Selasa, 05 Januari 2010

dolly, gus dur, ibunda tien, dan tahun baru: hati dan hari yang tak terselami

Dear Sahabat Blogger,

SELAMAT TAHUN BARU 2010. Semoga sahabat semua yang budiman dan budiwati sehat dan penuh berkat pada tahun yang baru ini. Itu dulu yang saya harus kasi ucap pada kesempatan pertama kali. Mengapa demikian? Oh ya, supaya saya tidak "didamprat" oleh sahabat blogger yang budiman. Apakah ada pengalaman untuk itu? Ya, ada dong dan hal itu akan saya ceriterakan sehubungan dengan nama pertama dalam judul posting ini. Begini,

Tanggal 28 Desember lalu, dolly, ya nama ini tak lain dan tak bukan adalah isteri saya yang kinyis-kinyis, tepat berulang tahun ke 45. Saya pikir ada banyak harapan dan pergumulan dalam hatinya. Salah satunya, mungkin saja, adalah adanya perhatian ekstra dari suami terkasihnya. Ya, saya sendirilah. Tetapi ya ampyuuuunnnn.... sang suami, saya sendiri, mengawali hari dengan biasa-biasa saja. Semua berjalan normal kecuali 1 kecupan di kening...selamat HUT ya isteriku....sudah dan hanya itu. Rupanya dolly kecewa. Dia berangkat ke kantor dan .... wuuuussszzzzz .... sejak siang sampai petang HP-nya dimatikan. Tak bisa dihubungi. Lalu saya tak tahu dia ada di mana. Setelah ke sana-kemari tak ketahuan juntrungan, tiba-tiba saya bisa mengontak dia dan...brrrrrrr...... berhamburan kata-kata keras dari dolly ... "lu terlalu sibuk"....."lu tidak punya waktu untuk beta".... "lu urus saja diri sendiri" ... waaaaaaa ... dolly marah. Dia bertiwikrama. Intinya, dia protes keras karena HUT berjalan nyaris tanpa perhatian dari suami. Kejam oh kejam. Tetapi apa benar begitu? Heeiittt, jangan terburu-buru melancarkan vonis buruk kepada saya wahai bung dan soez. Hari itu, sebenarnya, saya tidak abai begitu saja kepada dolly dan HUT-nya. Sepintas memang saya tampak biasa-biasa saja tetapi diam-diam saya sedang menyiapkan kejutan untuknya. Ada hadiah khusus yang saya siapkan untuk mengejutkan dia. Tetapi sayang, sebelum saya mengejutkan dolly, saya sudah terlebih dahulu dikejutkan olehnya....wuuueellleeeeehhhh....emosi saya terpancing dan kami ribut besar hari itu ... bla bla blaaa brrrr brrrr breketek wuuuhhgg heeeeghhh waaaawww wwwoowwww ... Tetapi apakah dengan begitu hari itu kami berdua kehilangan cinta? Oh, tidak juga. Kami berdua akhirnya bisa menutup hari itu dengan damai. Cinta kami tidak hilang. Lha, cinta kok ya bertengkar hebat??? Dalamnya laut dapat diduga tetapi isi hati wanita? Tak ada yang tahu. Sayapun tidak dan cuma bisa bilang I love u full, dolly. Itulah hati yang tak terselami.

Bicara soal hati yang tak terselami adalah Gus Dur, sang Guru Bangsa yang sudah pergi ke negeri abadi, merupakan satu teladan yang lain. Ketika dia pergi, semua kita tetap saja kaget kendati sudah mahfum bahwa Gus Dur lama sakit-sakitan. Dia adalah tokoh ulama Muslim yang humanis, nasionalis, demokrat dan sekaligus kontroversial. Saya kira kita semua sepakat tentang itu. Gus Dur adalah dedengkot NU. Gus Dur adalah pembela yang fanatik terhadap golongan minortas di negeri ini. Franky Sahilatua menyatakan dengan amat baik ketika menggambarkan sosok Gus Dur dalam hal itu..."Gus Dur adalah alamat. Gus Dur adalah addres bagi kami kaum minoritas. Dia mau mendengar. Dia mau dan berani membela". Gus Dur juga pernah mengejutkan banyak orang di tahun 1980-an ketika dia menganjurkan untuk saling menyapa "selamat pagi" ketimbang mengucapkan uluk salam yang Islami. "Kita orang Indonesia" katanya. Dengan mengatakan begitu jelas dia adalah seorang Nasionalis tetapi sekaligus kontroversial. Cilakanya Gus Dur tak perduli dengan cap kontroversialnya itu. Mbah Soeharto almarhum pernah amat tersinggung gara-gara ucapan Gus Dur bahwa si mbah adalah orang bodoh. Akibatnya, Gus Dur mengalami kesulitan yang luar biasa besar ketika balas dikerjain si mbah. Puncak sikap kontroversial Gus Dur adalah ketika dia menyediakan diri dan mau menjadi presiden RI padahal seharusnya "hak itu" ada pada Megawati. Pada "tikungan terakhir" Megawati, sohibnya sendiri, disalip dan jadilah Gus Dur sebagai Presiden RI ke-4. Humanis kok meelikng teman sendiri? Lalu, kapal Indonesia disetir bagai "the drunken master". Julukan yang diberikan oleh Rizal Ramli, menterinya Gus Dur ketika itu. Kapal RI oleng ke kiri dan ke kanan sementara Gus Dur enak saja keluyuran ke luar negeri sambil mengatakan..."gitu aja kok repot". Lalu kita sama tahu pada tanggal 23 Juli 2001, tanpa repot-repot Gus Dur dijatuhkan. Saya yang amat mengagumi Gus Dur sejak tahun 1980-an sering teramat bingung dengan pola tingkah lakunya. Ketika perilaku demokratisnya seolah tidak terbantahkan eh.....dengan enak Gus Dur mengatakan bahwa..."jikalau kyai anu sudah memerintah saya akan saya pasti aka melakukan. Lha, demokrat ko malah eksklusif? Di lain waktu situasi terbalik..."biar saya diperintah kyai polan tetapi demi masyarakat saya tak perduli". Lha, humanis kok mencla-mencle? Tetapi di hari ketika Gus Dur pergi, saya termasuk orang pertama yang menaikkan bendera 1/2 tiang bahkan ketika belum ada pengumuman resmi untuk itu. Ternyata saya mengasihi orang ini. Banyak gagasannya baru dapat saya mengerti belakangan. Ah, Gus Dur sayang, selamat jalan. Sampeyan memang memiliki hati yang tak terselami.

Tanggal 2 Januari 2010, persis sudah 1 tahun ibunda saya, Agustine Sabartinah, terkasih pergi menyusul kekasih hatinya, ayahanda SGT, ke negeri abadi. Ada sejuta kepedihan di hati saya tentang keprgiannya itu. Satu di antaranya harus saya akui hari ini, yaitu saya merasa "dibohongi ibunda". Dia berjanji hanya pergi 2-3 bulan saja selama bulan hujan. "Nanti jikalau musim kemarau saya akan pulang", demikian ibunda berjanji. "Kamu pulang dan bersihkan rumah supaya ketika saya pulang dia dalam keadaan bersih", demikian perintahnya. Tetapi apa yang terjadi? Ibunda tidak pulang ke Kupang, dia malah berangkat ke negeri abadi. Berbohongkah ibunda? Tak sayangkah dia kepada anak dan cucunya yang amat mencintainya? Saya kira tidak juga tetapi itulah hati yang tak terduga. Saya kira suda memahamnya luar dalam tetapi nyatanya tidak juga. Ibunda sayang, I love you full. Selamat damai bersama ayahanda dan Tuhan. Engkau memiliki hati yang tak terselami.

Tahun 2009 sudah kita tinggalkan. Semua yang terjadi sudah kita ketahui. Sudah tercatat dan menjadi sejarah. Tingal kita adalah mencari hikmahnya saja. Lalu, tahun 2010 sudah kita masuki. Apakah anda tahu apa yang akan terjadi di tahun 2010. Gelap Bung. Gelap Soez. Tak seorangpun tahu. Mama Loren dan Deddy Corbuzier-pun lebih banyak keliru ketimbang benarnya ketika mencoba meramal hari esok. Lalu apakah dengan demikian kita perlu untuk menghentikan perjalanan kita? Saya kira tidak perlu dan nyatanya tidak mungkin perjalanan kedepan terhenti. Hidup harus terus berlanjut bahkan ketika di depan kita adalah kepekatan kabut yang tak jelas. Hari di depan adalah hari yang samar-samar. Hari yang tak terselami.

