Jumat, 03 Desember 2010

bangsa apa ini, koq lidahnya meleleh? (part III)

Dear Sahabat Blogger,
Tuamese dekat Atambua, Laut luas ada di sana
Lama kita tidak bersua, Kesibukan jadi sebab jua
Kota Kupang panas udaranya, Tidur malam berkipas-kipas
Kalau bicara tentang bicara, mulut lidah diulas-ulas
Filsafat manusia mengajarkan kepada kita bahwa adalah berbicara yang menjadi salah satu fenomen manusia berbeda dengan, misalnya, monyet. Dengan berbicara manusia bertanya. Dengan bertanya manusia menemukan pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia berbudaya dan dengan cara itu manusia menemukan ilmu. Akhirnya, ilmu pengetahuan membuat kita bisa terhubung seperti ini. Dimanapun anda berada di ujung bumi saat ini. Ada laptop. Ada internet. Jika anda perlu bepergian jauh, don't worry, tingal beli tiket dan lalu ...weeeerrrrrr...."burung besi" menerbangkan anda. Ingin pegang uang, segar? Tinggal menggenggam selembar tipis kartu plastik yang namanya kartu ATM lalu...weeerrresekesekiskrrrrgggg....keluarlah uang dari kotak besi yang kita sebut sebagai mesin ATM. Pokoknya, ilmu pengetahuan sudah membawa kita dalam situasi hari ini. Dan harap ingat, semua kemajuan ini berawal dari "bicara". Tahukah anda bagaimana proses fisiologis bicara itu? (berikut saya kutipkan sebuah artikel dari dunia maya, di http://luv2dentisha.wordpress.com/).

Percakapan digunakan untuk berkomunikasi antar individu. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut.

Nah, lalu tentang proses yang terjadi di mulut dsk...dan sekitarnya.... yang dikategorikan sebagai bagian dari organ artikulasi, dalam artikel ini terbaca sebagai berikut:

Organ artikulasi tersusun atas bibir dengan fungsi untuk membendung udara pada pembentukan suara letup. palatum mole-durum yang merupakan permukaan sensitif bagi lidah untuk mengawasi proses artikulasi, menghalangi dan membentukaliran udara turbulen dan sebagai kompas bagi lidah bahwa suara terbaik sudah dihasilkan, lidah berfungsi membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis, melengkung, menonjol, atau mendatar, pipi membendung udara di bagian bukal, gigi berfungsi menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labio-dental dan apiko-alveolar dan akhirnya, mandibula yang membuka dan menutup waktu bicara. Selanjutnya dikatakan bahwa ketika suara dasar dihasilkan oleh vocal tract, suara tersebut dimodifikasi untuk menghasilkan suara yang jelas dengan proses artikulasi dan resonansi. Suara yang penting terbentuk adalah pengucapan konsonan, yang ditekankan sebagai iringan suara oleh gesekan bunyi. Konsonan dibentuk dari gelombang udara yang berkontak dari arah yang berlawanan. Misalnya pada kontak antara dua bibir saat pengucapan huruf “p” dan “b”. Contoh lainnya juga pada lidah yang menyentuh gigi dan palatum saat pengucapan huruf “t” dan “d”.

Rumitkah kutipan di atas? Bisa jadi begitu tapi untuk mudahnya begini: lidah adalah bagian penting dari proses berbicara karena membentuk konsonan, yaitu bunyi-ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat halangan. Dapat dikatakan bahwa tanpa lidah tidak ada bicara. Tapi lidah yang bagaimana? apakah lidah yang kaku atau lidah yang lentur? Penjelasannya adalah bahwa organ artikulasi harus cukup lentur karena dalam fungsi penghalangan lidah harus bergerak dengan cara menyentuh organ lainnya, berputar, mengaduk, menggeser dan lain sebagainya. Karena itu, dari lidah yang kaku akan dihasilkan suara yang monoton dan bisa kehilangan arti. Cobalah anda mengucapkan dua kata berturutan "titik" dan "didih" dengan mengencangkan dan mengkakukan lidah. Bisa? Saya tidak yakin.

Jelas sudah bahwa lidah yang berfungsi baik adalah lidah yang lentur. Tidak boleh kaku. Tak boleh ada tulang. Dalam dunia nyatapun kata-kata yang dikeluarkan dari rongga mulut, yang di dalamnya terdapat si lidah, ternyata harus lentur dan fleksibel. Apa lagi di negeri tercinta Indonesia Raya. Saking lenturnya lidah tak jarang makna asli suatu kata bisa hilang tak tentu rimba. Contoh, tidak ada jaksa yang korupsi tapi oknum. Bukan polisi yang menembak demonstran melainkan oknum. Kalau begitu di Indonesia, penjahat itu bernama sama, yaitu oknum. Salah satu prestasi terbesar orde baru adalah tidak pernah menaikkan harga BBM karena yang terjadi adalah penyesuaian harga BBM. Mungkin karena itu pernah diusulkan untuk tidak lagi menggunakan istilah kenaikan kelas melainkan penyesuaian kelas. Menyesuaikan diri dengan mobil bukan menaiki mobil. Meniru Orde Baru, kabinetnya Mister SBY mulai mengupayakan istilah "pembatasan pemakaian BBM bersubsidi" sebagai bentuk "lidah lentur" dari menaikkan istilah "menaikkan harga BBM". Maka di masa Orde Reformasi ini para suami dan isteri harus mulai melakukan "pembatasan pemakaian waktu yang berlebihan" sebagai ganti istilah "kumpul-kumpul bikin anak" (ha ha ha...istilah inipun susdah merupakan hasil lidah entur dari penulis). Apakah lebih mudah memahami istilah hasil pelenturan lidah?

Apapun juga, ternyata pelenturan lidah atau disebut juga gejala eufemisme dalam berbahasa komunikasi, menghasilkan ketidak mengertian baru. Atau paling kurang diperlukan "kejeniusan lebih" untuk memahami maksud kata yang asli. Lalu mungkin karena "kelebihan kejeniusan" atau sebaliknya "kekurangan kejeniusan" atau keduanya terjadi sekaligus maka "kelenturan lidah" lalu lebih mirip "putar lidah" yang sering memancing "silat lidah". Dalam bentuk perkataan lain "kelenturan lidah" sering berubah menjadi "putar balik" yang memancing "kekacauan, kerusuhan, dan tawuran". Anda tidak percaya? Mari kita lihat kasus mutakhir, yaitu Jogja, Sultan, Monarki, Demokrasi, SBY dan seterusnya.

Tanggal 26-11-2010, tak dinyana SBY berbicara tiga hal substansial, yaitu 1) Reformasi mengharuskan demokrasi, hal ini diatur di dalam konstitusi; 2) Jogja memiliki peran sejarah dan oleh karenanya dia istimewa, hal ini juga diatur di dalam kosntitusi; 3) Sistem monarki di Jogjakarta bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi (democratic values). Gara-gara "lidah lentur" ini maka orang Jogja tersinggung lalu marah. Mereka paham betul maksud kata-kata SBY yang menurut mereka "menghina" nilai-nilai kearifan budaya orang Jawa Jogja. Akibatnya wong Jogja marah...."referendum"...teriak mereka...."bambu runcing kami siapkan" ...kata mereka dengan mata merah berkilat dan nafas dengus amarah.....Menter Dalam Negeri bolak-balik mengatakan bahwa Jogja istimewa tapi untuk urusan menjadi gubernur sebaiknya Sultan tak perlulah menjadi, "pararadhya" sajalah. Ruhut Sitompul menambah tidak jelas masalahnya dalam wawancara di TV. Dan orang Jogja tetap marah. Lalu, kamis 2-12-2010, SBY berpidato ... "isi pidato saya pada tanggal 26 November digeser", "2 kali Sultan mengatakan tidak mau lagi menjadi Gubernur", Saya sangat menghormati Sultan", "untuk 5 tahun ke depan Sultan akan tetap jadi Gubernur, "urusan keistimewaan Jogja selanjutnya menjadi urusan DPR".....Hwwwwaaaaaa......

Presiden SBY ternyata telah menggeser substansi pidatonya sendiri yang diucapkan pada tanggal 26 November. Bahkan perhatikan baik-baik petikan kutipan pernyatan SBY berikut ini yang saya kutip dari Vivanews.com:

"Saya berpendapat, apa pun model dan opsi yang dipilih, jangan lupa memberikan hak dan peran pada para pewaris Kesultanan dan Pakualaman. Sejarah mengatakan, keistimewaan Yogyakarta bisa ditarik dari sisi itu," kata SBY. Karena itu, Presiden menyatakan Pemerintah memperhatikan pandangan dan masukan dari berbagai pihak di negeri ini. "Baik dari saudara kita di Yogya atau pun saudara kita bangsa Indonesia secara keseluruhan," katanya. "Tentu Pemerintah akan memperhatikan ini semua untuk diajukan ke DPR untuk dilakukan pembahasan bersama. Pada akhirnya nanti, apa pun yang menjadi kesepakatan bersama, Pemerintah akan tunduk, akan menjalankannya," kata SBY.

