Senin, 06 April 2009

doea skandal satoe nama: khianat (part 1)

Dear sahabat blogger,

Kampanye terbuka jelang pemilu legislatif di Indonesia berakhir sudah. Apa yang tersisa adalah sampah kertas, sampah plastik, uang sisa hasil bayaran ikut kampanye, kenangan tentang goyang erotis para penari dangdut, ingatan tentang kemacetan akibat pawai konvoi zonder pake taat pada aturan lalu lintas, optimisme, skeptisisme, mimpi indah, sinis, dan lain-lain dan seterusnya. Kampanye pemilu di Indonesia belum banyak berubah. Modelnya sama dari waktu ke waktu. Itu-itu melulu. Apakah itu merupakan pelajaran berdemokrasi yang baik? Entahlah. Saya cuma ingin bertanya: Apa yang kau mau wahai para pengelola partai?. Apa yang kau mau para politisi dan para caleg?. Apa yang kau cari kawan???????

Tapi sudahlah. Lupakan sejenak "bisingnya" pesta kampanye yang sudah lewat itu. Saya ingin menelisik sesuatu bagi. Mula-mula bagi saya sendiri. Lantas, semoga ada manfaatnya bagi saudara semua: bagi persahabatan. Bagi kebaikan. Bagi kasih sayang. Begini.

Adalah sebuah buku yang berjudul "Bung Karno. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" yang berjudul asli "Sukarno, Autobiography as told to Cindy Adams, Indianapolis,: Bobbs-Merril". Dalam judul aslinya itu, buku Buku otobiografi Bung Karno ini, dirilis pada tahun 1965. Lalu, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diedarkan pada tahun 1966. Tahun ketika Bung Karno berada di ambang kejatuhan total. Entah sejak kapan buku ini ada di rak buku Ayahanda saya almarhum, SGT, tetapi saya membacanya sampai tamat pada saat saya masih duduk di bangku SMA. Apa kesan saya ketika itu? ..... Ah, Bung Karno hanyalah seorang yang kurang baik dan bermulut besar...... Mengapa saya bersikap begitu? Tentu saja, karena sebelumnya, di bangku SD, saya sudah membaca buku yang berjudul "Soeharto. Dari Prajurit sampai Presiden" tulisan O. G. Roeder (aslinya berjudul: "Soeharto. The Smiling General"). Isi buku ini "berhasil memprovokasi" saya yang masih "polos" itu. Bagi saya Soeharto adalah pemenang dan Bung Karno adalah Pecundang. Barulah ketika saya berada di Jogja pada tahun 1981-an dan sempat membaca sebuah buku stensilan tentang Bung Karno di rumah kost abang saya "Budhi Suto" pandangan saya tentang kedua tokoh besar Indonesia ini perlahan-lahan berubah. Dan akhirnya, Soharto tidak lagi menjadi idola dalam memori saya. Di tempat itu sekarang terisi nama Bung Karno.

Yang mau saya sampaikan dalam paragraf di atas adalah betapa sebuah tulisan dapat mempengaruhi pikiran pembaca. Dan betapa pikiran yang telah dibentuk tadi bisa menghasilkan persepsi yang salah tentang "who is the winner, who is the loosser". Manusia berbeda dari binatang karena dia berpikir-pikir (Leahy) tetapi pikiran ternyata bisa dimanipulasi. Pikiran manusia yang terbuka ternyata bisa diisi sebuah pesan dan tanpa sikap obyektif serta jernih, pesan itu bisa menyesatkan. Bagi saya, upaya memanipulasi pikiran orang adalah skandal. Sebuah kejahatan. Dan tentang skandal seperti itulah saya ingin meletakkan doea boeah skandal ontoek saya pelajari.

Skandal 1: skandal halaman 341


Apa ini? Pada edisi bahasa Indonesia dari buku "Bung Karno. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia - tepatnya di halaman 341 - terdapat sebuah skandal. Awalnya adalah pada tahun 2006 bertempat di Gedung Pola, Jakarta di lakukan sebuah diskusi tentang Bung Karno. Lalu, Prof Syafi'i Maarif (SM), mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, berkata keras.....Bung Karno dalam otobiografinya amat melecehkan Bung Hatta karena menganggap Bung Hatta tidak punya peran dalam sejarah Indonesia....bbbblllllllaaammmmm....semua orang tersentak kaget....what's going on????....Lalu, SM mengutip kata-kata di halaman 341 itu yang bunyinya begini:

"Rakyat sudah berkumpul, Ucapkanlah Proklamasi" Badanku masih panas, akan tetapi aku masih dapat mengendalikan diriku. Dalam suasana di mana setiap orang mendesaku, anehnya aku masih dapat berpikir dengan tenang. "Hatta tidak ada" kataku. "Saya tidak mau mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada.".
Sampai di batas kutipan di atas semua hal masih berjalan normal akan tetapi pada kelanjutan pragraf di atas itulah, SM dan banyak orang, menjadi amat marah. Inilah kutipan yang membuat tersinggung itu:

Tidak ada yang berteriak "kami menghendaki Bung Hatta". Aku tidak memerlukannya. Sama seperti aku tidak memerlukan Sjahrir yang menolak untuk memperlihatkan diri di saat pembacaan Proklamasi. Sebenarnya aku dapat melakukannya seorang diri dan memang aku melakuannya sendirian. Di dalam dua hari yang memecahkan urat syaraf itu maka peranan Hatta dalam sejarah tidak ada."
Lalu paragraf di atas bersambung ke paragraf berikut:
"Peranannya yang tersediri selama masa perjuangan kami tidak ada. Hanya Sukarno-lah yang tetap mendorong ke depan. Aku memerlukan orang-orang yang dinamakan "pemimpin" ini karena satu pertimbangan. Aku memerlukannya karena aku orang Jawa dan dia orang Sumatera dan di hari-hari yang demikian itu aku memerlukan setiap orang denganku. Demi persatuan aku memerlukan seorang dari Sumatera. Dia adalah jalan yang paling baik untuk menjamin sokongan dari rakyat pulau yang nomor dua terbesar di Indonesia."
Oh, ternyata di situlah letak kemarahan SM dan banyak orang kepada Bung Karno. BK dianggap teramat sombong karena menganggap hanya dirinya sendiri yang penting. Hanya BK yang besar sementara yang lainnya kecil tak berarti. Bung Hatta dan Sjahrir tidak ada peran sejarahnya. Bung Hatta hanya diperlukan sekedar karena dia orang Sumatera. Rakyat Sumatera hanya dianggap pelengkap dari Bung Karno.

Betulkah demikian? Sejarawan dari LIPI, DR. Asvi Warman Adam yang juga urang awak, sama seperti Bung Hatta, mengajak Yayasan Bung Karno untuk meneliti kembali naskah asli buku itu yang tertulis di dalam bahasa Inggris dan .... ddddhuueeeeerrrrrrrr.......di dalam skrip aslinya ternyata 2 paragrafi itu tidak ditemukan. TIDAK ADA. Sekali lagi, dua paragraf yang "amat menghina Bung Hatta" ternyata TIDAK ADA. Jadi, DR. Aswi dkk. berkesimpulan bahwa Bung Karno sama sekali TIDAK MENGHINA BUNG HATTA. Sebaliknya dari menghina, BK sebenarnya amat memuji peran Bung Hatta. Perhatikan kutipan dari naskah asli yang sudah diterjemahkan berikut ini:

"Dalam detik-detik yang gawat dalam sejarah inilah Sukarno dan tanah-air-Indonesia mengunggu kedatangan Hatta."
Tidak ada penghinaan. Tidak ada penghujatan. Yang terlihat adalah pujian dan pengakuan yang yang tulus dari seorang sahabat. .... heiii....what's going on ????? .... Jelas terlihat bahwa ada dua buah paragraf tambahan yang menyelinap diam-diam di sana. Untuk tujuan apa dan oleh siapa? Silakan anda menganalisisnya sendiri tetapi lihatlah betapa merusaknya sisipan itu. Penyisipan itu telah membentuk persepsi orang yang keliru tentang Bung Karno. Penyisipan itu adalah penyesatan. Penyisipan itu mengadu domba anak bangsa. Dan anda bayangkan, ketika sisipan itu "masuk ke dalam kepala seorang anak SD seperti saya dan lalu membentuk persepsi saya maka apa hasilnya. Tidak lain dan tidak bukan adalah terbentuknya afeksi negatif. Afeksi negatif adalah kebencian. Kebencian adalah lawan dari efeksi positif, yaitu kebaikan dan kasih sayang. Pengalaman saya membuktikan hal itu: ... suatu ketika, saya amat membenci Bung Karno ..... Lalu, teringatlah saya pada apa yang pernah saya tonton di film "The Killing Fields", tepatnya pada adegan sekelompok anak kecil sedang diindoktrinasi oleh tentara Khmer Merah, dan .....astaganagaaaaa.....anak-anak itu lalu menembak mati sekumpulan orang tahanan tanpa ekspresi karena sebelumnya kepada anak-anak itu telah dikatakan bahwa para pesakitan adalah sekumpulan orang berbahaya yang tak berguna.

Siapa pelaku sisipan itu? Sampai hari ini tak pernah jelas siapa aktor jahat itu. Dugaan bisa saja dilakukan, yaitu siapa yang paling berkepentingan agar Bung Karno segera tamat dari panggung politik Indonesia. Jika nalar kita dibawa ke titik itu seharusnya amatlah mudah menemukan pelakunya. Tetapi sayangnya kebenaran seperti itu akan bertemu dengan kebenaran versi lainnya, yaitu kebenaran versi hukum. Mana buktinya? Pasal berapa ayat berapa junto pasal berapa? Lalu, yang menang adalah yang paling pandai berkelit. Yang benar adalah yang lidahnya paling bercabang. Itu adalah skandal, yaitu ketika kebenaran sejati dipatahkan oleh percabangan lidah.

(kampanye adalah urusan bicara. Ketika berbicara, lidah terbanting-banting. Berkali-kali. Semakin banyak orang yang berbicara semakin banyak lidah-lidah yang dibanting-banting. Mudah-mudahan lidah tidak semakin bercabang-cabang oleh karenanya. Sebab, itu sebuah skandal).