Manusia adalah makhluk paradoks. Pertama, dia adalah makhluk yang hanya akan bertindak ketika dia tahu. Saya makan karena saya tahu bahwa saya akan lapar jika tidak makan. Karena hari besok adalah gelap maka manusia memerlukan cara untuk menduga-duga hari besok. Cara baheula adalah dengan meramal menggunakan jasa para dukun. Cara moderen adalah dengan membuat visi dan misi lalu membuat perencanaan. Yang kedua, manusia selalu mau tahu lebih jauh lagi. Seolah-olah manusia sudah tahu semua hal lalu dia bertindak dan bersikap sok tahu akan segala perkara. Manusia adalah makhluk yang sebenarnya berpengetahuan terbatas tetapi memiliki wawasan yang tak terbatas. Singkat kata, manusia adalah makhluk yang tidak tahu tetapi sok tahu. Benturan keduanya membuat banyak hal menjadi tidak terselami. Cilakanya, manusia sering terlalu jumawa dan sok tahu. Dolly pikir bahwa suaminya sudah tidak punya perhatian. Nyatanya tidak begitu. Saya pikir dolly pasti suka dengan kejutan saya. Nyatanya dolly malah merasa kehilangan perhatian. Gus Dur berpikir semua orang harus memahami dia. Orang Indonesia pikir, mereka tahu semuanya tentang Gus Dur. Apa yang anda dan pikir tentang hari esok. Tahu atau sok tahu?

Secara filosofis, ketimbang bersikap sok tahu lebih baik adalah belajar dengan penuh kerendahan hati. Jangan malu mengakui bahwa ..."saya tak tahu banyak dan oleh karena itu saya perlu belajar banyak". Manusia dengan keluasan wawasannya akan selalu mau tahu lalu bermimpilah dia. Marthen Luther King Jr. mengatakan bahwa ...."i have a dream". Bagaimana mewujudkan mimpinya itu? Marten Luther Kin Jr. belajar dan bekerja. Dengan belajar maka impian tentang harapan hati dan cita-cita hari esok bukan cuma mimpi. Maka, saya mau terus belajar tentang Dolly, Gus Dur, Ibunda dan hari-hari mendatang. Andapun seharusnya begitu. Itulah yang harus dilakukan manusia guna memahami hati yang tak terselami. Hari yang tak terselami. So, BELAJAR-lah. Selamat menempuh perjalanan hati dan hari. Tuhan memberkati anda di tahun yang baru. That's all dear folks.


Tabe Tuan Tabe Puan

103 komentar:

mikerk mengatakan...

SELAMAT TAHUN BARU 2010. TUHAN MEMBERKATI ANDA SEMUA.

MEMBACA KENDATI TULISAN INI BLUM SEMPAT DISUNTING. GBU

mikerk mengatakan...

I HAVE A DREAM

ABBA


I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream

I have a dream, a fantasy
To help me through reality
And my destination makes it worth the while
Pushing through the darkness still another mile
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream
I'll cross the stream - I have a dream

I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
I'll cross the stream - I have a dream
I'll cross the stream - I have a dream

Anonim mengatakan...

SELAMAT TAHUN BARU UNTUK KELUARGA PAK MICHAEL RIWU KAHO/ SUKSES SELALU (Sony)

Anonim mengatakan...

Kombinasi Pak mike dan ibu Dolly sangat serasi. Suam yang ganteng dan pandai+ isteri yang cantik dan keibuan. Mantap. Nah kalo masih ada keributan itu hal biasa. Dan seperti kata pak mike, hati wanita memang susah ditebak ha ha ha (Sony)

Anonim mengatakan...

Pada bagian tentang Gus Dur saya setuju 100% dengan pak Mike. Gus Dur memang sahabat kaum minoritas. Kami kehilangan dan tidak tahu apakah masih akan ada tokoh pembela minoritas seperti beliau. Selamat jalan Gus Dur (Sony)

Unknown mengatakan...

Saya pikir pasti akan ada manusia setanding Gus Dur yang perduli akan pluralitas NKRI. Itu sudah harga mati. Tak usah jauh-jauh, dalam konteks blog ini, adalah BM merupakan contoh generasi baru Indonesia yang perduli pluralisme bernagsa dan bernegara di NKRI. VIVA Gus Dur. Berjuang terus BM di tahun baru ini.

==ANAK NKRI==

Unknown mengatakan...

Hati wanita tak terselami????? BETOOOLLLLL.....

mikerk mengatakan...

Dear All,

Saya baru saja membuat penyuntingan. Semoga lebih mudah dibaca. Tengkyu bagi yang sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Hati wanita memang sulit diduga. Saya akui itu. Maitua di rumah juga sering bertindak di luar perkiraan saya tetapi sebenarnya ada 1 hal yang pasti, mereka biasanya amat encintai suami mereka tetapi dengan cara yang mereka anggap baik sendiri. Banyak orang menuduh kaum pria adalah egosi, naytanya kaum wanita tak kalah egois ha ha ha ha (13)

Anonim mengatakan...

SELAMAT TAHUN BARU DAN JUGA NATAL UNTUK BIGMIKE. KEEP ON POSTING ON THIS YEAR, BRO (13)

Anonim mengatakan...

SELAMAT TAHUN BARU UNTUK BM DAN KELUARGA. This is very inspiring posting. Hati manusia memang tak terselami (Ryan)

Anonim mengatakan...

lagu i have a dream dari ABBA emang ngetop abis....mantap dech...(Ryan)

Unknown mengatakan...

Dear All,

Saya tersenyum membaca artikel dalam posting ini. Saya membayangkan BM yang semula ingin mengejutkan isteri terkasihnya malah dibuat terkejut sendiri oleh isterinya. Bagaimana bisa terjadi? Ya itulah hati wanita. Anda tak bisa mudah menebaknya. So, be ware folks!!!!!

Unknown mengatakan...

Mendengar pernyataan provokatif seperti wanita mesin pencetak anak, wanita obyek saja, wanita tercipta untuk dapur, wanita tak perlu bicara, wanita tak bisa melindungi dirinya sendiri, wanita terlalu lemah dll .... membuat saya sebagai wanita seringkali jadi mendidih. Spontan emosional ..... tentu saja maunya memberondong penganut pernyataan ini dengan segala aji-aji argumen dan melawan dengan analisa paling canggih dan terkini.

Tapi ...... bila menghela nafas sejenak saja dengan hati dan pikiran tenang serta pertimbangan dalam, sebetulnya ada nggak sih manfaatnya menghabiskan tenaga, energi, emosi, pikiran, waktu untuk beradu otot syaraf, bersengketa kata dengan pemilik pernyataan ini ?? Mungkin kita hanya akan berpusing-pusing ria tanpa manfaat jelas. Yang dicapai pada akhir adu kata ini barangkali si provokator senang dan bahagia berhasil mengobok-obok perasaan dan kita menjadi lelah serta marah.

Unknown mengatakan...

Terlepas dari beragam, ber-ratus atau bahkan berjuta bukti kepiawaian wanita mengelola rumah tangga, keluarga dan karir sekaligus, mulai yang dicontohkan 1500 tahun yang lalu oleh istri nabi hingga sekarang para wanita pekerja pabrik atau di rumah-rumah yang pulang hari, sebenarnya apa sih yang kita secara umum sebagai wanita mau atau yang saya mau ??

Dalam majalah Spiegel edisi terbaru, tema utamanya seputar ‚Penjara Emas (wanita)’. Tema utama ini tidak saja mengupas masalah masyarakat, data dan hasil angket tapi juga menukil keinginan wanita. Menurut saya angket ini bermanfaat, selain karena bagaimanapun berbusanya seseorang berbicara tapi bila yang lain tidak setuju ... yaaaaa ... untuk apa kan dan untungnya masyarakat Jerman tidak di bawah tudung otoriter, sehingga keinginan pribadi walaupun belum tentu terwujud, setidaknya pernah didengar dan dipertimbangkan.

Unknown mengatakan...

Juga adanya perbedaan antara keinginan dan praktek, saya misalnya terkadang ini tidak setuju, itu tidak sreg ..... tapi bila menyelami hati saya lagi dan mempertimbangkan ini dan itu, akhirnya sebenarnya tidak jelas juga jadinya apa yang saya mau karena toh pada prakteknya saya melakukan yang saya tidak inginkan itu .... Nah, dengan angket ini, setidaknya perempuan diminta tegas menjawab apa sih yang kita mau, kemana sih hati kita condongnya ....