Luar biasa hasil "kelenturan lidah" Pak SBY kali ini. Pertama, beliau tidak sadar atau pura-pura tidak sadar bahwa kemarahan orang tertuju pada frasa ke tiga yang mengatakan bahwa monarki Jogja bertentangan dengan demokrasi. Kedua, ketika beliau mengatakan bahwa "pemerintah memperhatikan pandangan dan masukan dari berbagai pihak di negeri ini, baik dari saudara kita di Yogya atau pun saudara kita bangsa Indonesia secara keseluruhan" maka dalam kepala saya berpikir dan bertanya, kapan beliau melakukan jajak pendapat terhadap seluruh rakyat Indonesia sebelum tanggal 26 November? Bagaimana hasilnya? Apakah atas nama seluruh rakyat Indonesia itulah beliau berpidato pada tanggal 26? Apakah dengan kata-kata itu maka rakyat Indonesia perlu diminta pendapat oleh pemerintah dan DPR ketika membahas RUUK Jogja? Mengapa proses yang sama tidak dikatakan oleh Pak SBY pada kasus Aceh, DKI, dan Papua?. Ketiga, sadarkah bahwa masyarakat timur kita yang penuh dengan "timbang rasa" merasa terluka karena bukankah orang Jogja masih shock dengan bencana merapi? Di mana empati? .... wooowwww.... lidah memang tidak bertulang. Lidah memang lentur. Tetapi sekarang kita tahu bahwa dalam kebanyak kasus, lidah bukan saja bisa lentur tetapi bisa juga lebih gawat dari itu. Tagal terlalu sering ditekuk dan dilenturkan maka lidah bisa meleleh.

Apakah dengan ini saya ingin mengatakan bahwa "lidah meleleh" monopoli milik petinggi Republik Indonesia? Saya tegaskan tidak begitu. Menurut hemat saya kita semua adalah pelaku lidah lentur, lidah berputar, lidah bersilat, dan ya itu tadi...lidah meleleh.....lihat saja aktor-aktor seputar kasus Gayus, ingat saja kasus bank century, jangan lupa kasus Susno Duadji, lihat saja diskusi di TV, lihat saja ketua PSSI Nurdin Halid, lihat saja janji kampanye pemilihan umum di segala level, lihat saja perdebatan di DPR dan DPRD, lihat saja kelakuan para "bonek" sepak bola, perhatikan ulah mereka yang menduduki tanah milik negara dan membangunnya dengan bangunan kumuh tetapi selalu minta ganti rugi jika kena gusuran dan masih banyak lagi. Di negeri ini, saudaraku sebangsa dan setanah air, lidah memang lentur. Amat lentur lalu meleleh. Selaku anak bangsa, saya pribadi mengaku bahwa kerap lidah saya juga bertekak-tekuk. Dan bagi kawan-kawan yang merasa tidak tergolong lidah meleleh maka silakan unjuk rasa...eh...unjuk tangan ke udara. Sobat terkasih, jadi, bangsa apa kita ini? So pasti, bangsa yang lidahnya meleleh.....

"He's a Liar" - Bee Gees


Tabe Puan Tabe Tuan

100 komentar:

mikerk mengatakan...

Dear All,

Posting ini saya bikin dalam kesibukan yang luar biasa di Hotel Pangrango 2 Bogor. Besok sabtu baru kelar. Sekarang tim pokja evaluasi project PDAST sedang bekerja sedangakan tugas saya untuk membuat model sudah kelar. Saya tinggal menunggu kawan lain kelar tugasnya lalu pleno. Nah, dalam kesempitana itulah saya posting. Agak terburu-buru, belum sempat diedit dan karena itu mungkin mengganggu kenyamanan membaca. Apapun juga saya ucapkan selamat membaca. GBU

mikerk mengatakan...

Tinggi Gunung Seribu Janji
oleh: Bob Tutupoly

Memang lidah tak bertulang
tak berbekas kata-kata
Tinggi gunung seribu janji
lain di bibir lain di hati

Aku pergi tak kan lama
hanya satu hari saja
seribu tahun tak lama
hanya sekejap saja
kita kan berjumpa pula

[ulangi dari awal]

Oh… seribu tahun tak lama
hanya sekejap saja
kita kan berjumpa pula

mikerk mengatakan...

He's A Liar

Bee Gees

I was stood by the light as I looked through the window
with the greatest intention not meaning to see
I was there in the dark and I saw you together
You were up in his arms , I was down on my knees

Get the cards on the table
No need to pretend
You've got to be cruel to be kind
He can sell you his love and you know yo will pay 'cause

chorus 1

He's a liar
He's a liar and I should know liar

He's a liar and I should know - ahhh


Well, they told me I fell but I just don't remember
I was standing face down, they were there at my feet

There was smoke in the air and sweet smell of leather
I was through the window and down in the street

Well, I'm cold and I'm hungry but I'm still alive

And it's not how I want it to be
There's a hand on my shoulder
He said I'll survive ,but-

chorus 2

He's a liar

He's a liar, and I should know liar

He's a liar,and I should know-ahhh


Was it not for the man that was blocking the drive
Was it not for the red limousine
I'd be millions of miles from th scene of the crime
And somehow in this madness believe she was mine -but

chorus 3

I'm a liar

He's a liar

And I should know liar

He's a liar

And I should know-ahhh

He's a liar

mikerk mengatakan...

Dear All,

Sebelum mulai menghitung-hitung biaya program tahun 2011, saya menyempatkan diri membuat beberapa edititng. Saya juga mengganti lagu tinggi gunugn seribu janji dengan "he is a lira" dari bee gees. Lirik dan beta lagunya lebih pas dengan tema posting. GBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

ha ha ha ha ha...lidah meleleh...hhhwaaaaa....istilah baru nih...lucu banget...thanx ya posting barunya....(Ryan)

Unknown mengatakan...

Politisi Indonesia sebenarnya merupakan gambaran umum politisi tetapi dengan etika yang sangat buruk. DI barat, politisi juga suka berbohong. Lidahnya mungkin cema sekedar melar. George W. Bush mungkin contoh politisi berlidah melar itu. Tapi di Indonesia keadaan lebih parah karena etika yang sangat kurang. Umumnya mereka taat beragam tetapi sayang cuma kulit-kulitnya doang. Makanya lidah mereka jadi meleleh deh...

Unknown mengatakan...

Apa dampak "lidah meleleh"?...nih gw ngasi 1 anekdot....

Suatu hari rombongan kendaraan anggota DPR mengadakan kunjungan kerja ke suatu daerah. Dalam perjalanan, bis yang ditumpangi rombongan itu mengalami kecelakaan, kejadian itu disaksikan oleh seorang petani tua. Melihat banyaknya korban yang meninggal, si petani beserta warga sekitar langsung mengadakan penguburan massal.

Beberapa jam kemudian datang seorang polisi yang datang untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.

Polisi bertanya pada petani, "Pak, apakah ada korban yang masih hidup?".

Jawab petani, "Memang ada beberapa korban yang mengatakan kalo dia masih hidup, namun anda kan tahu politisi anggota DPR kita kan suka berbohong, jadi ya saya ga percya omongannya...ya gitu deh pak,....saya kubur semuanya....

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

wah pantunnya lucuuu....eh lama ga ketemu nih....saya salut bahwa anda tetap setia ngeblog ketika yang lain udah pada kabur di FB atau nge-tweet.....di 2 tempat itu jarang pembasahan seperti yang dibikin BM. OK lah tiap orang suka-suka sendiri-kan?. Aku juga ngetweet tapi jika perlu kedalaman tapi tetep nak dibaca ya...antara lain, ke blog BM deh...saluuuuutttt...

Unknown mengatakan...

Salah satu contoh "konyolnya" pemimpin Indonesia gara-gara "lidah meleleh" adalah Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermasyah Djohan dan mendagri Fauzi Gamawan (eh yang ini malah pengkhianat...dulu jadi gubernur Sumbar didukung PDIP malah "menjilat" SBY ketka pilpress)

Unknown mengatakan...

Berikut kita lihat kronologisnya:

Survei Menjadi Acuan Kemdagri
Minggu, 5 Desember 2010 | 02:46 WIB

Jakarta, Kompas - Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermasyah Djohan menegaskan, dalam menyusun RUU Keistimewaan Yogyakarta, pemerintah mengacu pada survei. Survei menunjukkan, 71 persen responden menghendaki pemilihan.

”Kami punya data survei, 71 persen rakyat DIY menghendaki pemilihan langsung,” kata Djohermasyah dalam Diskusi ”Daerah Istimewa Kecewa” di Trijaya FM, Jakarta, Sabtu (4/12).

Hasil survei Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) itu yang menjadi bahan pertimbangan pemerintah bahwa pengisian jabatan Gubernur-Wagub Yogyakarta melalui pemilihan.

Unknown mengatakan...

lalu, data pak dirjen dtabrakkan oleh KOMPAS dengan catatannya bahwa:

Data survei yang menjadi pegangan Kemdagri itu bertolak belakang dengan hasil jajak pendapat Kompas yang dilakukan sejak tahun 2008 hingga 2010. Ketika ditanya apakah sebaiknya Gubernur DIY dipilih langsung oleh rakyat atau penetapan, sebagian besar masyarakat Yogyakarta menginginkan penetapan. Angkanya antara 53,5 persen dan 79,9 persen (Kompas, 2/12).

Unknown mengatakan...

Trus, beberapa tokoh politik dari PDIPdan golkar memberikan catatan balok lagi begini:

"Dirjen Itu Ceroboh"

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ganjar Pranowo menyayangkan sikap pemerintah yang hanya mengakomodasi satu survei sebagai alasan mengajukan pemilihan langsung dalam RUU Keistimewaan Yogyakarta.

