Rabu, 01 Juni 2011

sila yang ada 5 itu, jati diri manusia

Dear Sahabat Blogger,

Bagi kita warga Negara Republik Indonesia, setiap tanggal 1 Juni sebenarnya adalah hari yang khusus. Hari istimewa. Karena doeloe kala pada 1 Juni 1945 pada rapat BPUPKI, Bung Karno berpidato tentang dasar negara yang akan lahir, Indonesia. Dengan susunan yang tidak sama persis dengan rumusan yang ada sekarang, beliau mengusulkan hasil penggaliannya, yaitu PANCASILA. Selengkapnya, Pancasila itu adalah:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
  3. Persatuan Indonesia:
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Begitulah Pancasila. Cuma itu. Sesederhana itu rumusannya tetapi ternyata tidak sesederhana itu konsekuensinya. Ribuan nyawa telah meregang tagal urusan anti dan mempertahankan Pancasila. Ada DI/TII Kartosuwiryo, ada PKI tahun 1948 di Madiun, Ada PRRI/Permesta, dan ada pula G30S yang bukan saja membuat pertumpahan darah yang misterius di tahun 1965 dan beberapa waktu sesudahnya tetapi juga menamatkan sama sekali karir politik sang Penggali Pancasila. Terhentikah? tidak juga. Di masa reformasi ini, muncul aneka rupa gerakan yang terang-terangan menyatakan anti-pancasila. Ada gerakan yang menyerukan dasar negara khalafah seperti yang di usung oleh hizbut tahrir Indonesia, ada pula gerakan yang ikut didomplengi oleh Noordin M. Top yang orang Malaysia itu. Terakhir ini muncul pula new NII yang tak jelas juntrungannya sampai saat ini. Tantangan bagi Pancasila bukan cuma secara ideologis tetapi juga oleh penyelewengan dalam menyelenggarakan negara oleh pengurus-pengurusnya. Di mulut mengaku Pancasilasis tetapi korupsi besar-besaran seperti kasus Bank Century, Gayus Tambunan dan yang mutakhir masalah pemberian uang oleh Nazarudin dari Partai Demokrat kepada sekjen MK dilakukan. Di mulut mengaku Pancasilais tetapi di depan sidang DPR dan ditontong jutaan rakyat tega memaki ...bang (sensor) ... Ketika anda mencuri uang milik rakyat maka sudah pasti anda mengingkari sila ke dua, ke tiga, ke empat dan ke lima .... dan jangan lupa, kejahatan seperti itu sama saja dengan anda mengingkari pengkauan Iman anda sendiri karena Tuhan tidak pernah mengajarkan untuk mencuri. So, sila pertama pun dilanggar oleh koruptor dan para bandit.

Apapun juga, Pasca 1998, Pancasila seperti kehilangan gigi. Tidak diajarkan di kurikulum sekolahpun semua seperti diam saja. Bermnculan UU dan peraturan daerah yang bertenang dengan Pancasilapun tak ada yang perduli. Pancasila hanya digaungkan di sekitar tanggal 1 Juni. Setelah itu habislah dalam sunyi. Sunyi tetapi tidak sepi karena di balik kesunyian Pancasila, orang gaduh mencuri, merusak acara pentas seni budaya yang tidak sesuai dengan hukum agama tertentu, menusuk pendeta yang konon gedung gerejanya tidak berizin, merazia tempat hiburan malam tanpa perduli hukum positif, membunuhi polisi dengan bom dan senjata hasil rampasan, mencuri, korupsi, memaksakan kehendak di PSSI hanya karean telah medapat bayaran, mencoblos dalam pemilu hanya karena sekantung kreses sembako....masih banyak lagi daftar kegaduhan itu..... Ya, di balik kesunyian Pancasila, hingar bingarlah kejahatan di republik tercinta ini. Bagi kaum penjahat dan egoisi ini, rumusan, Pancasila mungkin diganti seperti ini:

  1. Keuangan yang maha esa;
  2. Kemanusiaan yang tak perlu adil dan, bila perlu, biadab;
  3. Persatuan suku saya, ras saya, pulau saya, partai saya;
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh ketidak hormatan dan kekurang ajaran dalam adu jumlah pendukung, demonstrasi dan pengerahan massa bayaran serta kemampuan melakukan tawuran;
  5. Keadilan sosial bagi seluruh keluarga saya, pendukung saya dan tim sukses saya.

Jika benar begitu maka, sepatutnya mereka itu kita tangisi beramai-ramai. Mengapa? Karena mereka, para bandit itu, telah kehilangan begitu banyak nilai-nilai kemanusiaan yang ada di dalam Pancasila. Mereka sesungguhnya telah kehilangan sebagain sisi kemanusiaanya. Franz Magnis Suseso dalam wawancaranya di televisi, menjelang pidato 2 mantan Presiden RI dan SBY sebagai Presidan RI hari ini dalam rangka peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 mengatakan bahwa di dalam Pancasila terselip begitu banyak dimensi kemanusiaan. Saya bergerak cepat dan lalu menemukan fakta bahwa paling kurang tiap Sila mengandung 1 dimensi manusia.

Dalam sila pertama terkandung dimensi manusia sebagai makhluk religius. Manusia selalu gelisah dan bertanya bahwa siapa aku yang berhubungan dengan sesama. Dari mana aku dan mereka berasal. Lalu manusia tunduk dan menyadari bahwa di luar aku dan mereka adalah sebuah misteri yang mengadakan sebagai pengada. Orang beragama mengatakan yang misteri itu adalah TUHAN.

Dalam sila kedua, dimensinya adalah bahwa manusia makhluk dinamis. Manusia aktif berhubungan dengan segala sesuatu yang eksistensial yang berbeda dengan benda lain di alam. Jika benda lain bereaksi karena hubungan sebab akibat dan karena ada keperluan maka manusia tidak memerlukan itu. Dinamika manusia ditentukan oleh dirinya sendiri. Dia berhubungan bukan hanya karena dia perlu tetapi kehendak bebasnya yang mendorongnya. Salah satu kehendak bebas itu adalah membangun relasi dengan sesama secara etis, yaitu sehakekat, satu derajat dan satu martabat, dimana saja manusia itu berada, siapapun dia. Manusia selalu rindu untuk mengasihi sesama.

Dalam sila ketiga terkandung dimensi filsafati yaitu manusia adalah makhuk multidimensional. Manusia adalah makhluk yang eksis dengan aneka dimensi kehidupan. Manusia adalah makhluk badani tetapi juga rohani. Dia menginginkan bukti nyata tetapi juga suka berkhayal. Semua dimensi yang anekarupa itu bersatu di dalam diri satu manusia. Maka secara sadar manusia itu adalah makhluk yang rindu akan persatuan.

