdk pernah menyerbu, apalagi 'memaksa' pemerintah utk melarangnya.

Ketiga, praktek pluralisme ekstra bhineka tunggal ika semakin nyata ketika Pemerintah menunjukkan gejala dikriminatif. Ada departemen agama (islam) krn 99% yg diurus cuma agama islam. Pemerintah terjebak bikin regulasi diskriminatif spt SKB.

Keempat, sebetulnya bibit perilaku ekstra bhineka tunggal ika dg mudah ditemukan dlm masyarakat kita sejak dulu kala. Anda ingat, knp belanda bs langgeng 3.5 abad di negeri ini?

Jwbnya gampang, divide et impera. Aneh mmg, nusantara yg by nature pluralistik ini kok promordialismenya kuat sekali. Mulanya org jawa terlalu mendominasi. Lalu 'ditunggangi' islam krn pelan2 kepingin mengganti posisi org jawa. Mgkn org sosiologi lbh tau, tp yg pasti penduduk nusantara ini bkn penduduk asli. Tp anak-cucu dr kelompok2 imigran dr berbagai negeri di Asia selatan. Ratusan/ribuan tahun tinggal dan berkuasa di pulaunya msg-msg. Ambil cth kepulauan inggris dg eropa daratan yg 'sulit akur' hingga saat ini.

Terakhir, sy agak krg nangkap apa maunya anda. Tp yg baik tentu hrs ada solusinya, bkn cuma identifikasi problem. Nah, ini tergantung opini msg-msg. Rasanya andapun dpt mencoba membuat opini yg positif, toh?

Anonim mengatakan...

Melanjutkan komentar sy di atas.

@NK

Mengenai sikap pluralis, ini sdh sy sebutkan pd cth2 di atas. Tp yg plg nyata, anda simak sj sikap pr komentator di blog ini, dg korbannya misalnya @bonggo (alm). Jelas, toh?

(Wilmana)

nb: Mgkn ada baiknya ente memulai dg pengertian pluralisme. Krn di Indonesia setiap pihak bisa bikin pengertian subyektif spt MUI di atas.

Anonim mengatakan...

@ Wilmana,

Mengapa bonggo harus menjadi almarhum? Bukankah ketika itu KD look juga kebagian "jitakan" dari bossnya blog ini? Toh yang diminta BM hanyalah "perubahan sikap".

@ KD Look,

mengapa anda memilih jalan yang berbeda dibandingkan dengan bonggo.

@ Enigma,

Kutipan anda dari ucapannya mantan Dirjen Dikti ternyata sangat menggugah.

....pengelolaan perguruan tinggi tidak hanya dilakukan seperti sebuah sekolah, bukan juga sebuah kantor pemerintahan yang sepi dari kegiatan kreatif....

memang itulah kenyatannya. Ilmuwan di Indonesia ketika menjabat jabatan struktural ternyata seketika hilang watak ilmuwannya. Dia menjadi tidak lebih dari nafsu birokrat melayu biasa yang haus kekuasaan dan haus kekayaan. Lihatlah pejabat-pejabat KPU yang lama. Dosen-doesn itu pada berguguran di pintu penjara. Tiak herna jikalau mutu PT di Indonesia amat memprihatinkan. Untung masih ada UGM dan ITB (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Saat Nagasaki dan Hirosima di-bom atom oleh Amerika, kaisar Hirohito lansung bertanya kepada para pembantunya. Tetapi ternyata pertama ditanyakannya bukanlah berapa banyak gedung yang hancur, atau berapa banyak pasukan yang tewas, atau berapa banyak mesin-mesin perang yang musnah. Tetapi yang pertama ditanyakannya justru adalah berapa banyak guru yang tersisa.

Apa yang akan dijawab oleh Pengelola pendidikan tinggi di Indonesia jika dihadapkan pada situasi Jepang? (Enigma)

Anonim mengatakan...

@ Syamsudin,

Terima kasih atas apresiasinya terhadap komentar saya. Memang pendidikan tinggi di Indonesia seperti mesin penghasil monster kuasa dan harta (Enigma)

Anonim mengatakan...

Sory BM, agak lama absen nih. Skarang udah masuk kota lagi. Siap bergabung lagi dalam blog. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan. Artikelnya saya baca dahulu baru dikomentarin (Sibirulaut)

Anonim mengatakan...

Vivant omnes virgines
Faciles, formosae.
Vivant et mulieres
Tenerae amabiles
Bonae laboriosae.

Pereat tristitia,
Pereant osores.
Pereat diabolus,
Quivis antiburschius
Atque irrisores.

2 baik lainnya dari Gaudeamus igitur di atas lebih gawat kagi. Bait yang pertama memuji muja wanita sedangkan bait kedua cahuvinistik kampus dan mahasiswa ha ha ha ha. Ya tidak heran jikalau sekali waktu mahasiswa menjadi pahlawan, yaitu pahlawan kebangkitan bangsa, pahlawan orde baru dan pahlawan reformasi tetapi di lain kali mereka menjadi perusak. Mental menghujat siapa saja ditiru oleh masyarakat (Sibirulaut)

Anonim mengatakan...

Hari ini kami warga UKAW, pak Mike pengurus Yayasan UKAW, memwisuda 370 orang wisudawan baru Apakah mereka cukup terampil di pasar kerja? Kami tidak tahu. Dosen-dosen bertanggungjawab? Yang kami lihat malah potongan mereka lebih mirip DOISEN. Muka duit. Entah teladan macam apa itu? (Nixon, Oesapa)

mikerk mengatakan...

@ Lakers,

Jawab pertanyaa pak Nixon, Atau ama Lakers malah masih tidur, menagtok dan full of tolakan ha ha ha

Anonim mengatakan...

Syamtua
Mengapa bonggo harus menjadi almarhum?

Pak Syam, anda mirip2 @nk yg suka bikin pertanyaan salah alamat. Sy tdk tau pasti knp @bonggo memilih jln berbeda dg KD Look. Sy cuma bisa menghargai pilihan mereka dan tdk bertendensi menyalahkan siapa2, krn inilah fakta blog ini yg pluralistik.

Tp kalo sy angkat 'kematian' si bonggo sbg cth kasus pluralisme bg @nk, tentu sy punya alasan. Sayang sekali, bukan ini yg ditanyakan anda, Pak Syam.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@Nixon

Bu su tau Audy Wuisang pung bapa meninggal, ko?

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@bigmike

Beta seuju... Org2 spt @Lakers itulah yg paling tau mengapa dunia pendidikan tinggi di NTT begitu 'amburadul'. Tapi sbg org Yayasan UKAW, bigmike tentu lebih tau lg mengapa ada manusia 'perusak' bisa menyusup ke dalam sistem kampus yg seharusnya bersih. Mengapa sistem 'antivirus dan firewall' kampus selalu berhasil ditembus para 'hackers'? Sdh lama sy angkat masalah rekrutmen di blog ini.

@nk yg tinggal di australia malah sempat lupa dan mengira org2 kampus di Indonesia itu steril dr kuman KKN dan moralitasnya.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

Syamsu
Ilmuwan di Indonesia ketika menjabat jabatan struktural ternyata seketika hilang watak ilmuwannya.

Nanya:
Dari perilaku para ilmuwan di kampus maupun di luar kampus di Indonesia, menurut Bapak, apakah yg disebut 'watak ilmuwan' itu?

Kalo 'pabriknya' sj sdh spt itu? Apakah di Indonesia ada ilmuwan?

Apakah mungkin terjadi mispersepsi mengenai ilmuwan? Apa iya moralitas baik selalu dapat ditemukan pd ilmuwan? Apa iya moralitas jelek hanya ada pd non-ilmuwan?

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

Syamsu
Ilmuwan di Indonesia ketika menjabat jabatan struktural ternyata seketika hilang watak ilmuwannya.

Nanya:
Dari perilaku para ilmuwan di kampus maupun di luar kampus di Indonesia, menurut Bapak, apakah yg disebut 'watak ilmuwan' itu?

Kalo 'pabriknya' sj sdh spt itu? Apakah di Indonesia ada ilmuwan?

Apakah mungkin terjadi mispersepsi mengenai ilmuwan? Apa iya moralitas baik selalu dapat ditemukan pd ilmuwan? Apa iya moralitas jelek hanya ada pd non-ilmuwan?