"Kalau mau, survei itu dibandingkan dengan sumber lainnya, seperti survei Kompas misalnya," ungkap Ganjar di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senin (6/12/2010).

Unknown mengatakan...

Ketua Fraksi Golkar DPR RI Setya Novanto juga menyebutkan bahwa survei internal Golkar menyebutkan, 60-70 persen masyarakat Yogyakarta mendukung penetapan.

"Dirjen itu ceroboh karena tidak bisa mengumumkan sumbernya. Tapi setelah saya telusuri itu katanya dari LSI Denny JA. Ini wajar saja karena punya faktor ekonomi politik di situ. Kalau ada penetapan, enggak bisa kerja dia," tutur politisi PDI-P ini.

Menurut Ganjar, pernyataan itu seperti memancing pembuktian gagasan referendum. Ganjar khawatir, gagasan referendum akan makin mencuat.

NAH ANDA PERHATIKANLAH, ADA 1 LAGI PEMILIK LIDAH MELELEH, YAITU DENY JA. DULU MENJILAT MEGAWATI, SEKARANG MENJILATI SBY...

Unknown mengatakan...

Akhirnya, datanglah kekonyolan dari pemilik lidah meleleh yang menteri:

RUUK DIY
Mendagri: Survei Bukan Alasan Tunggal
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Senin, 6 Desember 2010 | 14:04 WIB

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, survei pemerintah yang menyatakan bahwa 71 persen warga Daerah Istimewa Yogyakarta menghendaki pemilihan gubernur dan wakil gubernur secara langsung bukan satu-satunya pertimbangan dalam merancang RUU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kita membaca banyak hasil survei, banyak pendapat, masukan, dan komentar. Jadi, bukan satu survei saja yang menjadi landasan pertimbangan kita," kata Gamawan ketika dihubungi Kompas.com, Senin (6/12/2010).

Gamawan memberikan jawaban ini ketika ditanya apakah pemerintah dapat mempertanggungjawabkan hasil survei internalnya secara ilmiah. Diulangi Gamawan, dalam menyusun RUUK DIY, pemerintah merujuk pada amanat UUD 1945. Pemerintah, sambungnya, juga mempertimbangkan keistimewaan DIY, nilai-nilai demokrasi, serta pendapat dan saran dari pihak lain.

Unknown mengatakan...

"Semua dijadikan bahan pertimbangan. Saya berharap bahwa pendapat Dirjen Otda soal hasil survei itu tidak dipersepsikan menjadi satu-satunya pertimbangan dan landasan rujukan pemerintah. Saya melihat penjelasan pemerintah yang lebih lengkap, yang telah dijelaskan sebelumnya, mulai ditinggalkan dalam pemberitaan," tegas Gamawan.

Pada kesempatan itu, Gamawan menegaskan, pemerintah belum dapat menyerahkan RUUK DIY ke DPR pada Senin ini. "Sekarang masih dilakukan perumusan final untuk diajukan ke DPR. Saya berharap secepatnya, tapi bukan hari ini. Kita masih memerlukan ampres (amanat Presiden)," katanya.

Unknown mengatakan...

Sbagai rakyat jogjakarta saya cuma ining bilang,

berhentilah berbohong wahai pemimpin di Jakarta. Kami tidak bodoh. Jangan-jangan kalianlah yang bodoh. Keistimewaan jogja sudah genap sajngan anda membuatnya jadi ganjil lagi. LAWAN. Wassalam

Anonim mengatakan...

Kami di Kupang bilang lidah putar balek ular biludak....kacooooo...kacoooo (13)

Anonim mengatakan...

di NTT kami juga punya tokoh berlidah meleleh alias lidah ular biludak yang pidato tentang selamatkan LH tapi malah beri ijin tambang mangan ke mana-mana....BM pasti tau lidah putar balek itu.OK? (13)

Anonim mengatakan...

@13

Bung, saya tertarik membahas soal tambang mangan dikaitkan dengan posting kali ini. Nampaknya dalam kasus tambang mangan di NTT bukan hanya terkait si "lidah meleleh" semata, namun juga aturan mengenai tambang yang juga ikut-ikutan "meleleh" akibat duit.

btw, Dalam kasus mangan ini kasian juga si presiden Amrik, Obama, juga ikut-ikutan tersangkut. Loh kok???
Coba saja anda ke TTS atau TTU banyak tuh "OBAMA-OBAMA" yang bersileweran.
OBAMA - Ojek BAwa MAngan.
Wakakaka

(pembela blog)

shaugnessy mengatakan...

@ Howdy BM,


wkwkwkwkwk...lidah meleleh yaaaa....asyik juga tuh....asyeekkk gettoooo looohhhh.....wkwkwkwk....posting mantap, gw kirain mo bicara ttg linguistik.....ok deh...

shaugnessy mengatakan...

ttg lidah meleleh di NTT gw punya catatan yang dikirim temen-temen di WALHI. Kayaknya Pemda NTT org-orgnya pada ribet yach sama lidahnya....wkwkwkwk....

shaugnessy mengatakan...

"Pernyataan Sikap WALHI NTT"

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
Indonesia Forum For Enviroment

Jln. Wairklau, Lorong Kantor Dinas Koperasi,, Maumere Flores NTT
Email: ntt@walhi.or.id; herrynaif@yahoo.com,carolus_keupung@yahoo.com

Maumere, 30 Juli 2010

Nomor : 022/C-WALHI NTT/VII/2010
Lampiran : 1 eks
Perihal : Pernyataan Sikap

Kepada Yth.
Gubernur Nusa Tenggara Timur
Di –
Kupang

GUBERNUR NTT HARUS LEBIH RESPONSIF
TERHADAP SELURUH KERUSAKAN EKOLOGI DI NTT

shaugnessy mengatakan...

Dalam satu decade terakhir, issu lingkungan menjadi topic pembicaraan dan
pengembangan program di banyak Negara. Malah ada pembahasan khusus di PBB.

Lingkungan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini seiring dengan
merosotnya kualitas lingkungan akibat dari revolusi industri pada tahun 40-an sampai sekarang. Fokus pembangunan pada industri dan menegasikan lingkungan
menciptakan kemerosotan lingkungan semakin menjadi-jadi. Semakin hari, orangsemakin sadar bahwa begitu pentingnya lingkungan bagi manusia.

Akhir-akhir ini NTT menjadi propinsi penyumbang kemerosotan lingkungan yang
tinggi di Indonesia. Tumpahan minyak Australia yang mengancam NTT dan Penambangan (emas, mangan, marmer, biji besi, batu bara) yang hampir terjadi di
semua kabupaten di NTT. NTT hanya memikirkan nilai ekonomis (yang belum tentu benar karena banyak kabupaten yang ada tambang di Indonesia justru miskin), dan
tidak memikirkan keselamatan lingkungan.

NTT berpaling dari kesadaran masyarakatdunia tentang pentingnya lingkungan. Pemerinta provinsi NTT seakan tidak menyadari kalau bumi NTT terdiri dari pulau-pulau kecil, yang tidak layak ditambang.

shaugnessy mengatakan...

Dalam situasi seperti ini, ada secercah harapan. Gubernur NTT dalam pertemuan
khusus dengan staf ahli Presiden RI menyampaikan perkiraan kerugian akibat

pencemaran Laut Timor, akibat ledakan pipa kilang minyak milik perusahaan
Australia, Montara. (Pos Kupang, Sabtu 24 Juli 2010). Bahwa, disebutkan nilai
kerugian yang diderita, baik berkaitan dengan kerusakan biota laut dan terumbu
karang atau kerugian yang diderita para nelayan di Rote, Timor Tengah Selatan,
Sabu, Alor yang menyandarkan hidupnya dari berbagai aktivitas di Laut Timor.
Namun ada suatu pertanyaan yang terbesit dalam benak kami. Apakah respon
Gubernur NTT terhadap tumpahan minyak Montara Australia merupakan murni respon
keraguan akan merosotnya kualitas lingkungan NTT atau ini karena ada peluang
ganti rugi.

Kalau benar ini adalah respon terhadap rusaknya lingkungan NTT, harusnya bukan
Cuma kasus Montara yang diperhatikan, tapi juga berbagai kerusakan yang sudah
dan akan timbul akibat dari penambangan di NTT.
Perlu diingat bahwa bukan hanya permasalahan pencemaran Laut Timor, tetapi
secara factual hampir seluruh daratan Pulau Timor juga sedang digeruk dengan
dalih pertambangan Mangan. Itu berarti dalam upaya pemulihan ekologi di NTT

shaugnessy mengatakan...

Pemerintah Provinsi harus secara seimbang mencermati bahwa pertambangan juga
merusakan ekologi NTT . Sebab, mangan adalah unsur kimia yang bila diserap tubuh
terlalu banyak ia sanggup merusak hati, membuat iritasi, karsinogen atau
menyebabkan kanker pada manusia, hewan dan tumbuhan melalui rantai makanan.

Selain itu, membawa dampak kerusakan lingkungan yang harus ditanggung anak-cucu.
Menyikapi semua permasalahan lingkungan hidup di NTT baik di darat maupun
wilayah laut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Daerah NTT menyeruhkan :

shaugnessy mengatakan...