Ada 2 hasil angket yang menarik saya, tentang pembagian kerja terbaik dalam keluarga dan tentang baikkah anak di bawah 3 tahun masuk institutsi penitipan. Saya kira angket ini sebenarnya sangat universal, saya pribadi juga akan sangat penasaran akan hasilnya bila ada angket sejenis dilakukan di Indonesia atau dunia. Sayangnya ... yang terbaca di Spiegel tentu saja hasil angket di Jerman.

Unknown mengatakan...

Hasil angket tentang pembagian kerja terbaik dalam keluarga sbb :

- 58% menginginkan pria dan wanita membagi secara adil karir, pendidikan anak-anak dan rumahtangga,

- 29 % pria mencari nafkah, wanita bekerja setengah hari dan mengurus sebagian besar urusan keluarga,

- 10% pria mencari nafkah dan wanita membaktikan diri sepenuhnya untuk anak-anak dan rumah tangga.

Kalau melihat praktek sehari-hari keluarga dengan anak di lingkungan Jerman saya, sebetulnya saya lebih banyak melihat yang 29% dan 10%, ada juga memang beberapa lho !!! Bukan satu atau dua saja .... kasus yang 58% itu saya lihat, ayah-ayah yang berdedikasi siang hari dan sore hari mengantar anak-anaknya ke kursus musik sambil mendorong kereta dorongan bayi, menemani bermain di tempat bermain, berbelanja atau antar jemput ke sekolah dan dokter.

Unknown mengatakan...

Dari ini saya mengambil 2 kesimpulan dengan analisa saya yang serba terbatas:

1. Bisa jadi hasil angket itu adalah keinginan wanita sebenarnya tapi prakteknya berbeda.
2. Atau memang mungkin secara nasional begitu adanya, sehingga bila kesepakatan soal pendidikan anak-anak dan rumah tangga tidak tercapai di antara sebuah pasangan, mereka lebih memilih tanpa anak.

Untuk analisa kedua ini sebenarnya lebih mungkin karena cocok dengan masalah demografis, asuransi kesehatan, perawatan masa tua yang dihadapi pemerintah Jerman sekarang ini. Sehingga memaksa ibu mentri keluarga baru Jerman yang selalu berhasil membuat sensasi, menggonjang-ganjing dan syok (bisa diklik di sini) pemerintahan dan masyarakat Jerman ini, mereformasi ideologi kekeluargaan di Jerman. Sebuah masyarakat sosial demokratis dengan budaya dan standar hidup tinggi yang mulai bingung mempertahankan kesinambungan standar hidup.

Hasil angket kedua, tentang apakah anak di bawah 3 tahun lebih mengambil keuntungan dari penitipan daripada tinggal di rumah saja :

- 60% menjawab pentitipan anak di bawah 3 tahun lebih baik atau menguntungkan

- 30 % menilai penititipan anak di bawah 3 tahun tidak baik atau merusak

Unknown mengatakan...

Waaahhhh ... sayangnya, kedua anak-anak saya ketika mereka di bawah 3 tahun dititipkan, putri saya dititipkan pembantu di rumah dan putra saya dititipkan di penitipan di Jerman. Jadi sulit membandingkan 2 kasus dalam angket itu. Yang pasti saya melihat, menitipkan anak di tangan orang yang memang berpendidikan sebagai pendidik lebih menenangkan dan meringankan beban saya sebagai ibu dan pendidik.

Mengenai apakah anak di bawah 3 tahun lebih menguntungkan dititipkan di penitipan, saya pribadi menilai, ada untung ruginya, sekarang tinggal kembali ke keinginan kita sebagai ibu dan sifat institusi penitipannya. Anak yang sudah sejak dini dititipkan entah itu untuk 1 kali, 2 kali, 3 kali atau 5 kali untuk 2 atau 3 jam dalam seminggu memang memiliki kecenderungan lebih berani, lebih mampu bersosialisasi, lebih santai melihat perbedaan, tapi ruginya tentu saja kita sulit menghindarkan pengaruh negatif dari pendidikan orang tua lain. Namun saya menilai kerugian terakhir ini memang menjadi pekerjaan rumah orangtua si anak untuk menetralisasinya, jika mereka mampu menangani ini, saya kira, akan menghasilkan anak-anak tangguh, tapi bila mereka gagal sang anak akan terus menjadi anak bermasalah.

Unknown mengatakan...

Kembali ke keinginan wanita atas jawaban pernyataan provokatif seputar status wanita, memang tampaknya akan selalu menjadi tema menarik sampai akhir zaman. Mungkin pada akhirnya diserahkan pada keinginan wanitanya itu sendiri, terlepas bagaimana kebijaksaan pemerintah, himbauan para petinggi agama atau kecenderungan dan tren di masyarakat.

Saya ingat dalam buku yang pernah saya baca, jawaban seorang laki-laki beristri lebih dari satu akan nasib para istrinya, ia menjawab : „Aaah mereka akan baik-baik saja, wanita itu lebih mandiri dari pria ...". Lho ..... Jadi siapa yang perlu dilindungi kalau begitu ya ???? Wallahuallam bishawab deh ... Tampaknya kedalaman hati seseorang itu tak terduga jadi tidak perlu diselami ..... seperti pepatah bilang dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu ...

Anonim mengatakan...

MANTAP BM.Met Tahun Baru, Semangat Baru, semuanya baru.(Adek)

Unknown mengatakan...

Waduh, amat terlambat mengucapkan selamat natal dan tahun baru untuk Bigmike. Tetapi sahabat yang baik pastilah tidak akan menolak uluran jabat tangan tanda maaf dan sekaligus selamat.

Selamat juga atas posting yg amat bagus, kalo yang ini sih tak perlu diragukan lagi, BM memang jagonya. Hal terpenting adalah : jangan pernah merasa sok tahu akan sesuatu yang akan terjadi di depan. Dengan perencanaan yang paling canggih sekalipun, kekeliruan masih bisa terjadi. Intinya adalah rendah hati dan belajarlah demi menapaki masa depan. SELAMAT TAHUN BARU UNTUK SMUA SAHABAT BLOG BM

Unknown mengatakan...

Saya setuju dengan Bigmike bahwa menebak hati wanita adalah setara dengan derajat akademik BM yang S3 itu yaitu sungguh sangat sulit. Karena itu, jangan pernah berpikir anda telah menguasai wanita sekalipun dia adalah isteri tercinta anda. DAn BM benar banget. Saya kutip bagian paing menarik dari BM tentang hal ini....

"Tetapi sayang, sebelum saya mengejutkan dolly, saya sudah terlebih dahulu dikejutkan olehnya"

Seringkali kaum pria terjebak pada situasi seperti BM. Amat sulit menebak hati wanita. Hati yang tak terselami kata BM.

Mau tahu salah sau rahasi hati wanita yang paling sulit terselami? Cobalah yang satu ini, ingat sayapun adalah seorang wanita, : .... wanita itu paling sulit jatuh cinta. Tapi sekali jatuh cinta mereka akan sulit melupakannya......

Maka berbahagialah BM dan pria-pria yang lainnya yang memiliki wanita yang jatuh cinta kepadanya. Tugas anda wahai pria, rawatlah cinta itu karena itu amat berharga. Selamat menyelami hati wanita.

Unknown mengatakan...

Gus Dur, sahabat hati rakyat itu sudah pergi meninggalkan kita semua. Wajib kita menundukan kepala sebagai tanda dua. Entah kapan lagi kita akan memiliki tokoh seperti itu.

Tetapi jikalau boleh usul "dapatkah dikotomi mayoritas vs minoritas dihilangkan dari Indonesia? Inilah akar masalah yang membuat kita memerluka orang seperti Gus DUR. Mengapa demikian? Pengunaan istilah-istilah "MAYORITAS" dan "MINORITAS"
yang hanya menggambarkan siapa terkuat, terbesar, dan akhirnya
"PERSAINGAN".

Saya pikir bukan seperti itu yang ada di benak para bapak pendiri bangsa (funding fathers). Kita semua sama di mata hukum dan negara bukan?

Unknown mengatakan...

Bung Mike, cobalah baca berita ini, ntar kita bisa berkesimpulan : begitulah hati wanita ....

