Sabtu, 05 Februari 2011

sindroma lemming: went on until finally you're exhausted

Dear Sahabat Blogger,

Sekarang bulan Februari. Bulan kedua dalam tahun 2011. Selamat bulan baru wahai Tuan dan juga Puan. Kita sudah di sini. Sampai di sini Tuhan sudah berjalan bersama kita. Anda sehat sejahtera? Saya sejahtera kendati kurang sehat. Tak Apa. C'est La Vie. That's the life. Itulah hidup. Jalani saja.

Sebagian sahabat baru saja merayakan hari raya Tahun Baru Imlek 2562. Shio kelinci logam., kata mereka yang paham. Kelinci si cerdas nan banyak teman tapi sangat berhati-hati. Gong Xi Fa Cai. Semoga kemakmuran dan kesejahteraan beserta anda. Benarkah anda memperoleh kemakmuran? Benarkah anda sejahtera? Mungkin ya dan mungkin pula tidak. Probability is fifty. Di Shio kelinci ini semua bisa terjadi. Ada yang bahagia. Ada yang berduka. Nurdin Khalid bahagia karena pertemuan PSSI di Bali memberikan jaminan bahwa si do'i masih berkesempatan memimpin PSSI lagi kendati miskin prestasi dan banyak musuh. Presiden Mesir, Husni Mubarak,pasti tidak sedang berbahagia karena kursi empuk seusia 30 tahun digoyang ke kiri dan ke kanan. Pasti pusing dia kendati tentara masih melindungi dia. Ahaaaaaa....ternyata tidak semua hal berjalan sesuai harapan kita bukan? Tapi mau bagaimana lagi. Tak Apa. C'est La Vie. That's the life. Itulah hidup. Jalani saja.

Ya jalani saja terus karena hidup memang harus terus berlanjut apapun yang terjadi. Hakekat dari berjalan adalah dinamika. Hakekakat dari dinamika adalah perubahan. Ya perubahan memang terjadi karena kita memang harus terus berjalan. Atau bisa juga dibaca sebagai teruslah berjalan karena dengan demikian anda, saya, dia dan kita semua akan menemukan perubahan. Jangan berhenti di satu titik jika ingin berubah. atau berubahlah dengan cara teruslah berjalan. Sahabat Pendeta Sussy memberikan tips: "berubahlah dalam pola pikir dan perilaku". Simpel. Gampang . Benarkahkah? Ya benar belaka tetapi sekaligus dengan itu kita bertemu dengan kesulitan yang tidak kecil. Amat besar bahkan. Berubah yang bagaimana? Berubah sampai batas mana? Berjalan terus ke arah mana? Mari kita belajar dari kisah yang satu ini.

Di daerah bioma tundra di pegunungan Arktik Scandinavia dan atau Skotlandia berhabitatlah hewan liar yang disebut Lemming (Lemmus lemmus). Hewan ini tergolong hewan herbivora pengerat seperti tikus besar, lemur atau hamster. Tampangnya mirip-mirip kelinci. Salah satu sifat dasar dari hewan pengerat adalah cepat sekali berkembang biak. dan si Lemming juga demikian adanya. Karena itu populasi Lemming secara berkala mengalami booming lalu secara cepat menghabiskan sumberdaya pakannya. Dalam situasi seperti ini, biasanya setiap 3-4 tahun sekali, populasi Lemming menunjukan perilaku yang aneh. Ketika populasi Lemming booming, hewan ini berkumpul lalu memulai perjalanan menuruni pegunungan menuju ke arah laut secara bersama-sama. Sekali mereka bergerak maka tak ada kuasa apapun juga yang mampu menghentikan ata membelokan arah pergerakan gerombolan Lemming ini kendati ada yang mati kelelahan, diterkaman elang, diinjakan sapi, dihanyutkan arus deras sungai yang dilintasi, serta berbagai ancaman serta hambatan lainnya. Anehnya lagi, sembari terus bergerak ke arah laut, mereka melanjutkan kebiasaan mereka sehaari-haari. Lemming-lemming ini tetap berlari kian kemari, mencari makan dan terus berkembang biak. Hidup seperti biasa dan terus bergerak menuju laut. Tepi lautpun ternyata bukan akhir perjalanan kelompok besar Lemming ini. Secara beramain-ramai gerombolan ini menceburan diri kedalam laut. Jika tepi laut adalah tebing karam, kelompok Lemming tidak ragu untuk meloncat dari atas tebing seberapapun curam dan tingginya tebing tersebut. Di lautpun Lemming akan terus bergerak dengan cara berenang. Kemana? Tak ada tujuan lain selain maju terus bergerak ke depan dengan cara berenang. Ya, mereka terus berenang, berenang dan berenang sampai kehabisan tenaga. Sampai Lemming terakhir mati. Sungguh fenomena yang dahsyat dan aneh. Disebut dahsyat karena gerak migrasi tanpa kompromi menuju kematian itu jelas bertentangan dengan naluri setiap makhluk hidup untuk bertahan hidup. Mengapa Lemming malah menjemput kematian. dengan begitu bersemangat? Sampai sekarang, alasan Lemming melakukan migrasi bersama menuju kematian tersebut belum sepenuhnya bisa dimengerti oleh para ahli. Sebagian pakar menyebutnya sebagai upaya altruism Lemming dalam mengendalikan populasi. Sebagian menyebutkannya sebagai fenomena bunuh diri Lemming. Ada perusahaan game on line mengkreasikan game dengan tema bagaimana menghentikan perjalanan Lemming. Anda harus mengupayakan agar Lemming yang pandai itu terhenti perjalanannya. Perusahaan game lainnya menciptakan game untuk menolong Lemming yang bodoh agar terhindar dari marabahaya dalam perjalannya. Apakah anda akan memenangkan Lemming yang pandai atau bodoh, saya tak pasti. Satu hal yang pasti, gerak maju Lemming tak terhentikan. Sekali memutuskan bergerak maka Lemming akan berjalan, terus berjalan dan terus sampai akhirnya berarak-arak menuju kematian. Fenomena ini disebut sebagai sindroma Lemming (Lemming Migration Along the Norwegian Coast).

Apa yang mau saya sampaikan dari kisah di atas adalah bahwa perubahan dan perjalanan ternyata tidak selamanya berakhir positif. Ternyata adapula perjalanan yang berakhir pada kematian nan tragis. Karenanya saya mengusulkan hendaknya pergerakan, perjalanan dan perubahan harus memiliki defenisi yang jelas. Tanpa itu dinamika dapat berakhir tragis. Dalam kaitan itu, dalam khasanah ilmu pengetahuan ekologi dikenal apa yang disebut sebagai ambang batas, yaitu daya dukung lingkungan terhadap semua bentuk pemanfaatan sumberdaya lingkungan. Manfaatkanlah lingkungan hidup anda sampai batas tertentu. Ketika anda melewati batas itu ...... watch out....lingkungan akan menampar balik anda. Bencana. Ketika ambang batas daya dukung lahan kehutanan atau aerah aliran sungai dilewati maka yang tersisa adalah bencana longsor, kekeringan dan banjir. Ketika ambang batas daya dukung atmosfir dalam mengendalikan emisi gas-gas rumah kaca terlewati maka berubahlah iklim. Belakangan dunia diancam oleh iklim yang berubah secara global dan mengancam kehidupan manusia. Pertanyaannya siapa yang melanggar daya dukung itu? Manusia dan prinsif antroposentrimenya, yaitu ambil sebanyak-banyaknya, manfaatkan sepuas-puasnya, habiskan setandas-tanasnya dan buang sampahnya. Alam dikeruk habis-habisan melampaui ambang batas dan lalu sistem lingkungan alam itu ambruk. Alam yang semula adalah pelayan kehidupan lalu berubah menjadi predator bagi kehidupan. Ketika bencana terjadi, semua terperangah lalu tiba-tiba semua berubah menjadi alim. Di mana-mana dibikin acara doa bersama. Dimana-mana bermncuan posko peduli bencana degan bendera partai atau bendera promosi produk tertentu....eeealaaahhhh, bencana koq malah dipolitisasi dan dikomersialisasikan..... theerrrlallluuuu...kata bang haji oma irama. Tapi lihatlah, gejala alim tersebut berlangsung tak akan lama. Ketika bencana berlalu, kehidupan kembali berjalan normal. Business as usual. Ambil, manfaatkan, habiskan dan buang sampahnya. Bencana demi bencana seolah tbukan pelajaran. Pada titik ini, terlihatlah bahwa ternyata ras Manusia mengidap sindrom Lemming yang kronis. Semua terus bergerak bersama-sama ke arah 1 tujuan, yaitu lautan luas lalu habis tenggelam di sana. Peringatan, halangan, hadangan, dan becana tak menggoyahkan arah pergerakan ini, yaitu menuju kebinasaan.