1. Mendukung upaya penyelesaian masalah pencemaran Laut Timor akibat
ledakan pipa kilang minyak milik perusahaan Australia, Montara. Tumpahan minyak
itu mencemari sekitar 16.420 km persegi wilayah Laut Timor yang tercakup dalam
zona ekonomi eksklusif Indonesia. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTT bersama
beberapa Pemerintah Kabupaten, seperti Kab. Rote Ndao, Sabu Raijua, TTS, Kota
Kupang, Kabupaten Kupang perlu melakukan pemantauan dan mengkalkulasi berapa
besar kerugian yang di derita oleh masyarakat NTT dan Indonesia umumnya agar
mendapat biaya kerugian dari perusahaan tersebut.
Apalagi sebelum terjadinya pencemaran petani rumput laut di Rote Ndao dapat
memproduksi 7.334 ton rumput laut kering per tahun. Pada tahun 2009, atau
setelah pencemaran terjadi produksi turun hingga 1.512 ton. Bahkan, hingga Juni
2010 produksi rumput laut kering di Rote baru mencapai 341,4 ton.
Itu berarti pencemaran itu telah menghancurkan sumber-sumber penghidupan bagi
petani rumput laut, di Kabupaten Roten dan Sabu Raijua, yang selama ini
menggantungkan hidupnya pada pengembangan rumput laut.

shaugnessy mengatakan...

Pada hakekatnya, perlindungan dan pemulihan ekologi harus dilakukan secara
seimbang baik di darat maupun di laut. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTT
perlu memiliki sikap tegas terhadap pertambangan di NTT umumnya dan Pulau Timor
pada khususnya yang sedang gencar dilakukan pertambangan mangan, selain kasus
pencemaran laut Timor. Bukannya, Pemerintah provinsi NTT melakukan pembiaran
terhadap kerusakan lingkungan akibat pertambangan mangan di Kabupaten Belu, TTS,
TTU, Kupang, Kota Kupang, Sirise – Manggarai. Atau pertambangan emas di Lai
Wanggi Wanggameti di Kabupaten Sumba Timur, Tebedo dan Batu Gosok (Kab.
Manggarai Barat). Karena, pertambanganumumnyamerusak sistem hidrologi tanah
sekitarnya melalui penggalian, penggunaan lahan yang luas akan mengurangi luas
wilayah kelola rakyat. Masyarakat hanya akan menjadi penikmat warisan jutaan ton
limbah tambang dan kerusakan lingkungan dan sosial lainnya.

Apalagi dicermati bahwa secara global, duniadiambang kegentingan akibat
pemanasan global, global warming dan perubahan iklim, climate change yang terus
terjadi.

shaugnessy mengatakan...

3. Provinsi NTT adalah daerah yang memiliki mayoritas penduduk adalah
petani. Untuk mendukung pengembangan kualitas hidup masyarakat NTT, pemerintah
Provinsi dan Kabupaten semestinya mencanangkan program-program pertanian yang
diiringi dengan pemulihan ekologi, misalnya perlindungan terhadap
kawasan-kawasan penyangga (hutan) di NTT, penciptaan iklim mikro. Bukannya
program jagungnisasi dilakukan lalu didukung dengan ijin pertambangan.
4. Menuntut pemerintah untuk lebih fokus pada pemberdayaan pertanian,
(kesejahteran berkelanjutan) ketimbang pengolaan pertambangan (kesejahteraan
prematur/sesaat) yang berdampak kerusakan lingkungan yang massif.

Hormat Kami


Carolus Winfridus
Keupung
Herry Naif
Direktur Eksekutif
Daerah Manajer
Program



Tembusan
1. Yth. Ketua DPRD NTT di Kupang
2. Yth. Pers di Tempat masing-masing
3. Pertinggal

shaugnessy mengatakan...

Nah lo BM, coba deh ditanggapin yang gituan sebab kalo ga ya CSO-nya(WALHI) yg dianggap "lidah meleleh" doang ato kalo ga ditanggepin ntar BM lho yang dianggap lidah meleleh....wkwkwkwkwkwkw....

Anonim mengatakan...

@ Pembela blog,

ha ha ha ha...memang di SOe orang bicara bahwa presiden USA berubah menjadi perusak lingkungan...obama = ojek bawa mangan...ha ha ha ha...(13)

Anonim mengatakan...

ini lidah meleleh soal tambang sudah bikin malu karena Kadis Tamben NTT, Stef Bria Seran, yang kalau bicara lidahnya putar balik sekali sudah jadi tersangka. Apa mau bilang lagi oooo....

Kupang, FloresNews.com - Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanes Bria Seran, dipanggil penyidik Kepolisian Daerah Jawa Timur sebagai tersangka dalam kasus pengantarpulauan ribuan ton mangan dari Kupang ke Surabaya. Saat surat panggilan itu masuk, Yohanes Bria Seran sedang membahas atau menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Mangan di NTT.



Kasus yang menimpa Kadis Tamben NTT itu, terkait penahanan ribuan ton mangan yang dibawa dari NTT, di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Polisi di Tanjung Perak Surabaya menilai pengantarpulauan mangan itu melanggar aturan. Yohanes Bria Serang yang dikonfirmasi, Selasa (7/9), mengatakan sudah menerima surat panggilan Polda Jatim itu.

Anonim mengatakan...

Kasus penahanan mangan asal NTT ini ramai diberitakan media massa di Jawa Timur, antara lain surabaya.net dan bisnis.com, bahwa batu mangan yang ditahan petugas KP3 Laut Tanjung Perak Surabaya itu sudah mencapai 70 kontainer, dari sebelumnya 63 kontainer.

Penahanan batu mangan yang sempat diprotes investor mangan ini sudah diperdalam di Bareskrim Mabes Polri dan ditemukan terjadi pelanggaran pasal 161 dan pasal 165 jo 143 ayat 2 UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), jo pasal 37 juncto pasal 39 PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, AKBP Widodo mengatakan, pendalaman kasus tersebut di Mabes Polri telah memasuki kesimpulan. Gelar kasus itu di Mabes Polri sejak Senin (2/8).Saat itu, katanya, Kadistamben Propinsi NTT, Yohanes Bria Seran belum ditetapkan sebagai tersangka, namun masih sebagai terperiksa (13)

mikerk mengatakan...

Dear All,


Thanx bagi yang sudah mengunjungi blog dan berkoemntar. GBU

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Saya kira memang ga usah memilih lagi pemerintah yang merusak lingkungan. Mengapa demikian? Coz, he is a liar. They are were liar. Saya setuju dengan seruan WALHI (Yuyun)

Anonim mengatakan...

@ For Bung Carolus,

Keep on struggling man....(Yuyun)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Masalah jogja VS pusat (jakarta) memang telah menyebabkan lidha beberapa kalangan melar mengkerut tidak karuan.

Sebagai warga Jogja harus saya tegaskan bahwa kami bukan orang-orang bodoh yang tidak mengerti tentang demokrasi. Masalahnya adalah apakah demokrasi itu harus sama atau indentik dengan pemilihan langsung one man one vote. Lho presiden USA kan tidak dipilih dengan cara itu toh? G W Bush di periode I toh menang karena putusan pengadilan atas azas keterwakilan suara di senat yg memiliki hak pilih presiden kendati total suara dia kalah VS al gore?

Nah, pikiran "miring" bahwa deomkrasi harus disergamkan itulah yang harus kita lawan. DIY itu istimewa dan dijamin UU, maka kalo soal gubernur, DIY tidak harus seragam dengan daerah lain, ya mboten napa-napa toh? (Ghentenx)

Anonim mengatakan...

Keistimewaan Yogyakarta merujuk pada historisnya dulu sebagai Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, sebuah negara dependen di bawah Kerajaan Belanda. “Saat bergabung dengan NKRI, Kasultanan dan Pakualaman diakui oleh pemerintah Belanda sebagai suatu daerah dengan kontrak politik Kasultanan tercantum dalam Staatsblad 1941 No 47 dan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577,” demikian wejang Gusti Bendoro Pangeran Haryo Yudhaningrat, adik Hamengku Buwono X.

Anonim mengatakan...

Adalah Sultan Hamengku Buwono IX, ayahanda Sultan sekarang, yang mendeklarasikan kesultanannya menjadi bagian dari Republik Indonesia yang diproklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945. Pada 5 September 1945, Sultan bersama Paku Alam VIII mengeluarkan Maklumat yang menyatakan, pertama, “Bahwa Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.”

Point ketiga Maklumat itu berisi pernyataan Sri sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Anonim mengatakan...

Pada 1999, muncul Undang-undang Nomor 22 tentang Pemerintahan Daerah. Bagian penjelasan Pasal 122 UU ini mengatur "Pengakuan keistimewaan Propinsi Istimewa Yogyakarta didasarkan pada asal-usul dan peranannya dalam sejarah perjuangan nasional, sedangkan isi keistimewaannya adalah pengangkatan Gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Sultan Yogyakarta dan Wakil Gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Paku Alam yang memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang ini."

Undang-undang Pemerintahan daerah ini direspons dengan membentuk suatu rancangan undang-undang tersendiri untuk Yogyakarta pada tahun 2002. Namun kandas. Hasilnya, pada 2003 Presiden Megawati Soekarnoputri memperpanjang kembali masa jabatan Sultan sebagai Gubernur melalui Keputusan Presiden.

Anonim mengatakan...

Tahun 2004, UU 22/1999 direvisi dengan UU Nomor 32. Pasal 226 UU ini mengatur, "Ketentuan dalam Undang-Undang ini berlaku bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Papua, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang tidak diatur secara khusus dalam Undang-undang tersendiri."

