Sabtu, 02 Juli 2011

hidup yang berkabut

Dear Sahabat Blogger,

Sekarang bulan Juli. Sudah setengah jalan hidup kita di tahun 2011. Januari sampai Juni adalah fakta yang sudah terjadi. Lantas, Juli dan sampai nanti Desember adalah prediksi, harapan dan kira-kira yang bisa saja benar bisa saja salah. Semua adalah probability yang pasti. Pasti karena hidup memang harus selalu terus maju ke depan. Probability karena tak ada satupun yang pasti. Kepastian adalah 1 per sekian. Sisanya adalah ketidakpastian. Uncertainty. Hampa. Fana. Sebuah Kitab tua memberi prespektif bahwa hidup mungkin seperti uap. Ada sebentar lalu lenyap. Hidup adalah kepastian adanya uap tetapi sekaligus probability karena bisa ada lalu tiada. Peluang ada 0.5 lalu 0.5 lainnya adalah tiada. ... hhhooouuugggfffffff.....

Maka tidak kamoe ketahoei entah apa akan djadi pada esoek itoe. Boetapakah hidoepmoe? Adalah ija-itoe laksana oewap, jang kalihatan sabentar sadja, kemoedian lennjaplah ija. (Yak. 4:14, Klinkert - 1863).

Sebuah tag status di jejaring sosial FB hari ini, yang diinput oleh Logo Riwu Kaho, adik saya yang sepupu, bunyinya seperti ini:

BERITA DUKA : Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, Adriana Bolla (Tanta Ana) , istri dari Paulus Para He (Om Para) pada Jumat, 01 Juli 2011 di Ponu (Wilayah Kab. TTU) akibat kecelakaan lalulintas. Jenasah saat ini sudah dibawa ke Atambua dan disemayamkan dirumah duka di Kampung Tini, Atambua. Kami keluarga besar Do Namata menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga penghiburan dari Tuhan Yesus akan selalu mewarnai hidup kita semua terutama bagi Om Para, Yuni, Chris, Rio dan Ina

Saya perkenalkan pelakon-pelakon dalam ceritera awal Juli 2011 ini seperti di atas. Logo Riwu Kaho adalah anak dari Bapak Yakob Riwu Kaho (bapa Ako) almarhum yang adalah kakak sulung dari Ayahanda saya, Robert "SGT" Riwu Kaho. Di antara kurun waktu 1968 - 1971, saya tinggal di Atambua, di rumah bapa Ako, dan pada saat yang sama tinggal pula di rumah itu Om Para He (Paulus Para He). Kerabat dekat keluarga Riwu Kaho yang berasal dari Namata, Sabu. Beberapa tahun kemudian, ketika saya sudah kembali tinggal bersama orang tua di Kupang, gantian Om Para He yang, karena urusan sekolah, pindah ke Kupang dan tinggal di rumah kami sampai menamatkan pendidikan SLTA-nya. Adalah bapa Robert Almarhum yang mengurusnya sampai mendapatkan pekerjaan dan lalu menguruskan pula pernikahan Om Para dengan Isterinya yang bernama Adriana He-Bolla. Dari pernikahan tersebut lahirlah 4 orang putra dan putri, yaitu Yuni, Chris, Rio dan Ina. Tante Ana itulah yang diberitakan meninggal.

Diberitakan bahwa pasangan Suami-Isteri tersebut berboncengan pulang dari acara keluarga di Ponu, suatu tempat yang berjarak sekitar 40 km arah timur Kota Atambua. Di tengah perjalanan kecelakaan terjadi. Sebuah dumptruck berukuran raksasa menabrak motor yang dikendarai mereka berdua lalu Om Para terlempar ke arah kiri, yaitu ke arah bahu jalan, sedangkan Tante Ana terlempar kearah kanan, yaitu ke arah punggung jalan. Karena dumptruck masih terus bergerak lurus ke depan maka tubuh Tante Ana-lah yang dijumpai oleh ban-ban besar itu. Lalu....RIP. Mari kita lihat drama tragis ini. Bayangkanlah suasansa sepanjang pagi sampai kedua kekasih itu bepergian ke arah tujuan lalu beracara di sana. Semua berjalan normal tanpa ada yang tahu bahwa hanya itulah saat-saat terakhir mereka bersama berpasangan hidup di dunia. Dalam hitungan beberapa jam, menit, dan detik ke depan mereka akan segera berpisah. Perpisahan yang ultimat final. Apa rasanya? Mengapa? Tak ada jawaban ultimat kecuali sejarah peluang. Seandainya tidak pergi. Seandainya pergi menumpang angkutan umum. Seandainya tidak buru-buru pulang. Seandainya tidak jatuh ke arah kanan. Sekali lagi, semua hanya tinggal probability. Lalu, apa itu hidup? Probability-kah? Kepastian-kah?