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

Ha ha ha... @Wilmana saking semangatnya sampe posting dua kali.

Tapi beta setuju dg dia. Apa hebatnya ilmuwan dibandingkan dg profesional di bidang laen? Ilmuwan toh hanya nampaknya sj bersih, tp blom tentu dibalik bajunya itu benar2 bersih. Begitu jg dg tukang ikan di pasar. Bajunya kotor dan berbau, tp blom tentu di baliknya benar2 kotor dan bau juga.

KK Look

Anonim mengatakan...

heran d sy,
postingan ttg prestasi PT tp dr segini banyaknya komen kok sy blom nemu yg dikit2 nyinggung kek: how the way to make it better yah? slain do'a2 dan asa2 agar undana sukses berat di masa y.a.d??

yah, buat sy ya, ini kok ga beda2 jauh ama kisah anak kicil yg dimarahin mak nya gara2 gak puasa
Jawabnya: "Mang knape?"

Trus mak nya coba dg nakut2in kalo gak puasa bakal masuk neraka dg kisah2 seru dan menyeramkannya.
Jawabnya: "Mak udah pernah ke neraka?"


~JM

Anonim mengatakan...

@lakers su bangun fuik lari sambunyi dikolong meja setelah bilang Tuhan Allah mampu tp tdk mau tipu. Paiyah, hi hi.

@wilmana:

"Tp kalo sy angkat 'kematian' si bonggo sbg cth kasus pluralisme bg @nk, tentu sy punya alasan. Sayang sekali, bukan ini yg ditanyakan anda, Pak Syam."

Sebelum saya jawab apa yg sy mau, tolong sampaikan alasan sdr itu.

@JM: "heran d sy, postingan ttg prestasi PT tp dr segini banyaknya komen kok sy blom nemu yg dikit2 nyinggung kek: how the way to make it better yah?"

There is no way to make it better. Persoalannya bukan pd PT nya tp manusia yg 'berbudaya kalah.'

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

Berbicara mengenai mutu lulusan perguruan tinggi di Indonesia, selama ini perguruan tinggi kita dianggap gagal melahirkan manusia Indonesia yang tahan banting dan memiliki daya saing yang kuat. Selama ini terkesan kalo kampus hanya menghasilkan sarjana yang tidak siap bersaing, bahkan kampus dianggap hanya menghasilkan manusia yang berpikiran lokal, mencetak sarjana jago kandang. Banyak alumni perguruan tinggi yang memiliki konsep asal lulus atau asal selesai. Padahal Perguruan2 Tinggi di luar sudah menerapkan disain yang memuat sikap mental persaingan.
Model pendidikan harus dirubah. Bukti seperti yang ditulis oleh @bm sudah memperlihatkan kepada kita betapa mutu lulusan perguruan tinggi di Indonesia secara internasional sangat memprihatinkan. Oh, Indonesiakoe (YR,Jkt)

Anonim mengatakan...

@ Baung JIMI,

anda betul. Belum ada komentar yang bresifat solutif. Kebanyakan hanya sekedar mengagumu kepandaiana BM berolah kata. Nah, saya coba menawarkan konsep good governance di perguruan tinggi yang berisikan 8 penjaminan standard mutu, yaitu:
1. Standard isi;
2. std. proses;
3. std kompeyensi lulusan;
4. std pendidik dan tenaga kependidikan;
5. std. sarana prasarana;
6. std pengelolaan;
7. std pembiyaan
8, std. penilaian pendidikan

Penerapan standard mutu harus dilakuan bersamaan dengan pengambilan keputusan senat tentang statuta. Selanjutnya berbekal statuta dan norma stdanrd-standard di atas, PT dan unit-unitnya menyusun resnstra - renops. Mudha-mudahan denan cara ini tatakelola PT bisa lebih sistemtis dan sisitemik. Tidak tergantung nafsu orang per orang. BM seharusnya tahu itu karena berkali-kali dia belajar tentang hal-hal itu (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ all,

ketikan saya banyak salahnya karena PLN mati dan saya hanya diterangi lampu emergency (A9ust)

Anonim mengatakan...

Bung A9ust,

Sepintas konsep di atas amat basgu tetapi jika dilihat baik-baik ada kejanggalannya, yaitu siapa yang melaksanakannya? Rektor? Dekan? atau siapa? Lantas, kami yang berada di luar tetapi serig harus berhubungan dengan lulusan Undana, anda mau taruh di mana. Terus terang, sebagai orng yang bergerak di dunia usaha, saya sering kecewa dengan karyawan-karyaan yang ternyata lulusan Undana. Apa-apa tidak bisa. Semua harus diajari dari 0.

Nah, usul bung A9ust kan tentang governance. Siapa yang mengelola? (Eman, Oebufu)

Anonim mengatakan...

@ A9ust,

Kalau saya sebagai pembaca blog masuk ke dalam blog hanya untuk mengagumi tulisan BM, apa salah?

Saya mendukung Eman. Bung A9ust tidak mengemukakan tentang siapa yang melakukannya usulan anda? Governance kan berbicara tentang pengaturan persan semua pihak? Apa anda kira Universitas milik orang kampus semata? Itu namanya menara gading (Esther)

Anonim mengatakan...

Selamt berpuasa untuk yang menjalaninya (Esther, Srby)

Anonim mengatakan...

@ MR JIMI,

wis tak ndeloki blog mu. Uaaapik tenan. Tapi komentar Mas JIMI kadang-kadang mbingungi wong sekadipaten. Nggak tau liane tapi aq yoo nggak ruh he he he (Esther)

Anonim mengatakan...

@ Eman dan Esther,

Sorry kalau merasa kurang nyaman karena saya sudah menyebutkan adanya sahabat yang kerjanya hanya mengagumu bigmike. Sudah barang tentu hal itu tidak salah. Hak anda sepenuhnya. Sayapun amat menyukai sahabat saya yang satu ini karena cara menulisnya yang memang lain. Tapi saya mau menjelaskan bahwa apa yang saya katakan semat-mata untuk menjawab "tantangan MR JIMI, kawan mabuknya BM he he he, yang kadang-kadng komentarnya jelas. Kadang-kadang tidak jelas ha ha ha ha. Sorry MR JIMI

Memang saya akui bahwa saya agak terluput membahasa tentang konsep governance di Universitas. Ya, anda berdua benar bahwa pengelolaan universitas atau PT dalam pardigam baru tidak bisa sepenuhnya dimonopoli oleh para penghuni kampus. Sebagaimana konsep good governance yang memperhitungkan peranan peemerintah, masayarakat dan swasta maka itupun yang saya masudkan di dalam good governance di Universitas atau PT. Hanya harus diperhatikan secara sungguh-sungguh bahwa PT bukan corporate yang mengejar keuntungan (profit oriented) tetapi suatu lembaga nir-laba yang bertujuang untuk mencerdasakan kehidupan bangsa. Jadi, semua pihak harus berperan dengan tidan mendewakan keuntungan-keuntungan finansial.

Semoga penjelasan saya memadai (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ A9ust,

Mengapa anda memilih menggunakan konsep governance bukan goverment. Bkankah untuk menjalankan roda oraganisasi universitas seharusnya adalah pemerinath yang di universitas namanya adalah rektorat,fakultas dan jusursan/program studi? (Savunesse)

Anonim mengatakan...

@ savunesse

Saya masih ada.

Apakah anda mengira dua kata itu terlalu berbeda?

Konsep goverment (pemerintahan) berkonotasi dominannya peranan pemerintah, yang di PT adalah rektorat, fakultas dan jurusan/prodi. Sedangkan governance mengandung makna bagaimana cara suatu organisasi mendistribusikan kekuasaan dan mengelola sumberdaya dan berbagai masalah yang dihadapi PT. Sejatinya, konsep governance harus dipahami sebagai suatu proses, bukan struktur atau institusi.

Mudah-mudahan anda bisa memahami (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike and all,

Sebelum saya off, silakan disimak berita berikut ini (saya kutip dari detiknews)

...Kebakaran di Medan

Korban Ditampung di Gedung Nasrani
Khairul Ikhwan - detikNews
Medan - Pasca kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah di Medan, Kamis (4/9/2008), sejumlah korban terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Saat ini mereka ditampung di gedung Badan Perguruan Nasrani Medan (BNPM), Jl Pattimura No 16, Medan.