UU ini jelas, status istimewa atau khusus mensyaratkan sebuah UU tersendiri. Kembali, pemerintah menyiapkan RUU Keistimewaan Yogyakarta. Tahun 2007, setahun menjelang masa jabatan kedua Sultan sebagai Gubernur berakhir, muncul setidaknya tiga draf RUU, satu dari Pemerintah Yogyakarta, satu dari Universitas Gadjah Mada dan satu lagi dari Departemen Dalam Negeri.

Anonim mengatakan...

Draf pertama, mendukung status quo. Draf kedua, mengetengahkan sebuah model “monarki konstitusional” di mana Sultan diposisikan di atas Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta selaku “Pengageng.” Sementara draf ketiga, mengadopsi sejumlah aspek “monarki-konstitusional” yang ditawarkan UGM, di mana Sultan diposisikan sebagai “Parardhya.”

Tapi sampai masa jabatan kedua Sultan sebagai gubernur berakhir pada 2008, RUU Keistimewaan Yogyakarta gagal lagi diundang-undangkan. Meskipun delapan fraksi di parlemen setuju Gubernur DIY ditetapkan. "Hanya Fraksi Partai Demokrat dan Pemerintah yang maunya dipilih," kata Lukman Hakim Saifuddin, Ketua PPP menceritakan kembali momen itu. Tapi, anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Muhammad Afnan Hadikusumo, menuding, RUU itu terkatung-katung karena Demokrat belum bersikap.

Anonim mengatakan...

Sultan Hamengku Buwono X rupanya tak lupa soal janji SBY pada 2008 itu. 28 September 2010, Sultan membunyikan “bel” yang secara implisit meminta Pemerintah menyiapkan RUU Keistimewaan Yogyakarta. Kali ini, Sultan memperingatkan dengan memberi embel-embel.

Sultan meminta penentuan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih secara langsung harus disepakati melalui referendum. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, kata penguasa Yogyakarta itu, tak bisa menentukan itu sendiri. “Dari pada ribut penetapan atau pemilihan, kalau berani pemerintah pusat referendum saja, karena hak menentukan itu ada di tangan rakyat. Tanya pada rakyat kan podo karo (sama dengan) referendum,” kata Sultan.

Anonim mengatakan...

Pada Jumat 26 November, Presiden memimpin langsung rapat kabinet terbatas membahas empat RUU, salah satunya RUU Keistimewaan Yogyakarta. Saat membuka rapat, Presiden melansir soal “sistem monarki tak mungkin bertabrakan dengan nilai demokrasi dan konstitusi."

Pernyataan ini mengundang polemik. Sultan bahkan sampai menggelar jumpa pers keesokan harinya di Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Sultan mempertanyakan “monarki” yang dimaksud Presiden. Sultan menyatakan, pemerintahan di Yogyakarta dijalankan berdasarkan konstitusi dan peraturan perundang-undangan. Kemudian soal dipilih atau ditetapkan, Walikota Jakarta Pusat juga ditetapkan, tak ada yang mempersoalkan, kata Sultan.

Anonim mengatakan...

Pada Jumat 26 November, Presiden memimpin langsung rapat kabinet terbatas membahas empat RUU, salah satunya RUU Keistimewaan Yogyakarta. Saat membuka rapat, Presiden melansir soal “sistem monarki tak mungkin bertabrakan dengan nilai demokrasi dan konstitusi."

Pernyataan ini mengundang polemik. Sultan bahkan sampai menggelar jumpa pers keesokan harinya di Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Sultan mempertanyakan “monarki” yang dimaksud Presiden. Sultan menyatakan, pemerintahan di Yogyakarta dijalankan berdasarkan konstitusi dan peraturan perundang-undangan. Kemudian soal dipilih atau ditetapkan, Walikota Jakarta Pusat juga ditetapkan, tak ada yang mempersoalkan, kata Sultan.

Anonim mengatakan...

Apa pun persepsi itu, rapat kabinet setelah pidato pada Kamis lalu itu membuktikan Pemerintah ingin Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih secara demokratis. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Pakualam tetap diposisikan sebagai orang nomor satu di Yogyakarta. "Sedangkan kalau proses demokratisasi di wilayah itu, penyelenggara pemerintah sehari-hari (Gubernur) dipilih rakyat secara demokrasi," kata Djoko.

Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, menyatakan, terdapat tujuh substansi keistimewaan dalam draf RUU ini. Enam poin antara lain soal kultural, pengelolaan tanah, adat, tata ruang, dan keuangan sudah disepakati, hanya tinggal satu yakni terkait posisi Gubernur yang ditetapkan atau dipilih. Pemerintah sedang mencari titik temu antara Pasal 18 ayat 4 dengan Pasal 18B Undang-undang Dasar 1945. Pasal yang pertama mengatur “kepala daerah dipilih secara demokratis,” sementara yang berikut mengakui keistimewaan daerah.

Anonim mengatakan...

Dari uraian kronologis di atas JELAS TERLIHATA TERNAG BENDERANG BAHWA PEMERINTAHAN SBY lah yang menjadi baing kerok pertikaian ini. Apakah itu demokratis? Wah, jika dibaca baik-baik draft usulan pemerintah terlihat sangat jelas akal-akalan pemerintahan SBY dan rejim politiknya. Sultan diposisikan sebagai gubernur super yang hanya beridir di atas menara gading tanpa bis disentuh hukum. Demokrasi macam apa itu? Jawabnya, engikuti logika BM, demokrasi lidah pelintiran dan meleleh.....(Ghentenx)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike, Bung Carolus and all,

Betul sekali bahwa tambang mangan di NTT telah menghasilkan cucuran darah dan air mata yang menyedihkan. Permukaan bumi dirusak, mental masyarakat desa diubah menjadi mata duitan, nyawapun melayang.

Harus ada yang menghentikan ini semua. Mengharapkan gubernur NTT? saya tidak yakin karena dari tangannyalah ijin itu keluar....(Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

Penambangan mangan secara ilegal di sejumlah lokasi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur kembali menelan korban, setelah pada HR Sabtu Marsel Amnesi (25) warga Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak, tewas tertimbun tanah longsor.

Seorang saksi mata yang ikut melakukan penambangan bersama korban, Hendrik Amnesi di Kupang, Sabtu mengatakan, ia bersama Marsel melakukan penambangan di Oenun Fafi pukul 16.30 Wita.

Setelah beberapa saat bekerja, dinding galian yang rapuh rubuh secara tiba-tiba menimpa Marsel yang tengah berada di kedalaman lima meter.

Hendrik mengaku berhasil menyelamatkan diri dari runtuhan tanah, sementara rekannya Marsel yang masih berada di dasar galian tertimbun hidup-hidup. "Marsel tidak bisa menyelamatkan diri sehingga terkubur," katanya.

Anonim mengatakan...

Belakangan ini, pemerintah Kota Kupang melarang warga melakukan penambangan, karena belum ada izin dan aturan tata niaga mangan, namun warga nekat karena terdesak kebutuhan sehari-hari, meskipun untuk itu, harus bertaruh nyawa.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, harga mangan di tingkat pedagang pengumpul pun di Kupang hanya Rp600 per kg, namun warga nekad melakukan penambangan beresiko, karena terdesak dengan kebutuhan ekonomi.

Anonim mengatakan...

Dari hasil penelusuran dan Informasi yang dihimpun menyebutkan, karena sebagian besar penambangan dilakukan secara ilegal, sehingga kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja, mengakibatkan banyak warga terkubur akibat longsor.

Itulah tragedi yang terjadi di propinsi yang termiskin di Indonesia ini, (menurut data dari BM) propinsi NTT juga juara nasional luas lahan kritis, prestasi pendidikan terendah di INdonesia. Siapa yang bisa menolong? NTT, nanti Tuhan tolong? (Eman)

shaugnessy mengatakan...

@ Mas Ghentex,

Gimana tanggapan nya atas ucapan Mubarok PD atas mundurnya Prabukusum sbg ketua PD Jogja. Kalo gue sih Mubarok emang rada cemen....Pake istilah BM, ..buta kenop....wkwkwkwkwk....

shaugnessy mengatakan...

PD: Adik Sultan Mundur Karena Meriang Ditinggal Mbah Maridjan

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok menganggap wajar keluarnya adik Sultan Hamengku Buwono X, Prabukusumo, dari PD. Mubarok menganggap GBPH Prabukusumo keluar dari PD karena psikologisnya sedang lemah pasca kematian juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

"Wajar saja beliau keluar karena memang psikologisnya sedang meriang ditinggal Mbah Maridjan," ujar Mubarok kepada detikcom, Kamis (9/12/2010).

shaugnessy mengatakan...

Gusti mengaku sempat tersinggung juga dengan perkataan politisi Demokrat Ruhut Sitompul dan Amir Syamsuddin yang mengatakan di Yogya tidak akan bisa rakyat jelata menjadi gubernur. Hanya darah biru saja yang bisa menjadi gubernur.

" Ucapan itu menyakiti harga diri saya," akunya.

shaugnessy mengatakan...

So, PD emang kumpulan orang-orang arogan yang ga punya empati.....

mikerk mengatakan...

Dear All,


Kamsia...kamsia..tengkyu..tengkyu bagi sahabat yang sudah berkunjung dan berkomentar.