Skandal 2:
(ah, saya sudah capek. Sampai di sini dulu. Nanti disambung lagi di bagian dua....he he he.....)

Sambil menunggu part 2-nya, mending saya ajak sahabat sekalian menikmati musik cantik berikut ini.


Tabe Tuan Tabe Puan

100 komentar:

mikerk mengatakan...

dear all,

sumber referensi utama adalah dari buku "membongkar manipulasi sejarah (2009) oleh DR. Asvi Warman Adam: Penerbit Buku Kompas."

Gambar-gambar dari Google picture search dan lagu di unggah dari youtube

mikerk mengatakan...

Jangan Ada Dusta di Antara Kita

Broery Marantika dan Dewi Yull

Ketika pertama kujumpa denganmu
Bukankah pernah kutanyakan padamu kasih
Takkan kecewakah kau pada diriku
Takkan menyesalkah kau hidup denganku kasih

( 1 )
Memang kau bukan yang pertama bagiku
Pernah satu hati mengisi hidupku dulu
Dan kini semua kau katakan padaku
Jangan ada dusta di antara kita kasih

( korus )
Semua terserah padamu aku begini adanya
Kuhormati keputusanmu, apapun yang akan
Kau katakan, sebelum terlanjur kita jauh
Melangkah, kau katakan saja

( ulang 1 & korus )

Unknown mengatakan...

bagi beta ini informasi baru.....jehat sekali karena mengadu domba 2 tokoh besar Indonesia...dan saya juga baru tahu bahwa BM pernah tidak suka sama bung karno padahal sekarang yang saya tahu, penggemar berat bung karno....

Unknown mengatakan...

mau baca ulang dahulu tapi wah...penasaran juga lanjutannya ...ha ha ha ha...lagunya juga cocok dengan pesan yang sama...jangan ada dusta....

Unknown mengatakan...

oh iya, kampanye di kuapg membosankan...kampanye walikota, kampayne gubernur,kampanye legislatif....hanya itu-itu saja....anak-anak muda dibayar unbtuk konvoi dan bikin macet jalan...tidak kreatif dan tidak punya visi yang jelas.....banyak yang lidahnya bercabang 10...ha ha ha ha...bukan cuma 2...ha ha ha ha

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya sudah baca bukunya dan jika benar demikian...memang memalukan...(Ryan)

Anonim mengatakan...

oh ya saya ingat tulsan dari christianto wiisono yang menyebutkan tentang ken arokisme politik Indonesia....curang...khianat.....memang memalukan

Anonim mengatakan...

uuupppsssss (Ryan)

mikerk mengatakan...

@ A9ust ana Rote,

Thanx ama sudah masuk blog ini hari. Beta masih di sini masih cek berita maca-macam termasuk cek e-mail.

Soal membenci BK ceriteranya begini: antara tahun 1968 - 1971 beta tinggal di Atambua Belu. DI sana ketka itu, banyak cerotera tentang orang PKI yang dipancung kepalanya. Mengapa di pancung? Ya jika tida begitu maka orang PKI-lah yang akan memancng kepa orang-orang yang beragama. Di depan rumah di Atambua ada sebuah jembatan. Di bawah kolong jembatan itulah konon: kepala seorang anggota PKI yang bernama "abor" dibenamkan. Seingat betul bahwa jikalau hari sudah remang, beta amat takut melewati tempat itu. Satu kali pernah melintas di situ dan ada anjing yang bergerak di gerumbula semak denkat jembatan itu...beta lari kencang dan berteriak...toloooong setan abor buru beta....ha ha ha ha ha

mikerk mengatakan...

begitulah ceritera seram dan traumatsi itu....lalu di beta pung kepala terpikirkan...sapa orang yang punya gara-gara ko oraang-orang baku bunuh seperti itu????

Nah waktu tahon 71 bapa tua, SGT, ambil pulang beta dari atambua...di rak lemari baitua ada buku tentang soharto. Nah, Dari buku itulah beta dapat gambaran bahwa Soeharto adalah orang yang menyelamatkan negara dari pemberontakan PKI sedangkan Bung Karno adalah biang keladi pemberontakan PKI. Di situ awal kebencian pada BK.

Berlalu waktu dan pikiran serta informasi makin terbuka...barulah persoalan yang lebih obyektif secara perlahan-lahan mengubah pandangan beta tentang 2 manusia besar ini. BK saya hormati.
Begitulah sobat kisahnya. Tabe

mikerk mengatakan...

@ Ryan,

Kebtula saya masih on net.....thanx sudah ke sini dan memberi komentar. Pengkhianatan adalah memalukan tetapi yang lebih penting bagi kita adalah: tidak melakukan seperti itu. OK nggak? GBU

Anonim mengatakan...

AH, thanx BM, udah langsung menanggapi saya.

Ada dua hal lagi yang mantap nih...pertama gambar BK yang lagi menuding Pak Harto....pas naget tuh...trus, lidah bercabang ...hiiiii syereeeemmmm.....apa itu betulan?????

Anonim mengatakan...

ya bete banget ...gw tuh (Ryan)

Anonim mengatakan...