Jangan anda mengira bahwa sindroma Lemming hanya dapat digunakan untuk menerangkan fenomen kerusakan lingkungan. Oh, tidak. Perhatikan perkara berikut ini. Sejak dahulu kala gejala korupsi itu sudah ada. Referensi saya yang bersal dari Alkitab mencatatkan bahwa Judas Iskariot adalah bendahara kelompok murid Yesus yang curang dan korup. Itu 2000 tahu yang lalu tapi lihatlah, masa sekarang ini kita punya Gayus, mafia hukum, mafia peradilan, penipu-penipu di Wallstreet dan koruptor-koruptor lainnya. Orang tahu bahwa korupsi itu jahat dan salah tetapi mengapa hal itu terus dilakukan? Kata Lord Acton: "power tend to corrupt". Kita lalu tahu bahwa akar korupsi adalah kekuasaan. Kekuasaan yang bagaimana? Lihatlah ontoh berikut ini. Kerajaan Romawi, Kerajaan Mongol-nya si Genghiz Khan, Napoleon Bonaparte di Perancisd dan atau Kerajaan 1000 tahunnya Hittler meluaskan imperium mereka dengan cara menebar kekerasan. Di bawah rezin kezaliman kekerasan, intimidasi dan pembunuhan para penguasa haus darah ini menjajah hampir seluruh dunia. Tapi semua kita juga tahu apa nasib imperium-imperium itu. Semuanya habis ditelan samudera sejarah. Tapi perilaku fasisme kekuasaan ternyata amat menggoda. Prinsip antropsenstrisme, yaitu ambil, manfaatkan, habiskan dan buang sampahnya terus saja dipraktekkan berulang-ulang sampai sekarang. Polisi, jaksa, hakim (dalam konteks sekarang di Indonesia ada Komisi III DPR RI dan KPK dan satgas pemerantasan mafia hukum) dihadirkan oleh peradaban tetapi kekuasaan yang serong terus saja dipraktekkan. Seperti barang biasa saja dan tak terhentikan. Business as usual.

Seperti yang kita tahu bahwa dalam teorinya kekuasaan itu dapat diselenggarakan melalui 3 cara, yaitu intimidasi rakyat dan ciptakan ketakutan agar kekuasaan efektif dan efisien (Machiavellian), institusionalkan kekuasaan dalam bentuk negara absolut (Hobbesian) dan jalankan kekuasaan dengan mengedepankan moralitas (morality of power). Cara 1 dan 2 sering digunakan dan membawa bencana tetapi terus saja diulang-ulang dalam aneka varian. Cara ke 3 sering efektif tetapi tidak efisien dan karenanya, kendati baik, malas dikerjakan. Lalu bagaiman dalam prakteknya? Ketiga cara bisa dilakukan secara campur aduk lalu ditampilkan citra seolah semua sudah berlandaskan moral. Apa yang dilakukan kroni-kroni Soeharto di masa ORBA dahulu adalah ambil sebanyak-banyaknya lalu bikinlah 1 atau 2 yayasan sosial untuk membantu anak yatim, membanganu mesjid, membangun gereja dan sejensinya. Apa akibatnya? Adalah tatanan maasyarakat yang kehilangan orientasi moralitas. Batas-batas antara yang baik dan buruk atau yang salah dan yang benar sungguh dikaburkan. Anehnya, semua dijalankan secara berjamaah tanpa ragu tanpa malu layaknya business as usual. Inilah wajah dunia kemarin yang dipenuhi penguasa despot dan korup. Ini juga wajah dunia hari ini yang munafik dan kejam dan nyaris total dikendalikan oleh hukum besi pasar bebas. Korupsi, perang dan ancaman bencana perubahan iklim global adalah sahabat kita hari-hari ini. Tidak belajarkah dunia? Begitu tololkah dunia? Atau jangan-jangan semua sedang berjalan mengikuti pola sindroma Lemming yang mengerikan itu........"went on until finally you're exhausted"....

Pada titik inilah kita harus jujur mengatakan bahwa dinamika, pergerakan, perubahan dan perjalanan harus diberi batas. Batas itu adalah, izinkan saya memilih menggunakan kata ini, yaitu moralitas. Moralitas yang bagaimana? Saya usulkan adalah moralitas yang mengarah pada keadilan sosial. Sederhananya begini. Kita memang harus terus bergerak tetapi arah pergerakan kita harus menuju kepada area yang disebut sebabagi lautan keadilan. Dalam hal ini bukan keadilan yang diberi defenisi secara individual personal melainkan suatu keadilan yang dapat diterima oleh semua orang. Bukan cuma itu, keadilan dimaksud juga harus berlaku bagi alam semesta ini. Supaya bisa hidup dengan berkeadilan maka moralitas itulah pemandunya. Apa yang dimaksudkan dengan hidup yang dituntun oleh moralitas. Saya mengusulkan hal yang sederhana, yaitu hiduplah menurut martabat kita sebagai manusia. Lalu bagiamana yang dimaksudkan dengan martabat manusia? Saya mengusulkan lagi, yaitu hiduplah sebagaimana layaknya citra Sang Pencipta. Apa itu citra Sang Pencipta? Dalam diri setiap manusia ada citra Illahi yang dikaruniakan oleh Sang Pencipta. Dalam diri fana kita ada kuasa Ilahi. Itulah, yang dalam posting lama, saya menyebutkannya sebagai KASIH. Diri kita terbatas tetapi KASIH sungguh amat tak terbatas.

Kerjakanlah KASIH dalam hidup kita setiap hari. Siapapun kita karena KASIH adalah bahasa universal yang tidak boleh dimonopoli oleh 1 kelompok tertentu. KASIH adalah bahasa bersama karena itu adalah pengalaman bersama. Bukankah semua bayi dihidupkan oleh benda yang sama, yaitu air susu? Bagaimana air susu bisa diperoleh bayi-bayi itu jika bukan karena ada KASIH kerelaan dari si empunya? Dengan KASIH maka prinsip antropsentris dapat diubah menjadi...ambil sesuai kebutuhan, manfaatkan secara efektif dan efisien, konservasi nilai-nilai kehidupan dan jangan meninggalkan sampah karena kita mendaurulangkan kebaikan....Dengan cara ini perjalanan kehidupan manusia bukanlah tiruan dari sindroma Lemming melainkan suatu perjalanan menebarkan keadilan yang dilakukan dengan penuh kasih sayang. Saya pikir hidup berkeadilan dan penuh kasih adalah mudah diucapkan tetapi sunguh tidak mudah dilaksanakan. padahal apalah hidup jika bukan pelaksanaan kata-kata. Tapi jangan kuatir, kita bisa belajar dan itu bisa dimulai dari sekarang. Tetap sulit? Ya iyalah (bukan iya dong) tapi mau bagaimana lagi. Tak Apa. C'est La Vie. That's the life. Itulah hidup. Jalani saja (karena hidup adalah sesuatu yang baik).

Van Halen - Feels So Good



Tabe Tuan Tabe Puan

121 komentar:

mikerk mengatakan...

Dear All,

Selamat membaca. Posting ini belum diedit. Mohon maaf jika kenyamanan membaca agak terganggu. Mohon maaf. GBU

mikerk mengatakan...

@ Ibu Pendeta Sussy,

Thanx a lot atas artikelnya. Saya tunggu artikel berikutnya ya....JBU

mikerk mengatakan...

Feels So Good Lyrics

By Van Halen
Oh, here we go! Yeah yeah

Yesterday, I saw my love light shine
Straight ahead in front of me
You never really know
When love'll come or go
But yesterday I was alone
Suddenly I walked you home
I never really knew
What love could make me do

I'll send the message in a bottle (I'll send the message)
N' trust in the mercy of the sea (Oooh ooh ooh)
Stormy weather (Oooh ooh ooh) Oh yeah (Oooh ooh ooh)
Waitin' for love to set me free

Everyday I watch the tide roll in
Stay until it rolls away
Though nothin's on the shore
I'm runnin' back for more

I'll send the message in a bottle (I'll send the message)
N' pray for the mercy of the sea (Oooh ooh ooh)
Stromy weather (Oooh ooh ooh) Oh yeah (Oooh ooh ooh)
Waitin' for love to rescue me

Hey, Feels so good (So good) Woo!
And it feels so nice (So nice)
When love comes around
I feel good (So good) So good, so good
An' it feels so nice (So nice) Woo!
Ow! Feels so good

(Guitar Solo)

Yeah, feels so good, woo! (So good)
And it feels so nice (So nice)
When love comes around
I feel good (So good)
Hey, Gonna make her feel nice (So nice)
When love comes around
I feel good, woo! (So good)
So good, so good, so good (So nice)
Now come on baby, make me feel good

(So good)
Get up, get up, get up, get up (So nice)
Uh! Hey baby, I feel good (So good)
Woo! Now come on, now come on (So nice)
Yeah, make it nice. Ow!
So good, so good

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Wah terima kasih banyak atas postingnya. Saya sangat menikmati. Saya juga belajar banyak dari posting ini. Ingin berkoemntar banyak tapi rasanya saya harus merenungkannya secara mendalam karena posting ini punya makna yang mendalam (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

hal sementara yang saya pelajari adalah dalam hidup kita memerlukan moral sebagi pembatas keingingan kita. Begitu ko Pak? (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

Ah mantap. Posting mantap. Lagu feel so good juga mantap. Tapi saya setuju dengan to'o Yes BTN bahwa posting ini serius dan mendalam. Jadi pikir dulu....(13)

Anonim mengatakan...