Dalam sila keempat terkandung dimensi filsafat, yaitu manusia adalah makhluk yang bertanya. Manusia heran akan sekelilingnya lalu dia bertanya. Setiap bertanya dan mendapatkan jawaban maka selalu akan ada pertanyaan baru. Manusia bingung maka untuk itu dia memerlukan refleksi. Dalam refleksinya manusia berdiskusi baik dengan dirinya sendiri maupun juga dengan sesamanya. Dalam diskursus itu manusia bersepakat tentang jawaban-jawaban. Jadi, manusia sejak awal adalah makhluk yang berdiskusi, bermusyawarah dan bersepakat.

Dalam sila kelima terdapat dimensi filsafat lainnya, yaitu manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya. Manusia dan sesama mula-mula bersepakat lalu membentuk kebudayaan. Budaya adalah proses humanisasi kesepakatan-kesepakatan yang intinya adalah apa yang kamu punya miliklah, apa yang aku punya kumiliki. Ketika aku kekurangan maka kemana lagi aku berlari jikalau bukan kepada engkaulah. Ketika engkau menderita, jangan kemana-mana tapi datanglah padaku. Hidup adalah saling memberi dan menerima. Adil bagi semua. Itulah dasar dari socius atau berteman. Teman dalam satu budaya boleh saja membikin negara. Jikalau dalam negara diperlukan pengurus-pengurus maka saya pilih kamu sebagai pengurus yang wajib menjamin ke-socius-an kita harus terus berjalan.

Dear sahabat,

Begitulah seharusnya Pancasila. Itulah sebabnya mengapa Pancasila amat sangat relevan bagi kita yang ditakdirkan untuk bersepakat hidup bersama-sama dalam keragaman di negeri indah bak Zamrud khatulistiwa ini. Negeri Nusa antara ini. Pertanyaannya adalah mengapa sekarang Pancasila terpuruk begini rupa? Ada banyak cara menjawab tapi saya memilih yang satu ini. Begini: yaitu Pancasila adalah visi kita bersama di Indonesia. Kita manusia yang memiliki visi ini adalah makhluk memiliki jiwa. Dalam konteks berbangsa, Pancasila mengenyangkan jiwa kita. Itulah jasa Bung Karno dan angkatannya. Tetapi angkatan ini lupa bahwa jiwa ada di dalam badan sedangkan badan memerlukan makanan. Memang kita adalah bangsa besar yang disegani sampai kemana-mana. Malaysia dan Singapura sampai merasa perlu meminta perlindungan Inggris karena begitu takutnya mereka pada Indonesia. Tapi sayang, apa daya, perut kita kosong. Kita lapar. Datanglah angkatan Soeharto yang rajin memberi makan bagi badan kita dan patutlah kita berterima kasih tetapi sayang urusan jiwa diabaikan. Kita hanya boleh tahu bahwa kita kenyang sedangkan jiwa kita hanya boleh seukuran yang ditentukan negara. Jiwa kita dikosongkan. Pragmatisme menjebak pada situasi perut kenyang tetapi tak lagi punya mimpi selain bagaimana menjadi kaya secepat-cepatnya. Pancasila yang adalah jiwa kita itu direduksi hanya menjadi rumus hafalan. Rusaklah jiwa kita. Di tahun 1997-1998 kita akhirnya tahu bahwa kita bukan cuma kehilangan jiwa tetapi perut kitapun kembali kosong. Di masa reformasi, demokrasi yang amat baik itu dijalankan tetapi ternyata hanya pada tataran prosedural. Esensinya hilang, yaitu kesejahteraan dan kesetaraan. Kita sering bergaduh sendiri. Jiwa seolah-olah terisi badan seolah-olah kenyang. Nyatanya tidak. Dalam keadaan demikian, segolongan orang yang menumpang pada prosedur demokrasi berusaha menyeragamkan Indonesia. Maka, pingsanlah Pancasila. Pancasila ditikam dari belakang. Pancasila dikhianati. Kitalah sekarang korbannya juga akhirnya. Sudah perut tidak kenyang-kenyang amat, jiwa kita compang camping tidak keruan.

Karena itu, kembalilah kepada jiwa bangsa yang benar karena di lima sila itu semua dimensi kita sebagai manusia disatukan. Anda boleh putih, saya biru kehijauan, dan mereka merah jingga tapi kita satu adanya. Jangan karena putih adalah atribut kebenaranmu maka kamu merasa berhak memakasakan bagi yang lainnya. Biarlah kita tetap dalam kamar yang berbeda tetapi rumah kita tetap satu jua akhirnya. Rumah Kita itu punya 5 kamar, yaitu Pancasila. Rumah kita itu akta hukumnya bernama UUD 1945. Rumah kita itu halamannya adalah Bhineka Tunggal Ika tempat semua bunga beraneka warna hidup lalu semerbak mewangi dan indah. Alamat Rumah Kita adalah Negara Kesatuan Republik INDONESIA. Meerrrdeeekkaaaaaaaaa.

Franky S. - Pancasila Rumah Kita


Tabe Tuan Tabe Puan

104 komentar:

mikerk mengatakan...

Saya sedang sakit dan agak sulit beronsentrasi tetapi "Pancasila" menggerakan saya untuk menulis. Mohon maaf jika tidak nyaman dibaca. BTW, selamat membaca. GBU

mikerk mengatakan...

JAYALAH PANCASILA. JAYALAH INDONESIA. JAYALAH RAKYATNYA, JAYALAH PENGURUS INDONESIA.

Anonim mengatakan...

terharu membaca posting ini. Malang amat kita sebagai bangsa (Yul)

Anonim mengatakan...

Pancasila memang rumah kita tapi kitalah yang merusaknya. kita cabut atapnya, kita congkel jendelanya, kita curi pintu jendelanya....kita tidak berterima kasih atas rumah kita sendiri. Kacau...kaaaccaaaaauuuu....(13)

Anonim mengatakan...

Lagu Pancasila rumah kita dari Franky sederhana tetapi mengagumkan. Selamat jalan bung Franky. Tuhan selalu beserta anda (13)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Terima kasih atas postingnya. Saya kembali yakin bahwa Pancasilalah satu-satunya cara yang dapat membuat Indonesia tetap menjadi 1 (Sherly, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

Lagu Franky almarhum bikin kaki gemetar. Ibu Megawati saja sampai menagis mengutip syairnya....Pancasila rumah kita, rumah Indonesia.....(Sherly)

mikerk mengatakan...

Franky Sahilatua – Pancasila Rumah Kita


Pancasila rumah kita
Rumah untuk kita semua
Nilai dasar indonesia
Rumah kita selamanya

Untuk semua puji namanya
untuk semua cinta sesama
untuk semua warna menyatu
untuk semua bersambung rasa
untuk semua saling membagi
pada semua insan, sama dapat sama rasa
oh indonesiaku (oh indonesia)

mikerk mengatakan...

@ Yul, thanx. Salam kenal

mikerk mengatakan...