"Dua Sebab Mega Tak Mau Bertemu SBY"

Sejak kalah dalam Pemilihan Presiden 2004, Megawati Soekarnoputri nyaris tak pernah bertemu yang mengalahkannya, Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan langsung mereka baru terjadi menjelang Pemilihan Presiden 2009, saat pengundian nomor peserta Pemilihan.

Sementara suami Mega, Taufiq Kiemas, setidaknya sudah tiga kali bertemu SBY. Bahkan SBY pernah menjenguk Taufiq saat terbaring sakit di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan.

Unknown mengatakan...

Derek Manangka, dalam buku "Jurus & Manuver Politik Taufiq Kiemas: Memang Lidah Tak Bertulang" menceritakan bahwa penyebab utama Mega tak mau bertemu SBY adalah karena merasa dibohongi. Pemicunya adalah Pemilihan Presiden 2004 itu.

Menjelang akhir tahun 2004, Derek pernah bertanya langsung kepada Megawati mengenai itu. "Mega tidak langsung menjawab," ujar Derek. "Hanya saja Mega memberikan ilustrasi percakapannya dengan Yusril Ihza Mahendra, Menteri Kehakiman dan HAM di era pemerintahannya," tulis Derek di halaman 142 buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama itu.

Unknown mengatakan...

Yusril ketika ditanya soal Pemilu 2004, menyatakan kepada Mega akan ikut bertarung dalam Pemilihan Presiden. "Berbeda dengan Yudhoyono yang terus mengelak walaupun fakta yang diterima Mega dari Badan Intelijen Negara menunjukkan Yudhoyono sudah mempersiapkan sebuah partai untuk kendaraan politik," ujar Derek. "Di mata Mega, Yudhoyono telah "berbohong"."

Mega merasa "dikhianati" karena Yudhoyono justru pernah diselamatkan citranya oleh Mega. Presiden sebelum Mega, Abdurrahman Wahid, pernah memecat Yudhoyono sebagai Menteri Pertambangan di tengah jalan, namun ketika Mega naik, Yudhoyono bahkan ditaruh menjadi Menteri koordinator Politik dan Keamanan yang berwibawa.

Bukan hanya itu, Mega berniat pada Pemilihan 2004 nanti, akan menjadikan Yudhoyono sebagai calon Wakil Presiden. Namun rupanya, sejarah berkehendak lain, Yudhoyono mengalahkan Mega dalam Pemilihan Presiden.

Unknown mengatakan...

Kemenangan Yudhoyono ini pun dinilai kubu Mega tak sepenuhnya bersih. Menurut Derek, seminggu setelah Pemilihan Presiden 2004 putaran dua digelar, Taufiq Kiemas mendapat masukan bahwa ada kejanggalan dalam penghitungan suara. "Ada peran teknologi dan kekuatan di luar jangkauan TK, yang sejak awal sudah membantu lawannya Mega," ujar Derek.

Kejanggalan itu bahkan dipresentasikan Roy Suryo, yang saat itu belum masuk Partai Demokrat, di hadapan pembesar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. PDIP termasuk Taufiq dan Mega memahfumi telah terjadi kecurangan.

Namun Taufiq menyarankan PDIP dan Megawati yang saat itu masih Presiden tidak mengusut secara hukum kecurangan ini. Hasil penghitungan cepat, kata Taufiq, telah membuat publik melihat pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla sebagai pemenang. Bila Mega-Hasyim Muzadi menyatakan Pemilihan curang, malah menyudutkan Mega sendiri dan simpati justru jatuh pada SBY.

Unknown mengatakan...

Akhirnya temuan Roy Suryo itu hanya dipendam, tak pernah dipublikasikan. Biarkan Komisi Pemilihan Umum terus bekerja. "Sekalipun Mega kalah, tetapi Mega berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan Pemilu yang aman. Soal kekalahan, itu memang kebodohan kita. Kesalahan kita mengapa bisa dibodohi," ujar Taufiq seperti dikutip Derek.

Dan akhirnya KPU mengumumkan SBY-JK sebagai pemenang Pemilihan Presiden meski ada 10 persen suara yang berjumlah 12 juta suara tak bisa dihitung. Suara tak terhitung itu, sebagian besar tersebar di basis PDIP, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Unknown mengatakan...

Tanpa bermaksud mencampuri urusan politik, saya ingin berpendapat bahwa wanita bisa memaafkan kecurangan tapi dia tidak akan lupa akan kecurangan tersebut....Salam dari Kota Gudeg. Selamat Natal dan Tahun baru

Unknown mengatakan...

OH ya, selamat jalan Gus Dur, pahlawan wong cilik dan minoritas ... kebaikan mu akan kami tiru ...

Unknown mengatakan...

i have a dream .... bhineka tunggal ika diresapi benar oleh generasi reformasi sekarang ini ....

Anonim mengatakan...

Memang beta setuju bahwa Mike dan Dolly pasangan yang pas betul. Cantik dan ganteng. Kiranya Tuhan memberkati kalian berdua (A9ust)

Anonim mengatakan...

Saya juga amat setuju dengan Mbak Eliz tentang nilai penting Gus Dur yaitu beliau menjadi teramat pnting karena pluralisme pada bangsa kita sering terancam.

Bangsa ini sejak lahirnya sudah plural dan banyak orang bicara tetang pluralisme. Walaupun wacana pluralisme dan toleransi antaragama sudah sering dikemukakan dalam berbagai wacana publik, namun prakteknya tidaklah semudah yang dipikirkan dan dibicarakan.

Walaupun sudah terdapat kesadaran bahwa bangsa ini dibangun bukan atas dasar agama, melainkan oleh kekuatan bersama, namun pandangan atas "agamaku", "keyakinanku" justru sering menjadi dasar dari berbagai perilaku sehari-hari yang bermuatan kekerasan (A9ust)

Anonim mengatakan...

Lagu I hav a dream mengingatkan ama Ludji "kuti-kuti" gitar waktu masih SMA....ha ha ha ha ha...

shaugnessy mengatakan...

oh ia gitu ya....mungkin dulu BM mimipiin punya blog ya...and then belajar trus punya deh blog yg ciamk.......wkwkwkwkwk....... oooiiii boss.sori ane telat coz ane diduga tipus,,,,najis amat nih penyakit.....and nginap di RS ....makanya amat lambreta ngucapin selamat hari baek ma BM...sori dul....(Proxy73)

shaugnessy mengatakan...

Soal nyonya BM sih gw cuma mo bilang..rasaiiiiinn....wkwkwkwkwkwk...ma perempuan jangan sampe under estimate dech...bisa runyam...ya selamat bahagia ya bosssssss.....trsu soal GD.....ga ada kata laen...kita kehilangan....bisa ga BM niruin neladanin GD jadi orang Indonesia tulen kayak gitu????? (Proxy73)

shaugnessy mengatakan...

Untuk mengenang Gus Dur, saya sajikan sebuah tulisan GD, kolesi ane, yag menunjukkan bukti bahwa GD ngempanin banget ma kaum minoritas. Di baca ya, jangan sampe kagak:

"Kaum Minoritas Yang Tertindas"

Oleh Abdurrahman Wahid

(22 Desember 2005)

Persoalan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) masih terus dibicarakan orang. Walaupun KH. M. Sahal Mahfudz telah berusaha sekuat-kuatnya menjelaskan, namun tidak berhasil menenangkan masyarakat, bahkan MUI-pun menjadi sasaran guyonan masyarakat banyak. Bahkan ada yang menyatakan, MUI adalah singkatan Majelis Uang Indonesia. Contoh plesetan yang tidak menggelikan ini, sebenarnya menggambarkan perasaan masyarakat yang berang terhadap ‘kesalahan’ MUI. Bahkan sikap salah seorang ketuanya yaitu KH. Ma’ruf Amin yang menyatakan ia optimis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mendukung MUI dalam hubungan dengan melarang gerakan Ahmadiyah Indonesia, dirasakan sebagai sikap arogan dan tidak bertanggung jawab.

shaugnessy mengatakan...