Ada banyak pintu untuk menemukan jawaban, dan sekaligus mungkin tidak ada pintu yang di dalamnya berisi jawaban. Mengapa demikian? Kata seorang guru saya semasa SD di Atambua, Belu - kalau tak salah nama beliau adalah Wilhelmus Wila Hida - bahwa kata manusia terdiri dari 2 suku kata, yaitu manu dan sia. Manu dalam bahasa Sabu adalah ayam lalu dengan demikian manusia adalah ayam yang sia-sia. Mendengar deskripsi itu saya tertegun dan kata-kata bapak guru saya itu terus melekat sampai sekarang ini. Manusia adalah ayam yang sia-sia. Sudah barang tentu deskripsi semacam itu tidaklah seluruhnya benar tetapi secara kategorial lihatlah kesamaannya dengan apa yng dikatakan oleh Nietszche bahwa hidup adalah nihilisme. Kita bisa berdebat bertahun-tahun tentang ini tetapi lihatlah kepastiannya. Ternyata adalah ketidakpastian. Lalu harus bagaimana, karena bukankah manusia selalu memastikan sesuatu supaya tidak gelisah? Tapi jikalau ini pertanyaannya maka pertanyaan lainnya adalah bukankah setelah menemukan jawaban atas pertanyaan, lalu manusia gemar mengajukan pertanyaan baru? Bukankah dengan demikian ketidakpastian selalu merupakan resultante pekerjaan manusia?

So, jalani saja hidup karena itulah hidup. C'est la vie.. Anda yang merasa memiliki pedoman hidup yang kuat dan karena itu tidak lagi perlu terlalu ragu-ragu ya jalankan saja. Anda yang mengatakan bahwa kepastian itu nihil maka hiduplah dengan cara anda. Cuma saja, menurut hemat saya, sebenarnya apakah kepastian ataukah ketidakpastian pada logikanya adalah kepastian, Begitu bukan? Jika kita mengikuti logika Kitab Tua, tahulah kita bahwa uap adalah eksis sebagai materi hasil pengubahan bentuk air yang dipanaskan. Selama ada air dan ada pula proses pemanasan maka uap akan selalu eksis. Ilmu fisika, kimia dan klimatologi mengkonfirmasi itu. Persoalannya adalah kadang uap air kasat mata terlihat, kadang tidak. Atau di sini kelihatan tetapi di sana tidak. Di sini uap tampak berlimpah membentuk kabut tetapi di sana hanya ada udara bening. Rumusannya lalu, uap itu pasti ada sepanjang syarat-syarat adanya ada. Tetapi soal kelihatan tidaknya adalah probabilitas tergantung syarat-syarat agar uap terlihat. Kemarin anda begitu terkenal dan populer. Besok luas anda tak lagi dikenal karena semua syarat-syarat untuk terkenal telah menunggalkan anda. Hari ini anda muda dan perkasa. Besok lusa tua, ringkih lalu menghilang.

Maka begitulah hidup itu. Akan selalu ada kecuali tak ada lagi sang Pengada yang mengadakan dan peluang kearah itu hampir pasti = 0 kendati Nietszche mengaku sudah membunuh sang Pengada. Atheis mengatakan sang Pengada itu sebagai misteri sedangkan Theistik menyapa Sang Pengada sebagai Tuhan. Soal bahwa apakah hidup anda itu tampak dan diperhatikan oranag lain ya itulah urusan pergumulan kita tiap-tiap hari. Anda rajin bekerja, tekun dan produktif maka mudahlah anda terlihat bahkan kenagan tentang anda akan hidup terus dalam kenangan orang-orang jauh setelah anda tak lagi kelihatan. Sebaliknya, jika anda adalah tumpukan kemalasan, pasif dan tak berdaya upaya ya jangan salahkan orang lain jika anda tidak dianggap ada kendati anda nyata-nyata ada. Uap yang bernama si ini dan si itu, termasuk Tante Anna He-Bolla kemarin lusa tampak tetapi hari ini tak nampak. Tetapi dia pasti masih ada. Percayalah. Jenderal Douglas McArthur mengatakan bahwa "the old soldier never die, they just fade away". Anda, saya, dan kita semua pada dasarnya ya begitu itulah: antara ada dan tiada laksana kabut. C'est la Vie.

manusia - koes plus


Tabe Tuan Tabe Puan

22 komentar:

mikerk mengatakan...