Waaaahhh...ini posting yg berat,

Pak Harto emang harus diakuin punya banyak kelebihan. Indonesia dibawa maju sampai sudah diambang pintu sebagai negara Industri...Juga kelebihan2 suharto selama memimpin, salah satunya penumpasan G30 S PKI.

Kita juga harus berterima kasih atas jasa beliau tentang itu…dengan ketegasan (memang beliau dari militer) kepemimpinannya, rezim komunis ditumpas sampai ke-akar2nya.

Sejarah harus dinilai dan ditulis apa adanya.

Tetapi, harap juga diperhatiin segala kekurangan dan kelebihan beliau dalam memimpin diungkap. Gak hanya yang positif aja, tapi juga negatifnya.

Bahkan pelaku sejarah yang sempat mendapat perlakuan yang sewenang2 di masa kepemimpinan pak harto dihadirkan..Menurut gw itu perlu diungkap, jadi anak2, cucu, dan cicit2 kita nantinya tahu yang sebenarnya dan hal itu bisa dijadikan contoh untuk diambil positifnya dan dibuang jauh2 negatifnya.

BTW, jangan ada khianat. Jangan ada dusta. Biar lidah kita ga bercabang-cabang kek di gambar tuh....Ih syereeeemmmmm....//Pritha//

Anonim mengatakan...

Iya deh BM, thanx ya postinganya...mengejutkan dengan fakta yang gw baru tau //Pritha//

Anonim mengatakan...

Saatnya sejarah diluruskan....(Nana)

sastavyana blog's mengatakan...

Ini salah satu buku favorit gw. Mengejutkan membca info ini. Gw baca kembali dech....

Pokoknya, BK memang banyak di fitnah berkali-kali...kasihan..pdahal beliau adalah salah satu tokoh besar berkaliber dunia milik Indonesia...

sastavyana blog's mengatakan...

eh BM, thanx ya postingnya. Bagus seperti biasanya....

Anonim mengatakan...

ah.....ada sisipa di buku itu? aduh mau cari dulu ah....(13)

Anonim mengatakan...

Wah utak-atik dokumen dengan cara-cara yang ginian udah jagonya si Mbah Harto + rezimnya. Nugroho Notosusanto dahulu berusaha menghapus peran BK sebagai penggali Pancasila. Gambar BK ketika proklamasi sengaja dihilangkan. Supersemar diselewengkan. Uang negara dibagi-bagi ke anak-anak, cucu-cucu dan kroni-kroninya. Apa lagi yang tersisa???? (Ghentenx, SYDN)

Anonim mengatakan...

Salah satu isu panas yang merupakan kebohongan sejarah adalah kutipan berikut ini:

Berikut ini adalah statement Soeharto dan regimnya:

“JELASLAH bagi kita yang menyaksikan dengan mata kepala batapa kejamnya aniaya yang telah dilakukan oleh petualang-petualang biadab dari apa yang dinamakan Gerakan 30 September.” Pangkostrad Mayjen Soeharto, 4 Oktober 1965.

“Matanya dicungkil.” Angkatan Bersendjata, 6 Oktober 1965.

“Deru mesinnya yang seperti harimau haus darah.” Angkatan Bersendjata, 7 Oktober 1965.

“Ada yang dipotong tanda kelaminnya.” Berita Yudha, 10 Oktober 1965.

Anonim mengatakan...

lalu ini tanggapan Bung Karno:

“Belakangan ini saya dapat bukti bahwa jenderal-jenderal yang dimasukkan semua ke Lubang Buaya tidak ada satu orang pun yang kemaluannya dipotong. Saya dapat buktinya darimana? Visum repertum daripada team dokter-dokter yang menerima jenazah-jenazah daripada jenderal-jenderal yang dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya itu.” Presiden Ir. Sukarno, 13 Desember 1965

Anonim mengatakan...

Nah, berikut ini adalah keterangan dokter ahli yang melakukan visum et repertum...

Dikenal dengan nama dr. Arief Budianto, tak banyak yang menyadari Lim Joey Thay adalah tokoh penting. Sangat penting, bahkan. Dia adalah satu dari segelintir orang yang berada di titik paling menentukan dalam sejarah negara ini setelah Proklamasi 1945.

hasil otopsi yang dilakukan dr. Lim Joey Thay dan teman-temannya sama sekali tidak menemukan tanda-tanda pencungkilan bola mata, atau apalagi, pemotongan alat kelamin seperti yang dilaporkan media massa yang dikuasai Angkatan Darat, Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha, dan beberapa media cetak lain yang diperbolehkan beredar selagi mengikuti aturan main dan kemauan pihak militer.

Anonim mengatakan...

Saya tidak membenci siapapun tetapi membengkokkan sejarah dan hal itu dapat meracuni warga bangsa, persis pengalaman BM ketika kecil, adalah kekeliruan. Mampukah bangsa ini meluruskan sejarah bengkoknya?

Melihat perbantahan antar pihak seiring terbitnya buku Jenderal Sintong Panjaitan, saya kok malah kuatir bahwa masa lalu yang kelam itu tak pernah akan clear.