Bukan hanya penulis, yang melihat masalahnya dari sudut konstitusi, tapi orang-orang seperti Dr. Azyumardi Azra, Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif (yang disegani orang karena sikapnya yang hati-hati), dan Dr. M. Syafi’i Anwar, semuanya menolak fatwa MUI itu. Bahkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang ada di lingkungan MUI dihadapkan kepada reaksi marah dari para anggota Muhammadiyah sendiri, termasuk ketuanya Din Syamsuddin. Bahkan seorang tokoh Muhammadiyah yang berpengaruh besar seperti Prof. M Dawam Rahardjo berpendapat, menuntut supaya MUI dibubarkan saja. Kira-kira menurut pendapat penulis, karena sikap MUI terhadap minoritas seperti GAI (Gerakan Ahmadiyah Indonesia). Tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, memahami benar bahwa GAI dilindungi oleh konstitusi kita, betapapun kita berbeda pendirian dengan mereka.

Sedangkan argumentasi orang-orang yang tergabung dalam usaha pelarangan atau yang mendukung argumentasi untuk melarang GAI itu, adalah bahwa Saudi Arabia melarangnya. Namun dilupakan Saudi Arabia adalah sebuah negara Islam, sedangkan Republik Indonesia bukan. Kita adalah sebuah negara nasional yang berlandaskan Pancasila, karena itu dapat menerima perbedaan apapun dalam faham kenegaraan (kecuali komunisme dalam pandangan sejumlah orang). Jika kita larang GAI, karena berbeda dari pendapat doktriner sebagian besar kaum muslimin di negeri ini, konsekuensinya kita juga harus melarang pandangan-pandangan kaum Kristen dan Katholik, Buddha, Hindu dan lain-lain. Bukankah keyakinan mereka juga tidak sama dengan keyakinan keimanan mayoritas kaum muslimin?

shaugnessy mengatakan...

Maka dapat dipahami ‘kemarahan’ orang terhadap fatwa MUI itu. Karena bukannya menolong pemerintah untuk mencarikan jawaban terhadap keadaan yang ‘mengharuskan’ pencarian solusi bagi krisis multidimensi yang sedang kita hadapi, atau setidak-tidaknya menahan diri dari setiap tindakan yang memperburuk hubungan antara kita, fatwa MUI itu justru membawa masalah baru dalam hubungan antara berbagai agama di negeri kita. Pandangan serba sempit yang dimiliki MUI itu akan merugikan seluruh komponen bangsa.
Kita harus saling mengingatkan, bahwa kita memiliki kewajiban agar apapun perbedaan pendirian kita, kita harus hidup bersama dalam satu ikatan. Bahwa perbedaan demi perbedaan yang ada, seharusnya mendorong munculnya sikap yang arif bijaksana, bukannya sikap yang membuat hubungan yang ada menjadi semakin buruk, seperti pendapat MUI yang menimbulkan reaksi yang begitu keras.

shaugnessy mengatakan...

Memang pada akhir-akhir ini kita melihat bahwa di lingkungan gerakan-gerakan Islam mulai muncul ‘hal-hal tidak sedap’, seperti munculnya sikap lebih keras di kalangan kaum muslimin, untuk memunculkan ‘kelebihan’ ajaran-ajaran agama Islam di atas berbagai ajaran agama-agama lain. Sebenarnya unutk memenuhi ‘kebutuhan’ akan hal itu, justru diperlukan kearifan untuk menahan diri di kalangan para pemimpin Islam sendiri.
‘Salah baca’ para pimpinan MUI justru berakibat pada reaksi berlebihan dari kaum muslimin sendiri. Kalau saja hal ini disadari oleh para pemimpin MUI, tidak akan terjadi apa yang kita saksikan minggu lalu itu, yaitu penyerangan sejumlah Masjid Ahmadiyah. Para pemimpin MUI justru melupakan sebuah kenyataan penting berupa rumusan ajaran Islam yang sebenarnya, yaitu “Telah Ku-ciptakan kalian sebagai lelaki dan perempuan, dan Ku-jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku bangsa, untuk saling mengenal” (I nna khalaqnakum min dzakarin wa untsa wa ja’alnakum syu’uban wa qabaila li ta’arafu). Dan sikap dasar dari ketentuan Tuhan itu adalah “Dan berpeganglah kepada tali Allah secara keseluruhan, dan jangan terpecah-belah” (wa’tashimu bi habli Allah jami’an wa la tafarraqu).

shaugnessy mengatakan...

Sikap dasar ini juga merupakan antisipasi terhadap kenyataan akan masa depan agama Islam dan kaum muslimin, seperti telah terbukti dewasa ini yaitu Islam merupakan agama besar, tanpa mengecilkan agama-agama lain.

Inilah yang belum disadari oleh para pemimpin MUI maupun para pemimpin berhaluan keras yang ada di kalangan kaum muslimin sendiri pada saat ini. Sikap-sikap keras yang kita lihat masih ada di kalangan kaum muslimin mudah-mudahan akan hilang melalui pendidikan yang lebih baik dan komunikasi yang lebih intens.
Bisa kita gambarkan upaya para pemimpin muslim di masa lampau, seperti Sir Sayyed Ahmad Khan di India dan Mohammad Abduh di Mesir. Di masa lampau, mayoritas kaum muslimin pada waktu itu bersikap keras pada orang lain, karena memang kolonialisme masih merajalela.

Karena itu sikap toleransi yang mereka perlihatkan dianggap sebagai tindakan ‘menyerahkan diri’ kepada agama lain. Tetapi pendidikan dan komunikasi yang berkembang antara kaum muslimin dan pihak-pihak lain, membuat kita menyadari bahwa memang diperlukan kearifan dan kebijaksanaan dalam hal ini.

shaugnessy mengatakan...

Hanya saja di kalangan orang-orang yang berpengetahuan agama Islam tidak cukup mendalam, justru terjadi kecurigaan yang berlebih-lebihan terhadap orang lain, yang menonjolkan perbedaan-perbedaan yang ada, bukannya mencari titik temu antara Islam dengan agama-agama lain itu.

Karena itulah, timbullah reaksi yang mengacu kepada penggunaan “bahasa kekerasan” dari Islam terhadap agama-agama lain. Inilah sisa-sisa warisan lama yang harus kita rubah melalui pendidikan dan komunikasi antar golongan. Ini berarti terhadap keadaan yang berubah, respon kita juga harus mengalami perubahan pula. Perubahan respon ini adalah kewajaran dalam perkembangan manusia, bukannya keadaan yang harus diteruskan dari generasi ke generasi. Tanpa memahami “keharusan sejarah” ini maka dapat berakibat fatal bagi diri kita sendiri, minimal bagi peranan kita dalam kehidupan bersama. Jawaban yang tepat hanya diperoleh mereka yang memahami keadaan secara tepat pula.

Apa yang dikemukakan di atas hanyalah sebagian saja dari begitu banyak hal-hal rumit yang dihadapi oleh kaum muslimin. Tetapi merespon dengan sikap keras merupakan sesuatu yang tampak dengan segera dalam pandangan bangsa ini. Mengapa? Karena kaum muslimin tidak hidup sendirian di sini, melainkan ditakdirkan oleh Allah untuk hidup bersama-sama dengan orang-orang beragama lain. Bahkan kaum muslimin sekarang ini harus hidup dengan mereka yang tidak ber-Tuhan, atau mereka yang memiliki kerangka etis yang lain, seperti kerangka dari ‘masa lampau'. Ini adalah bagian dari upaya melestarikan dan membuang yang senantiasa terdapat dalam proses sejarah umat manusia, bukan?

shaugnessy mengatakan...

Begitlah GD, pemahaman akan Islam amat dalam tetapi sekaligus humanis dan nasionalis yang tidak diragukan. Amat lama baru akan datang lagi orang seperti GD di Indonesia yang hirukpikuk dewasa ini. Semoga!

Anonim mengatakan...

Aduuuuuhhh Ibu Dolly beruntung ya punya suami seperti BM...aneh tetapi menarik persis posting-postingnya. Sepintas terasa aneh tetapi ketika dibaca waaahhhh...dalam banget maknanya.

Yang saya tangak adalah, kerndahan hati untuk ersu menerus belajar mengenal diri sendiri, suami kita, isteri kita, anak-anak kita, sahabat kita and ...so on... so on....(PM)

Anonim mengatakan...

eh BM, nyari dan pake lagi dari ABBA dong untu tema posting...asli asik dech....(PM)

Anonim mengatakan...

eh BM, nyari dan pake lagi lagu dari ABBA dong untuk tema posting...asli asik dech....(PM)

poempuisi mengatakan...

Hati Wanita

Cinta itu indah sekaligus menyakitkan

Dulu pernah kau katakan
Indahnya dicintai oleh orang yang kita cintai
Lalu mengapa indahnya kau hapus
Hanya karena ratap tangisku
Hanya karena lemahnya hati yang kubiarkan lemah
Hanya karena aku ingin merasa menjadi seorang wanita?