Selamat membaca. GBU

mikerk mengatakan...

Happy weekend. GBU

mikerk mengatakan...

Lagi-lagi Koes Plus menunjukan kepeloporannya. Sebelum lagu panggung sandiwara dinyanyikan oleh Achmad Albar dab terkenal, sebuah lagu yang amat cantik telah dibuat oleh Koes Plus pada tahun 1974. Judulnya "manusia". Cocok dengan tema aposting ini dan menggetarkan. Luar biasa.....


"Manusia"
by koes plus

Manusia di dunia seakan berperan dalam sandiwara
Telah ditugaskan dan telah dibebankan apa yang dilakukannya
Semua berperan dan semua berbuat apa yang ditugaskannya
Peran kelahiran dan peran kematian tak dapat dibantahnya

Ada yang kaya dan yang miskin dalam miskin dalam masing adegannya
Ada yang malas dan ada yang rajin dalam masing peranannya
Ada menangis dan ada tertawa itu memang ceriteranya
Ada sengsara dan ada gembira yang harus dilakukannya

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Tema-tema humanis seperti pada posting ini yang membuat saya makin jatuh cinta pada blog ini dan tak bisa pindah ke lain hati. Isi kepala kita bertambah. Thanx for posting (Ryan)

Anonim mengatakan...

oh iya, lagu kose plusnya emang luar biasa. Rasanya harus ada special award untuk grup ini (Ryan)

mikerk mengatakan...

@ Ryan,

Thanx sudah berkunjung, berkomentar dan berapresiasi. GBU

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha....seneng nih bisa dikomentari langsung oleh BM. GBU 2 (Ryan)

Anonim mengatakan...

Turut berdukacita bersama keluarga besar BM. GBU (13)

Anonim mengatakan...

isi posting yang amat mendalam kendati disajikan secara ringan. larena itu sebelum komen macam-macam harus direnungkan dahulu. Have nice weekend (13)

Anonim mengatakan...

oh yaaaaaaa....koes plus paling top (13)

Anonim mengatakan...

RIP (Jantje)

Anonim mengatakan...

Sonde sangka, mester Ludji yang dulu agak pemalu pendiam bisa seperti sekarang.....Senang bisa ketemu kawan lama. Dulu kitong sama-sama cari keong di pola pas jam istrahat sklola di SD Naikoten I....inga beta ko sonde???? (Yantje)

Anonim mengatakan...

Very good posting (Merry)

Anonim mengatakan...

eh ya, lagu manusia dari Koes Plus membuktikan mereka emang istimewa. Ga ada yang sama dech sekarang (Merry)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

bagus skali posting ini. Seperti biasanya-lah. GBU (Sherly)

Anonim mengatakan...

lha iya emang, dunia kan cuma panggung sandiwara. Kita cuma pelakon-pelakon doang. SO, jadi plakon jangan sok nipu ntar seperti pinokio....hidungnya panjang....liat aja ntar si nazarudin, ruhut dan mungkin SBY hidungnya bakal pankang tuh....wkwkwkwkwkwk.....(Ryan)

Anonim mengatakan...

terkadang ada kasus, yang pasti itu tidak keliatan, berkabut sehingga secara probability tak mungkin tetapi yang tak pasti itu sering punya nampak, jelas terlihat sehingga terlihat pasti. soal hasil, renungkan dulu apa kata BM.

DTN=

Anonim mengatakan...

@ BM,

Ahaaaaaa.....yulie bener banget bahwa the old soldier never dia, just fade away.Itulah sejatinya hidup. Makanya berbuat baiklah semasih kelihatan seperti asap supaya nama kita dikenang ketika tidak lagi kelihatan (Yuyun)

Anonim mengatakan...

Oh ya, Koes Plus emang ciamik. Bravo (Yuyun)

Anonim mengatakan...

RIP ... (A9ust)

mikerk mengatakan...

Thanx bagi yang sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

Gust, selamat diseryfikasi eeeee....sori bt su duluan kaya dobel gaji ...ha ha ha ha....