Omong-omng BM rupanya seorang metal mania juga ya buktinya lasi masuk lagu van hallen. Dosen metal gaul ni,,..ho ho ho...(13)

Anonim mengatakan...

eh, apa maksudnya feels so good dalam kaiatan dengan posting ini (13)

mikerk mengatakan...

Dear All,

Saya baru membuat beberapa editing. Semoga lebih nyaman dibaca. Selamat membaca. GBU

mikerk mengatakan...

@ Pak Yes,

Posting ini bertemakan perubahan yang harus memiliki pedoman. Dan pedoman itu adalah keadilan dan kasih sayang. Tanpa itu, kemajuan kita hanyalah menuju kematian yang absolut. Maut sudah pasti akan menghadang kita tapi dia bukan kata putus. Shalom

mikerk mengatakan...

@ Bung Domi,

Saya memang penggemar berat group Van Hallen dengan tipe musik american rock. Harmonisasinya luar biasa. Petikan gitar eddy Van hallen nyaris seng ada lawan.

Lalu apa hubungan feels so good dengan tema posting? Ya amati sendirlah bung. Nikmati saja sambil menonton arak-arakan presiden SBY an rombongan ke kota kita, Kupang. yeeeacchhh...OK Bung. Shalom

mikerk mengatakan...

@ Bung Domi,

Saya memang penggemar berat group Van Hallen dengan tipe musik american rock. Harmonisasinya luar biasa. Petikan gitar eddy Van hallen nyaris seng ada lawang.

Lalu apa hubungan feels so good dengan tema posting? Ya amati sendirilah bung. Nikmati saja sambil menonton arak-arakan presiden SBY dan rombongan ke kota kita, Kupang. yeeeacchhh...OK Bung. Shalom

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Bagi saya inti posting ini adalah: jangan mengeraskan hati ketika Allah mau anda berubah.

”...Pasti kalian tahu bahwa Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya karena Ia mau supaya kalian bertobat dari dosa-dosamu. Tetapi kalian keras kepala dan tidak mau berubah. Oleh sebab itu kalian sendirilah yang membuat hukumanmu menjadi bertambah berat pada Hari Kiamat, bila Allah menyatakan murka-Nya dan menjatuhkan hukuman yang adil. (Rom. 2:4,5 BIS)

Anonim mengatakan...

"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun. (Ibr.3:7-8).....

Inilah mutiara Firman Allah yang pas sekali diberi tafsir yang amat bagus oleh Pak Mike. Satu lagi bahan renungan yang bermanfaat. Terima kasih. Syalom (Yes, BTN)

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Pertama-tam gw mo bilang sorry jack coz lama ga kesini. Banyak urusan...cieee....

OK deh, posting kali ini emang mendalam. Dan yang bikin gw terkesan, BM berani memasuki wilayah di luar bidang lingkungan hidup yang merupakan keahliannya. OK, namanaya juga :mari bebincang apa saja"...itulah BM yg gw kagumi...

Unknown mengatakan...

Skarang gw mo nambahin dikit tentang teori bernegara yang disitir dan digunakan oleh BM dalam tulisannya ...

Machiavelian itu adalah sebuah nama, Niccolo Machiavelli adalah seseorang yang hidup di jaman Renaissance. Dia adalah tokoh panutan para mafia dunia, para mafia Itali. Pola pikirnya, cara pandangnya, dan gaya hidupnya merupakan sebuah inspirasi.

Apa yang ada di dalam kepala Machiavelli? Keserakahan, takut berteman, benci lawan, benih kemrahan, haus kekuasaan, paranoia, kekacauan, odd sex. Tujuan menghalalkan segala cara.

Memangnya bagaimana orang-orang yang kaya yang berkuasa sampai mampu mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan seperti sekarang ini? Apakah mereka lebih pintar? Lebih gesit? Lebih cakep? Belum tentu! Beberapa bahkan bodoh dan jelek. Lalu apa keunggulan mereka? Simple answer..mereka menghalalkan segala cara dan lebih kejam, that’s it...

Unknown mengatakan...

So, apa inti ajaran Machiavelli?

Jawabannya adalah Machivelli mengajarkantentang bagaimana mengincar kemenangan dan hanya kemenanganlah yang menjadi tujuan.

Lantas bagaimana cara mencapai tujuan? Ini jawabannya: tujuan menghalalkan cara. Kecurangan itu baik asal menang. So, merusak, menghancurkan, memainkan encitraan walau kejam adalah halal bagi kaum Machiavllian. DI INdonesia ada ga ya???? ....wkwkwkwkwk....

Unknown mengatakan...

Apa lagi Hobessian?

Hobessian adalah cara pandang Thomas Hobbes yang mengatakan bahwa individu-individu yang berada dalam ‘keadaan alamiah’ adalah individu ‘egois’ di mana terjadi pertarungan kepentingan (kondisi sebelum ada negara). Muncullah apa yang oleh Hobbes sebut sebagai homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi yang lain, karena pertarungan kepentingan pribadi tadi.

Hobbes lalu mencoba menjembatani situasi ‘perang’ ini. Ia beranggapan, perlu ada subyek yang mampu mengatur karut marut dan silang sengkarut situasi perang. Dan itu dipilih berdasarkan kesepakatan bersama individu-individu.

Unknown mengatakan...

Dengan kata lain, Hobbes ingin mengatakan bahwa dibutuhkan “mediasi”, antara individu-individu yang saling berperang tersebut.

Maka muncullah kemudian apa yang Hobbes sebut negara sebagai Leviathan atau makhluk raksasa, yang merupakan representasi dari kehendak setiap individu yang siap membela dan menjamin kesejahteraan masing-masing pribadi di dalam masyarakat. Dalam perumusan yang lain, individu-individu ini perlu wadah bersama yang mereka sepakati, untuk mengatur kehidupan bersama. Negara dalam hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah struktur yang dibangun dari dan oleh individu-individu, yang tujuannya adalah demi kebaikan mereka bersama.

Unknown mengatakan...

Cilakanya, Hobessian mengajarkan bahwa dalam fungsinya sebagai institusi intermediari, negara haruslah berwajah bak binatang buas dan garang, leviathan, dan menakut-nakuti rakyat.

Bagi para pendukungnya, politik ketakutan penting bagi dua hal. Pertama, mengikuti logika Hobbessian, ketakutan adalah prasyarat bagi hadirnya tatanan dan stabilitas. Kedua, ketakutan diperlukan untuk perubahan. Argumennya, ketakutan bisa menyentak dan menyadarkan publik tentang persoalan yang dihadapi. Ketika kesadaran berkembang maka perubahan moral kolektif dan pembaruan politik menjadi mudah dilakukan. Tanpa politisasi ketakutan masyarakat akan mengalami kemandegan sosial.

Indonesia di masa ORBA adalah Hobessian + Machiavellian. Sekarang masih ga ya?????....wkwkwkwkw.....

Unknown mengatakan...

akhirnya, gw salut bengat ma pilihan lagu fees so good dari van hallen...inilah nikmatnya membaca posting BM. Lagu yang dipilih selalu berkaitan dengan tema posting. ....omong-omong gw juga penggemar eddi van halln nih...salam rocker ...yeeaccachhhh....pissssssss......

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

ha ha ha ha...salam rockker juga eeee......yeachhhh.....(13)

Anonim mengatakan...

@ Tuak satu,

mantaaaappssss.....apa di Indonesia masih ada? menurut saya masih ada. Seperti yang dikatakan BM kan? Mereka muncul secara tersamar. Pura-pura mencitrakan diri baik-baik padahal sebenarnya despot (13)

poempuisi mengatakan...

duuuhhhh...posting yang bikin ga enak hati...kita semua ternyata bergerak laksana lemming. Maju terus untuk mati...thanx BM for this warning.....

poempuisi mengatakan...

"Ode to a Dead Lemming"

A lemming trundling o'er the grassy plains
May know, or not, the fate towards which it heads.
Its tiny legs push onward with great pains
To bring the lemming to its wat'ry bed.
The death of one leads to the death of all --
They follow blindly, secure in company.
They do not care that in the end they fall;
It is the way a lemming's life must be.
As death looms near, they neither slow nor pause --
When they arrive, they know to leap is right.
The cliff edge crumbles 'neath their tiny paws,
The air is filled with lemmings, now in flight.
To them, death's just retreat into a dark --
Would we could be a lemming in our hearts.

poempuisi mengatakan...

oh iya....feels so good is very good....hhhmmmmmm...