Salahkah bila saat ku menjadi wanita
Kutangisi hubungan panjang tak jelas kapan berakhir?
Salahkah bila saat ku menjadi wanita
Kuinginkan diriku menjadi segalanya untukmu?
Salahkah bila saat ku menjadi wanita
Kuinginkan dirimu hanya untukku seorang?

Bila itu salah
Maka menjadi wanita adalah salah
Mungkin
Memiliki hati seperti wanita adalah hal yang paling salah
Karena pernah kukatakan dulu
Kehadiranmu membuatku menjadi seorang wanita yang sempurna
Dan mungkin itu kini menjadi salah ...

poempuisi mengatakan...

TAFAKUR BAGI GUS DUR

Sajak ADHIE M MASSARDI

Pada Rabu terakhir di tahun yang ragu
Aku mendengar kabar dingin angin
Lalu orang-orang menyebut namamu
Dalam nyanyian yang tak mungkin

Tapi pada Kamis terakhir tahun yang penuh tangis
Seribu Malaikat berdzikir mengiringi langkahmu
Seribu Bidadari mengikatkan selendangnya pada teralis
Dan aku hanya bisa menggumam: “O, Guruku…”

Kebijakanmu adalah cermin kebajikanmu
Kebesaranmu adalah cermin kesabaranmu
Bahkan ketika angin tak lagi membawa pesan penyair
Kau tetap lebih suka menyapa orang-orang tersingkir

Bunga mekar di taman
Bunga gugur di taman
Engkau duduk di singgasana
Engkau pergi dari sana

O, alangkah lekasnya waktu

Tapi engkau pergi
Setelah meninggalkan api kecil di hati kami
Yang tak akan pernah mati

Dan kami akan terus melangkah
Mengikuti jejakmu
Agar Tanahair kami penuh berkah.

poempuisi mengatakan...

"Karena Ayahku"

Oleh Innayah (Putri bungsu Gus Dur)

Kalau aku orang dermawan, itu karena ayahku yang mengajarkan

Kalau aku jadi orang toleran, itu karena ayahku yang menjadi panutan

Kalau aku jadi orang beriman, itu karena ayahku yang menjadi imam

Kalau aku jadi orang rendah hati, itu karena ayahku yang menginspirasi

Kalau aku jadi orang cinta kasih, itu karena ayahku memberi tanpa pamrih

Kalau aku bikin puisi, ini karena ayahku yang rendah hati

Anonim mengatakan...

@ Poempuisi,

Kutipan puisi yang amat bagu tentang Gus Dur. Dia memang sahabat kaum minoritas. Makanya di NTT namanya amat harum (13)

Anonim mengatakan...

@ Bung Proxy73,

Jika masih ada koleksi artikel dari GD tolong di bagikan ya ...lewat blog ini juga boleh....saya sangat memfavoritkan tokoh yang satu ini (13)

Anonim mengatakan...

Ya saya setuju dengan beberapa kawan, mister mikerk dan isterinya dollyrk memang serasi. Gagah dan cantik. Smart dan beautiful. Mereka berdua adalah kawan kuliah yang jadian. Jadi saya pikir cukup saling mengerti tetapi jika mike mengatakan bahwa hati dolly tak terselami maka bagi saya itulah misteri kehidupan. Satu kuncinya alau begitu, peliharalah cinta dan kepercayaan. OK, TUHAN YESUS MEMBERKATI (John, Oemasi)

Anonim mengatakan...

I LOVE GUS DUR

WE LOVE GUS DUR

INDONESIA LOVES GUS DUR

(John)

Anonim mengatakan...

SETUJU BANGET KALO BM AMA BU DOLLY PASANGAN YANG SERASI. KATE ORANG...MANTAP ABIZZZZZ. (Adek)

Anonim mengatakan...

Saya pernah membaca sebuah buku yang ditulis oleh kalau tidak salah pendeta Andar tetang selamat ribut rukun - suami dan isteri bisa saja bertengkar tetapi itu cuma bumbu. Belajar dari pengalaman BM dan ibu dolly, saya pikir semua normal saja. Kata kunci sudah diberikan oleh BM,...belajarlah mengenal....seamat ribut rukun untuk semua....(Larry)

Anonim mengatakan...

Tidak ada yang bisa menggantikan Gus Dur...Yang ada adalah pengikutnya. Saya pikir kalo BM mau mungkin bisa menjadi orang seperi GD ttetapi saya akan sangat membenci BM jika dia tergoda menjadi eksekutif. Biarlah BM tetap menjadi seperti sekarang, yaitu pemikir yang mengingatkan hati nurani (Larry)

Anonim mengatakan...

oh ya saya setuju jika BM menggunakan lagi lagu dari ABBA untuk tema posting. Ini grup favorit dna sekarang tidak ada lagi gru seperti mereka. Harmonisasi lagunya luar biasa. Terbukti banyak penyanyi baru bisa ngetop pake lagu mereka. Viva ABBA (Larry)

Anonim mengatakan...

wah saya dukung sekali jika ada sahabat yang mengatakan bahwa BM dan ibu Dolly adalah pasangan yang pas dan serasi. Jialau da ribut-ribut ah itu soal biasa. Selamat HUT ya ibu Dolly. Bahagialah ibu memiliki suami yang dahsyat seperti BM (Yes)

Anonim mengatakan...

Syalom, selamat hari minggu untuk Pak MIke. Hari ini Kupang hujan terus dan saya tidak ke gereja pagi. Tulisan ini amat bagus karena memberikan kita catatan bahwa jangan takabur menghadai hari-hari mendatang yang tidak pasti. Jangan takut langkah tetapi ttaplah rendah hati. Saya ingin mengulasnya dari perspektif iman Kristiani.

Anonim mengatakan...

"Tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. (Mazmur 33:11)"

apa artinya itu? TUHAN ternyata dapat diandalkan baik menghadapi hari depan maupun hati manusia.

uhan juga membuat perencanaan, juga atas hidup kita. RencanaNya itu tetap dan tidak bisa digoncangkan oleh apapun atau siapa pun juga, kecuali oleh Tuhan sendiri tentunya. Yeremia 29:11 mengatakan rencana Tuhan atas hidup kita adalah kebaikan, keselamatan dan kesejahteran kita. Tak sebersit pun ada dalam pikiran Tuhan mencelakakan atau menjerumuskan kita. Inilah yang menjadi sumber kekuatan dan sumber ketenangan jiwa kita. Kita menyadari keterbatasan kita membuat perencanaan. Sepintar-pintar kita membuat rencana kadang bisa juga gagal atau meleset. Namun kita dapat tetap tenang karena beriman Tuhan juga punya rencana yang baik atas hidup kita. Dia tidak akan mengubah rencana itu dan tidak akan bisa gagal.

Syalom, selamat hari minggu

Anonim mengatakan...

aduh maaf (Yes, BTN)

Unknown mengatakan...

PUISI UNTUK GUS DUR

Gus Dur,
Mata itu, tertutup rapat, Buta, tapi dapat melihat Yang Tidak Terlihat,
Kaki itu, terkulai, Lumpuh, tapi dapat berjalan Ke Tempat Yang Tidak Terjalani,
Lidah itu, Kelu , tapi dapat Menyentuh Hati Yang Tidak Tersentuh,
Wajah itu, Biasa saja, tapi Dicintai oleh 250 juta Hati.

Gus Dur, Gus Dur,
Alangkah beruntungnya Matamu Memiliki BUTA-MU,
Alangkah beruntungnya Kakimu Memiliki LUMPUH-MU,
Alangkah beruntungnya Ragamu Memiliki JIWA-MU,
Dan Alangkah Beruntungnya BANGSAMU memiliki GUSDUR-MU.

Besok GUS DUR,
Waktu tahun baru datang dan pagi berkuasa,
Kau tidak lagi bersama kami GUS,
Tetes embun yang dingin itu,
Hanya mengingatkan kami akan jasadmu yang mendingin.

Tapi,
Napasmu akan terus kami hirup bersama Angin Barat,
Pemikiranmu akan terus menderu seperti Laut Selatan, dan
Rohmu akan terus menaungi Indonesia,
Sampai GARUDA terbang ke Langit Ketujuh.

GUS DUR, Terima KASIH, …..Ijinkan saya MELAHAP DUKA ku….!!!