Salah seorang korban, Nurainun (52), menyatakan, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Kebakaran itu menghanguskan rumah dan seluruh harta bendanya. Meski demikian, dia tetap bersyukur karena masih selamat dan ditampung di pengungsian.

"Semua korban di sini kayaknya. Tadi kami buka puasa di sini. Makan malam juga sudah, Alhamdulillah. Saya tidak tahu mau bagaimana besok, masih kalut," kata Nurainun di lokasi pengungsian......

Ah, di Indonesia ternyata masih ada persahabatan yang tulus seperti apa yang dimimpikan oleh BM (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ Bung A9ust,

Terima kasih. Penjelasan yang memadai. Tetapi harap jangan lupa BM itu adalah orang Sabu. Jadi, mimpinya orang sabu adalah mimpi tentang persahabatan, kebaikan dan kasih sayang. Lihat saja filosofi yang ada dalam lagu O Naweni. Jadi, bukan cuma orang Medan (Savunesse)

Anonim mengatakan...

@ Savunesse,

Anda ngawur. Apa hubungannya? (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

@ A9ust,

Mungkin komentar saya berikut ini ada gunanya.

Saya setuju dengan implementasi konsep good governance di PT. Jika bung A9ust serius maka hal pertama yang harus dilakukan adalah MEMBUAT PERENCANAAN YANG SMART. Apa itu perencanaan SMART?

1. Tidak bermakna ganda tentang apa yang ingin dicapai;
2. Terukur dan mengandung ukuran yang rasional;
3. Dapat dicapai dan dapat dilakukan dalam situasi tertentu dengan apa yang dimiliki;
4. Rencana dapat dilaksanakan;
5. Memiliki kerangka waktu yang terbatas dalam implementasinya.
-------------------------------------------------------------------------------- (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

Saya lanjutkan:

Semua deskripsi perencanan SMART berasal dari pengertian SMART itu sendiri:

S pecisif M asureable A ttainable R ealistic Time­ Bound.

Perencanaan smart saja belum cukup. Ada beberapa hal lagi yang harus dipertimbangkan. (akan saya uraikan di bawah supaya komentar tidak terlalu panjang dan melelahkan)
-------- (Syam)

Anonim mengatakan...

Lanjutan:

Seteleh merencanakan SMART maka Universitas HARUS memeriksa kembali tujuan, Visi, Misi dan mandat. Untuk apa Universitas dahulu didirikan. Untuk mengeruk uangkah? atau untuk tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa?

Setelah VMTM maka ada hal teramat penting yang tidak boleh dilupakan, yaitu KOMITMENT ORGANISASIONAL

Mengambarkan keterkaitan emosional dan normatif serta loyalitas pribadi anggota lembaga terhadap lembaganya yang ditunjukkan melalui perilaku personal yang mengidentifikasikan diri dengan tujuan organisasi, keinginan untuk tetap berada dan berpihak serta bersedia untuk berkorban bagi lembaga, kemauan untuk berkontribusi secara efektif terhadap keseluruhan aktivitas lembaga, serta kesedian diri dalam mematuhi dan keterlibatannya untuk menjalankan tugas sesuai dengan aturan main yang berlaku di lembaga.

Dari uraian di atas terlihat bahwa pengelola dan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan PT tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Tidak personal individual. Pekerjaan harus dilakukan secara sistematis dan sistemik. Pada butir ini saya setuju sama bung A9ust.
-------- (Syam)

Anonim mengatakan...

Belum selesai bung,

Siapa yang saya maksudkan dengan SEMUA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGELOLAN PT? Tidak lain dan tidak bukan adalah pihak-pihak berikut ini:

1. PEMERINTAH (DIKNAS/DIKTI/UNIVERSITAS/FAKULTAS/JURUSAN/PROGRAM STUDI) yang peranannya adalah untuk menjamin kualitas pendidikan untuk dipertanggung jawabkan kepada masyarakat;
2. MASYARAKAT untuk memberikan benchmark mengenai kualitas output;
3. MAHASISWA Memberikan penilaian kepada perguruan tinggi
4. ASOSIASI PROFESI sebagai wacthdog untuk kualitas substansi akademik.

Jadi memang pengelola PT bukan hanya satu pihak tertentu saja tetapi melibatkan banyak pihak. Para pihak ini kita sebut sebagai STAKEHOLDER. Kalau saya berbicara pnajnag disini ya karena peran saya sebagai salah satu stakeholder
------- (Syam)

Anonim mengatakan...

Ini yang terakhir:

Saya setuju juga dengan bung A9ust bahwa PT harus berorientasi mutu. Untuk itu saya memberikan bebrapa butir variabel mutu yang dapat dpertimbangkan:

1. RELIABILITY : Kemampuan melaksanakan jasa (dhi kurikulum dan lain-lain) yang dijanjikan secara terhandal dan akurat;
2. RESPONSIBILITY : Kesediaan membantu pelanggan (mahasiswa, masyarakat dan pengguna lulusan)dan memberikan jasa tepat waktu;
3. ASSURANCE : Pengetahuan dan keramahan dari pada pegawai (dosen dan tdan kemampuan untuk memberikan keyakinan dan kepercayaan kepenaga adminsitrasi PT) ada pelanggan (SH);
4. EMPATHY : Memberikan perhatian penuh, perhatian scara individu terhadap pelanggan (SH);
5. TANGIBLES : Penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, personil, alat­alat komunikasi

Begitulah bung. Saya mencoba menjawab tantangan saudara JIMI dan sekaligus membantu semua rekan muda saya yang bekerja dan mengabdi di dunia pendidikan. Di tangan anda, nasib warga bangsa yang akan berfungsi sebagai generasi penerus bangsa dipertaruhkan. HIDUP INDONESIA (Sayamsudin, blogger tua)

Anonim mengatakan...

@ khusus untuk sahatab terkasih Bigmike,

Setiap puasa, setelah sahur dan sholat saya tidur barang sedikit. Lantas membaca ini itu. Tahun ini, alhamdulilah, saya punya sumber bacaan baru, yaitu blog BM. Renungan-renungn dan artikel-artikelnya nyaris tidak prnah bosan untuk saya baca kembali. Meskipun untuk itu sayaharus membuat analogi terhadap beberapa ayat yang diplih ke dalam ayat-ayat Alquran. Apakah akidah saya terganggu? TIDAK. Saya malah semakin yakin akan kebenaran Iman saya. Akan tetapi hal itu tidak menghalangi keindahan persahabatan, kebaikan dan kasih sayang yang ditawari oleh BM melalui blog ini. Kita berbeda tetapi satu keluarga, Indonesia.

Terima kasih atas persahabatan kita ini. Cuma saya mau usul, kalau boleh, posting baru jangan terlalu lama agar selalu ada update. Tuhan Memberkati anda (Syamsudin)

mikerk mengatakan...

Dear all,

Wah pagi ini saya merasa surprise karena komentar Pak Syam yang "dahsyat". Terima kasih pak Syam.

Tetapi komentar pak Syam merupakan respons terhadap komentar Bung JIMI, Bung A9ust, Adik Savunesse dan....ahaaaaaa.....ada sahabat lama yang balik ke blog, yaitu YR (kemane aje bosz?????).

Sahabat-sahabat yang laen juga sudah berkomentar ini itu dan BAGUS-lah. Tetapi saya menunggu Pak Lakers from WATERGIRL ha ha ha ha

Sekali lagi, terima kasih. Tuhan Memberkati

mikerk mengatakan...

Oh ya, sebelum lupa:

Sahabat Enigma. Selamat datang. Slamat bergabung (jika mau).

Si birulaut: komentar berupa bait lan lirik lagu Gaudeamus memang menarik dan itulah sebabnya saya bilang Wisuda, dan juga Berpuasa tanpa makan, hanyalah suatu kesenangan semata yang tidak membawa kebaikan apa-apa. Terima kasih atas koemntar anda

Anonim mengatakan...

@ Syamsudin,

Terima kasih. Komentar yang amat sangat baik dan memberi inspirasi. Namun demikian, masih terlalu banyak yang ingin saya komentari tetapi saya terburu-buru mau ke kantor (A9ust)

Anonim mengatakan...

Wah @syamtua aka @bapa tua aka @blogger tua sudah menulis panjang lebar disini. Tp terus terang 'pencerahan' bp tua sudah banyak diseminarkan, didiskusikan, didebat dan ditulis dalam ratusan bahkan ribuan buku. Saya yakin sebagian buku tsb dijual dipasar loak karena enggak laku-laku.