Tentang pertambanagn mangan NTT akan saya posting artikel tersendiri. Trsu, sebagai orang 1/2 Jogja karena ibu saya orang JOgja, saya mendukung penetapan. Jogja istimewa maka logika istimewa ya berarti tidak harus dibikin sama dengan tempat lain di Indonesia. Kalao pasal-pasal di UUD 45 memberi ruang bagi dua perkara, keitimewaan jogja dan sekaligus keharusan pemilihan langsung maka cara membacannya harus : biarkan jogja yang sitimewa tak harus pemilihan. DI situlah letak istimewanya dan UUD memberi ruang bagi 2 hal itu. Beres. GBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

OK kita tunggu posting tentang NTT dan tambang mangan. Tapi omong-omong lagu he is a liar enak skali. Menyentak dan serasa sedang menuding...mantap boss....(13)

Anonim mengatakan...

Bang Proxy73,

Mantap kutipan anda tu...pusat jakarta memang arogan. Apa lagi PD dan SBYnya..super arogan tu....(13)

Unknown mengatakan...

Ciri-ciri orang pembohong :

1. Menyentuh wajah

Hal yang paling umum saat seseorang berbohong adalah dengan menyentuh wajah mereka. Terutama dua bagian yaitu mata dan hidung.

Saat seseorang berbicara dengan menggosok-gosok matanya. Percayalah dia ingin menghindari kontak mata dengan anda. Dan 100% yakinlah bahwa dia sedang berbohong. Kecuali jika memang ruangan penuh debu, bisa jadi mata orang itu memang kemasukan debu.

Unknown mengatakan...

2. Perubahan suara dan Menjawab terlalu berhati-hati

Ciri-ciri pembohong bisa di dengar dari nada bicaranya, jika sedang meninggi, artinya sebuah dusta sedang diceritakan.Selain itu lihat juga suaranya yang tegang dan jeda antar kalimat berlangsung lama. Itu sudah pasti deh pembohong

Hal-hal diatas selain karena tegang mereka juga mengulur-ngulur waktu untuk menyusun jawaban yang rasional. Sehigga selalu menjawab pertanyaan dengan berhati-hati.

3. menggaruk-garuk

Cara paling gampang mendeteksi kebohongan adalah melalui gerakan tangan. Kebanyakan pembohong tidak banyak menggerakkan tangan saat mereka melakukan aksinya. Tapi ada satu yang sering mereka lakukan yaitu menggaruk. Biasanya lima kali saling susul mereka menggaru-garuk tubuhnya.

Unknown mengatakan...

4. Gerakan kaki

PERHATIKANLAH! saat seseorang yang sedang berdiri, lihatlah saat kaki mereka muali mengetuk ke tanah. Sudah pasti mereka sedang menjadi pembohong

Dan Juga…

Saat Pembohong sedang duduk, Maka kemungkinan besar dia akan mengayun-ayunkan kaki merek

Unknown mengatakan...

5. Senyum Terpaksa.

Andaikata teman anda menyeringai maka itu adalah senyum palsu dan menunjukkan sebuah kebohongan. Karena senyum yang sebenarnya saat sebuah senyum merebak ke seluruh wajah dan mengeriputkan mata.

Biasanya hal-hal diatas digunakan oleh pengetes wawancara kerja apakah pelamar pekerjaan sedang berbohong ataukah sedang jujur. Atau anda dapat menggunakannya untuk membongkar cara menipu paranormal gadungan.

Sebuah kebohongan memang dapat menghancurkan kepercayaan, hubungan sahabat bahkan cinta. WASPADALAH!

shaugnessy mengatakan...

all,


memang nyaa lidah org indonesia bener-bener lumer....solo yg dulunya ga jelas sikap politiknya eeehhh...malah menumpang isu RUUKY minta status istimewa juga...wkwkwkwk....ngaco abiezzzz....(Proxy73)

shaugnessy mengatakan...

Analis UGM: Daerah Istimewa Surakarta? Sulit
Ada faktor sejarah dan sosiologi masyarakat yang berbeda dengan Yogyakarta.

VIVAnews - Analis politik Universitas Gadjah Mada, AAGN Ari Dwipayana, berpendapat upaya membentuk 'Daerah Istimewa Surakarta' sangat sulit dilakukan. Ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain sejarah dan sosiologi politik yang berbeda dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Sebenarnya kalau melihat ke sejarah awalnya, ada empat kerajaan yang mendapat piagam kedudukan keistimewaan yaitu Kesultanan Deli, Kesultanan Bone, Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Tetapi dengan proses berjalannya waktu hanya keraton Yogyakarta saja yang bertahan,“ kata pengajar di Jurusan Politik dan Pemerintahan UGM itu, Selasa 14 Desember 2010.

shaugnessy mengatakan...

Menurut Ari, adalah keberhasilan Sultan Hamengku Buwono IX yang memimpin Keraton Yogyakarta melakukan proses demokratisasi. Yogyakarta berhasil meleburkan tata kesultanan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Ya, antara tahun 1945-1950 di Indonesia memang penuh proses demokratisasi. Dan sekali lagi yang bertahan adalah Keraton Yogyakarta,“ tuturnya.

shaugnessy mengatakan...

Rahasia Yogyakarta bertahan itu karena proses sejarah dan sosiologi masyarakat yang berbeda dengan tiga bekas kesultanan lain. “Misal kita bandingkan ya, antara Surakarta dan Yogyakarta. Di Surakarta pernah terjadi pemberontakan anti-swapraja. Waktu itu para pemangku jabatan di Keraton dibunuh oleh mereka yang antiswapraja. Padahal di Yogyakarta, proses demokratisasi Keraton berjalan dengan mulus,“ ujarnya.

“Nah sekarang kalau dilihat dari kondisi sosiologis politik masyarakatnya, maksudnya adalah tingkat penerimaan masyarakat terhadap keberadaan Keraton denngan label istimewa tersebut. Kan jelas beda," katanya.

poempuisi mengatakan...

Sebuah puisi bagus untuk Jogja dari walikotanya sendiri. Simak deh...

Jangan Lukai Merah Putih

65 Tahun Bendera Merah Putih Berkibar di Bumi Indonesia
65 Tahun Semangat Merah Putih Berkibar di Hati Sanubari Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia telah menoreh Sejarahnya,
Sejarah yang ditopang oleh cita-cita,
Sejarah yang ditopang oleh Komitmen,
Sejarah yang ditopang oleh Pengorbanan,
Sejarah yang ditopang oleh Kesepakatan,
Sejarah yang ditopang oleh Kebersamaan dalam Kebhinekaan,

Maknailah Sejarah Merah Putih dengan Kearifan Hati Merah Putih,
Maknailah Amanat HB IX/PA VIII 5 September 1945 dengan Kearifan Hati Merah Putih,
Maknailah Keistimewaan Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih,
Dengarkan Aspirasi Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih
Suarakanlah Aspirasi Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih

Sejarah adalah garis waktu yang hakiki,
Sejarah tidak bisa semata dimaknai untuk dihapus dengan Perspektif Regulasi
Sejarah tidak bisa semata dimaknai untuk dilupakan dengan Perspektif Politik
Amanat 5 September 1945 adalah Bagian sejarah Berkibarnya Merah Putih
Keistimewaan Yogyakarta adalah Bagian sejarah Berkibarnya Merah Putih

Jangan Lukai Merah Putih...

Salam Jogja, Salam Indonesia... Jaya!

Yogyakarta, 12 Desember 2010

Herry Zudianto

poempuisi mengatakan...

Yogya Sudah Final

Belum lama berselang Yogyakarta baru saja didera oleh letusan Gunung Merapi yang kekuatannya terbesar dibandingkan letusan sebelumnya dalam masa satu abad lebih. Beberapa hari ini geliat Merapi mulai tenang kembali. Yogya mulai pemulihan menata suasana kehidupan.

Di saat baru mulai tahapan proses penenangan tiba-tiba keluar pernyataan pemerintah tentang hakekat keistimewaan Yogyakarta yang terasa dalam sanubari kekuatan kejutannya. Tidak kalah besarnya dengan kekuatan letusan Merapi beberapa saat yang lalu.

poempuisi mengatakan...

Hal yang positif dari pernyataan pemerintah tersebut ternyata Yogyakarta dianggap sangat penting dan istimewa bagi pemerintah dibandingkan persoalan-persoalan lain seperti korupsi, besar pinjaman pemerintah, ketersediaan lapangan kerja, tingkat daya saing negara maupun SDM, dan sebagainya sehingga pemerintah sampai harus mengeluarkan pernyataan tentang keistimewaan Yogyakarta.

Jika menelusuri dari beberapa aspek nampaknya keistimewaan Yogyakarta seharusnya sudah final. Dari aspek historis Yogyakarta menjadi daerah sentral dalam ranah perjuangan bangsa. Pangeran Diponegoro, Panglima Besar Sudirman, Pertempuran Yogya Kembali, kemudian pada pra dan awal kemerdekaan Yogyakarta menjadi barometer dan pusat perebutan kekuasaan penjajah dan pemerintah Indonesia.

poempuisi mengatakan...

Dalam keadaan darurat Yogya pun dengan tangan terbuka memberikan tempat bagi pemerintah pusat dapat menjalankan roda pemerintahan dan sebagai ibu kota sementara. Dari sisi yuridis konstitusional beberapa UU telah mengatur dengan jelas keistimewaan Yogyakarta sehingga pemerintah waktu itu menghargai keputusan Sultan HB IX dan Paku Alam VIII yang memiliki kerajaan mandiri rela mendeklarasikan dan bergabung dengan Indonesia dengan menetapkan Sultan HB IX dan Paku Alam VIII sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Yogyakarta.

poempuisi mengatakan...