Anonim mengatakan...

Selamat hari minggu untuk Bigmike. Selalu rindu untuk membaca tulisan BM (Sherly, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

Kepergian presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk selamanya, menyisakan duka mendalam bagi kaum atau warga negara yang kerap disudutkan oleh sistem sosial negeri ini.

Salah satu di antaranya adalah Dorce Gamalama. Hal ini tak mengherankan karena selama ini Gus Dur memang berperan sebagai pembela hak Dorce agar diperlakukan sama dengan warga negara lainnya.

Sebagai waria alias wanita pria, seringkali Dorce dicemooh dan dihina. Namun di mata cucu pendiri Nahdlatul Ulama itu, Dorce merasa berharga. "Gus Dur sayang sama saya. Nggak pernah komentar yang aneh-aneh, bahkan saat saya bilang mau nikah," ....

Lantas, siapa bisa menolak bahwa GD memang akan dikenang sebagai pembela kaum minoritas? (Yayuk)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Ada salam dari Pace Ruben. Dia sedang pulang kampung dan berada di pegunungan dan tidak punya akses internet. Titip salam Tahun baru. Si kacau itu nanti akan kembali mengunjungi BM di blog. Itu pesannya.

Selamat juga untuk mace Dolly yang HUT ke 45. Selamat berbahagia (PaceNoge)

Anonim mengatakan...

Saya kutip sebuah tulisan yang enggambarkan betapa berartinya GD bagi orang Papua.

"Gus Dur dan Damai untuk Papua"

Kebijaksanaan tidaklah diukur dari panjangnya usia....

Anton Sumer tercenung di depan televisi. Pemberitaan tentang wafatnya mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid menyita seluruh perhatiannya. ”Ai, aduh. Kami, orang Papua, layak bersedih. Beliau bapak kami orang Papua. Beliau pula yang mengembalikan lagi nama Papua,” kata Anton sambil memegang kepalanya.

Dulu, semasa Orde Baru, tabu jika orang Papua menyebut diri mereka sebagai orang Papua. Namun, oleh Gus Dur tembok-tembok ketakutan itu diruntuhkan. Dulu Papua disebut dengan Irian, demikian juga dengan penduduknya, orang Irian.

Anonim mengatakan...

Dulu, meskipun secara politis mereka segan menyebut diri mereka dengan Papua karena takut diidentikkan dengan Organisasi Papua Merdeka, jauh di dalam hati mereka adalah orang Papua. ”Karena Gus Dur, kami tidak takut-takut lagi menyebut diri kami orang Papua, dan kami bangga dengan itu,” kata Yehezkiel Belaw, seorang pemuda asli Paniai.

Gus Dur pula yang pada 2000 sebagai Presiden mengizinkan masyarakat Papua menggelar kongres. Bahkan, memberi bantuan dana untuk menggelar Kongres Rakyat Papua II itu. Izin yang diberikan itu tidak saja amat berharga. Bagi masyarakat Papua, ruang demokrasi itu berdampak dahsyat, terutama terkait dengan identitas diri mereka.

Anonim mengatakan...

Dalam pertemuan yang dihadiri lebih-kurang 5.000 peserta dari semua pelosok Papua, mereka dengan terbuka membicarakan lagi perlunya menuntaskan distorsi sejarah Papua. Mereka juga membahas pentingnya menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM di Papua serta pengabaian hak-hak dasar, terutama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya rakyat Papua.

Mereka melihat bahwa dialog dan negosiasi adalah langkah penting untuk menyelesaikan tiga masalah tadi. Dalam kongres yang digelar di Jayapura itu juga ditetapkan berdirinya Presidium Dewan Papua yang diketuai oleh Theys Hiyo Eluay.

Secara politis, keinginan Gus Dur menjelang Tahun Baru 2001 sebagaimana diungkapkannya melalui kata-kata, ”Saya Ingin ke Papua untuk melihat matahari terbit dari timur” berdampak luar biasa bagi rakyat Papua.

Anonim mengatakan...

Gus Dur pula yang dengan terbuka mengakui kembali masyarakat Papua sebagai bangsa. ”Ia tidak hanya membuka dan membangun ruang-ruang demokrasi, menghadirkan rasa aman dan nyaman, tetapi juga mengakui harkat dan martabat kami rakyat Papua,” kata Ketua Umum Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut.

Meskipun dalam logika ketatanegaraan pengakuan atas bendera Bintang Kejora dan lagu ”Hai Tanahku Papua” sebagai salah satu simbol kepapuaan menurut Forkorus Yaboisembut sangat kontroversial, toh Gus Dur tetap merestuinya.

Pengakuan atas ekspresi kultural, kebebasan berpendapat, dan identitas politik itu tidak hanya penting bagi masyarakat Papua, tetapi juga menegaskan keberadaan masyarakat Papua yang harus diperlakukan setara.

Anonim mengatakan...

”Dengan keberanian iman dan intelektualitasnya, ia membebaskan masyarakat Papua dari kekangan masa Orba yang otoriter militeristik,” kata Forkorus.

Sayang, menurut peneliti dari Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, Amiruddin al Rahab, apa yang telah dirintis Gus Dur tidak diteruskan.

Meskipun demikian, itu tidak mengurangi arti penting dari apa yang telah dirintis Gus Dur untuk Papua.

Bagi Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Fajar Timur, Abepura, Neles Tebay, sikap terbuka dan demokratis yang didukung oleh keberanian iman dan intelektualitas itulah yang menempatkan Gus Dur sebagai sang damai. ”Man of Peace,” kata Neles Tebay.

Anonim mengatakan...

Tidak mengherankan jika kepergian Gus Dur menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Papua. Apalagi, mereka sebenarnya tengah mempersiapkan peringatan penetapan nama Papua dan hendak mengundang Gus Dur hadir.

Menurut Forkorus, Gus Dur telah mengilhami mereka untuk berjuang dalam dan demi perdamaian. Meski masa pemerintahannya sebagai presiden amat pendek, apa yang telah dilakukannya bagi masyarakat Papua sangat penting.

”Meski secara fisik, Gus Dur sulit melihat, ia memiliki mata hati yang mampu melihat jauh lebih dalam daripada mata fisik,” kata Anton Sumer.

Anonim mengatakan...

@ Bigmike & all,

Begitulah, kami di Papua merasa sangat kehilangan Gus Dur. Doa kami untuk dia.

Dalam keheningan kebaktian Tahun Baru di sebuah gereja kecil di wilayah perbatasan di Kabupaten Keerom, doa untuk Gus Dur membubung. ”Terima kasih Gus,” gumam seorang umat.

Anonim mengatakan...

ah maaf (PaceNoge)

shaugnessy mengatakan...

Ada manusia yang ga rendah hati dan ga mau belajar. Dia adalah anggota DPR yang bernama ...wkwkwkwk nih dia beritanya...

Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla akhirnya menyuarakan pendapatnya soal Ruhut Sitompul yang memanggilnya 'Daeng' dalam rapat Panitia Hak Angket Kasus Bank Century.

"Panggilan 'Daeng' itu biasa saja, cuma tidak pada tempatnya," kata Jusuf Kalla ketika ditemui di Makassar, Senin 18 Januari 2010.

Panggilan seperti itu, ungkap Kalla, seharusnya tidak dilakukan di rapat pansus yang merupakan rapat resmi.

"Andaikan dia memanggil di luar rapat, itu wajar. Panggilang 'Daeng' itu panggilan kekeluargaan," lanjut Kalla.

shaugnessy mengatakan...

Ruhut memanggil Jusuf Kalla dengan panggilan 'Daeng' dalam rapat Pansus Century, Kamis 14 januari 2010.

Sebelum melontarkan panggilan 'Daeng' lima kali pada JK, Ruhut memanggilnya 'Ayahanda'.

Aksi Ruhut mendapat reaksi keras. Politisi Golkar Ibnu Munzir langsung menginterupsi rapat. "Kali ini saya tersinggung soal sebutan Daeng," ujar Munzir yang terpilih dari daerah pemilihan Sulawesi Barat.

Buntut persoalan panggilan 'Daeng' pun keluar hingga ruang rapat. Sejumlah anggota Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century masih menyisakan rasa jengkel pada Ruhut. Panggilan 'Daeng' mereka nilai sebagai pelecehan terhadap Kalla.

shaugnessy mengatakan...