Thanx BM atas postingnnya yang amat menggugah. Janganlah kita bercabang lidah (Ghentenx, SYDN)

sastavyana blog's mengatakan...

@ MAs Ghentenx,

Thanx atas komennya ya....

Jujur aja yah...kita semua banayak yang trauma dan ketakutan berbicara tentang peristiwa 1965. Cemas kalau-kalau ditangkap. Padahal kita udah 10 tahun berada di masa reformasi.

Kebayang trauma yang dialami oleh korban-korban 1965. Harus ada cara mengakhiri trauma teramat kelam dari bangsa ini. Harus ada cara dan itu ngga boleh melibatkan si lidah bercabang.

mikerk mengatakan...

Dear all,

Selamat sore. Saya baru membuat beberapa penyuntingan yang dipandang perlu.

Thanx bagi yang sudah berkunjung dan memberi komentar. GBU

Anonim mengatakan...

Mengejutkan, mau cari bukunya dulu nih...thanx (Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

Klo biasanya hanya sbg pengunjung setia tanpa berani komin..,kali ini beraniin ajah tanpa hrs puasa dulu.. huqh..huqh..( karena guemes ajah jd melek sejarah dikit...),Saia bangga punya Bung Mike yg mau berupaya meluruskan SEJARAH yg banyak diplintir plintir gak karuan...demi ambisi kekuasaan!! Selamat berjuang untuk kebenaran Sejarah!
GBU.

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Salut atas posting ini. Jadi nggak sabar nunggu part 2nya (Sherly)

Unknown mengatakan...

Hmhhh...Soeharto....manusia macam apa yang satu ini hanya TUHAN yang tahu. Hukum dunia ga mungkin menjangkau dia. Belitan lidah bercabang 13 mengelilingi dia. Anak, menantu, cucu, kroni, semua yang dekat dia berlimangan harta tak tahu dari mana asalnya.

Gw stju banget bahwa lidah bercabang memang menyulitkan

Unknown mengatakan...

@ Ghentenx,

SeHAM mua yang sampeyan bilgan adalah pelanggran HAM berat yang dikreasikan oleh Soeharto tetapi de jure dia ga bersalah. Lalu siapa yang salah? Mungkin si biludak bercabgan lidah ya....ha ha ha ha...

Anonim mengatakan...

@all
apa benar pah harto berjasa menumpas PKI?? apakah gerekan ini benar2 murni berkeinginan men KUP pemerintah waktu itu?? apa jangan2 semua ini hanya sebuah gerakan peleder tingkat tinggi yang sebenarnya di dalangi oleh ORANG DALAM hanya untuk sebuah keinginan dan kekuasaan yang telah diincar dari seseorang yang betul2 hidup dihati masyarakatnya?? hanya dengan cara merusak semua citra dan jati diri dan gambaran sang timur itu dari hati masyarakat!!
sebuah drama yang sangat tidak manusiawi tapi benar2 tragis.
pembelokkan fakta dan sejarah!!!
apa bangsa ini harus seperti ini???

(-------)

Anonim mengatakan...

Stensilan Yang dimakud MIke mungkin rangkuman pidato Bung Karno di PBB yang berjudul "To Build A New World" (Terjemahan), Buku itu ndak tau ketelingsut dimana! ck hmmhh!

(Budhi Sutho)

Anonim mengatakan...

LURUSKAN SEJARAH RI SUPAYA JANGAN TERJADI ANAK BANGSA YANG DIJEJALI PIKIRAN DARI MANUSIA LIDAH BERCABANG (Savunesse)

Anonim mengatakan...

Salah satu contoh dari rusaknya mental akibat politik penyesatan pikiran adalah yang terjadi di Pulau kelahiran saya di SABU NTT.

Dahulu oang Sabu adalah satu keluarga besar. Akibat politk adu domba (devide et impera) yang dijalankan Belanda orang Sabu terkotak-kotak. Tanpa menghormati tatanan adat orang Sabu, Belanda mengangkat seorang raja di Sabu yang semata-mata adalah boneka Belanda (saya harus jujur tentang ini meski keturunan raja boneka ini masih satu anak suku dengan saya). Orang timur dan barat diprovokasi untuk saling serang. Orang Timur kalah dan dendam sampai hari ini.

Akibatnya, sekarang sudah ada lebih dari 10 orang calon bupati di Sabu yang kalo ditarik-tarik semua masih satu keluarga.

Saya pikir A'a tana betul karena bilang...penyesatan pikiran adalah kejahatan.

LURUSKAN SEJARAH (Savunesse)

Anonim mengatakan...

c7 banget banget...luruskan sejarah yang bengkok dan penuh skandal supaya anak bangsa jangan lagi gontok-gontokan (Binxars)

Unknown mengatakan...

@ Bigmike,

Lagi-lagi there's a strong point of posting. Thanx.

Dalam Bible ada tersurat:

...“Mulut orang benar mengeluarkan hikmat tetapi lidah bercabang akan dikerat.” Amsal 10:31....

Untuk semua sahabat, ketika kita berbicara, ketika kita berdiskusi..tolong diingat ayat tersebut....(Elizahayu)

Unknown mengatakan...

Kejatuhan umat manusia ke dalam perangkap dosa bermula dari si lidah bercabang.