Dengan berat hati saya kali ini sepakat dengan @eman. Siapa mau jalankan? Rektor? Dekan? atau siapa? Agak naif mengharapkan manusia yg mendapat untung besar dari persoalan PT Indonesia tiba-tiba mau merubah kondisi ini. Apa untungnya buat mereka???

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

Tambahan...

Karena kebodohan sudah menjadi 'komoditi' yg laris manis dijual. Begitu pula dgn kemiskinan.

Artikel yg penah di'forward'kan Norman ("Negara yang GAGAL adalah negara yang hanya bISa MeLONgO ketika KEriNG") teramat menarik untuk disimak. Lihat penggalan beritanya:

Sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi lambat dan pendapatan ekonomi rendah, NTT menjadi peluang bagi siapa saja khsusnya orang-orang NTT untuk “menjual” kemiskinan NTT. Bagi lembaga-lembaga bantuan baik nasional maupun asing, kemiskinan NTT layak ditanggapi. Maka, tidak kurang dan tidak jarang lembaga-lembaga sosial beramai-ramai memberi bantuan.

Tahun 2004 jumlah dana (uang) yang mengalir ke NTT sangat besar. Hasil penelitian The Institute for Ecosoc Rights 2006 menunjukkan bahwa berbagai NGO internasional baik yang berada dalam PBB maupun di luar PBB serta lembaga pemerintahan asing mengalokasi dana bantuan untuk NTT mencapai lebih dari Rp 119 miliar. Kompas 20/12/2005 menulis APBN untuk NTT sekitar 1,5 triliun. APBD NTT menyumbang Rp 442,8 miliar.

Tahun 2005 APBD NTT sekitar Rp 474,9 miliar. Dana APBN yang dialokasikan ke NTT Rp 1,77 triliun. Bantuan dari 5 lembaga PBB, 10 lembaga pemerintah asing, dan 10 NGO internasional sepanjang Januari-Juli 2005 mencapai Rp 124 miliar.

Bahkan berdasarkan data Bappeda Provinsi NTT, sejak tahun 1983 NTT sudah mendapat bantuan dari luar negeri. Tercatat lebih dari 20 lembaga internasional menyalurkan dana ke NTT dengan prioritas berbeda-beda. Sedangkan tahun 1994-2000 bantuan diprioritaskan untuk penanganan masalah air bersih dan sanitasi. Tahun 2001-2004 bantuan dikonsentrasikan untuk kegiatan pengembangan ekonomi. Tahun 2005-2006 bantuan difokuskan untuk pemberian makanan tambahan, penanganan penyakit dan kesehatan reproduksi.


Lagi, apa untungnya merubah kebodahan dan kemiskinan kita kalau dgn itu kita mendapat banyak uang?

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ NK,

Siapa yang menjalankan? ....

Perhatikan baik-baik uraian saya yang katanya sudah banyak dijual diloakan. DI situ saya mengatakan bahwa PT TIDAK BISA DIJALANKAN SENDIRIAN tetapi oleh parapihak. Siapa mereka? Dalam konsep good governance di Pt, parapihak tersebut, disebut juga stakeholder, adalah ini:

1. Pemerintah;
2. Masyarakat;
3. Mahasiswa;
4. Asosiasi profesi. Di kelompok inilah sahabat Eman mengeluh karena mereka, saat ini, sebagai swasta pengguna tidak diberi ruang untuk ikut mengelola.

Mudah-mudahan penjelasan saya ini membuat NK tidak lagi bertanya-tanya. Memang penjelasan saya ini bukan murni pendapat saya pribadi tetapi hasil bacaan terhadap referensi (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

@ NK

....Lagi, apa untungnya merubah kebodahan dan kemiskinan kita kalau dgn itu kita mendapat banyak uang?....

Apa solusi anda? Industrialisasi? Sumberdaya dari mana? SDM-nya msih dikeluhkan BM. Outsourcing? Orang NTT jadi penonton? Anda sendiri yang putra daerah malah pergi menetap di LN? Mirip saudara-saudara saya yang akhirnya lebih memilih mencari makan di Malaysia. Kalau semua orang meninggalkan NTT, apakah NTT akan dibiarkan menjadi daerah untuk komodo, biawak? Lalu siapa? Biarkan saja NTT mati dalam kemiskina dan kebodohan?

Atau coba NK berbagi pengalaman bagaimana cara Pemerintah Australia menangani orang Aborigin. Siapa tahu kami yang hidup dan mati di NTT bisa belajar (Eman)

Anonim mengatakan...

@ Pak Syam,

Selamat menunggu waktu berbuka puasa (Eman)

Anonim mengatakan...

Bung Eman,

Emang, ini lagi ngabuburit nunggu waktu buka. Terima kasih Bung (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

@Syamtua

Tentu saja saya tahu siapa yg harus mengelola pendidikan Indonesia. Emangnya situ nangkap saya mau Tuhan Allah yg urus ya? hi hi. Yang saya maksud teori anda itu sudah dari jaman Indonesia merdeka kami sudah tau tp tidak lakukan. Kalaupun dilakukan, motif nya cari duit. Jadi persoalan saya adalah manusia Indonesia yg berbudaya sontoloyo. Miskin dan bodoh jadi barang jualan.

@Eman

Solusi saya sederhana saja. Rubah budaya melayu anda itu. Dari budaya korup menjadi manusia yg lebih beradab. Dari aristokrat menjadi egaliter dll.

Soal teori kita sudah punya seabrek. Lulusan luar negeri sudah banyak. Anda khan salah satunya. Lalu apa susahnya beking pendidikan Indonesia lebih baik?

Tentang aborigin, nampak anda defensif. Kami disini negara bebas. Negara tdk punya hak nyuruh rakyat sekolah, bekerja blah, blah. Kalau sebagian org pilih menjadi bodoh dan miskin itu hak mereka. Tp buat yg mau bekerja, negara memberi reward. Saya tdk perlu bertele-tele khan menjelaskan hal ini kepada anda? Just in case, let me know!

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ NK,

Kalau orang NTT juga memilih untuk menjadi bodoh dan miskin, mengapa anda harus sinis? Tapi saya heran, kalau bangsa Australia membebaskan orang untuk menjadi bodoh maka di mana tanggungjawab mereka? Anda tampaknya terlalu membela mereka. Australia adalah kumpulan orang Inggris yang menginjak-injak tanah milik orang lain. Itu anda akui tidak. Apa sejatinya mental penjajah? Arogansi. Merasa lebih unggul dari orang lain. Posting anda sering berkaitan dann hal-hal religius. Apakah Tuhan Yesus membenarkan sikap arogan?

Anda menduga saya defensif. Lha, sikap anda yang membela Australia itu disebut defensif atau bukan? Anda akui saja bahwa Pemerintah Australia sebenarnya bingung mau diapain orang Aborigin itu. Nah karena mereka kaya lalu si aborigin dibebaskan untuk apa saja. Mau mabuk silakan. Mau miskin silakan. Kalau nanti mereka punah, ya silakan. Maka, diam-diam Paulin Hanson yang rasis itu populer di Australia. Itu yang anda puja? Anda kan posting tentang eksistensi Tuhan. Menurut anda, ketidak pedulian yang dipamerkan Australia apakah disukai Tuhan Yesus?

Anda terus menerus sinis kepada kami di NTT. Baiklah itu pilihan anda tetapi harap dicatat, jelek-jelek, orang NTT tidak pernah pergi dan menjajah di tanah orang lain. Betul begitu kan?

Sudahlah bung NK, rendah hatilah sedikit. Sayapun pernah bermukim di Australia. Sekarang ini saya have a profitable business with them but, saya tidak nyaman dengan gaya arogan mereka. Tirulah kakak anda, si pemilik blog ini. Pandai. Amat pandai tetapi RENDAH HATI. Saya saja berusaha meneladani dia kok lantas anda meniru siapa? Lau ini kembali soal moralitas.

Hormat saya (Eman, Oebufu)

Anonim mengatakan...

@ NK,

Selamat sore. Buka puasa segar sekali. Terima kasih atas komentar bail anda. Mari kita bedah komentar anda itu?