Anonim mengatakan...

@ Poempuisi...mantap...tapi saya juga mau pasang puisi ni....

Anonim mengatakan...

Negeri Pembohong
karya E. Muttaqien, Jakarta 2011


Ku duduk di bibir zaman yang sariawan
Segala celoteh dan tuturan kian beraroma busuk
Hingga mual memusingkan….

Aku coba bersembunyi di balik ketiak hukum
Mualku hilang karena kumuntahkan…
Lantas peningpun merajalela

Aku berpegangan pada bahu angin
Semakin erat ku genggam
Kian gontai langkah ini

Aku salah mengambil tempat dan waktu
Atau Tuhan keliru mengirimku
Kenapa Aku harus hidup di negeri para pembohong
Yang semua tubuhnya bau menyesakkan
Negeri seribu alasan tanpa peradaban
Negeri seribu sesal dengan kebodohan
Negeri para tukang tilep dan pencopet beristana
Negeri dengan falsafah bohongisme dan dustanologi
Negeri para pemerkosa berseragam perwira
Negeri jahanam di luar neraka

Tuhan….
Tuntun aku ke punggung langit..
Agar bisa ku peluk cakrawala kebenaran
Agar hangat hati dan jiwa ini
Biarkan ku bersandar di lenganMu
Menggayut harapan di ujung ketiakMu
Mengumpulkan tenaga tersisa yang kubawa
Agar bisa tanganku menggores cerita
Cerita tentang negeri pembohong
Cerita tentang negeri bedebah
Cerita tentang negeri sarang serigala…

(13)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya terharu membaca di bagian :

KASIH adalah bahasa bersama karena itu adalah pengalaman bersama. Bukankah semua bayi dihidupkan oleh benda yang sama, yaitu air susu? Bagaimana air susu bisa diperoleh bayi-bayi itu jika bukan karena ada KASIH kerelaan dari si empunya?

aduh, bagi kami kaum Ibu, hal ini mengharukan. Dalam posisi anapun, kami terharu karena memang jika air susu tidak diberi oleh Ibunda bagimana bayi hidup? Itulah kasih...terima kasih atas posting ini....(Sherly)

Anonim mengatakan...

Untuk orang-orang yang membunuh pengikuti Amadiyah dan yang membakar gereja di Temanggung saya igin bertanya...apakah anda tidak memiliki kasih? (Sherly)

Anonim mengatakan...

KITA SEMUA MENGUTUK KERAS PARA PEMBARAKR GEREJA DI TEMANGGUNG. MEREKA BUKAN ORANG INDONESIA YANG BERPANCASILA (Julius)

Anonim mengatakan...

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan aparat penegak hukum untuk tidak segan-segan membubarkan organisasi masyarakat yang melanggar hukum. Penegak hukum juga diperintahkan menindak seruan di muka umum untuk melakukan penyerangan massal.

"Kepada kelompok-kelompok yang terbukti melanggar hukum, melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, kepada para penegak hukum agar dicarikan jalan yang sah dan legal, untuk jika perlu melakukan pembubaran," kata Presiden SBY saat menghadiri Hari Pers Nasional di Kupang, NTT, Rabu, 9 Februari 2011.

Anonim mengatakan...

Menurut SBY, pembubaran itu tidak boleh melanggar aturan hukum dan undang-undang. Presiden mengatakan saat ini adalah era kebebasan menyampaikan pendapat, berbicara, dan berkumpul. Tetapi, SBY menegaskan agar organisasi massa atau perkumpulan-perkumpulan di masyarakat tidak sekali-kali menyerukan penyerangan kepada salah satu kelompok tertentu.

"Kita tidak boleh memberikan ruang dan toleransi terhadap pidato-pidato, seruan-seruan di depan publik kepada komunitas tertentu untuk melakukan serangan, tindakan kekerasan, bahkan pembunuhan

Anonim mengatakan...

KITA TUNGGU REALISASI JANJI DAN KETEGASAN SBY DALAM HAL INI. JIKA TIDAK MAKA JELAS SBY DAN PEMERINTAHANNYA ADALAH PEMBOHONG, SEPERTI KATA PARA TOKOH AGAMA (Julius)

Anonim mengatakan...

@ Ibu Sherly,

orag-orang itu tidak minum susu ibu tapi susu juda liar sehingga kelakuannya liar skali (Julius)

Anonim mengatakan...

Indonesia kini jadi sorotan dunia menyusul meletusnya dua kerusuhan yang melibatkan sentimen agama di Pandeglang dan Temanggung.
Dunia pun mengutuk keras. Salah satunya disuarakan langsung oleh Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini. "Ini adalah demonstrasi fanatisme yang sangat serius," kata dia di Praha, seperti dimuat situs MSN News.

Fratini yang berasal dari negeri yang 90 persen penduduknya adalah Katolik Roma mengatakan, apa yang terjadi di Temanggung adalah serangan kepada kebebasan beragama. "Juga serangan kebebasan berkeyakinan seseorang." (Julius)

Anonim mengatakan...

Kecaman juga disampaikan Komisi Hak Asasi Manusia Asia, The Asian Human Rights Commission (AHRC). Lembaga ini melihat eskalasi penggunaan kekerasan oleh kelompok-kelompok fundamentalis agama adalah akibat dari tidak tegasnya aparat keamanan dalam menyikapi kasus-kasus serupa di masa lalu. Juga, menurut mereka, ini jelas menunjukkan adanya kelalaian pemerintah menjamin hak-hak dasar warganya.

AHRC meminta Indonesia mengusut tuntas kasus-kasus kekerasan yang berkaitan dengan keyakinan dan agama warga negaranya. Hukum harus ditegakkan untuk tindakan yang antitoleransi. "Demokrasi bukan berarti mayoritas berkuasa di atas minoritas. Tapi, adalah perlindungan tanpa kompromi terhadap hak-hak dasar manusia, termasuk kebebasan menganut agama dan keyakinan," demikian sikap AHRC dalam pernyataannya yang dimuat www.scoop.co.nz.

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

A Very Good posting....Very good song also...guess, are you a rock star????? ha ha ha ha...

Unknown mengatakan...

Sindrom Lemming? That's good idea for our field of concern...forestry...

Menhut baru aja menyatakan bahwa 90 juta ha hutan Indonesia diexploitasi tapi apa tindakannya? Bukannya menyatakan moraorium hutan sekunder, (jangan yang primer karena sama juga bo'ong kan?), malah yang diurusin adalah kebun bibit rakyat. Kemenhut seperti ga kapok-kapok dengan proyek atau sebaliknya jangan-jangan emang yang dicari yang proyek-proyek ginian?

Unknown mengatakan...

Liat aja, GERHAN "gatot" alias gagal total eh bikin lagi omot (one man one tree), ga jelas. Bikin lagi OBIT (one billion tree)..apa-apaan nih???? proyek proyek lebay lebaaaaaaayyyyyy........

Mungkin inilah yang dimaksudkan BM dengan sindrom lemming. Sudah tau gagal tapi terussssss ajah membuang-bunagn uang rakyat untuk proyek-proyek itu. Hutan tetap rusak. Banjir tetap melanda. Mau apa nih kita? Negeri bo'ong2an kale ya?????.....waaahhh gemessssss.....

Unknown mengatakan...

eeehhhh...BM ikut ga pertemuan forum perhutanan sosial do bogor ntar?....yang galak kalo ngomongnya ya, biar pada nyaho'.... he he he.....

Unknown mengatakan...

@ Dear All,

biar ga bingunng ma istilah moratoirum penebangan hutan nih maksudnya, yaitu n moratorium dalam kamus bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka yaitu penundaan.

Jadi, moratorium penebangan mempunyai pengertian penundaan penebangan hutan yang didasarkan atas undang-undang agar dapat mencegah krisis kerusakan hutan dan lingkungan yang semakin besar. Untuk mengendalikan kerusakan hutan dan mencegah terjadinya bencana yang selalu datang secara bergantian maka, moratorium penebangan hutan baik yang berada didalam kawasan hutan maupun yang ada diluar kawasan hutan sebagai suatu alternatif perlu dipertimbangkan untuk dilakukan dengan mengkaji semua akibat yang mungkin timbul seperti tidak beroperasinya beberapa industri hasil hutan, terganggunya roda perekonomian , munculnya pengangguran secara besar-besaran dari pemutusan hubungan kerja Industri kehutanan yang karena terpaksa menutup industrinya karena tidak ada bahan baku.

shaugnessy mengatakan...

@ Bigmike,

Wallah gw gagal ke Kupang...nasib yunior...disuruh tongkrongin kantor....wkwkwkwk....

Ini posting baru. Bagus banget. Banyaj yang ga tau ato hampir lupa ma gejala ini. Melihat Indonesia hari belakangan kita baru inget bahwa sindorma ini yang rupanya iidap bangsa tercinta ini.....thanx for posting

shaugnessy mengatakan...