Pengucapan "Daeng" ini mengingatkan mereka dengan ucapan "bangsat" yang juga diucapkan Ruhut beberapa waktu sebelumnya terhadap politisi Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gayus Lumbuun. Ruhut dinilai terlalu sering berbuat ulah, berperilaku sembrono, dan mengeluarkan perkataan tak patut, baik disadari atau tidak disadari, pada rapat-rapat Pansus Century.

Akbar Faisal, anggota pansus dari Fraksi Hanura yang berasal dari Bugis seperti JK, mengatakan bahwa dalam struktur sosial Bugis, pelafalan "Daeng" cenderung digunakan untuk level masyarakat bawah. "Padahal, bagi kami Pak JK itu sudah berada pada level yang sangat terhormat," kata Akbar.

shaugnessy mengatakan...

wueeeleehhhh dasar otaknya rada situmpul ...wkwkwkwkwkwk....

Anonim mengatakan...

@ Bung Proxy,

iya, begitulah jika preman jadi anggota dewan. Tidak di pusat tidak di daeah...sama saja...podo wae ..ha ha ha ha (13)

Unknown mengatakan...

Yang ini, adalah humor Gus Dur di depan Fidel Castro ketika berkunjung ke negara Kuba.

Kepada Castro, Gus Dur menyatakan bahwa semua Presiden Indonesia punya penyakit gila.

Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.

Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya.

"Yang Mulia Presiden Castro termasuk yang mana?"

"Saya termasuk yang ketiga dan keempat," jawab Castro sambil tertawa.

Unknown mengatakan...

Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita tersebut.

Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat. Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.

Selain menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, pernyataan itu sekaligus merupakan jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa dirinya sebagai presiden yang banyak pergi ke luar negeri.

SELAMAT PAGI BM AND ALL

Unknown mengatakan...

Syalom, selamat pagi untuk BM dan semua sahabat. Agak lama ga ke sini. Pulang kampung dulu tanpa HP, internet atau koran dll dehc....asyik...but life must goes on kan? GBU

Unknown mengatakan...

Very good posting dan memberi pencerahan. Tetapi sebenarnya saya ingin bertanya mengapa ada distingsi antara pengetahuan dan wawasan? bukankah penambahan pengetahuan menyebabkan perluasan wawasan? saya tunggu jawaban BM. Thanx

Anonim mengatakan...

Dear pemilik blog,

Tulisan anda menarik banget. Saya suka. Harap lebih profesional dan coba bergabung dengan salah satu sindikasi penulisan. Pasti lebih banyak kebaikan yang akan dibagi (Suardika)

Anonim mengatakan...

Rindu sama Pace Ruben apalagi saat Pak Mike ngadat posting kayak begini (Sony)

Unknown mengatakan...

@ Rekan Penatua Bigmike,

Syalom. Selamat hari minggu. Hari ini saya kurang sehat dan tidak mempersiapkan diri ke gereja. Tuhan tahu kesulitan ini dan saya sudah ibadat subuh secara pribadi.

Agak lama tidak ke blog BM. Biasalah. Urusan ini dan itu. SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU dan Selamat memiliki isteri yang cantik. Keluarga adalah karunia Tuhan yang harus disuuri.

Unknown mengatakan...

Saya ingin memberi catatan tentang Gus Dur. Beliau almarhum memang tokoh sahabat kaum minoritas sejati yang gagah berani. Lalu saya mendapatkan perbandingannya di dalam Alkitab.

1. Tindakan GD mirip Raja Koresh dari Persia yang malah membebaskan umat Israel kembali ke negeri asal mereka, Yerusalem.

Ezra 1 : 1-4

(1) Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:

(2) Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.

(3) Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem.

Unknown mengatakan...

(4) Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem."

Unknown mengatakan...

2. belas kasih Gus Dur mirip orang Samaria yang baik hati.

Lukas 10 : 34

Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Unknown mengatakan...

3. Sikap Gus Dur mirip Kornelisu, perwira Romawi, yaitu seorang non-Kristiani yang bersikap baik terhadap umat Kristiani.

Kisah Rasul 10:1-4

10:1 Di Kaisarea l ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia.

10:2 Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah m dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.

10:3 Dalam suatu penglihatan, n kira-kira jam tiga petang, o jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: "Kornelius!"

10:4 Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah q dan Allah mengingat engkau 1 .

Unknown mengatakan...

Kita lihat kesamaan itu dan coba diperhatikan alagi.

1. Gus Dur yang Muslim taat itu bersikap mendorong umat Kristiani dan umat minoritas lainnya untuk beribadah;

2. Gus Dur yang Muslim taat itu bersikap egaliter dan penuh welas asih;

3. Gus Dur yang Muslim itu perbuatan baiknya dihitung baik oleh Tuhan;

Kesimpulannya, GD adalah berkat bagi Indonesia yang plural. Kita umta Kristiani patut merasa kehlangan tetapi jangan takut karena Tuhan ada dan pada waktunya akan diutus lagi penolong seperi Gus Dur.

Unknown mengatakan...

Terakhir, dalam perspektif Alkitab, dimana kini Gus Dur berada? Saya tidak mau berandai-andai sebab saya bukan Maha Tahu tetapi coba sahabat Kristiani mencatat kembali Kis 10:4

"Ia (Kornelius) menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau"....

Saya ulangi ...."dan Allah mengingat engkau"....

Allah mengingat Gus Dur atas semua kebaikannya...

Syalom

Anonim mengatakan...

waduh, mula-mula saya agak kecewa karena belum ada posting baru dari Pak Mike tetapi komentar dari sahabat Pak Johanes betul-betul mncerahkan. Inilah renungan kita hari minggu ini. Tuhan Jesus memberkati pak Johanes dan segera memulihkan kondisi kesehatan (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

Komentar pak Johanes mengingatkan kita bahwa BUKAN AGAMA KITA YANG MENYELAMATKAN KITA TETAPI TUHAN. DIA BAIK BAGI SEMUA ORANG. AMIN. AMIN. AMIN (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

2 jempol untuk Pak Johanes. Thanx bro' (13)

Anonim mengatakan...

Sebulan 1 posting? theeerrrrrlaalllluuu....wkwkwkwkwk...ayooo posting baru dunks.....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

oh ya, proficiat untuk Pak Joanes atas komentarnya. Saya kira anda benar dan memang begitulah seharusnya Indonesia yang plural. Salam Indonesia. MERDEKA (Proxy73)

mikerk mengatakan...

Dear sahabat blogger,

Maafkan saya, dikarenakan terlalu sibuk, nyaris 3 minggu saya tidak menengok blog. Sekali lagi maafkan.

Terima kasih bagi yang sudah berkunjung dan terutama yang sudah memberi komentar. Tuhan memberkati anda sekalian.

mikerk mengatakan...

@ Bung Proxy73,

besok saya membuatkan posting baru. Jangan kuatir.

@ Bung Johanes,

Salut atas komentar anda. Sayapun sibuk mencari-cari ayat Alkita yang Bung jadikan referensi. Dan sulit untuk tidak setuju dengan Bung. Terima kasih banyak. Tuhan Yesus memberkati Bung Johanes dalam semua aktivitas terutama sebagai Penatua.

mikerk mengatakan...

@ Bung Sayyid,

Manusia adalah makhluk yang bertanya. Semua hal ditanyakan dan untuk itu dia selalu melihat ke sekeliling. Dilihatnya gunung. Dilihatnya matahari. Dilihatnya sungai. Itu adalah wawasan.

Tetapi di lain pihakn, manusia yang melihat gunung itu belum lag tahu, apa nama gunung yang aku lihat, pohon apa yang tumbuh di sana, burung apa yang hinggap di sana. Jelas sudah manusia memerlukan pengetahuan untuk menjawab pertanyaannya.

Begitulah Bung, wawasan dan pengetahuan itu. Selamat berefleksi. GBU

Anonim mengatakan...

Hari ini Pak Mike menulis di TIMEX tentang perubahan iklim. Teman-teman yang membacanya terkagum-kagum dengan pilihan bahasa yang sangat merakyat sehingga mudah domengerti banyak orang.

Tapi, saya sedih karena Pak Mike sudah 1 blan absen dari blog. Adil sedikit dong pak Mike!!!!!! (Sherly, CN, Oebufu)

Anonim mengatakan...

Iya Usi, Pak Mike harus dikasi ta supaya posting baru lagi (13)

Anonim mengatakan...

Setuju sama semua teman2...BM posting baru lagi dong. Tiap hari ngecek blognya BM ternyata masih posting lama.(Adek)