Sejarah bengkok di Indonesiapun pasti disebabkan si lidah bercabang.

So, sekali lagi perhatikan kebenaran ayat Bible itu.......“Mulut orang benar mengeluarkan hikmat tetapi lidah bercabang akan dikerat.” Amsal 10:31....

Watch out ..bro en sist...(Elizahayu)

Anonim mengatakan...

@ Mbak Eliz,

Ayat yang tepat. Sangat tepat. Masukan berharga buat kita-kita. Satu lagi ayat yang berharga untuk direnungkan (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Ayo kita luruskan sejarah kita yang bengkok-bengkok. Saya senang karena posting kali ini agak lain dari yang lain. Saya juga dapat memahami bahwa penyesatan pikiran adalah sangat berbahaya karena generasi muda yang tumbuh dalam dendam hanya akan menghasilkan tirani-tirani baru. Terima kasih atas posting yang bernilai tinggi ini (Yes, BTN)

ghentenxyuTAM mengatakan...

@ selamat siang semua.

Satu lagi pemutar balikan sejarah yang dilakukan oleh pemerintah orba adalah siapa otak sesungguhnya serangan umum 1 maret di jogja?

Soeharto dalam buku “Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya”. Soeharto bersikukuh bahwa dialah pelaku serangan itu. Jika kita berhenti di sini maka suhart benar karena nyatanya dialah pimpinan WK III Jogjakarta waktu itu yang melakukan So 1 maret.

Tapi persoalan bukan di situ tetapi pada pernyataan suharto bahwa dialah yang merancang serangan itu. Apa benar begitu?

ghentenxyuTAM mengatakan...

Ahli sejarah dari UGM, Prof Sartono yang menilit arsip-arsip sampai ke negeri belanda menemukan fakta yang sungguh berbeda.

Awal Februari 1949, HB IX mendengar siaran radio (luar negeri) bahwa PBB akan membicarakan masalah Indonesia yang ketika itu diklaim Belanda sudah tidak memiliki pemerintahan dan kekuasaan. Saat itulah terlintas inisiatif di benak Sultan untuk mengadakan serangan umum mulai pagi sampai siang, sehingga bisa memberi tanda bahwa sebenarnya pemerintah Indonesia belum menyerah.

Karena Sultan tak punya pasukan, dia mengirimkan surat kepada Panglima Besar Jenderal Sudirman untuk meminta izin mengadakan serangan tersebut. Sudirman pun menyarankan agar Sultan menghubungi Letkol Soeharto di Jogjakarta Selatan. Pada 14 Februari, Sultan mengirimkan surat kepada Letkol Soeharto melalui GBPH Prabuningrat, yang selanjutnya diserahkan kepada Marsoedi untuk disampaikan kepada Soeharto.

ghentenxyuTAM mengatakan...

...."Surat itu berisi permintaan Sultan kepada Soeharto untuk merancang serangan saat siang. “Sudirman meminta Soeharto menghadap Sultan, dan itu dilakukan sebelum 1 Maret,” kata Prof Sartono dan belaknagn diverifikasi oleh DR. Asvi

Mengapa Suharto harus menghadap Sultan? ada 4 sebab utama yang tidak bisa dibantah, yaitu:

“Saat itu, Sultan berperan sebagai raja Jawa, menteri pertahanan, dan gubernur ibu kota Indonesia,” (Sartono dan Asvi)

Dalam posisi itu, Sultan adalah penguasa sipil dan sekaligus militer di kota Jogjakarta.

Apa bukti bahwa Suharto sebagai "bawahan" harus menghadap Sultan untuk menerima perintah SO?

ada satu bukti otentik, yakni foto.

“Soeharto sebagai abdi dalem saat bertemu raja memakai pakaian adat Jawa". Itu ada fotonya. Foto ini tersimpan baik di arsip-arsip belanda. Tapi tidak dipasang di Monumen Jogja Kembali karena nanti ketahuan kalau Soeharto ternyata harus menghadap Sultan terlebih dahulu.

Cara-cara beginian adalah khas Suharto. Menyisipkan, mengilangkan, mendiskreditkna dan seterusnya adalah pola-pola Suharto yang sudah harus dihilgnakn jika kita ingin berdemokrasi.

ghentenxyuTAM mengatakan...

Sayangnya cara-cara lama peninggalan orba seperti itu masih lakua keras sampai jaman reformasi ini. Mendiskreditkan orang lain, black capaign, ...pokoknya politik lidah bercabang (kata BM), masih top merkotop untul now....

Lha, lalu kapan berubahnya kita ya???