Ton 2008 BM ngeposting ttg Inonesia sebagai negara gagal. Indonesial. GW gabung waktu itu. Sampe hari ini ternyata kita emang terus bergerak tapi arahnya tetap menuju negara gagal. Inilah sindrom Lemming. Sedih banget ya....

shaugnessy mengatakan...

Nah, kalo feels so good sih menurut gw BM banget...apapun situasinya semua dibawa asyik-asyik aja.....wkwkwkwkw.....

shaugnessy mengatakan...

@ Anna,

ELo sih mau-maunya ngedukung si Ijul jadi Menhut...hayoooooo....nyesel sekarang?????...wkwkwkwkwk....doski yang SE, MM mana tau soal hutan????? ....parrrraaaahhhhh.....

Anonim mengatakan...

Sindroma Lemming????? Pelajari dulu. Baca dulu (John)

Anonim mengatakan...

Mikerk memang a rock star ...tidak salah lagi....ha ha ha ha ha

Unknown mengatakan...

Kry, tutup mulutmu...he he he...

Unknown mengatakan...

@ Dear All,

Nih data terbaru...

Data yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sejak tahun 1985- 2008 telah kehilangan hutan sekitar1,5 juta hektar setiap tahun dan diperkirakan sekitar 20 juta hektar hutan produksi yang tersisa. Penebangan liar berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan kayu di pasar internasional, besarnya kapasitas terpasang industri kayu dalam negeri, konsumsi lokal, lemahnya penegakan hukum, dan pemutihan kayu yang terjadi di luar kawasan tebangan.

Penelitian Greenpeace mencatat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai angka 3,8 juta hektar pertahun, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas illegal logging atau penebangan liar (Johnston, 2007).

Sedangkan menurut data Badan Penelitian Departemen Kehutanan, kerugian finansial akibat penebangan liar menunjukan angka Rp. 83 milyar perhari....Nah seminggunya berapa, sebulan, setahn dst....gilaaaaaa....

Unknown mengatakan...

@ BM and all,

Banyak kaum environmentalis menyatakan bahwa akar permasalahan lingkungan yang terjadi dewasa ini adalah pandangan tradisional Barat yang antroposentis. Pandangan ini menyatakan bahwa manusia adalah pusat dan penguasa atas alam.

Apapun yang ada di muka bumi ini merupakan alat untuk pemuas bagi keinginan manusia. Makhluk selain manusia dan seluruh benda alam lainya eksis hanya semata-mata untuk pemenuhan kebutuan manusia. Oleh karena demikian, eksploitasi besar-besaran terhadap alam dengan dalih kesejahteraan bagi hidup manusia terjadi di berbagai belahan dunia. Sumber daya alam diambil sebanyak mungkin untuk konsumsi manusia.

Unknown mengatakan...

Namun ada sebagian pemikir yang tidak sepakat antroposentrisme dikatakan sebagai pemicu kerusakan alam. Mereka menyatakan bahwa setiap orang tidak bisa membantah bahwa hanya manusia yang bisa menjadi agen moral sedangkan yang lainnya menjadi objek moralitas manusia. Hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda alam lainnya hanya menunggu peran moral manusia terhadap mereka. Hanya manusia yang punya ikhtiar di dalam upaya melestarikan mereka.

Unknown mengatakan...

Meskipun demikian, Tim Hayward memberikan arguman yang kiranya mampu menengahi pertentangan terma tersebut dengan mengatakan bahwa yang bermasalah sesungguhnya di dalam antroposentrisme adalah spesiesisme yang melekat di dalamnya. Spesiesisme adalah paham diskriminasi atas keanggotaan spesies saja. Seperti misalnya, manusia dan simpanse merupakan spesies yang berbeda, sehingga secara moral manusia berhak menggunakan simpanse sebagai alat untuk memenuhi kehendaknya. Konsiderasi moral spesiesisme didasarkan pada pandangan bahwa hanya manusia yang bisa berpikir rasional, menggunakan bahasa yang sofistik, dan yang lainnya sebagainya, sedangkan makhluk lain tidak memiliki kemampuan tersebut, dan oleh karenanya hanya manusia yang memiliki nilai intrinsik.

Unknown mengatakan...

Atas pandangan tersebut, perlakuan mereka terhadap binatang, tumbuhan, dan benda lainnya tidak sama dengan sesamanya, dan manusia secara moral diperkenankan menggunakannya untuk keperluan manusia. Pandangan ini ditentang habis oleh kaum environmentalis kontemporer dengan mengatakan bahwa sepanjang konsep berpikir ini tidak dicabut sampai ke akar-akarnya, maka kehancuran bumi ini pasti tidak lama lagi terjadi. Mereka yang berkecimpung, khususnya bagi kaum environmentalis yang menganut paham ekosentrik dengan lantang menyuarakan bahwa radikalisme konsep berpikir masyarakat mesti harus dirubah dengan segera. Mereka memandang bahwa hewan, tumbuhan dan benda lainnya memiliki nilai intrinsik di dalam dirinya. Makhluk hidup dan benda alam lain di dalam dirinya adalah unik yang mesti dihormati. Hal ini sangat bertentangan dengan pandangan antroposentris yang hanya memberikan nilai instrumental bagi makhluk dan benda lainnya.

Unknown mengatakan...

Dalam cara pikir ekosentrisme, aktivitas Lemming tidak boleh dinilai salah begitu saja. Dia harus dimengerti dalam kerangka pikir Lemming Manusia bertindak menurut logikanya maka Lemming tak boleh mempersalahkan begitu saja tindakan manusia. Persoalannya adalah siapa yang boleh menetapkan baik dan benar? Filsafat barat tentang manusia mengatakan bahwa manusialah yang memiliki kemampuan itu. Filsafat timur mengatakan bahwa alam mampu bertindak. Lalu? Inilah filsafat. Takboleh puas dengn jawaban saat ini. Pikirkanlah jaaban di masa depan.

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Very good posting....

Anonim mengatakan...

@ Wildan,

Wah komen yang bagus dan tampaknya perlu ditanggapi oleh BM nih....(Julius)

Anonim mengatakan...

@ Mbak Anna,

Memang mengerikan besarnya kerugian kehutanan kita. Saya hitung2 dalam 1 tahun kita rugi bisa sampai 5 trilyun pertahun....waddduuuhhhhh....(Julius)

Anonim mengatakan...

sori, 3 trilyun rupiah per tahun...tetapi besar kerugian kita...(Julius)

Anonim mengatakan...

syair lagu feels so good saya ubah dikiiiiit aja, supaya cocok dengan sindrom lemming kita:

Everyday I watch the forest gone by
Stay until it exhausted
Though nothin's on the shore
I'm runnin' back for more

(Ryan)

Anonim mengatakan...

BTW, thanx BM for posting (Ryan)

Anonim mengatakan...

wh BM, lebih jago mana nih , steve vai ato slash ato eddi vh? (Ryan)

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Posting ini amat bagus. Kita dirangsang untuk berpikir mencari akar masalah. Dalam hal ini adalah kekerasan yang terus terjadi dalam masyarakat kita seperti contoh di Cikeusik an Temanggung.

Dalam banyak contoh, kasus-kasus kekerasan ternyata tidak dimonopoli oleh negara atau kelompok ormas tertentu. Rakyat juga bisa bertindak keras yang tidak masuk di akal sehat. Bukankah kata amuk dimasukkan sebagai kosa kata bahasa inggris setelah orang2 eropa itu melihat rakyat melayu nusantara suka mengamuk tidak jelas alasan?

Unknown mengatakan...

Jika benar demikian maka saya teringat ucapan salah seorang kerabat Soeharto tak lama setelah Soeharto lengser keprabon. Kalo tidak salah si Ibnu Hartomo yang megnatakan bahwa: "sistem pemerintahan yang paling cocok untuk Indoensia adalah sistem demokrasi yang sedikit represifs sperti yang dilakukan Mas Harto".

Saya pikir, jangan2 Si Ibnu benar adanya? karenanya tidak heran jika Orba mempraktekan sekaligus machiavellian dan hobbessian. Negara mengutamakan tujuan pembangunan dan ditempuh dengan segala macam cara. Untuk mendukung itu maka negara harus bersifat absolut berkuasa.

Unknown mengatakan...

Semasa Orba, orang-orang bertato diburu pasukan khusus, lalu didor, dan dibungkus karung, dibuang. Pasukan itu dikenal sebagai penembak misterius alias petrus. Maka, sejumlah surat kabar acap memberitakan adanya mayat bertato.

Pada akhir 1983 dan awal 1984 mayat-mayat bertato ada di mana-mana. Saat itu, mayat bertato diistilahkan preman, gali (gabungan anak liar) atau centeng. Atas pembasmian preman ala petrus ini, Presiden Soeharto menenangkan masyarakat bahwa langkah itu sekadar shock therapy untuk menghentikan kejahatan karena kejahatan para preman telah mengganggu stabilitas nasional.