Dari sisi sosiologis Yogyakarta adalah miniatur Indonesia. Beragam suku dan budaya dapat hidup menyatu dan melebur berdampingan dengan indahnya. Dan, sehingga Yogyakarta termasuk daerah dengan jumlah terbesar wisatawan yang mengunjunginya.

Dari sisi empiris pemerintahan Yogyakarta merupakan daerah yang termasuk memiliki beberapa prestasi seperti tingkat kualitas pendidikan, ketersediaan pangan, tingkat pemerintahan yang bersih dan berwibawa, tingkat ketahanan rakyat yang ditunjukkan musibah gempa pada tahun 2006. Saat ini justru menjadi berkah karena kondisinya lebih baik dan lebih indah dibanding sebelum gempa. Sehingga, suasana Yogya membawa hati yang nyaman.

Dari aspek personal di saat Belanda masih kuat bercokol di Yogya Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII berani mengambil risiko kehilangan nyawa atau paling tidak kehilangan mahkotanya. Dengan mendeklarasikan Yogyakarta bergabung dengan Indonesia yang baru saja merdeka.

poempuisi mengatakan...

Sultan HB IX dan Paku Alam VIII sangat berjasa di saat perjuangan dan awal kemerdekaan. Beliau telah memberikan berbagai bantuan moril, material, dan perlindungan fisik kepada pemimpin Negara (presiden, wakil presiden, kabinet, dan lain lainnya).

Kemudian, Sultan HB IX menunjukkan kemurahan hatinya dengan memberikan tanah yang luas untuk fasilitas umum seperti Universitas Gadjah Mada. Beliau menunjukkan keteladanan sebagai pemimpin yang memberi bukan merampas hak rakyat.

Dari aspek hakekat demokrasi dalam implementasinya justru menjunjung tinggi keberagaman. Misalnya keistimewaan Aceh, Jakarta, Papua tidak seragam. Jadi apa salahnya jika Yogyakarta memiliki keistimewaan yang unik.

poempuisi mengatakan...

Dari aspek personal di saat Belanda masih kuat bercokol di Yogya Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII berani mengambil risiko kehilangan nyawa atau paling tidak kehilangan mahkotanya. Dengan mendeklarasikan Yogyakarta bergabung dengan Indonesia yang baru saja merdeka.

Sultan HB IX dan Paku Alam VIII sangat berjasa di saat perjuangan dan awal kemerdekaan. Beliau telah memberikan berbagai bantuan moril, material, dan perlindungan fisik kepada pemimpin Negara (presiden, wakil presiden, kabinet, dan lain lainnya).

Kemudian, Sultan HB IX menunjukkan kemurahan hatinya dengan memberikan tanah yang luas untuk fasilitas umum seperti Universitas Gadjah Mada. Beliau menunjukkan keteladanan sebagai pemimpin yang memberi bukan merampas hak rakyat.

Dari aspek hakekat demokrasi dalam implementasinya justru menjunjung tinggi keberagaman. Misalnya keistimewaan Aceh, Jakarta, Papua tidak seragam. Jadi apa salahnya jika Yogyakarta memiliki keistimewaan yang unik.

poempuisi mengatakan...

Dari aspek keamanan Yogya selain berhati nyaman juga daerah yang relatif tenang dan aman. Sehingga, sejak awal kemerdekaan pemerintah pusat pun memilih Yogya sebagai ibu kota sementara di saat darurat. Di saat potensi kerusuhan akan muncul kewibawaan Sultan hadir bersama rakyat turun ke jalan untuk memberikan rasa tenang dan damai.

Dalam perjalanan waktu dari awal kemerdekaan hingga sekarang ini hakekat keistimewaan Yogyakarta telah berjalan selama 65 tahun yang menunjukkan bahwa hakekat keistimewaan Yogyakarta membawa suasana kota yang berhati nyaman bagi warga asli maupun pendatang di Yogyakarta. Dengan memperhatikan beberapa aspek tersebut rasanya sudah tidak ada celah lagi untuk mengubah hakekat keberadaan dan kedudukan Yogyakarta.

poempuisi mengatakan...

Padahal lagi kraton Yogyakarta tidak ada persoalan personal dengan Presiden. Karena, Gusti Prabukusumo sebagai adik Sultan HB X menjadi ketua DPD Partai Demokrat Yogyakarta. Kemudian ketika penulis bersama rekan pengurus suatu organisasi sowan kepada Gusti Prabukusumo telah mendengar langsung betapa Gusti Prabu sangat bangga atas kesederhanaan dan kejujuran Presiden SBY.

Namun sayang sekarang Gusti Prabukusumo pun menjadi ikut sangat sedih bersama rakyat Yogyakarta. Bahkan, Gusti Prabu dengan berat hati harus mengundurkan diri sebagai Ketua DPD Partai Demokrat karena prinsip dan harga diri terusik.

poempuisi mengatakan...

Oleh karena itu semoga DPR Pusat dapat arif dan bijak untuk memahami suasana hati Yogyakarta. Hakekat dan hal-hal yang prinsip tentang Yogyakarta biarlah tetap terkandung dalam RUU Keistimewaan Yogya dan sehingga pembahasan RUU terkonsentrasi pada hal-hal teknis.

Kepada warga Yogya diharap tetap tenang siaga karena masih ada Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga gawang terakhir. Yogya yang sudah tenang tentram dan berhati nyaman ini sebaiknya tidak perlu diusik lagi dengan berbagai pemikiran yang bersifat konstitusional-normatif-personal.

Anonim mengatakan...

Gamawan Fauzi lidah nya mirip lidah ular biludak....lidah berloncatan kesana kemar....kacau...(Ryan)

Unknown mengatakan...

@ Dear Mike,

Very good postng bro'. Ringan tapi tajam dan sinis,...asyik ngebacanya..(anna)

Unknown mengatakan...

Gw mo nambahin soal lidah meleleh alias berbohong. Ada alasan psikologinya tuh...

Sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NIMH (National Institute of Mental Health) menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong terhadap 30% orang lain dalam komunitas. Mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah orang yang mereka bohongi. Jadi kira-kira, dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam seminggu, maka ada 38 orang yang telah dibohongi. Luar biasa bukan?!

Apabila kebohongan memang sangat masif dilakukan, tentunya ada alasan mengapa bohong menjadi penting dilakukan. Tidak ada sesuatu tanpa sebab bukan?! Nah, apa yang menyebabkan timbulnya kebohongan?

Unknown mengatakan...

Sekurang-kurangnya terdapat 4 faktor penyebab orang berbohong, yaitu :

1. Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong
2. Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.
4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain.

Unknown mengatakan...

Faktor kepribadian penyebab kebohongan

Apakah Anda menemui orang di sekitar Anda yang sering melakukan kebohongan? Jika iya, apa pendapat Anda? Sangat mungkin Anda menuduhnya memiliki kepribadian tertentu yang membuat orang tersebut menjadi lebih pembohong. Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania.

Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, dan Anda sering melakukannya maka Anda, mengalami mythomania.

Unknown mengatakan...

Menurut banyak ilmuwan psikologi, ada tipe kepribadian tertentu yang cenderung untuk melakukan kebohongan lebih banyak daripada orang lain. Berbeda dengan mythomania yang merupakan kecenderungan patologis atau ketidakberesan mental. Ada jenis kepribadian tertentu yang normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Kepribadian yang seperti apakah yang cenderung untuk lebih mudah berbohong itu?

Mereka yang cenderung melakukan kebohongan adalah mereka yang cenderung memiliki kepribadian manipulatif (lebih suka memanipulasi segala sesuatu), lebih memperhatikan penampilan diri (baik secara psikis maupun fisik) dan lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable). Coba Anda perhatikan di sekitar Anda, jika ada orang yang semacam itu maka ia lebih mungkin untuk melakukan kebohongan, meskipun tentu saja Anda tidak bisa menuduhnya.

Unknown mengatakan...

Coba Anda ingat, pernahkah Anda berada dalam situasi dimana Anda mau tidak mau harus berbohong? Apakah Anda akan mengatakan yang sesungguhnya pada mertua Anda bahwa Anda disakiti oleh anaknya? Sangat mungkin Anda akan mengatakan tidak kepadanya. Pada saat calon mertua Anda menanyai Anda apakah Anda masih bujang asli. Maka apa jawaban Anda? Jika Anda menjawab sudah tidak lagi, Anda akan kehilangan muka, plus kehilangan anaknya. Jika menjawab masih, itu bohong namanya. Nah, apa yang Anda pilih?

Unknown mengatakan...

Bagaimana sikap Anda terhadap pejabat tinggi negara di Jakarta dengan petani penggarap lahan di Bantul? Sudah tentu berbeda. Apakah Anda akan mengatakan ‘jelek’, gaya berpakaian sang pejabat jika Anda diminta menilainya? Sangat mungkin Anda akan mengatakan tidak jelek, meskipun sebenarnya Anda menilainya jelek. Seperti kata Emha Ainun Nadjib, “Di depan pak Menteri, bola tenis itu tahu”. Lha jelas, masa’, main tenis lawan pak menteri habis-habisan. Itu artinya tidak tahu diri. Jadi, terang ada situasi-situasi dimana seseorang didorong untuk berbohong.