....Wah @syamtua aka @bapa tua aka @blogger tua sudah menulis panjang lebar disini. Tp terus terang 'pencerahan' bp tua sudah banyak diseminarkan, didiskusikan, didebat dan ditulis dalam ratusan bahkan ribuan buku. Saya yakin sebagian buku tsb dijual dipasar loak karena enggak laku-laku....

Saya mohon tanya: ketika NK mengtakan bahwa apa yang saya tulis itu adalah referensi yg tidak laku dan dijual di pasar loak, apa maksud anda? Mudah-mudahan tidak terselip "dendam lama" gara-gara evolusi yang anda sendiri salah mengerti.

....Dengan berat hati saya kali ini sepakat dengan @eman. Siapa mau jalankan? Rektor? Dekan? atau siapa? Agak naif mengharapkan manusia yg mendapat untung besar dari persoalan PT Indonesia tiba-tiba mau merubah kondisi ini. Apa untungnya buat mereka???.....

Jelas di sini anda bertanya tentang siapa yang menjalankan. Kok dalam koemntar berikut anda katakan sudah tahu? Terlalu lama tinggal di LN membuat kemampuan bahasa Indonesia agak jelek ya?

.....Jadi persoalan saya adalah manusia Indonesia yg berbudaya sontoloyo.......

Nah, jelas sudah bahwa kawan kita NK benar-benar rasialis. Saudara anda, pemilik blog, adalah orang Indonesia kan? Apakah anda berani mengatakan bahwa dia bermental sontoloyo?

Ah, sahabat muda ku, tampaknya kemampuan IQ anda yang baik yang dibuktikan di posting-posting yang anda buat harus diimbangin dengan EQ + SQ anda. Setuju tidak?

Salam persahabatan (Syamsudin)

Anonim mengatakan...

@ All

Orang seperti NK ini kalau di tanggapi ya tambah gila dia!! wong yang dia cari itu adalah debat itu sendiri!! satu satunya jalan ya jangan di tanggapi, biar dia ngoceh sendiri!!

(Budi)

Anonim mengatakan...

@ NK, Syam, Eman:

Cool cool cool he he he Ingat Ramadhan. Inget Persahabatan, kebaikan dan Kasih sayang ya g diinginkan BM. OCEEEEEE????? wakakakekekekakak....Oleeee....oleeee....Persahabatan (Proxy73)

Anonim mengatakan...

@Syamtua

Ha ha ha... respon anda cukup baik walau ada catatan yg akan saya berikan diakhir komentar saya nanti. Baiklah, mari kita lanjutkan.

Tentang teori anda yg saya bilang sudah ditulis dalam ratusan bahkan ribuan buku yg sebagian sudah dijual dipasar loak. Mungkin anda sudah terlalu tua sehingga tdk mampu lagi memahami bahasa kiasan. Biarlah saja jelaskan. Teori anda itu bukan hal baru. Ahli-ahli pendidikan Indonesia sudah tahu. Tp antara tutur kata dan tindakan tdk sama. Anda akui ini tidak?

Kalau anda perhatikan gugatan saya disini, dari posting ke posting, saya selalu katakan persoalan Indonesia adalah karakter manusianya. Jadi bukan kemampuan bhs Indonesia saya yg kurang, tp pengamatan anda yg kabur.

Terakhir. Awal minggu anda mengagumi @bm yg mengingatkan anda sebagai muslim untuk memperhatikan esensi puasa. Siang menahan lapar dan haus tetapi mlm hari menulis komentar menuduh saya rasis. Di dunia kami, kata ini amat tabu. Untuk itu saya ingin tanya, apa dasar pertimbangan anda sehingga saya pantas dicap manusia rasis. Mulailah dgn definisi rasialisme. Saya tunggu.

@eman

Anda masih bergaya lama, sibuk umbar emosi tp lupa esensi. Ketika saya kemukakan fakta, anda bilang saya membela australia dan menggerutu panjang lebar. Nasehat @syamtua kepada saya lebih cocok untuk anda.

Kembali ke esensi saja. Ini untuk anda dan @syamtua. Kalian tdk menyanggah argumen saya, yaitu di Indonesia teori sudah banyak. Ahli pendidikan banyak minta ampun. Lulusan luar negeri, bejibun. Anda salah satunya. Pertanyaan: Apa susahnya beking pendidikan Indonesia lebih maju??? Apa hambatannya?

Kalian mau tunjuk diri punya solusi. Tp ilmu pencarian solusi katakan bahwa sebelum solusi kita harus identifikasi dahulu persoalan yg ada. Nah, apa persoalan dasar pendidikan Indonesi yg membuat segala teori gagal dijalankan???

@budi

Terima kasih cap gila anda buat saya. Tuhan bilang, kebusukan jgn dibalas dgn kebusukan.

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@All,

Dua hari sy tiarap di salah satu BUMN Tbk utk audit praktek Good Corporate Governance di tingkat organ perseroan yaitu RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi. Tergolong sulit, krn ini ranah para 'Dewa' yg seringkali tdk tersentuh oleh (tertutup dari) tangan-tangan pengawasan. Anda semua tentu ingatkan kata2 Jeremy Bentham ttg ketertutupan?

Saya senang bhw bbrp sahabat sdh berani bicara tentang good governance. Sayangnya, msh belum menyentuh basic issue dr good governance yaitu values system. Semua menganggap good governance itu proses (bkn struktur) dan krn itu kita dicekokin tools yg 'aneh-aneh' yg barangkali byk yg baru pertama kali mendengarnya. Governance jg beda dg manajemen, krn itu tdk tepat jk kita memulai sebuah good governance dg membicarakan berbagai management tools spt SMART, etc. Hanya akan bikin bingung.

Krn itu dpt sy luruskan bhw isu good governance itu berbasis pd sistem nilai TARIF. Transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness. Governance itu adalah tatakelola dan krn itu mencakup STRUKTUR & PROSES, (bkn cuma proses sj) shg by nature embedded pd organisasi sjk lahirnya. Krn itu, tdk peduli anda mau pake pendekatan apa dlm menata-kelola organisasi anda, tdk peduli mau pake management system yg bgmn, suatu good governance adalah bgmn prinsip2 TARIF itu anda internalisasikan dlm struktur dan proses tatakelola organisasi anda.

Jadi, mmg benar @NK. Good governance itu basicnya adalah sistem nilai moral TARIF dlm tatakelola. Bkn management system, krn org Indonesia bkn tdk tau management system yg canggih2. Tp yg 'hilang' dr org Indonesia itu adalah kita tdk menemukan prinsip2 TARIF itu dalam struktur dan tata kelola organisasi mereka.

Catatan tambahan sj buat Pak A9ust: BHMN itu tdk murni nirlaba lg, Pak. Kl undana mmg blom BHMN.

bigmike
Mgkn ada baiknya untuk posting tulisan sy, MENGAPA ORGANISASI BUTUH GOOD GOVERNANCE.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

nk
@budi

Terima kasih cap gila anda buat saya. Tuhan bilang, kebusukan jgn dibalas dgn kebusukan.


@NK ini lucu, krn ada kesan bhw kalo beliau boleh bikin busuk dan org lain tdk boleh membalasnya. Tp bukn ini point saya. Sy melihat bhw belakangan ini masalah "balas-membalas" ini sepertinya menjadi kebiasaan di blog ini. Asal ada satu yg sarkatis, semua pihak rame2 pamer sarkasme-nya.

Sepintas, nampak ada kebutuhan thd tolerance. Artinya, @NK dg karakter sarkastis musti toleran menahan diri krn byk yg tdk suka org dg karakter spt anda. Krn toleransi hrs dr dua pihak, mk pertanyaannya, bgmn dg toleransi yg musti dikembangkan oleh pihak lain yg tdk suka dg tipologi @nk?
Ini menarik. Sy liat pengertian pluralisme dlm publikasi proyek pluralisme di harvard yg bagus sekali.

Pertama, pluralisme bkn sekedar aneka ragam, tp the energetic engagement with diversity. Aneka ragam saja, tnp ada perjumpaan dan hubungan saling membutuhkan dan memahami, will yield increasing tensions di masyarakat.

Kedua, pluralism is not just tolerance, but the active seeking of understanding across lines of difference. Krn itu, saling memahami 'keunikan' masing-masing adalah wajib hukumnya bg org2 yg hidup di dunia yg pluralistik.

Ketiga, , pluralism is not relativism, but the encounter of commitments. Komitmen utk mempertahankan jati diri masing-masing apa adanya, tapi not in isolation, but in relationship to one another.