Unknown mengatakan...

Hasilnya memang efekktif. Sangat jarang kita mendengarkan kasus kerusuhan massa di jaman ORBA. Berani melakukan itu, apalagi jika diembel-embeli kata SARA, maka habislah sudah riwayatmu. Kasus Tanjung Priok menunjukkan hal itu.

Tapi namanya juga sistem tanpa moalitas yang kuat, pada saat yang bersamaan hal-hal ketidak adilan terjadi.

Preman kelas teri disapu, sementara kelas kakap dibiarkan hidup, maka premanisme akan terus berputar. Ibarat virus ia akan menulari yang lain. Premanisme yang menghalalkan kekerasan, melahirkan spiral kekerasan. Semula negara menyapu premanisme dengan kekerasan, preman pun menerapkan kekerasan untuk bertahan dari sapuan negara. Begitu senantiasa terjadi, sebagaimana spiral. Inilah yang sekarang ditiru oleh ormas-ormas seperti FPI.

Inilah sindroma lemming .... saya kasihan bangsa ini. Mau dibawa kemana negara ini....

Unknown mengatakan...

Islam sendiri mengajarkan bahwa:

“Siapa yang tidak sayang pada manusia, maka tidak akan disayang oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Baihaqi, dan Al-Bukhari dalam Adab Al-Mufrad)

Salah satu dari beberapa sifat Allah adalah Ar-Rahman (Maha Penyayang). Dengan kasih sayang Allah, ibu hamil rela mengandung bayinya selama sembilan bulan kemudian menyusuinya dan merawatnya tanpa kenal lelah. Dengan kasih sayang Allah pula, binatang yang tidak punya akal memiliki rasa sayang terhadap anaknya, bahkan induk kuda dengan hati-hati mengangkat kakinya takut jikalau mengenai dan melukai anaknya.

Jadi saya sangat setuju dengan BM, bari kita henetkan sindroma lemming/spiral kekerasan kita gantikan dengan kasih sayang...

المشي الرحيم

hiduplah berkasih sayang....

Anonim mengatakan...

@ Ihin,

100 untuk anda. Salam persahabatan dari tanah timor. Hidup Indonesia (Julius)

Anonim mengatakan...

@ Ihin,

Mantap.....(13)

Anonim mengatakan...

Kemarin di seminar tentang masa depan tambang di NTT, saya lihat BM. Keihatannya BM tidak nyaman dengan suasan sminar yang dipeuhi oleh teriakan-teriakan anak2 formada yang anti tambang BM lalu pulang....waaaahhhh.....BM ternyata masih mengerti kesantunan juga ee....ha ha ha ha...mantap boss. Tidak usah diskusi dengan orang2 kalap (13)

Unknown mengatakan...

@ Rekan Penatua Bigmike,

Syalom. Selamat pagi. Apa kabarnya? Semoga sehat, sejahtera dan dijaga serta dipenuhi dengan berkat. Amin.

Posting ini sangat bagus dan patut diberi respons. Substansinya menyangkut banyak hal sekaligus. Ini biasa, gaya rekan Bigmike. Karena itu saya hanya ingin mengulas aspek rohaninya saja. Spiritulisme Kristianinya. Hitung-hitung bekal untuk bersekutu dalam Kebaktian Hari Minggu besok.

Unknown mengatakan...

Secara substansial, dilihat dari perspektif Iman Kristiani, posting ini ingin mengingatkan bahwa hidup harus dinamis tetapi jangan pernah tanpa panduan. Apa panduan kita? 1 saja, yaitu panduan dari Tuhan.

Persoalannya adalah bagaimana kita memahami bahwa dinamika kita dipandu oleh Tuhan? ateis seperti Sartre menolak adanya panduan Tuhan karena menurut dia Tuhan tidak eksis melainkan mnusialah yang eksis. Kelompok Teisme menyodorkan keterangan bahwa panduan Tuhan ada di dalam suara hati nuranimu (Magnis Suseno). Anda percaya yang mana? Hidup adalah sebuah pilihan bebas (Sartre juga maunya begitu) dan karenanya kaum Kristiani memilih Tuhan itu ada. Melalui Roh-Nya yang Maha Kudus DIA menuntun kita setiap hari.

Unknown mengatakan...

Mazmur 23:1-6,

Mazmur Daud.
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Engkau menyediakan hidangan bagiku,
di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Unknown mengatakan...

Pemazmur berkata, Tuhan adalah gembalaku—gembalaku secara pribadi. Pada waktu Anda menjadikan Tuhan sebagai gembala Anda secara pribadi, maka poin yang kedua: Tuhan akan menjadikan bagi Anda. Pemazmur berkata, "takkan kekurangan aku." Versi terjemahan lain, I shall have everything I need ini my life' (Aku akan memiliki atau menerima yang aku butuhkan dalam kehidupan ini). Apa pun yang kita butuhkan dalam hidup ini, kita akan memilikinya, Haleluya!

Unknown mengatakan...

Pemazmur berkata, Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Saat Tuhan adalah gembala kita, dan Ia yang menyediakan bagi kita, maka kita bisa membaringkan diri. Dengan kata lain, kita bisa beristirahat dengan baik, kita bisa tidur dengan nyenyak. Kita bisa tidur dari malam sampai pagi tanpa terganggu. Ada begitu banyak orang yang terkena dampak krisis ini sampai tidak bisa tidur. Sampai sudah minum obat tidur, tidak bisa tidur juga. Tetapi kalau kita betul-betul punya Tuhan dalam kehidupan kita, tidak perlu minum obat tidur, kita bisa tidur nyenyak.

Unknown mengatakan...

Selanjutnya pemazmur mengatakan, Ia membimbing aku ke air yang tenang. Dengan kata lain, kita punya damai sejahtera dalam kehidupan kita. Di tengah-tengah krisis yang terjadi, kita akan tetap punya damai sejahtera di dalam hati kita, mau ada krisis tidak ada krisis, kita tetap punya damai sejahtera Allah.

Unknown mengatakan...

Ia menyegarkan jiwaku. Saudaraku, akan terjadi suatu penyegaran atau restorasi di dalam kehidupan kita. Banyak di antara orang-orang, saat krisis ini terjadi, hidup mereka ambruk bahkan hancur berkeping-keping sampai ada yang bunuh diri. Tetapi saat kita punya Tuhan di dalam hidup kita, kehidupan kita tidak akan hancur berkeping-keping, tetapi akan dipulihkan menjadi utuh kembali oleh Allah.

Unknown mengatakan...

Tuhan akan memberi perlindungan

23:4, Mazmur Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Pemazmur menggambarkan krisis yang dialami di dalam kehidupannya sebagai titik terendah yang sedang dia jalani. Pemazmur di sini menggambarkan lembah kekelaman atau di dalam versi bahasa Inggris disebutkan sebagai the valley of death atau lembah maut. Tetapi pemazmur ini mengucapkan, "saya tidak takut". Sekalipun krisis yang paling parah boleh terjadi, kita tidak perlu takut bahaya karena Daud di sini menyadari bahwa Allah adalah Gembala yang melindungi dirinya.

Unknown mengatakan...

Tuhan yang mempersiapkan hidangan bagiku

Mazmur 23:5-6, Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Dalam konteks saat ini, Engkau mempersiapkan hidangan bagiku di hadapan krisis atau di hadapan masa-masa sukar yang sedang aku lewati. Mempersiapkan hidangan berbicara mengenai pesta, perayaan! Saat krisis sedang melanda, bagi orang-orang yang tidak punya Tuhan dalam hidupnya, selera makan pun mereka tidak punya. Tapi kita masih bisa merayakan, masih bisa berpesta. Pemazmur di sini berkata bahwa kebajikan Allah mengikuti seumur hidupku.

Unknown mengatakan...

Dengan demikian menjaid sangat jelas bahwa, dalam konsep pemazmur, hidup kita bukanah seperti Lemming yang menuntun dirinya sendiri. Lemming berjalan menurut nalurinya sendiri. Manusia bukan Lemming dan karenanya haus berbeda dari Lemming. Letak perbedaannya adalah manusia memiliki kesadaran dan kemampuan (yang diberikan Tuhan) untuk memilih secara bebas. Berjalan membunuh diri seperti Lemming ataukah berjalan menuju kehiduan kekal dalam Rumah Tuhan sepanjang masa.

Spiritualismenya adalah your never walk alone. Persekutuan Kristian menjawab Amin karena memang Tuhan Sanga Gembala itu selalu setia mengikuti kita. Saya juga menjaab Amin. Rekan BM juga pasti menjawab Amin. Bagimana dengan saudara? Pilihan bebas ada di tangan kita bukan? Selamat mempersiapkan diri untuk Ibadat Hari Minggu. Tuhan Jesus memberkati kita. Amin

mikerk mengatakan...