@ Bung Domi,

Saya setuju dengan Anda,rumah kita memang indah ttapi kitalah sendiri yang merusaknya. Appun juga, Pancasila harga mati.,,,

mikerk mengatakan...

@ Ibu Sherly,

Terlalu banyak orang salah memahami Ibu Megawati. Sebagian bias itu karena sikap pribadinya yang gagal menjelaskan maksud dia. Tapi soal konsistensinya pada Pancasila, saya angkat tangan. Salut buat beliau. ...Pancasila memang rumah kita...thanx juga buan almarhum Franky. Lagu ini akan abadi....

Anonim mengatakan...

Dimensi falsafah Pancasila adalah:

Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.

Read more: Pengertian dan Makna Ideologi Pancasila | Smart Click

Anonim mengatakan...

Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.

Anonim mengatakan...

Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.

Anonim mengatakan...

Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.

Anonim mengatakan...

Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

Anonim mengatakan...

Saya kutip semua bahan itu dari http://www.g-excess.com dengan maksud menambahkan makna posting dari Bigmike.

KIta setuju 100% bahwa Pancasila memang rumah kita tetapi bagaimana dengan aktor-aktor politik kita yang terus saja bereksperimen dengan sistem di luar Pancasila. Ada yang gila neolib, ada yang gila kalafah, tetapi ada yang tidak perduli yg penting berkuasa dan tetap korupsi, Bagaimana ini? (Julius, Kpng)

Anonim mengatakan...

Berita yang saya utip dari primaironline.com, 1 juni 2011:

Kabinet Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dikritik telah meninggalkan amanat Pancasila dan UUD 1945. Presiden SBY dinilai sibuk sendiri dengan persoalan pencitraan

"Pemerintahan hari ini tidak lagi berpegangan kepada sumber hukum yaitu Mukadimah UUD 1945 dan sumber moral yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika," kata Ketua Umum Studi Demokrasi Rakyat Hari Purwanto, kepada primaironline.com, di Jakarta, Rabu (1/6).

Menurut Hari, hancurnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila tidak terlepas dari peranan pemerintahan hari ini. Presiden SBY, sesal dia, hanya sibuk membangun pencitraan bagi dirinya sendiri.

"Bagaimana seorang pemimpin negara yang seharusnya berpikir visioner untuk Indonesia ke depan, namun hanya menanggapi SMS liar dari orang yang diduga anggota partainya," keluh Hari.

Lebih jauh, Hari berharap, dengan hari lahirnya Pancasila tidak hanya menjadi ceremonial belaka tapi penyelenggara negara harus selalu berpikir dalam kerangka kebangsaan dan kebhinekaan, bukan kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan.

Anonim mengatakan...

@ Bung Lius,

Mantap.....tapi apa Gubenurnya Bung Lius yang sekaligus ketua DPD PDIP NTT itu juga memraktekkan Pancasila dalam kehidupannya? Yang saya tahu, semua di NTT tahu, bahwa dia lebih pro tim suksesnya, orang 1 kampungnya? waaahhhh....kampungan juga tuh kan?

Anonim mengatakan...

Sor, (13)

Anonim mengatakan...

Ah, 13 sialan...itu Gubernurmu juga kan? satu kampung lagi......jangan ke kura-kura dalam perahu pura-pura tidak tahulah.....ha ha ha ha.....(Julius)

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha....apoooonnnn Om Lius....ha ha ha ha.....(13)

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Great posting. Salute.....song of Pancasila rumah kita is also great. Thanx Frank......

Unknown mengatakan...

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Unknown mengatakan...

.Uraiannya mencakup :1.identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi manusia selain dipengaruhi keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman hidupnya. Pada akhirnya yang menentukan identitas manusia baik secara individu maupun kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan implementasi nilai-nilai yang dianutnya.2.identitas nasionalIdentitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada keanekaragaman) baik menyangkut sosiokultural atau religiositas. - Identitas fundamental/ ideal = Pancasila yang merupakan falsafah bangsa.- Identitas instrumental = identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.- Identitas religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.- Identitas sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.- Identitas alamiah = Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Unknown mengatakan...

3.Nasionalisme IndonesiaNasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat efektif sebagai alat merebut kemerdekaan dari kolonial. Nasionalisme menurut Soekarno adalah bukan yang berwatak chauvinisme, bersifat toleran, bercorak ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

4. Integratis NasionalMenurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih untuh , secara sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan.

Unknown mengatakan...

Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila.

Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.

Anonim mengatakan...

Bangsa Amerika, Eropa, Jepang, CIna... tidak punya pancasila tapi makmur...mengapa demikian? (Yul)

Anonim mengatakan...

@ Yul,


Bangsa maju itu tidak menyebutkan Pancasila tapi perilaku mereka lebih pancasilasi dari kita (Dewo)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Kapan terbit bukunya tuh?????

Anonim mengatakan...

ahh siapa sih yang butuh pancasila? kaum minoritas? so pasti!
kaum mayoritas? blom pasti! wong sampe sekarang ini ada banyak survey macam2 tapi tak satupun survey tentang apakah pancasila masih kaum mayoritas, kalo yang ditanya itu kaum elit politik maka jawabannya bisa ditebak! yaitu KITA BENAR2 BUTUH PANCASILA! tapi bila ditanya bisakah para elit itu mau menyingkirkan perda2 anti pancasila yg makin menjamur itu? jawabannya juga bisa ditebak !NANTI DULU! KALO ITU SAYA LAKUKEN NANTI SAYA TIDAK DIPILIH LAGI!!
artinya apa? artinya MEMANG PANCASILA KALAH SAMA PEMILU KARNA MAYORITAS SUARA TIDAK BUTUH PANCASILA!.
gampang khan?? hehehe!!

tabek buat semua!

(Budhi Sutho).

Anonim mengatakan...

jikalau kita ikuti pragmatisme politik maka memang pancasila tidak akan pernah laku di jaman reformasi ini. Persoalannya reformasi sekarang ini koq malah mirip refotnasi ya????? makanya pancasila cuma daganagn nasi pecel doang........wkwkwkwkw.....(Yudho)

Anonim mengatakan...

BTW, salut untk posting ini. Cukup menggugah pikiran kita (Yudho)

Anonim mengatakan...

@ Dear All,


Kata Nietszche...tuhan sudah mati, kitalah yang membunuhnya......

Kata orang Indonesia zaman reformasi....pnacasila sudah mati, kitalah yang membununya.....

lihat, semua sama, yaitu pengkhianat....

kaum ateis meneukan apa setelah tuhan mati? dirinya sendiri lalu mereka mempertuhankan diri sendiri...

orang Ondonesia di jaman reformasi menemukan apa setelah pancasilanya mati?......dirinya sendirlah yang jadi ideologinya lantas mencuri, menipu, berbohong, demo merusak, menghaimi sendiri adalah ideologinya....

kasihan bener.....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ BM (bener mabucz),

Posting yang ini bener mabuk deh....ga usah dicari-cari filsafatnya karena pancasila cuma rumus hafalan kaum pencoleng yang bertahta di istana, dpr, kpk dst dst dll dll......minum arak ajah trus kita mabuk rame-rame....otreeeeee??????.....wkwkwkwkwkwkw....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Bung Karno menggali Pancasila, Soeharto merubahnya menjadi bentuk suka-suka, di masa reformasi, Pancasila cuma jadi gula-gula pemanis bibir dan lidah...parah...(Syawal)

Anonim mengatakan...