Terdapat banyak situasi dimana seseorang didorong untuk berbohong. Misalnya pada situasi kerusuhan, maka kebohongan lebih banyak beredar. Apakah Anda akan mengaku warga kampung A pada warga kampung B yang menyerang kampung A, meski Anda warga kampung A? Anda mati konyol kalau mengaku warga kampung A.

Unknown mengatakan...

Berbohong juga biasa dilakukan pada saat menghadapi pihak yang lebih berkuasa dan otoritatif, seperti pada saat menghadapi mertua di atas. Pada saat menghadapi harapan sosial, biasanya seseorang juga cenderung berbohong ketika tidak bisa memenuhinya. Misalnya Anda seorang sarjana komputer, maka diharapkan Anda bisa memperbaiki komputer rusak. Nah, padahal Anda sudah lupa sama sekali soal komputer karena telah lama tidak mengutak-utik komputer. Jika Anda menjawab tidak bisa, itu artinya menentang harapan sosial yang ditujukan pada Anda sebagai seorang sarjana sosial. Jika menjawab bisa, Anda toh masih bisa membawanya ke bengkel reparasi.

Pada situasi yang membutuhkan penghiburan, bukankah seseorang juga didorong untuk berbohong? Apakah Anda akan mengatakan pada teman Anda bahwa kanker yang dideritanya akan membunuhnya dalam 1 bulan? Lha sangat mungkin Anda hanya akan mengatakan baik-baik saja padanya. Itu bohong bukan?!

Unknown mengatakan...

Mengapa Anda mau berbohong? Salah satunya adalah karena bohong memberikan manfaat kepada Anda, baik secara langsung maupun tidak. Jikalau berbohong merugikan Anda, kira-kira apakah Anda mau berbohong? Terdapat beberapa manfaat yang bisa diraih jika melakukan kebohongan. Kemanfaatan bagi diri si pembohong bisa berupa kemanfaatan psikis maupun fisik dan material. Mungkin Anda hanya bisa mendapatkan satu manfaat dari satu kebohongan. Akan tetapi mungkin juga beberapa manfaat bisa sekaligus Anda dapatkan dari satu kebohongan.

Unknown mengatakan...

Nah, pada titik ini, kebohongan biasanya digunakan untuk 2 tujuan besar, yaitu untuk kepentingan diri sendiri dan untuk kepentingan sosial.

I. Kebohongan untuk kepentingan diri sendiri:

Berikut adalah manfaat-manfaat yang mungkin bisa didapat dari melakukan kebohongan dan menjadi sebab seseorang melakukan kebohongan. Coba Anda ingat-ingat mana yang paling sering Anda lakukan.

1. Melindungi kepentingan
2. Menguntungkan kepentingan
3. Menimbulkan respon emosional tertentu yang diinginkan
4. Melindungi dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk
5. Melindungi dari ketidaksetujuan
6. Melindungi dari rasa terluka
7. Melindungi dari kekhawatiran
8. Melindungi dari konflik
9. Melindungi dari ketidaknyamanan
10. Melindungi privasi
11. Membuat terlihat lebih baik dari yang sebenarnya
12. Membuat tampak berbeda dari sebenarnya
13. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki
14. Mendapatkan keuntungan personal bagi
15. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman
16. Membantu mendapatkan informasi yang diinginkan
17. Membantu mendapatkan apa yang diinginkan
18. Melindungi dari hukuman fisik
19. Melindungi aset, properti atau harta
20. Melindungi keamanan
21. Melindungi dari kehilangan status atau posisi tertentu
22. Melindungi dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan

Unknown mengatakan...

II. Berbohong bagi kepentingan orang lain:

Secara rinci, berikut beberapa alasan yang mungkin membuat Anda berbohong demi orang lain.

1. Melindungi atau meningkatkan keadaan orang lain secara psikologis
2. Melindungi atau menguntungkan kepentingan orang lain
3. Melindungi orang lain dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk
4. Melindungi orang lain dari ketidaksetujuan atau luka hati,
5. Melindungi orang lain dari kekhawatiran
6. Melindungi orang lain dari konflik
7. Melindungi orang lain dari ketidaknyamanan
8. Melindungi privasi orang lain
9. Membuat orang lain terlihat lebih baik dari yang sebenarnya
10. Membuat orang lain tampak berbeda dari sebenarnya
11. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki orang lain
12. Mendapatkan keuntungan personal bagi orang lain
13. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman bagi orang lain
14. Membantu orang lain mendapatkan informasi yang diinginkan
15. Membantu orang lain mendapatkan apa yang diinginkan
16. Melindungi orang lain dari hukuman fisik
17. Melindungi aset, properti atau harta orang lain
18. Melindungi keamanan orang lain
19. Melindungi orang lain dari kehilangan status atau posisi tertentu
20. Melindungi orang lain dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan

Unknown mengatakan...

Ok Dear Mike and all,

Tampaknya anda harus meniik kembali kategori lidah melelh itu...ok...he he he he (anna)

Anonim mengatakan...

HUT NTT ke 52 tapi pejabatnya suda tidak punya lidah lagi...sudah meleleh .... parah eee .... (Sonny)

Anonim mengatakan...

Pak Mike, saya baru tahu kalo Bee Gees punya lagu yang mcam ini...hebat sekali...rock betul eee....Pak Mike kalo pilih lagu memang mantap (Sonny)

Unknown mengatakan...

@ Bigmike

Demorasi kita adalah demokrasi tipu menipu...demorasi seolah-olah....menjengkelkan!!!!!,

Unknown mengatakan...

Pergolakan di Yogyakarta sepertinya belum mereda meski Sri Sultan Hamengkubuwono X telah meminta masyarakat tenang dan kembali bekerja membangun Yogya pasca bencana Merapi.

Situasi kembali memanas dipicu pernyataan kontroversial mantan Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Prof. Dr. Ichlasul Amal, tentang pengerahan ribuan massa untuk menyatakan sikap terkait Rancangan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta.

Unknown mengatakan...

Menurut Ichlasul, pengerahan massa ini seperti cara lama yang dilakukan PKI pada masa lalu untuk mem-fait-accompli keputusan agar mendukung mekanisme penetapan otomatis Sultan sebagai gubernur Yogyakarta.

Pernyataan Ichlasul sontak mengundang kecaman dari beragam kalangan.

Unknown mengatakan...

Menurut Ichlasul, pengerahan massa ini seperti cara lama yang dilakukan PKI pada masa lalu untuk mem-fait-accompli keputusan agar mendukung mekanisme penetapan otomatis Sultan sebagai gubernur Yogyakarta.

Pernyataan Ichlasul sontak mengundang kecaman dari beragam kalangan.

Unknown mengatakan...

"Apakah itu juga mirip cara lama PKI karena pengerahan massa sangat banyak? Bahkan, aktivitas ekonomi di Yogyakarta kala itu nyaris berhenti total. Jadi, mantan rektor UGM itu mengaca dahulu lah sebelum bicara," ujar Sulistyo, Minggu, 19 Desember 2010.

Dia meminta Ichlasul Amal yang merupakan seorang akademisi dan intelektual untuk mempelajari lagi sejarah Republik, Yogyakarta, dan kampus yang pernah dipimpinnya. "Peran dan jasa Keraton Yogyakarta tidak bisa dinilai dengan materi atas berdirinya NKRI dan UGM," katanya.

Menurut dia, Ichlasul semestinya menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang akademisi dan tidak memandang permasalahan hanya dari satu sudut pandang. Apalagi memandang DIY, harus dilihat dari sisi sejarah, budaya, hukum hingga jasa para pahlawan dan jasa Yogya.

Unknown mengatakan...

Lihatlah, kalngn kampus pun lidahnya berputar-putar, temennya Bigmike nih...he he he he...

Anonim mengatakan...

@ Bung Wildan,

mantaaapppsssss...orang kampus yang kurang kerjaan memang suka bikin kacau...di NTT, oang kampuslah yang bikin rusak kabupaten kupang...doktor titu eki adalah dosen undana....(Julius)

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Sementra ini, anda termasuk orang kampus yang baik....kami baca dna yahu bahwa design hutan kota di tpu damai, andalah yang membuatnya. Dengan demikian porsi ruang terbuka hijau di kota kupang meningkat. Anda jugalah otak di balik perda das NTT. Tetap jadi begitu pak, jangan termakan bujuk rayu politik yang bikin rusak otak orang kampus. Saya sebagai alumni undana lebih bangga sama orang kamous macam anda dibandingkan dengan yang macam ayub titu eki (Julius)

mikerk mengatakan...

Dear All,

Tanx banyak ya sudha mau berkunjung dan berkomentar.GBU All

mikerk mengatakan...

@ Pak Lius,

.... orang kampus .... Mendahului kata "kampus" adalah "orang"...nah karena ke-orangan-nya maka tidak heran kalangan akademisi juga jauh dari sempurna. Berpikir kritis dan sistimatis ya iya tapi godaan kekuasaan dan harta sering membuat semua atribut "orang kampus" hilang lenyap seketika. Saya prihatin dengan itu dan slah satu caranya adalah sadar diri bahwa "kita tahu bahwa kita tidak tahu"....

Apapun juga, itu adalah kritik segar dan membangun. Mengingatkan. Thanx. GBU