@ semua sahabat,

Tahnx sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

@ Mbak Anna,

say sih tunggu undangan aja. Kalo ada ya berangkat dan bicara apa adanya....apa ada uang duduk?..apa ada fee pembicara?...apa ada..ada ada aja dech....wkwkwkwkwkw....

@ Bung Wildan,

Antroposentris tidak buruk dalam dirinya. Netral. Pemahaman dan implementasinya yang kacau balau karena manusia sering tak tahu batas. Iwan Falz bilang, keinginan adalah sumber kejahatan. Tidak harus begitu tapi bisa jadi begitu. Deep ecology amat bagus dan juga netral. Tapi kendalnya adalah kita gampang terperosok dalam cara pikir semua hal adalah ilahi. Disorientasi religius bisa terjadi padahal pada dasarnya manusia adalah makhluk religius juga kan? Begitulah Bung...

mikerk mengatakan...

@ Fakhry 73,

do you feels good????? ha ha ha ha....

@ Ihin,

Anda tergolong pancasilais yang baik....hebattt...

mikerk mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
mikerk mengatakan...

@ Bang JO,

Tanggapan dan komen yang baik. Memang posting ini memuat beberapa pesan sekaligus. Untuk siapa? Pertama-tama kepada diri saya sendiri lalu kalo sahabat lain mendapat kemanfaatan ya puji Tuhan.

Saya setuju dengan Bang Jo, bahwa perbedaan antara manusia dna Lemming ada pada semua yang bermuara pada pilihan bebas. KIta bisa memilih sebenarnya tetapi sayangnya pilihan kita sring berwujud sesuatu yang mirip dengan yang dilakukan oleh Lemming...went on until semuanya jadi berantakan....

Shalom. JBU

mikerk mengatakan...

Indonesia dari awal adalah sebuah proyek bersama. Anda punya minayk bumi saya menyumbang tanah. Anda beragama "x" kami beragama "y". Anda mayoritas di sana kami mayoritas disini kendati tanah kami ini adalah tanah kering dan kecil? Anda sah sebagai bagian dari wilayah republik Indonesia ini. Kami juga sama sahnya dengan anda.

Lalu, mengapa sekarang anda selalu memaksakan kemauanmu kepada kami seolah-olah anda adalah pemilik tunggal republik ini sedangkan kami cuma indekos? Mengapa tehadap setiap kemarahan karena ketidak adilan sosial kalian, lalu kami yang kecil-kecil ini selalu menjadi sasaran empuk.

Kami mungkin tak berdaya menghadapi amarah "buta kenop" anda tapi ingat "hakim pengadilan tertinggi tak pernah tidur. Dia mencatat semua perbuatan mu, juga perbuatan kita". DIA mencatat sebaik-baiknya karena kita manusia yang harusnya berbeda dari Lemming.


MERDEKA!!!!!

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Komentar anda sungguh menggetarkan hati. Tahun 1999 saya dan keluarga terpaksa harus berlari lintang pukang karena maish ingin hidup. Di Negeri Pancasila ini tak pantas ada hal seperti itu.

Mari kita doakan mereka: "ya, Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya"

mikerk mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
mikerk mengatakan...

@ Bang JO,

Ah masih ada rupanya. Ya memang seharusnya dalam negara Panca Sila ini kita hidup bagai di tepi surga. Tapi ya begitulah mari kita berdoa saja ya Bang. JBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Komentar yang amat bagus. Saya suka skali. Mantaaaaaaappppp.......(13)

Anonim mengatakan...

@ Pak Johannes,

Renungan yang mantap. Tapi saya baru tahu rupanya Pak Jo termasuk kroban peristiwa 1999. Saya setuju dengan anda, di Negeri Pancasila ini kebiadabana seperti itu yang terus berulang sampai sekarang sama sekali tidak boleh terjadi. Salam

Anonim mengatakan...

Sori, (13)

mikerk mengatakan...

@ Bung 13,

Thanx a lot fol full karena sudah rajin berkunjung dna rajin berkoemntar....GBU...

mikerk mengatakan...

Sekali lagi tentang nasib kalangan minoritas di negeri ini yang selalu dikorbankan .... perhatikan kata-kata Winston Churcil berikut ini:

""Destiny is not a matter of chance,
it is a matter of choice;
it is not a thing to be waited for,
it is a thing to be achieved."

Ya, kami menjadi minoritas bukan karena takdir tapi karena sebuah pilihan, yaitu mau secara bersama-sama dengan kalian yang mayoritas itu mengerjakan proyek bersama, INDONESIA.

Camkam itu, SEBUAH PILIHAN.

Anonim mengatakan...

SENANG DITANGGAPI BM, THANX

SAYA USUL, KOMEN TERAKHIR DARI BM JADI TEMA POSTING BERIKUT YA....

Anonim mengatakan...

@ Dear All,

Memang sudah seharusnya perubahan bersifat terarah. Artinya, kita memerlukan perubahan tapi bukan perubahan sembarangan perubahan melainkan perubahan yang sifat taratur, terarah dengan tujuan-tujuan pencapaian yang jelas.

Teori perubahan sosial itu sendiri terdir atas 3 tahap, yaitu tahap invensi dimana ide baru diciptakan dan dikembangkan, tahap difusi dimana ide baru dikomunikasikan secara luas dan terakhir, tahap konsekuensi.

Jadi jelaslah bahwa perubahan itu bersifat harus terarah. Inilah masalahnya perubahan di Indonesia. Semua bersifat bergegas dan nyaris taanpa kedali. Akhirnya malah kacau (Eman, TDM)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Benar, benar dan benar. Keluhan anda tentang nasib kaum minoritas memang tepat. Dan sebenarnya kita sudah kehabisan kata mengeluh tentang nasib kaum minoritas di negeri ini. Saya kutipkan saja esai dari Jaya Suprana berikutini:

Gus Dur memang benar. Ternyata, hidup sebagai minoritas itu susah.Di luar pilihan dan kehendak diri sendiri, saya dilahirkan di bumi Indonesia sebagai manusia yang secara antropologis tergolong etnis Cina. Akibat lahir-batin bertumbuh-kembang di keluarga yang bersikap dan berprilaku budaya Jawa, semula saya tidak sadar bahwa berdasarkan statistik populasi Indonesia saya tergolong minoritas.

Anonim mengatakan...

Semula saya merasa sama saja seperti warga negara Indonesia lain sebab perilaku saya memang lebih berbudaya Indonesia ketimbang Cina. Saya tidak bisa makan pakai sumpit, tidak bisa berbahasa Cina nasional (Mandarin) ataupun dialek, tidak setuju komunisme yang dianut RRCina, lebih mengagumi Semar ketimbang Jilayhud, meyakini Anoman lebih sakti ketimbang Sun Go Kong, dan sukma lebih tergetar di saat mendengar “Indonesia Raya” ketimbang lagu kebangsaan RRCina yang namanya saja saya tidak tahu. Di saat mendengar alunan lagu “Indonesia Pusaka”, saya tidak pernah mampu menahan tetesan air mata terharu. Repertoar konser keliling saya di delapan belas negara hanya musik Nusantara tanpa musik Barat apalagi Cina. Pendek kata, akibat yakin bahwa saya warga negara Indonesia sejati, maka saya gigih menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia !

Anonim mengatakan...

Hanya saat mengurus keperluana dministratif, saya baru tersadar bahwa meski de jure sudah resmi menjadi warga negara de facto saya diperlakukan seperti bukan warga negara Indonesia. Terutama saat huru-hara rasialis yang terjadi menjelang ataupun pascareformasi secara berkala, mendadak saya sadar bahwa ternyata saya keturunan Cina.

Meski tanpa salah apalagi dosa – kecuali kebetulan dilahirkan di Indonesia oleh ibunda keturunan Cina – saat huru-hara rasialis memang lebih baik saya menyembunyikan diri agar tidak terlihat oleh para huru-harawan yang mendadak bernafsu ingin membasmi habis mereka yang tampak seperti orang Cina.

Anonim mengatakan...

Teman-teman suku Manado, Dayak, atau Sunda sebaiknya juga jangan menampakkan diri saat para huru-harawan sedang dalam kondisi amarah membara karena warna kulit dan bentuk mata mereka mirip Cina ! Sebaliknya, ayah saya yang kebetulan tidak bermata sipit dan berwarna kulit sawo matang malah selalu aman dan selamat dari angkara murka para huru-harawan anti-Cina.

Anonim mengatakan...

Namun, nasib saya sebagai minoritas belum selesai. Ternyata, saya tergolong minoritas di dalam minoritas ! Di masyarakat keturunan Cina di Indonesia, juga masih ada diskriminasi. Warga keturunan Cina di Indonesia masih terpecah-pecah menjadi aneka ragam suku, antara lain Khek, Hok jia, Konghu, Tiochiu, Hakka, dan Babah. Ada suku yang merasa diri lebih superior ketimbang suku lain, padahal sama-sama Cina. Secara psikokultural, warga keturunan Cina di Indonesia terbnagi menjadi kelompok yang menganggap diri asli dan kelompok yang dianggap tidak-asli.