BTW, veri good posting. Mantap (Syawal)

Anonim mengatakan...

@ All,

BIAR BUMI BERGONCANG ENGKAU TETAP INDONESIA KU, BIAR MATAHARI TERBIT DARI BARAT ENGKAU TETAP INDONESIAKU...HIDUP INDONESIA ....

== ANAK NKRI ==

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya beri nilai 200 untuk posting u....begitu dong jadi anak Indonesia....HIDUP INDONESIA....

== ANAK NKRI ==

mikerk mengatakan...

Thanx bagi sahabat yang sudah berkunjung dan berkomentar. GBU all....

Anonim mengatakan...

Maka, pingsanlah Pancasila. Pancasila ditikam dari belakang. Pancasila dikhianati. Kitalah sekarang korbannya juga akhirnya. Sudah perut tidak kenyang-kenyang amat, jiwa kita compang camping tidak keruan.
Coba saya refleksikan dengan penggalan syair lagu "Indonesia Raya" Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya.
dua-dua sangat penting, seperti yang sudah disampaikan oleh BM.
saya ingin merenungkannya lebih lagi.
=DTN=

Anonim mengatakan...

@ BM and all,

Setiap tanggal 1 Juni bangsa Indonesia sudah biasa mengingat kembali tentang Hari Kesaktian Pancasila. Namun, temen saya nyeletuk bahwa pancasila sudah menjadi PANCASIAL....waddduuhhhh....wkwkwkwkwk....


(Ryan)

Anonim mengatakan...

Sekarang ini, sila pertama Pancasila sudah berganti menjadi "KEUANGAN YANG MAHA ESA"....ddddhhhhheennngggggg....

Makna Pancasila yang seharusnya menjadi alat pemersatu, menjadi pernyataan dasar tentang keimanan orang Indonesia, tiba-tiba dilecehkan dengan pernyataan itu.

Alasan temenjelas sekali, saat ini yang dijadikan dasar bukan lagi Ketuhanan Yang Mahaesa, namun justru uwang.....se wat gitu loe....so what gitu loooohhhh.....wkwkwkw....(Ryan)

Anonim mengatakan...

HORMAT DAN MENGHENINGKAN CIPTA UNTUK ALMARHUM FRANKY SAHILATUA....LAGUNYA LUAR BIASA ....MENGHARUKAN DAN MEMBANGGAKAN......(Ryan)

Anonim mengatakan...

Sekarang mah... politisi kita banyak tuh di berbagai media pada ngomong sila....

Maksudnya SILA....T LIDAH.

Wakakakaka

(Pembela Blog)

Anonim mengatakan...

Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, kedua kalimat ini menanamkan kesadaran,

a. Bahwa setiap warga lebih mengutamakan dalam berusaha membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama.

b. Bahwa setiap warga juga membangun badannya, melaksanakan pembangunan fisik dengan sangat maksimal untuk kesejahteraan lahir batin.
di copas dari http://jenahudin.wordpress.com/2009/02/21/makna-lagu-kebangsaan/
DTN=

poempuisi mengatakan...

"Kata Mereka Garuda Pancasila"

karya katasyaiq

Garuda Pancasila
Akulah Pendukungmu
Patriot Proklamasi
Sedia Berkorban Untukmu

Pancasila Dasarnya apa ?
Rakyat adail Makmurnya kapan ?
Pribadi bangsaku
tidak maju-maju, tidak maju-maju
Kapan mau maju ?


Demikianlah kata mereka,
Skeptis dan apatis.
Jangan salahkan mereka yang bersikap
Itulah sikap mereka
Mereka berani menentukan sikap

Bukan karena tidak ada harapan
Bukan karena tidak ada semangat
Tapi, sekian kali mereka Bersemangat dan berharap
Semangat dan harapan itu terpatahkan oleh realitas yang semakin lama semakin menusuk dan melahap realitas mereka
Lantas apa yang dapat dipertahankan
Sampai sekarang tidak ada jaminan dan garansi
Bahwa indonesia akan bertahan untuk satu Abad

Meski Bung Karno berkata :
"Kita berjuang dan Merdeka bukan untuk satu abad lamanya
tapi Merdeka dan merdeka untuk selama-lamanya"

poempuisi mengatakan...

di mana pancasila? (untuk para hipokrat)


di mana tuhan yang selalu kauagungkan?
ketika di kesunyianmu kau bersekutu dengan iblis
minuman keras, narkoba, dan wanita
ketika di keramaianmu kau berlaku bak malaikat
suci dengan mulut penuh doa
tapi hati terselubung dunia

hipokrit

di mana kemanusiaan yang selalu kautinggikan?
ketika rakyat datang ke rumahnya
kau usir seperti kucing yang nyolong ikan
kaugusur istana mereka demi dalih ketertiban
kaukambinghitamkan listrik hubungan pendek
meski kausulut api membakar pemukiman

hipokrat

di mana kesejahteraan rakyat yang selalu kaujanjikan?
ketika tanganmu meneken hukum tanpa nurani bagi rakyat
ketika keluarga dan kronimu menjadi tuhan di hatimu
korupsi berjamaah menjadi permisif
rakyat sejahtera hanya ada di atas kertas dan di ujung lidah

kleptokrat

di mana keadilan yang selalu kaubanggakan?
ketika maling kakap tak tersentuh palu hakim
tapi maling teri laksana bertaruh nafas terakhir
pejabat tak pernah salah
rakyat kecil selalu kalah

malingkrat

di mana lima dasar yang kaukultuskan itu?
kapan kan menjadi kenyataan dalam hidupmu?

poempuisi mengatakan...

Ganti Saja Pancasila

Karya: Umi Lasmina

Dengan sejuta maaf dan sembah takjim pada Pendiri Bangsa tercinta 1945 aku berkata:

Ganti saja Pancasila

Nyatanya faktanya sila Indonesia tak lagi lima

Tertinggal dua atau satu sila saja

Bisa jadi hanya sila kesatu, meski tidak Esa

Nyatanya: seakan Tuhan menyuruh membunuh umat Tuhan yang lain?

Nyatanya: seakan Tuhan memaksa umat seagama mengusir sesamanya

Nyatanya:

Orang-orang tak berpunya, ratusan juta butuh angkutan murah,

tak jua tersedia kendaraan angkut massif

Bagaimana angkut sayuran, palawija atau dagangan bila tak ada yang mengakut?