Matur Nuwun

(Ghentenx, SYDN)

Anonim mengatakan...

waaaaaahhh...buku yang dibaca BM belum ada di Gramedia Kupang....(Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

Kita juga belum tahu bagaimana jika sejarah timor timur ditulis kembali. Kita bangsa penjajah kah? Sama dengan belanda kah? portugis adalah pembebas timor leste kah? membingungkan....(Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

@All
Sejarah adalah buku petunjuk untuk membangun hari depan suatu bangsa. Meskipun sejarah adalah kejadian masa lalu tapi dia tidak bisa dihapus begitu saja bila ingin meneruskan kelangsungan hidup suatu bangsa karena dalam sejarah tercatat pengalaman besar, peringatan besar dan juga petunjuk besar agar suatu bangsa punya pedoman atau kompas yang tepat untuk bisa berjalan maju ke depan dan tidak mundur ke belakang.
Kenyataan yang terjadi pada sejarah bangsa kita sungguh sesuatu yang sangat tragis...sejarah diputarbalikan...fakta ditutup-tutupi, sejak kecil terutama sewaktu sekolah, otak kita dicuci dengan pemutaran film G30SPKI..kebenaran diputar balikan……Sejarah harus diluruskan kembali!!!
BM..lidah bercabangnya bikin ngeri tuh.(YR)

joe mengatakan...

Begitulah sejarah banyak yang terampuri oleh kekuasaan, sehingga kebenaran yang sebenarnya menjadi kabur, sehingga 'history' akan berubah menjadi 'his story'..

Anonim mengatakan...

ah, ini semua kan tentang sejarah. ke dua buku ini ditulis dari dua sudut pandang yang berbeda, kalau memang ada perbedaan n' menyinggung pihak lain yah.... diterima aja. anggap aja ini bagian dari sejarah. Soalnya menurut gw, sejarah bukan ilmu pasti, bukan ilmu matematika. gak pernah tuh sejarah sepasti 1 = 1 = 2.

(new commer)

Anonim mengatakan...

@ New comer,

Yang dipersoalkan di sini bukan perbedaa antara buku BK dan Suharto tetapi masalah penghilangan frasa kaliamat yang ada pada buku BK. Akibatnya, terjadi perbedaan arti. Konsekuensinya tidak kecil.

Contoh:

saya menulis bahwa saya julius lahir di kefa tetapi skarang menjadi penduduk kupang.

lalu sebuah buku menulis: julius lahir di kefa sehingga dia adalah penduduk kefa.

Info di bawah adalah info menyesatkan. Bukan sekedar perbedaan sudut pandang

Itu skandal (Julius)

Anonim mengatakan...

@ Bung Eman,

Seandainya sejarah Timor Leste ditulis kembali? Faktanya mereka sudah menulis sejarah itu dan Indonesia disebuat sebagai...pernah melakukan pendudukan di RDTL....hal ini saya tahu sendiri sewaktu ada di sana beberapa waktu terakhir ini.

Nah...kasus yang begini baru bisa kita pandang akan menyebabkan sudut pandang yang berbeda. Indoneia menulis begini. TL menulis begitu.

Untuk menyatukannya maka metode sejarah harus dimainkan. Lalu akan ketahuan apakah Indonesia masuk ke TL atas kemauan sendiri? apakah TL merdeka hasil perjuangan sendiri? Nah nanti baru akan ketahuan dokumen mana mendukung yang mana. Dokumen mana mematahkan yang mana.

Tapi menarik untuk ditunggu publikasinya (Julius)

poempuisi mengatakan...

"tanah air mata"

by sutardji calzoum bachri

Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami

di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami

di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami

kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana

bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata

poempuisi mengatakan...

Dua Juta Kehidupan/Puisi untuk Soeharto
By habearifin

Dua Juta Kehidupan/puisi untuk Soeharto

Ketika mulut itu tak bersuara
Ketika napas berhenti seketika
Siapakah yang datang kepadaku

Kerongkongan kering
Haus luar biasa
Sakaratul maut diam di sana

Tapi dosa menghentikanku tiba-tiba
Mataku melihat tanganku bersimbah darah
Dua juta rakyatku kubunuh, percuma

Wajahku berbusa puja-puja
Lima masa aku bertahta

Kini, ketika aku terbaring tak berdaya
Tiba-tiba darah di tanganku berkhotbah

“wahai kesombongan
wahai keserakahan
aku datang menagih utang"

"dua juta kehidupan engkau humbalangkan
kembalikan, kembalikan, kembalikan"

"wahai kebiadaban
wahai penghianatan
aku datang menagih janji
atas arwah suci bersih
yang kau ciderai"

"kembalikan, kembalikan, kembalikan"

"wahai jasad yang tak kasat
cabut hidupnya dengan dahsyat
sebagai ganjaran kelakuannya yang sesat

jangan segan-segan menariknya keras-keras
lalu memasukkannya lagi keras-keras
sebagai peringatan

bukankah, dua juta kehidupan juga disiksanya keras-keras

wahai zat yang tak lekat
yang datang meski tanpa kata terlambat
berikan aku pintu tobat
agar aku tak masih diberi tenggat

Jakarta, 13 januari 2008

poempuisi mengatakan...

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

1948

Karya Chairil Anwar

Unknown mengatakan...

..... "Headlong military mobilization of Indonesia's slim resources has thrown the economy into chaos. The country's hard currency and gold reserves, estimated at $300 million, are exhausted. The black-market rate for U.S. dollars has climbed 100% in eight months. The price for once-plentiful rice has trebled in three months. In wide areas, famine is raging, and troop rations have been slashed to rush food to the people. Thousands of people were suffering from malnutrition, and near Djakarta 70 were reported dead of starvation" ....