Yang merasa dirinya asli, mengutamakan Tanah Leluhur sebagai tempat asal-usul para leluhurnya, sementara yang dianggap tidak-asli menjunjung tinggi Tanah Air dimana dirinya dilahirkan. Yang merasa asli menganggap dirinya berharkat-martabat lebih tinggi ketimbang yang dikelompokkan tidak-asli.

Anonim mengatakan...

Naas, ternyata kesukuan saya tergolong ke Babah yang dianggap tidak-asli. Ketidak-aslian saya masih diperparah perilaku sikap pribadi saya yang memang telanjur lebih berbudaya Jawa ketimbang Cina. Keminoritasan pribadi saya di dalam keminoritasan kelompok keturunan Cina di Indonesia makin diperminoritas falsafah hidup saya yang bukan Konfusius, melainkan falsafah Jawa : ojo dumeh.

Alhasil, perilaku bisnis saya terlalu berat dibebani nilai-nilai etika dan moral hingga saya tidak pernah tega memanfaatkan hubungan pribadi dengan teman-teman yang kebetulan memiliki kekuasaan politik atau militer untuk tujuan bisnis. Tidak mengherankan apabila di antara sesama keturunan Cina, saya dianggap makhluk bo cwan, bo lui, bo jai, yang artinya tidak menguntungkan, tidak mendatangkan duwit, sehingga akhirnya ya tidak berguna !

Lebih parah lagi, akibat lebih membela Tanah Air ketimbang Tanah leluhur, saya kerap dituduh durhaka, pengkhianat, dan kirno (mungkir cino).

Anonim mengatakan...

Saya pikir sebuah essai yang bagus dari Jaya Suprana karena secara tepat dia mengungkapkan bahwa peminggiran terhadap kaum minoritas ternyata bisa disebabkan oleh diskriminasi oleh negara dan juga diskriminasi oleh masyarakat sendiri.

Kalai sudah begini maka mau bagaimana lagi kita. Mungkin memang kita adalah Lemming-lemming bodoh itu (Eman)

Unknown mengatakan...

@ Dear Bigmike,

This is a very good posting and you're right. Lemmings periodically self destruct through mass suicide. This phenomenon has defied explanation and remains a case of irrational behavior in the animal kingdom. More difficult to understand is similar behavior among humans.

Unknown mengatakan...

For all mothers around the world, in this valentine days allow me to say that ....."Mother is the name of God in the lips and hearts of children"...

Happy Valentine

mikerk mengatakan...

@ Dear All,

Tengkyu sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

@ 13,

OK saya siapkan nanti Tengkyu eee..

@ Bung Eman,

Ada 1 hal yang terluput: diskriminasi bisa terjadi justru di antara kaum minorotasi itu sendiri. Lihakt kasus-kasus di NTT dan Kupang? Tengkyu komennya Bung

@ Mbak Eliz,

Thanx. Selamat berbahagia bagi yang masih punya Ibu. Ibunda saya sudah pergi jauh tapi dia pasti berbahagia. Saya juga

Anonim mengatakan...

whuih!! pung mantap lai!! posting mantap komen dan ulasan2nya juga jempolan!.
Ini plekor deng pungut ni sonde muncul2 juga Ooo!!
.
( Budhi Sutho)

Unknown mengatakan...

BM, death is not the end of everything, isn't it? So, still be happy

Unknown mengatakan...

Ying-Yang Of Love

by Ross H Bruce

I am the Ying, you are the Yang.
I am aggressive, you are the quiet one.
I am the laughter, you are the smile.
I am the bold, you are the cute brand.

Different cultures of one world.
Two hearts and different souls.
One from the East and one from the North.
One is in love, the other don't.

you give me advices that make sense.
you audits my life with true cents.
you tell me when I have too much.
do you care? Or am I a bust?

Ying-yang of Love and Romance
Come to me and give us spark
Valentine world is almost near
Let cupid's arrow spear our hearts.

Anonim mengatakan...

kits tunggu apakah Pak SBY terus saja bersikap Lemming atau tidak...

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baru merilis sebuah instruksi: aparat penegak hukum agar tidak segan-segan membubarkan organisasi masyarakat yang melanggar hukum dan kerap melakukan aksi anarkis. Pernyataan itu dilontarkan Presiden pada peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari 2011 lalu.

Ketika itu, Presiden mengatakan, "Kepada kelompok yang terbukti melanggar hukum, melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, kepada para penegak hukum agar dicarikan jalan yang sah dan legal, untuk, jika perlu, membubarkan."

(Savunesse)

Anonim mengatakan...

tapi liat tanggapan FPI melalui munarman,

kepada wartawan VIVAnews.com, Munarman mengirimkan tanggapan melalui SMS sebagai berikut:

"Pernyataan paling tidak bermutu dari seorang presiden, jaka sembung naik ojek, nggak nyambung jek... Masalahnya ada di Ahmadiyah yang melanggar UU, kok ormas yang jadi sasaran... Dia hanya memanipulasi Hari Pers Nasional agar dapat dukungan kalangan pers dan menaikkan kembali ratingnya di lembaga survey yang terus menurun... Kalau dia terus menghembuskan pembubaran ormas, maka umat dan ormas Islam sangat siap untuk mem-Ben Ali-kan SBY... karena ternyata dia lebih memilih berada di pihak yang bathil."

Menurut Munarman, penyerangan sadistis di Cikeusik, Pandeglang--yang menewaskan tiga anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan membuat enam lainnya terluka parah--tak lebih merupakan skenario yang dirancang Ahmadiyah sendiri untuk mengkambinghitamkan organisasi massa.

(Savunesse)

Anonim mengatakan...

Terus, pernyataan FPI itu dibalas lagi oleh pak SBY:

Pernyataan FPI itu ditanggapi serius oleh Presiden SBY. Dalam wawancara dengan stasiun televisi SCTV, Presiden menegaskan, "Tidak semudah itu lantas Indonesia pasti akan menjadi Mesir. Termasuk yang mengancam saya, 'awas Indonesia kita Mesirkan!' Jangan ancam-mengancam lah. Kondisinya berbeda."

(Savunesse)

Anonim mengatakan...

Dukungan untuk pak SBY datang dari Partai Demokrat:

Partai Demokrat pun bereaksi keras. "Negara tidak akan tunduk pada ancaman. Silakan polisi mengambil langkah hukum, baik preventif ataupun represif," kata Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, saat dihubungi VIVAnews.com. "Kalau negara tunduk pada ormas, di mana wibawa negara?"

Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, bila benar terbukti ada ancaman yang membahayakan negara dan masyarakat seperti tindakan subversif atau makar, maka polisi tidak boleh ragu menegakkan hukum. "Saya harap polisi tidak ragu-ragu. Jika ada perlawanan, polisi bisa minta bantuan kepada TNI, baik sektor teritorial maupun intelijen," ujar Ramadhan.

Anonim mengatakan...

Pertanyaannya begini,

1. Apakah bawahan SBY seperti mendagri, menteri agama dan kapolri mau tidak? Sejauh ini, mereka berdua malah seperti cuci tangan. Menteri agama malah seperti menyalahkan ahmadiyah. Untuk Temangnngun menteri agama malah konci "prop" mulut rapat-rapat.

2. Apakah SBY berani? Jangan sampai partai seperti PKS, P3 dan yang satu aliran + MUI malah bikin takut pak SBY

(Savunesse)

Anonim mengatakan...

@ Anga Lai,

SBY pung ana buah yang namanya Gamawan Fauzi malah silahturajmi dengan Habib Licik...eh Rizik....ha ha ha ha...karmana tu anga lai?....(13)

mikerk mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
mikerk mengatakan...

@ Anga Lai dan Bung 13,

Iya betul. Menteri2nya SBY kadang-kadang bekerja tidak sinkron dengan perintah. Apa karena ada beking partai atau ormas di belakang mereka ya? Contoh, si Gamawan berani amat ketika berhadap-hadapan dengan Rakyat dan Sutan Jogja tapi malah mengundang makan siang bareng sama FPI yang jelas2 sudah mengata-ngatai bosnya, mister SBY. Kita yang tidak curiga malah jadi curiga nih...waaaahhhh...begara kia lalu jadi kumpulan orang-orang paranoid nih...

jangan-jangan FPI paranoid sama orang yang tidak sealiran, minoritas paranoid sama mayoritas, SBY paranoid sama tokoh agama, tokoh agama paranoid sama pemerintah, rakat paranoid sama DPR...waaadddduuuhhh...ini negara sakit api feels so good terus sperti Lemming. Setuju?....ha ha ha ha....

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Kapan posting baru? (Julius)

Anonim mengatakan...

Sudah bulan maret, posting barunya belum ada...ayo posting a new.....(James, Kupang)

Anonim mengatakan...

Baru woi woooooiiii....(John, Oemasi)