Jangan tanya Presiden yang dipilih olehmu, jangan tanya menteri yang ditunjuk olehnya

Karena mereka tidak bodoh, tidak berani dan sedikit pengecut

dan mereka bukan karibnya Chavez, takut berdekatan dengan Castro

Ganti saja Pancasila

Apa arti Persatuan Indonesia

Nyatanya: perbedaan budaya dan adat adalah pemisahan teritorial

Nyatanya: atas nama otonomi, otoritas, dan kelola

Pemekaran kabupaten, provinsi; memakan dana merenggangkan saudara

Ganti saja Pancaila

Apa arti Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyarawaratan Perwakilan

Nyatanya: bukan hikmat apalagi bijaksana, segala kebijakan dicipta

Nyatanya: lobi, takar-timbang kepentingan segelintir,

uang dan kekuasaan jadi pemimpin,

pastinya bukan musyawarah

Ganti saja Pancasila

Apa ada Kemanusiaan yang adil dan beradab di sini

Nyata dan fakta:

Setiap bulan saudaraku terusir dari rumah tinggalnya

Bukan oleh penjajah Belanda, Jepang, tapi oleh Satpol PP, bangsa sendiri,

sama warna kulitnya, sama-sama makan nasi

Ganti saja Pancasila

Biar anak-anak, remaja dan orang dewasa tahu,

Indonesia adalah Negara Kapitalis berTuhan, berzakat tiap tahun, berkorupsi tiap bulan

Ganti saja Pancasila

Biar anak-anak, remaja dan semua orang dewasa paham,

Pancasila sudah diubah oleh mentri-mentri, anggota-anggota DPR

menjadi berdasar Pasar, berdasar investasi, berdasar pengusaha

tak peduli Rakyat

Ganti saja Pancasila

Biar anak-anak, remaja dan orang dewasa mudah serap, belajar ideologi baru,

banyak contoh banyak aplikasi:

Marsinah dibunuh, Munir dibunuh, rakyat ditindas rumah tergusur, pasar tradisional mati,

mal-mal dibangun, warung-warung tidak laku, indomaret-alfamaret merangsak merajalela

Itulah dasar negara Indonesia baru, dasar negara Kapitalis-birokrat, berbalut otoriter nan santun

percaya pada Tuhan, menTuhankan uang

Ganti saja Pancasila

Bhineka Tunggal Ika, hampir hilang makna

Soeharto sukses manunggal keseragaman

kini DPR dan pemerintah siap lahirkan

Undang-undang berpihak ‘kesucian’ dan ‘kepedulian’

yang belum tentu Indonesia, belum tentu Nusantara

Ya, silahkan Ganti saja Pancasila dengan Panca-pancaan baru, dasar negara baru, sila: berlambang Garuda dengan lima simbol Dollar, Huruf Arab, Mobil Mercedes, dan Sekolah Swasta

poempuisi mengatakan...

SYAIR EMPAT KARTU DI TANGAN
Karya : Taufiq Ismail

Ini bicara blak-blakan saja, bang
Buka kartu tampak tampang
Sehingga semua jelas membayang

Monoloyalitas kami
sebenarnya pada uang

Sudahlah, ka-bukaan saja kita bicara
Koyak tampak terkubak semua
Sehingga buat apa basi dan basa

Sila kami
Keuangan Yang Maha Esa

Jangan sungkan buat apa yah-payah
Analisa psikis toh cuma kwasi ilmiah
Tak usahlah sah-susah

Ideologiku begitu jelas
ideologi rupiah

Begini kawan, bila dadaku jalani pembedahan
Setiap jeroan berjajar kelihatan
Sehingga jelas sebagai keseluruhan

Asas tunggalku
memang keserakahan.

poempuisi mengatakan...

Pancasila Dalam Berbagai Bahasa Daerah

by fourleavesclover

Pancasila (Jawa Ngoko)
siji: Gusti Alllah ora ono koncone
loro: Dadi wong kudu sing adil lan ojo kejem-kejem
telu: Indonesia bersatu kabeh
papat: karo tonggo-tonggo nek ono masalah diomongno bareng-bareng
limo: mangan ga mangan sing penting kumpul

Pancasila (Sunda)
hiji: Gusti Allah nu ageng pisan
dua: ka sorangan teh sikapna kudu sami, ulah di beda-beda keun
tilu: Indonesiakuduna mah jadi hiji!
opat: Rakyat Indonesiasaena pang mutuskeun sesuatu teh disepakat keun heula. Biar bager lan bijaksana
lima: Ceunah teh sikap sosialna kudu adil hiji sareng lainna.

Pancasila (Batak Toba)
1. Dang adong na pajago-jagohon di jolo ni Debata
2. Maradat tu sude jolma
3. Punguan ni halak Indonesia
4. Marbadai … marbadai, dungi mardame
5. Godang pe habis saotik pe sukkup

Poncosilo (jawa kromo)
kaping setunggal: Gusti ingkang Maha satunggal
Kaping kalih: Tiang ingkang Adil lan beradab
kaping tiga: persetunggalan Indonesia
kaping sekawan: Kerakyatan ingkang dipimpin kaliyan hikmat lan kewicaksonoan dateng permusyawaratan kang diwakilkan.
kaping gangsal:Adil kang sosial kangge sakabehe tiyang Indonesia

Pancasila (Palembang)
sute: Tuhan ne sute tu’la
due: jelme harus khapat same rate
tige: jelme Indones iane bersatu padu
empat: jeleme Indonesiane diketuci ngai hikmah dimane ngedapatkan jawaban dadi gegale masalah
Leme: kesameratean hidup ne jelmekangok Indonesia..

Pancasila (Ambon)
1. Torang samua tawu cuma ada Tuang Allah yaitu Tete manu.
2. Orang ambon samu harus tau adat
3. acang deng obet harus bisa bakubae
4. Paitua deng maitua harus bae-bae di rumah rakyat
5. samu harus bisa jaga diri karna ambon lapar makan orang.

Pancasila (Manado)
1. Cuma boleh ba satu Tuhan
2. Selalu adil kong ja pake ontak
3. Torang samua satu, Bangsa Indonesia
4. Tu rakyat musti slalu bakumpul kong bicara bae2 spy slalu ada kaputusan gagah yg semua trima deng nang hati.
5. Voor seluruh rakyat Indonesia, nyanda ada tu jabaku kase beda2 perlakuan.

Pancasilo (Padang)
ciek: bintang Basagi Limo
duo: rantai pangikek kudo
tigo: pohon baringin gadang ta’mpek kito bacinto
ampek: kapalo banteng bataduk duo
limo: padi jo kapeh pambaluik nan luko

poempuisi mengatakan...

@ Bigmike,

5 puisi untuk pancasila
cuma itu yang beta bisa
bukan beta tidak perduli
tapi luka hati beta
lihat penguasa cuma pidato pancasila
dalam hati, mereka bilang
pancasial

(terinspirasi dari beta patirajawane)

poempuisi mengatakan...