Keempat, pluralism is based on dialogue. Dialog adalah proses berbicara vs mendengarkan dan that process reveals both common understandings and real differences. Dialog bukan berarti harus setuju dg apa yg dibicarakan org lain.

Dear all, krn itu kata2 @nk di atas sy pahami bhw kl dia itu 'gila' mk kita jgn ikut 'gila' pula. Tp kl mau ikut gila, yaa silahkan sj, asal jangan lupa bhw kita semua ada di sini krn mendukung Visi bigmike menanamkan nilai2 persaudaraan. Asal kita sadar @nk itu adalah bagian dr persaudaraan blog savanaland ini, mk kata2 sarkatisnya tentu tdk bakal menyakiti kita. Dmkn pula sebaliknya. Anak sulung saya, Haga, didiagnose autis, suka ngoceh sembarangan terkadang spt org ngobrol dg tembok. Anak2 tetangga sering menyebutnya GILA. Tp adiknya, Bara, tidak pernah bilang kakaknya itu gila. Knp? Krn di dlm sanubarinya sdh tertanam kuat pemahaman bhw anak yg suka ngoceh sendirian itu adalah SAUDARA-nya.

Krn itu sy percaya, asal kita semua bisa saling menerima tipologi msg2 apa adanya, mk dialog akan berjalan harmoni. Harmoni artinya dinamis, tdk tawar spt sayur tnp garam, apalagi basi. @NK bebas 'berlaku gila' tp jg tdk boleh LARANG org lain utk 'gila' jg spt kata2 di atas. Smtr kita yg laen, bs menerima 'kegilaan autistik' @nk sbmn Bara menerima Haga apa adanya.

Kl hal di atas bs berjalan baik, mk kl nanti ada pertengkaran di sini, itu pasti pertengkaran antara saudara. Hukum persaudaraan adalah, 'tdk ada mantan saudara'. Jadi tdk ada yg perlu mjd almarhum lg spt si bonggo (alm).

Selamat bertengkar.

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ NK,

Saya tunggu kesempatan ini.

Anda bertanya apa yang dibikin Indonesia. Saya pikir mereka sudah berpiir banyak dan berbuat banyak. Masih gagal, ya itulah hidup. Tiak boleh berhanti berusaha. Makanya saya wonder betul ketika anda bertanya:

.....Lagi, apa untungnya merubah kebodahan dan kemiskinan kita kalau dgn itu kita mendapat banyak uang?.....

Menurut tafsir saya, anda no hpe terhadap Indoensia karena anda sudah memberi cap Indoensia adalah CULAS.

Nah, oleh karena itu, dengan asumsi bahwa NTT, Indonesia sudah no hope, tolonglah ajari kami, apa yang sudah dibuat oleh kampiun Hak asasi seperti Australia, terhadap orang Aborigin? Pembiarankah? Nanti resep anda mau saya sarankan di NTT, Indonesia. HARAP ANDA JANGAN BERLARI DARI INTI PERSOALAN.

Caranya, jawab satu-satu pertanyan saya sebelumnya. OK? Jika tidak maka anda hanya jualan kecap saja di sini.

Begitu ko boss?

Anonim mengatakan...

@wilmaa:

Jadi, mmg benar @NK. Good governance itu basicnya adalah sistem nilai moral TARIF dlm tatakelola. Bkn management system, krn org Indonesia bkn tdk tau management system yg canggih2. Tp yg 'hilang' dr org Indonesia itu adalah kita tdk menemukan prinsip2 TARIF itu dalam struktur dan tata kelola organisasi mereka.

Argumen saya begitu. Persoalan pendidikan di Indonesia bukan karena kurang teori tp moralitas TARIF itu.

Buat @syamtua, mulailah menggunakan standar TARIF pd setiap stakeholder --Pemerintah, Masyarakat, Mahasiswa, dan Asosiasi profesi. Apa kontribusi masing-masing stakeholder pd kehancuran pendidikan Indonesia? Identifikasi persoalan adalah langkah awal dalam pencarian solusi.

Terakhir, kalau yg bilang saya gila itu @eman atau @syamtua, saya maklum. Menurut catatan saya, si @budi baru muncul sekali tp sudah lancang bilang saya gila. Saya pernah beking salah apa kedia?

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ NK,

Tolong klarifikasi statment anda berikut ini:


.....Solusi saya sederhana saja. Rubah budaya melayu anda itu. Dari budaya korup menjadi manusia yg lebih beradab. Dari aristokrat menjadi egaliter dll.....

Menurut anda budaya Indonesia kurang beradab? Karena kurang beradab maka harus meniru Autralia yang lebih beradab? Membunuh orang Aborigin adalah perbuatan beradab? Membiarkan orang aborigin perlahan punah dalam kebodohan dan kemiskinan adalah perbuatan berada? Kakak anda yang pemilik blog ini, karena dia Orang Indonesia dan dia bangga akan hal itu, anda anggap juga kurang beradab?

KALAU ANDA TIDAK MENJAWAB INI DAN BERUSAHA BERLARI-LARI MAKA ANDA TIDAK LEBIH BAIK DARI ORANG KURANG BERADAB YANG ANDA SEBUT SEBAGAI ORANG INDONESIA (Eman)

Anonim mengatakan...

@ Wilmana,

Kami tidak meminta suicidal karakter apapun di sini. Bonggo mau pergi, setelah ditegur BM, itu adalah pilihannya sendiri.

Kami hanya meminta: tolong mengomentari komentar kami TANPA DISERTAI OLOK-OLOKAN. HANYA ITU, TIDAK LEBIH.

Salam hangat (Eman)

Anonim mengatakan...

@anomim

Anda bertanya apa yang dibikin Indonesia. Saya pikir mereka sudah berpiir banyak dan berbuat banyak. Masih gagal, ya itulah hidup. Tiak boleh berhanti berusaha. Makanya saya wonder betul ketika anda bertanya:

.....Lagi, apa untungnya merubah kebodahan dan kemiskinan kita kalau dgn itu kita mendapat banyak uang?.....


Kalau boleh tebak, anda ini @eman. Maaf kalau saya keliru.

Anda ini tdk mau (tidak bisa???) jawab pertanyaan esensi saya --apa susahnya beking pendidikan Indonesia lebih maju-- dan sekarang geser ke soal hak asasi manusia.

Anda ini ciri khas org Indonesia yg amat marah saat org 'luar' mengkritisi Indonesia tp tdk peduli org 'dalam' memberi cap negatif apapun kpd negara anda. Dimana suara protes anda ketika org anda sendiri katakan karakter bangsa kuli, indoensia, hakekatnya adalah pelacur???

Hal statemen saya yg anda kutip, bertanyalah mereka-mereka yg mengambil keuntungan dari kemiskinan dan kebodohan masyarakat. Kalau anda artikan NTT (Indonesia) sudah no hope, yah apa boleh buat. Itu hak anda untuk mengartikan spt itu.

Kalau anda sepakat untuk menjawab pertanyaan esensi saya diatas, enggak geser ke soal hak asasi manusia, maka diskusi kita bisa lanjutkan. Tp kalau tdk, saya hentikan saja karena gaya anda yg suka umbar emosi. Saya malu terus menerus ditegur @bm. Semoga anda juga begitu. Semoga.

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ NK,

I. Cobalah anda bertanya kepada BM, mengapa saya tidak ditegur? Anda merasa tidak wahai kawan ku?

Penyebabnya:

1. saya tidak pernah berusaha mengusili orang lain;
2. Saya tidak pernah mengatakan engatakan BM CULAS DAN KURANG BERADAB seperti yang anda tuduhkan.

Ah, kawanku..begitu aja kok repot.

II. Hal lain, anda tidak cuma menjelaskan soal pendidikan. Anda menyinggung tentang NTT, kebodohan dan kemiskinan. Anda yang bermukim di LN tentu tahu MDGs kan? disitu pendidikan, kemiskinan dan hak asasi ada dalam frasa yang sama. Masak orang LN tidak tahu?

III. Anda tidak sedang berbicara baik-baik ketika mengatakan dengan SANAGT MENGHINA seperti yang saya kutipkan. Anda tidak bisa membedakan antara bicara baik-baik dan menghina? Nah, kalau anda mengangap bicara anda itu tidak menghina maka seharusnsya anda juga jangan marah ketika saya menyebutkan australia yang anda banggakan itu rasilais. DAn karena anda lebih bangga disebut sebagai aussie maka, ikut logika anda sendiri, anda itu rasialis. Ha ha ha begitu saja kok bingung boss...