Puisi buat “FRANKY HUBERT SAHILATUA”

Dengan kereta malam dia pulang sendiri
Mengikuti rasa rindunya
pada kampung halamannya

Ia kembali….
Pada Ayah yang menunggu disana
Pada ibu yang mengasihinya

Kepada angin dan burung-burung
Kunyanyikan lagu ini
Tentang rindu

Tentang kepegian seorang lelaki

Kepada angin dan burung-burung
Apakah engkau tetap bertiup ?

Bersama jatuhnya daun
Apakah burung akan tetap terbang ?
Di langit yang terbuka

Franky

Petik, petiklah bunga kecil itu dan bawalah
Dari jalan rindumu menuju pengharapan
Aku tak punya emas untuk aku sodorkan
Cuma doa yang sempat aku bisikkan

Janganlah kau biarkan rindumu pada Pencipta
Menjegal segala mimpi
Bawalah berlari
Bawalah bernyanyi
Bersama cinta kami……

Franky…

Bis kota sudah menunggumu

Selamat Jalan Kawan

Anonim mengatakan...

@ Sahabat Poem,


MANTAPFFFSSSSS.............

Anonim mengatakan...

maaf (13)

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha....Poempuisi, ente mantaps...(julius)

Anonim mengatakan...

@BM
Salute deh buat postingnya...jempol tangan ama jempol kaki/semua jempol buat kamu..hehe (Adek)

Anonim mengatakan...

@ All,

Pancasila itusakti katanya tapi melwan manusia koruptor aja klenger....lebih sakti korupstor dunk????? (Jajat)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike en all,

PANCASILA :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Makna sila ini adalah:
Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Anonim mengatakan...

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Makna sila ini adalah:
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
Saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Anonim mengatakan...

3. Persatuan Indonesia

Makna sila ini adalah:
Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rela berkorban demi bangsa dan negara.

Cinta akan Tanah Air.
Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Anonim mengatakan...

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Makna sila ini adalah:
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.

Berembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

Anonim mengatakan...

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna sila ini adalah:
Bersikap adil terhadap sesama.
Menghormati hak-hak orang lain.
Menolong sesama.
Menghargai orang lain.
Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,


Terima kasih atas posting ini. Merangsang berikir, seperti biasa. bagaimana, siap jadi NTT 1 atau 2? Anda sungguh pantas. Buku Savananya ditunggu ya? (Eman, TDM)

Anonim mengatakan...

@ Bung Eman,

Mantap tapi bagaimana jika rumusan itu dipake untuk menilai kondisi Indonesia hari ini yang cenderung kocar-kacir (13)

Anonim mengatakan...

do do do do dddoohhh....mister domi, putar otak sdikitlah...ha ha ha (Eman)

Anonim mengatakan...

oh iya, Lagu dari franky amat mantap mengharukan. Selamat jalan Franky (Eman)

Anonim mengatakan...

waaahhh Bung Eman parah ni...ditanya malah menghindar....paya oooo...(13)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike and all,

Bacalah kutipan dri kompas.com berikut ini, mudah-mudahan terinspirasi:

Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KHA Hasyim Muzadi menegaskan, Pancasila merupakan ideologi yang diakui dunia, tetapi praktiknya pernah dibelokkan ke kiri, kanan, lalu tidak berbelok ke mana-mana atau mati.

"Di era Orde lama, Pancasila keok karena terlalu ke kiri, lalu di era Orde baru justru terlalu ke kanan, dan di era Orde Reformasi justru jalan di tempat karena tidak berbelok ke mana-mana atau mati," katanya dalam seminar nasional di gedung Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, Sabtu (18/6/2011).

Anonim mengatakan...

Hasyim mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara seminar bertajuk "Reaktualisasi Ideologi Pancasila" yang diselenggarakan PW NU Jatim untuk memperingati hari lahir (Harlah) ke-88 NU pada 16 Rajab 1432 Hijriah dengan pembicara, antara lain, Prof Dr H Suko Wijono MA dari Laboratorium Pancasila Malang.

Menurut mantan Ketua Umum PB NU itu, Pancasila di Orde Reformasi justru disalahkan karena dianggap sebagai biang kesalahan yang ada, dan Pancasila dianggap tidak mampu memberikan jawaban sama sekali.

"Padahal, apa yang terjadi itu akibat dari kita yang tidak manut (patuh) kepada Pancasila sehingga terjadi keuangan yang mahakuasa, kemanusiaan yang tidak beradab, persatuan yang tidak ada lagi, kepemimpinan yang jalan sendiri tanpa peduli nasib rakyat, serta keadilan sosial, ekonomi, dan hukum yang mirip jauh panggang dari api," katanya.

Anonim mengatakan...

Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam di Malang dan Depok itu mengatakan, banyak ulama besar di dunia mengakui kebenaran ulama Indonesia memilih konsep "negara-bangsa" dengan Pancasila sebagai dasar negara. "Banyak ulama besar di dunia yang membenarkan ulama Indonesia dalam memilih konsep negara bangsa karena kalau di suatu negara itu ada lebih dari satu agama, maka konsep yang benar adalah 'Dzimmiatul Islam'. Jadi, NU lebih maju dari orang lain, bahkan di dunia," katanya.

Hasyim menilai, Pancasila merupakan ideologi pemersatu dan pembeda. Pancasila merupakan pemersatu bagi negara dengan multiagama, sedangkan Pancasila sebagai pembeda merupakan ideologi yang tidak sekuler dan tidak agamis.

Anonim mengatakan...

"Pancasila yang tidak memilih negara sekuler dan negara agama, melainkan negara bangsa, itu bukan berarti meniadakan agama, tetapi agama yang diadopsi bukanlah tekstual, melainkan nilai-nilai agama. Misalnya, Undang-Undang Antikorupsi itu sangat agamis," katanya.

Terbukti, pilihan para ulama Indonesia dari kalangan NU tersebut mampu menjaga kerukunan dalam kemajemukan, dan NU sendiri mampu menjadi "jangkar" bagi keberagamaan yang terlalu tekstual, baik terlalu tekstual ke Islam maupun terlalu tekstual ke komunis/liberal.

"Itu beda dengan negara agama, tetapi akhirnya tidak menerapkan nilai-nilai agama, seperti negara Islam, tetapi warganya justru menyetrika tenaga kerja wanita dari Indonesia," katanya.

Anonim mengatakan...

Senada dengan itu, Wakil Kepala Laboratorium Pancasila dari Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr H Suko Wijono MA mengakui bahwa NU memang merupakan rujukan tentang Pancasila karena tokoh NU, KH Wahid Hasyim, merupakan salah satu panitia perumusan dasar negara.

"Tetapi, era Orde Reformasi membuat orang menghindari Pancasila karena Pancasila dianggap berbau Orde Baru, namun untuk masa sekarang semangat reaktualisasi Pancasila mengalami kendala globalisasi, yakni kapitalisme, liberalisme, dan radikalisme," katanya.

Ia mencontohkan, kapitalisme telah membuat televisi menjadi sangat memengaruhi kehidupan, bahkan 90 persen kerusakan moral remaja di kota-kota besar akibat televisi.

Anonim mengatakan...

Baca pula komentar dari JK, yang sayangnya tidak terpilih sebagai presiden RI:

Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia memang masih memegang teguh Pancasila. Namun menurutnya, hal itu hanya di level negara, tidak dengan warga negara. Menurutnya, masyarakat saat ini cenderung melupakan falsafah-falsafah Pancasila. Hal tersebut disampaikan Kalla saat menghadiri diskusi bertajuk "Revitalisasi Negara terhadap Pancasila, Masihkah Indonesia Bangsa yang Pancasilais" di Jakarta, Selasa (14/6/2011).

Anonim mengatakan...

"Kalau ditanya apakah negara kita masih Pancasilais? Jawabannya, negara iya, masih Pancasilais. Pancasila sebagai mantera bagi negara ini. Itu sangat sakti sehingga disebut Kesaktian Pancasila. Namun yang salah dari negeri ini bukan Pancasilanya, melainkan kitanya (warga negara)," ujar Kalla. Ia melanjutkan bahwa melupakan Pancasila menyebabkan terjadinya ketidakadilan, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik.

Apa kesimpulannya? Pancasila hanya menjadi wacana publik tetapi tidak diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Pancasila cuma hangat dibicarakan pada bulan juni atau oktober. Setelah itu kita semua diam dan cuma sibuk cari makan. Kasihan sekali yaaaaaa?????
(John, Oemasi)

mikerk mengatakan...

@ DeAR ALL,

Thanx bagi sahabat yang sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

poempuisi mengatakan...

@ Dear All,

Bagi yang tidak menangisi nasib Ruyati, patut diragukan kadar pemahamannya terhadap Pncasila.....Kita sedih....kita menangis...tapi kita marah terhadap cara pemerintah RI melindungi warga negaranya.....kasihaaaaannnnn.......

poempuisi mengatakan...

Puisi Terakhir Ruyati
Oleh : Anjrah Lelono Broto

Anakku,
jangan harap emak bisa pulang,
emak bersyukur, mati syahid di tanah suci
meski emak nggak naik haji
meski emak nggak bisa kirim uang lagi
meski emak nggak bisa nikmati keringat sendiri

Anakku,
tiap malam aku mimpi tentang kalian,
ku yakin kalian juga mimpikan emak,
hanya dalam mimpi memang
kita dapat berpeluk-kasih
seperti emak-anak umumnya yang tidak kesisih

Anakku,
ketika puisi ini terbaca mungkin
emak sudah tiada
jadilah anak-anak yang shalihah
doakan emak, anakku,
doakan
agar ku tenang di lain dalam, senang
menanti kalian di hari pungkasan

Anakku, doakan
juga agar emak bisa bijak
kuburkan dendam
pada orang Indonesia yang hanya bisa
bergerak-mengutuk saat pedang pancungan
menetak-menumbuk
; leher emak.

poempuisi mengatakan...

Nasiku jadi TKW
Oleh : Ridwan/bontang/kaltim

Tiap hari ku kerja
Mencari makan untuk buah hatiku
Terik panas matahari tak menghalangiku
Mencari uang sana-sini

Uang gajiku tak cukuo bayar sekolah anakku
Ku paksakan mencari uang
Hingga ku terbang negeri orang
Ku berharap melebihi gaji sebelumku
Demi anakku bisa sekolah

Kuyakin impianku depan mata
Namun sebailknya malah petaka
Menghampiriku di negeri orang
Impianku jadi mimpi belaka

Tubuhku memar berbiru
Ingin pulang negeri asal
Namun salah alamat
Masuk ke sel tahanan
Lantaran tak kuat siksa majikan
Hingga kubunuh dianya.

Ku ingin butuh keadilan
Ku malah di hukum pancung
Padahal ku jujur telah dianiaya
Namun hukum membalikan fakta

Inilah yang terjadi negeri orang
Lantaran membela rakyat sendiri
Tanpa ada pemikiran
Yang mana benar atau salah

poempuisi mengatakan...

@ Bigmike,

bisa bikin posting tentaang Ruyati?????????????

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Pancasila memang harus dihayati dan diamalkan. Para Bapak Bangsa sudah mendesain itu untuk kita. Kita jangan jadi pengkhianat. Kawan-kawan di Indonesia bagian lain perlu belajar dari kitong di Kupang. Kitong bertentangga enak tanpa masalah berarti. Satu dua kali letupan sepeti November 1998 tapi tidak berkepanjgan karena memang bukan karena kemauan kita tapi ada provokator. Hidup Pancasila. Hidup NKRI. Hidup Kota Kupang (Bahren)

Anonim mengatakan...

@ Poempuisi,

Kegagalan terbesar pemerintah adalah tidak bisa mensejahterakan masyarakat. Akibatnya orang pigi cari makan kemana-mana sebagai pembantu. Diseterika. Dibunuh tanpa pembelaan berarti. Itu lah (Bahren, Kupang)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike, Poem, Bahren dan semua sahabat,


Dulu saya bilang kita bangsa jongos, ada yang marah. Jongos itu memang pekerja tetapi tidak semua pekerja adalah jongos. Filipina mengirik perawat dll. Yang kita kirim adalah murni jongos. Maka nasib bangsa jongos ya memang diinjak-injak. Itu yang saya sedihkan. Itu yang harus kita protes. STOP PENGIRIMA TKW jongos, TITIK (Eman)

Anonim mengatakan...

Jikalau kita mengaku negara Pancasila maka berhentilah menjadi jongos. Jongos di luar negeri. Jongos pula di dalam negeri. Bayangkan seorang Nazarudin bisa memperjongos begitu banyak orang seperti Ruhut otak tumpul itu....(Eman)

Anonim mengatakan...

Jikalau kita mengaku negara Pancasila maka berhentilah menjadi jongos. Jongos di luar negeri. Jongos pula di dalam negeri. Bayangkan seorang Nazarudin bisa memperjongos begitu banyak orang seperti Ruhut otak tumpul itu....(Eman)

Anonim mengatakan...

@ Bung Eman,


Thanx atas tanggapannya. Senang berkenalan dengan sesama anak Kupang. Saya setuju kita haris stop jadi bangsa jongos. Orang bilang kUpang kota susah, ternyata saya bisa hidup di Kota ini dengan enaknya. Bung Eman yang dulu tinggal di LN, pulang Kupang punya usaha yang hebat di TDM.

Jongos merupakan terminologi warisan bangsa kolonial. Dulu, jongos merupakan pelayan bagi para pimpinan penjajah. Atau paling tidak, menjadi pembantu di rumah para kumpeni. Celaka 13 ni, karena NTT termasuk pengeksport para jongos. Parah itu kan Bung?