IV. Anda ternyata tidak mau dan tidak mampu menjaab satupun pertanyan saya. Anda cuma berputar-putar tidak karuan. Maka silakan berpusing-pusing. Saya au tidur. ha ha ha ha selamat pusing boss. Anda ternyata melayu juga sama dengan saya ha ha ha ...dasar melayu...ha ha ha ha..

(Eman)

Anonim mengatakan...

hi hi hi, orang-orang Kupang ribut lagi ha ha ha ......wakakakekekek...untung masih ada BM yang bikin gw bercaya bahwa di Kupang masih ada orang yang cool.....olleeolleee....oleeeee...oleeeee....bigmike.. (Proxy73)

Anonim mengatakan...

@Proxy73

Di kupang, pemandangan seperti ini sdh biasa. Saya kira tidak apa2. Dengan begitu mereka malah bakal jd 'saudara' paling akrab dan saling memahami. Itulah semangat bigmike yg sy rasakan di blog ini.

Dulu sy dg si NK itu juga paling doyan 'berantem' di sini. Sampe bigmike pusing juga ngaturnya. Tp sekarang, NK mau olok kek, ejek kek, apa kek, sy bs hadapi dg senyum saja. Krn sy sdh sadar mmg begitulah orgnya dan yg pasti, hatinya ternyata tdk sekeras kata2nya.

Sekarang @eman msh protes dg gaya @nk, tp kalo dia memang punya semangat persaudaraan spt bigmike, mk kelak pasti akan turun sendiri tensinya dan menerima @NK apa adanya. Begitu kan, Pak Eman?

Selamat menikmati keteduhan hr minggu!

(Wilmana)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Setelah sahur saya tidur lagi dan baru bangun. Untuk orang seumuran saya mungkin sudah fitrahnya begitu, mungkin ya ha ha ha? Setelah memperhatikan percakapan agak panas antara saya, eman dan NK, saya pikir memang ada tensi yang sedikit "naik". Tapi, mnurut hemat saya, masih normal karena kata-kata persahabata masih tampak di sana-sini. Saya kira inilah salah satu dampak positif "teguran BM yang agak keras" pada percakapan panas yang lewat. Belajar dari pengalama itu, saya pikir kehadiran BM secra rutin untuk fungsi moderasi masih diperlukan. Selamat hari Minggu (Syam)

Anonim mengatakan...

@ Wilmana,

Terima kasih atas tambahyan informasi dari anda tentang MPT. Ilmu terus berkembang dan tidak ada salahnya kita mengikuti perkembangan terbaru. Apa yang saya komentarkan juga memang berasal dari referensi dan sedikit pengalaman di bidang manajemen dan ketika itu saya maksudkan untuk "menjawab tantangan MR JIMI". Agak malu saya ketika itu karena memang banyak komentar tetapi minim yng bersifat solutif. Tambahan dari anda akan memberi informasi yang lebih lengkap kepada pembaca (Syam)

Anonim mengatakan...

@ Sahabat NK,

Pikiran-pikiran anda sebenarnya cukup bernas. Sayangnya hal itu sering disampaikan secara sinis.

Di komentar di atas Wilmana meminta kami bisa menerima anda apa adanya. Saya setuju. Oleh karna itu kami juga meminta terimalah kami apa adanya. Kami hanya meminta untuk tidak diolok-olok. Melihat posting BM tentang ayahandanya, saya seumuran beliau almarhum. Apakah anda akan senang jika ayahanda almarhum dikata-katain secara sarkastik? Saya toh punya isteri, anak-anak yang juga sudah mandiri? Lantas, ingatlah ini sahabat mudaku, orang seumuran saya ini mau nyari apa lagi kalo bukan persahabatan dan surga. Janganlah kami diberi kata-kata kasar lagi. Di Tempat anda sekarang hal itu mungkin biasa tetapi saya tidak menganut budaya itu. OK?

(Syam)

Anonim mengatakan...

@eman

Tuntutan agar saya menjawab pertanyaan anda perihal kondisi penduduk aborijin Australia teramat absurd karena tdk mengubah sedikitpun kebodohan dan kemiskinan Indonesia umumnya dan NTT khususnya. Kalau anda mau urus pendidikan Indonesia dan NTT, mulailah dgn menjawab pertanyaan saya sebelumnya. Tp ketidakmauan anda menjawab saya maklumi. Bolak-balik kita bicara karakter manusia dlm budaya yg teramat korup.

Lagi, tentang statemen saya yg anda kutip:

.....Solusi saya sederhana saja. Rubah budaya melayu anda itu. Dari budaya korup menjadi manusia yg lebih beradab. Dari aristokrat menjadi egaliter dll.....

Saya landasi argumen saya pd 'Konvensi PBB Melawan Korupsi' pd tgl 8 Desember 2003 dimana Global Organization of Parliamentarians Against Corruption --parlamen Indonesia salah satu anggota-- menyerukan:

"...corruption to be treated a crime against humanity in view of its extraordinary negative impact on large numbers of people."

Kalau budaya korup melayu dipandang sebagai sebuah kekejian thd kemanusian, maka dimana letak kesalahan stament saya yg anda gugat itu???

@syamtua

Anda masih punya hutang thd saya. Apa defisini rasialisme? Saya tunggu.

Sahabat tua, perihal kata kasar atau tdk, itu tergantung bagaimana anda maknai. Anda tdk bisa pungkiri stigma negatif yg anda dkk berikan kepada saya. Solusinya, tarik kembali stigma negatif itu! Dgn demikian, bhs sarkatis saya anda akan pahami dlm semangat yg berbeda, tdk spt sekarang ini. Bahkan kalau anda bs memandang saya sebagai sahabat, karakter saya pemberian Tuhan ini anda terima sebagai sebuah 'keindahan.' Bukankah sahabat tua sendiri pernah katakan itu disini??

Walau saya punya karakter unik disini, saya bukan manusia bebal. Waktu saya ditegur baik-baik oleh @bm beserta argumen yg masuk akal, saya terima. Saya minta maaf. Tp kalau saya dimaki, sayapun akan balas. Dus, sesama maling jangan saling menuduh. Betul tidak???

Tp apapun, saya mau bersahabat dgn anda. Kalau saya salah kata, silahkan tegur! Kalau anda punya argumen yg lebih masuk akal, silahkan sampaikan. Dilain pihak, perkenankan saya menjadi apa adanya. Kalau ada omongan yg ngawur, saya bilang ngawur.

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@sahabat tua (syamsudin)

Dgn tulus saya mohon maaf kalau ada kata yg berkesan kasar kpd anda. Tp, mohon jawab sekarang, mengapa anda cap saya rasis???

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ Sahabat muda NK,

Racialism is a term used to describe racial policy, in what is generally perceived to be a negative sense, as promoting stratification and inequality between racial categories (in themselves, often disputed) (Sumber: Wikipedia)

Itu adalah defenisi yang saya rujuk. Sekarang mari kita lihat bagaimana sikap NK:

1. Anda pernah mengatakan bahwa anda penganut pandangan keunggulan budaya;

2. Anda mudah sekali mengucapkan INDONESIA CULAS;

3. Anda pernah mengucapkan bahwa INDONESIA KURANG BERADAB;

COba bandingkan sekali lagi dengan kutipan refernsi saya:....promoting stratification and inequality between racial categories ......

Sahabat mudaku, inilah yang dianut oleh rejim kulit putih di Afrika selatan ketika memenjarakn Mandela dkk., inilah cara pandang yang dianut oleh Amerika ketika masa perbudakan dahulu, inilah cara nenek moyang orang Australia ketika menjagal habis-habisan orang Aborigin, inipula cara pandang Hitler ketika membanta habis orang Yahudi.

Sadarlah, selama sahabat muda terus berpandangan, dengan sangat menghina, bahwa budaya Indoensia adalah budaya inferior maka anda sedang membuat stratification and inequality between racial categories. Selama pula itu sahabat muda akan disebut sebagai penganut rasialisme (Syam)

Anonim mengatakan...