Anonim mengatakan...

@ Aba Bahren,


Ha ha ha ha...jangan talalu lebe-lebe oooo....kita sekedar cari makan, laen dengan Aba yang makmur itu...ha ha ha...


tentang jongos asal NTT, ini potret kita saat ini:

Hingga saat ini Provinsi NTT dikenal sebagai dapur TKI (baca: buruh). Hampir setiap tahun ribuan orang ke luar negeri untuk mencari kerja. Untuk proses perekrutan tenaga kerja, hingga bulan Pebruari 2008 ada 55 cabang PPTKIS (Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta) yang beroperasi di NTT.

Anonim mengatakan...

Total TKI NTT yang ke luar negeri pada tahun 2006 berjumlah 8.196 orang.Tujuan Malaysia 7.972 orang; Singapura 153 orang; Hongkong 10 orang; Taiwan 58 orang; Brunai 3 orang. Dari jumlah itu, yang bekerja di sektor formal laki-laki 661 orang; wanita 165 orang dan informal (pembantu rumah tangga) 7.535 orang.

Penempatan TKI NTT untuk tahun 2007 negara tujuan Malaysia 9.494 orang, Singapura 327 orang; Hongkong 15 orang; Taiwan 58 orang; Brunai 3 orang dan Saudi Arabia 19 orang. Sektor formal laki-laki 1.644 orang, wanita 165 orang dan informal 7.850 orang. Total TKI NTT tahun 2007 adalah 9.897 orang. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakoni para TKI kita adalah tenaga kerja perkebunan, pekerja pabrik, tenaga kerja peternakan dan yang paling banyak adalah penatalaksana rumah tangga. Untuk tujuan Malaysia pada tahun 2007 ada 7.810 perempuan NTT yang menjadi penatalaksana rumah tangga.

Anonim mengatakan...

Apa akar masalahnya? KEMISKINAN. Ganti Presiden, Gubernur dan Bupati tapi semua kasi ribuan janji-janji. Tapi KOSONG MELOMPONG...HAMPA...menyedihkan ya Aba Bahren (Eman)

Anonim mengatakan...

Setuju Pak Eman...setuju ...salam ... (Bahren)

Anonim mengatakan...

@ Dear All,

Saya mau tanya....dimana suara FPI, FUI, habib-habib, Pengacara pembela Baasyir, hizbut tahir, dan yang sejenisnya......mana suara kalian membela Ruyati.....heeeiiii...Ruyati itu orang Indonesia....Osama kalian sembahyangi, kenapa Ruyati TIDAK????? kalian WN Arab ya?????? (Ghentenx)

Anonim mengatakan...

Saya pendukung Mister SBY...tim sukses di Jogja...setelah Century....Kasus status Jogja....trus Nazarudin....dan sekarang Ruyati....nuwun sewu...enough is enough....pidato SBY no more.....action Mbah action....(Ghentenx)

Anonim mengatakan...

@ For Bigmike,

Saya baca di internet ada mo nerbitin buku ya? kita tunggu...tapi pilih dech artikel-artikel bagus di blog ini dan juga diterbitin ...OK Mas BM?????? (Ghentenx)

Anonim mengatakan...

@ Pak Michael, fordas NTT:

Kasus Ruyati menunjukan bahwa sila kedua dari Pancasila sangat istimewa. Bung KArno memang luar biasa. Beliau sangat visioner meneropong zaman. Berganti presiden kita semakin kehilangan pemimpin yang visioner. Presiden kita yang sekarang memang visioner tetapi lihatnya ke dalam. Mengaca terus di kaca....kaca ha kaca...siapa presiden tergagah di seluruh dunia...apakah saya SBY?....cuma itu yang beliu bisa. Pancasila dilupakan Ruyati lenyap ditebas pedang.....(Yuniarti, Riau)

Anonim mengatakan...

@ Pak Michael,

Boleh minta dikirmkan contoh naskah akademik Ranperda Pengelolaan DAS? (Yuniarti)

Anonim mengatakan...

Betul banget mas Ghentexk, FPI pada kemana.....orang melayu kita dibodoh-bodoho habib-habib pelit itu....(Ryan)

Anonim mengatakan...

Kami kaum perempuan Indonesia menangis untuk Ruyati.....Tuhan tempatkan dia di sisiMU (Yuyun)

Anonim mengatakan...

@ All,

Menonton acara di Metro TV pas tanggal 1 Juni, gw tertegun. Paling kurang 5 orang yang diwawancara mengucapkan Pancasila nyaris gak bisa. Ada apa dengan kita?

di era reformasi seperti sekarang dengan euforia dan kebebasan yang nyaris tanpa batas, Pancasila tak hanya sekadar diselewengkan, tetapi malah dianggap kuno. Pancasila sebagai ideologi juga dianggap gagal, bahkan dianggap tabu untuk dibicarakan (Suryana)

Anonim mengatakan...

Buruh migran perempuan seperti Ruyati yang sampai menyula umurnya dan nekat berangkat ke luar negeri tujuannya cuma 1, yaitu mendapatkan penghasilan yang lebih layak. Inilah kegagalan negara mensejhterakan rakyatnya.

Bburuh migran) melihat tidak ada kesempatan untuk dia dan keluarganya di sini. Pemerintah belum sanggup buka lapangan kerja di sini, ya dicarilah di luar. Tapi masalah belum akan selesai dengan membuka lapangan kerja di luar tanpa ada prlindungan. Akibatnya ya kayak Ruyati itulah. Kasihan banget (Suryana)

Anonim mengatakan...

DUA JEMPOL untyk FRANKY SAHILATUA. SEMOGA DMAI DI SISI NYA. AMIN (Suryana)

Anonim mengatakan...

@ Pace Mike,

Ada salam dari Pak Bob Kei Fordas Papua....kam mo blajar cara buat Perda PDAST. Pace Mike tolong ka....

(Sahabat lama dari Papua)

Anonim mengatakan...

Ini hadiah untuk Pace Mike, NTT:


ada tete satu dengan cucunya 1 jalan2 k pasar...begini di pasar tete ko lihat cucu da pu ibu guru

tete: cucu ko sembuyi itu ada ko punya ibu guru di situ,,,, kmrn lalu ko tdk msk sekolah towh....

cucu: wah,,,, tete,,, bkn saya yng hrs smbyi tapi tete yng sembunyi
karena kmrn sa alasan tra msk sekolah karena sa pu tete meninggalll.... !!!!!!!!!!

Kurang Pancasilais itu cucu brengsek ka????? ha ha ha ha ...Shalooooommmm......

(Ruben)

Anonim mengatakan...

HAHAHAHHAAAA, ada pace ruben maka tertawalah sudaaa
salam buat pace ruben..

DTN=

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha ha 200X ...salam ketemu kebmali dengan pace RUben yang ancor abis ha ha ha ha (13)