Oh iya sebelum lupa, untuk sahabat muda NK:

Dala Islam, berpuasa tida berarti kita mendiamkan ketidak benaran. Rasialisme adalah ketidak benaran seperti juga feodalisme (Syam)

Anonim mengatakan...

Prisipnya adalah Amar Ma'ruf Nahi Munkar (Syam)

Anonim mengatakan...

@ Pak Syam,

Ada diskusi yang mau saya lanjutkan di sini tetapi yang bersangkutan memilih untuk lari ke tempat lain untuk meminta bantuan ha ha ha ha ha (Eman)

Anonim mengatakan...

@ Eman,

Ha ha ha ha saya tahu siapa yang dimaksudkan. Silakan berdiskusi asal ingat pesan BM,yaitu ingat wak haji no bunka (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ Bung A9ust,

Ada kawan kita yang masih belum sadar bahwa dia sedang menghina tanah lahirnya sendiri.

Setelah dia menertawakan Pak Syam yang menawarkan konsep good governance di PT dia menertawakan lagi kemiskinana dan kebodohan. Waktu saya bilang ...ok kalau ilmu Indonesia itu kuno, tolong kasi tau bagaimana cara Australia mendidik dan membuat orang Aborigin tidak bodoh dan tidak miskin. Eh, si kawan kita jadi malu dan mulai berputar-putar. Akhirnya kabur ke posting baru ha ha ha ha (Eman)

Anonim mengatakan...

wah su telat sekali e.... tapi ada lho "keunggulan" undana di banding UGM ne. di undana urus apa2 gampang mamati nah di UGM pusiiiiinggg. Ha3x. tapi soal mutu, jujur sa undana kalah jauh. teknis sa kalah, apalai kalo kitong bahas tentang masalah non teknis?? wah.. wah semakin jauh tatenga. ruang kuliah payah (bapanas mamati, memang ada AC (Angin Cendela), listrik sering mati (jadi dosen undana su pikul berat2 proyektor pas buka bagini listrik mampos.. Su rasa), apalai... di UGM bahan2 kuliah bisa kitong downlad lewat internet.. Undana??? coba adakan survey berapa dosen jangan yang susah2 tapi yang bisa berinternet sa??. jadi slogan Undana go global ne masih agak jauh...

Tapi bagaimanapun... karena beta ju lulusan Undana.... Undana khususnya Faperta is the best.

su lama e... beta baru buka blog ne.

(norman)

Anonim mengatakan...

Weiii Norman, lu bae-bae ko? Wah pulang su bawa nona Jawa ko????? ha ha ha (A9ust)

Anonim mengatakan...

@ Sahabat muda NK,

Beberapa penjelasan sahabat muda dapat saya pahami kecuali persoalan untuk meminta maaf. Seingat saya, sudah terlalu amat banyak kata-kata sarkastik yang diucapkan anda kepada saya. Lantas, siapa memaafkan siapa. Untuk mudahnya begini: kita biasa-biasa saja dan jika ingin berdiskusi tidak perlu menambah-nambahkan kaa-kata yang tidak perlu. Anda ingin saya memberi makna tertentu kepada setiap kata anda itu baik tetapi sebaliknya saya juga meminta agar sahabat muda memberi makan tertentu juga kepada kata-kata saya. Begitu bukan sahabat muda?

Saya akan mencoba merangkum supaya kita lebih jernih melihat permasalahan. Mula-mula JIMI "menantang untuk memberi komentar solutif". Saya sbisanya menjawab tantanagn itu. Wilmana, menanggapi komen saya dengan pengetahuan lain yang dia punya. Saya berterima kasih. Bagaimana anda? Anda "menertawakan" saya dengan mengatakan bahwa ilmu saya ada di buku loakan. INI ASAL MASALAH. Anda menimpali komentar saya dengan sarkasitik. Lho, bagaimana caranya kok saya yang harus meminta maaf? Tetapi jika memang itu sahabat muda amat perlu ya saya secara ikhlas meminta maaf.

Anda ingin saya mengerti bahwa kata-kata itu adalah gaya anda. tetapi mengapa anda tidak mau juga mengerti bahwa saya tidak suka ditanggapi secara sinis? Mari kita belajar saling menghormati sahabat mudaku(Syam)

Anonim mengatakan...

@sahabat tua

Saya sudah membaca dan mengerti maksud anda dan kalau anda baca baik-baik komentar saya sebelumnya, saya sudah minta maaf dgn tulus tp masih ada sisa persoalan bahwa anda sudah menuduh saya seorang rasis. Anda sudah mencoba memberi dasar tuduhan anda itu tp saya sudah membantah. Sahabat anda @eman bahkan sudah mengakui bahwa pijakan anda keliru dan dia coba memberi definisi yg baru walau ngawur.

Nah dlm semangat persahabatan saling memaafkan adalah sesuatu yg 'wajib.' Saya sudah minta maaf atas kata yg berkesan kasar/sinis dll tp anda masih belum mencabut tuduhan rasis anda itu kepada saya. Silahkan kalau mau buktikan tp kalau sudah tdk bisa, bukankah anda layak juga meminta maaf???

Tp saya tdk bisa memaksa anda. Lakukan itu jika memang anda tulus untuk itu.

-nyong kupang-

Anonim mengatakan...

@ NK,

....Sahabat anda @eman bahkan sudah mengakui bahwa pijakan anda keliru dan dia coba memberi definisi yg baru walau ngawur.....

Isi posting dari Wilmana sebenarnya paling pantas ditujukan kepada anda. Anda yang jelas-jelas TIDAK MAMPU menjawab dengan benar agumen saya kok TANPA MALU menuduh saya ngawur.

Saya minta anda membedah artilel di www.ferris.edu dan teori yang saya kutip dari buku terbitan UMMA tidak anda lakukan. Maka, yang ngawur itu anda atau saya? Ha ha ha

Yah kalau anda tersinggung maka maafkan saya (Eman)

Anonim mengatakan...

@ sahabat muda NK,

Maafkan saya karena saya belum bisa mencabut cap rasialist dari anda karena dalam percakapan anda dan Eman, anda sama sekali gagal membantah argumen Eman. Sudah terlalu banyak ungkapan kebencian anda terhadap Indonesia yang tidak mudah dilupakan. Maka saya baru akan mencabut cap saya itu jika:

1. Anda mampu memetahkan argumen Eman secara cerdas dan tidak hanya dengan marah-marah.

2. Anda bersikap lebih rendah hati terhadap budaya Indonesia karena budaya ini tidak lebih inferior dibandingkan dengan budaya barat di mana anda hidup sekarang ini (Syam)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Anda jujur memotret lingkungan terdekat anda. Pemandangan yang buruk tetapi diambil secara artistik (Patrice)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya tahu anda baru selesai mengikuti pelatihan audit mutu akademik internal Undana. Ada banyak butir QA yang diajari. Anda pasti belajar juga tentang isntrumentasi dan protokol-protokolnya. Anda lebih beruntung karean kami cuma mendengar tetapi tidak terpilih mengikuti kegiatan itu. Satu pertanyaan untuk anda: KAPAN UNDANA BETUL-BETUL GO GLOBAL?
(John, Oemasi)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Sebelum lupa. Saya sekarang baru mengerti mengapa anda mundur dari UPGRI-NTT, Kupang. Hal ini saya ketahui seteah membaca surat keprihatinan bersama senat guru besar Undana yang diajukan secara terbuka. Ternyata hanpir semua standard akademik di PTS-PTS itu amat sangat bermasalah. Apa gunanya sarjana kalau begitu? Nanti persis seperti kata anda, semua tanpa arah. Tnpa Makna. Dan tidak ada perkenanan Tuhan di dalamnya (John)

Anonim mengatakan...

@ Pak John,

Memang ada terlalu banyak isu tentang pak mike di PGRI tapi beta tahu persis pak Mike talalu baek. Kitong juga kagum karean dia mau kas tinggal kekayaan demi keyakinannya. Jadi kalo dia bilang kebaikan di sini, beta percaya. Kelemahan pak Mike itu satu, terlalu cepat percaya orang dan akhirnya justru orang-orang dekatnya itulah yang membating dia. Pertanyaannya adalah apakah kita tidak perlu baik sama orang laen? (Larry)

jabon mengatakan...

Lagu pembukaan untuk pesta bir.....? aku ga suka banget ah....

jabon mengatakan...

jaman sekarang TK aja sudah wisuda....haha