Kutipan di atas adalah sebagian dokumen yang dikutip daari arsip lama badan intelejen AS yng berusia di atas 25 tahun. Pada tahun 2001 dibuka tetapi kemudian dirurup kembali. What's going on?????

Unknown mengatakan...

Apa yang terjadi di antara BK dan Sukarno, tidak lepas dari pertarungan ideologi-ideologi dunia. Banyak bukti kearah itu.

Dewasa ini kondisi seperti itu masih terus terjadi. Kebanyakan orang Indonesia terkecoh ketika menduga konflik Israel VS Hamas = konflik yahudi VS islam ssemata-mata. Ada hal lain.

Unknown mengatakan...

Apa yang terjadi di Lebanon dan Palestina, sesungguhnya bukanlah masalah Israel semata tapi merupakan pertarungan ideologi. Kelompok Hamas di Palestina menginginkan terbentuknya negara Islam sementara di luar itu mempertahan ideologi sekuler seperti yang diusung kaum Fatah dibawah Hamas.

Yang mengejutkan saat ini adalah kekalahan Pemilu untuk Parlemen di Turki bagi kaum Nasionalis Sekuler (yang didirikan Bapak Bangsa Turki, Kemal Attaturk) oleh Partai Islam terbesar disana. Turki yang merupakan benteng sekuler terbesar di beranda negara-negara mayoritas Islam, dan merupakan pengusung fanatis sekularisme telah memilih ideologi alternatof yang sesungguhnya bukan menolak sekulerisme itu sendiri tapi lebih merupakan kebencian terhadap sistem kapitalisme yang digawangi Amerika Serikat dan Inggris yang nyata-nyata telah merugikan negara-negara lemah.

mikerk mengatakan...

Howdy sahabat blogger,

Selamat sore. Thanx untuk sahabat yang sudah berkunjung dan memberi komentar.

Bung YR, new comer, Julius, Peompuisi en MR "polos" ..he he he he...tuak satu.....komen-komennya bagus. Puisinya bagus.

Memang repot jika sejarah TL ditulis. Puisi "tanah air mata" adalah salah satu puisi favorit saya, tuak 1 mengagumkan dengan info dari x-filesnya CIA (kalo nggak salah)...Semoga kita bisa belajar sesuatu dari apa yang diposting dan komentar-komentar yang ada.

mikerk mengatakan...

besok hari pemilu.

Selamat menggunakan hak suara anda. Selamat pula jika anda tidak menggunakan hak suara anda. Vote or no vote yang penting adalah Indonesia bisa damai, lebih baik, lebih teratur.....SEMOGA.....

mikerk mengatakan...

Bagi sahabat KRISTIANI yang menyiapkan diri untuk memasuk perayaan JUMAT AGUNG dan PERJAMUAN KUDUS saya ucapkan selamat. Semoga DAMAI DAN KASIH KRISTUS MENYERTAI KITA SEHNGGA KITA LAYAK MERAYAKAN JA DAN PMK. Shalom

Unknown mengatakan...

ha ha ha ha....si bosz menggunakan istilah yang bagus...lidah biludak...pengalaman ya bosz??? ha ha ha..

memang pengalaman beeberapa kali pemilu + pilkada membuat kita tahu bahwa lidah bercabang sangat digemari politisi. Itu sebabnya politik nasional dan daerah kita kacau sekali.

Unknown mengatakan...

Bahwa Pak Mike mengidolakan BK, kami sudah tahu tetapi info bahwa ada kata yang disisipkan dalam otobiografi BK baru kami dengar...wah jahat sekali tuh...

Tetapi kami senang karena di blog ini pak Mike mulai ikut mengkampanyekan gerakan "one man one tree". Trsu ...ha ha ha ha...itu motto pengelolaan DAS terpadu...one river oneplan one management"....HIDP FORDAS NTT...salah satu ForDAS terbaik di Indonesia.....

Unknown mengatakan...

akhirnya, selamat ikut pemilu secara bertanggung jawab. JAYA INDONESIA

Unknown mengatakan...

Wah, posting ini amat bagus. Menjelang pemilu kita diingatkan bahwa memilih pemimpin bukanlah perkara remeh-temeh. Masa depan kita ditentukan justru dari kotak itu.....atau...ketika anda memutuskan tidak datang ke kotak itu...

Oleh karena itu, saya sambutgat ungkapan BM karena memang seharusnya begitu...memilih dan tidak memilih adalah HAK...

tetapi ingatlah konsekuensinya...memilih tetapi lalu yang anda pilih adalah si lidah bercabang perikehidupan kebangsaan kita masih saja akan blangsak....

Dan sebaliknya....tidak memilih lalu yang menang adalah si dia yang terpilih dan berlidah cabang dua...perikehidupan kebangsaan kita juga sama blangsaknya....

Ayo, mana yang akan anda pilih????

Unknown mengatakan...

Sekarang saya amat terarik dengan apa yang akan ditulis dalam sejarah timor leste...negeri tetagganya BM...kebetulan saya punya beberapa pengalaman meliput ke sana....

Pada dasarnya akar masalah RI di di TL adalah sama dengan apa yang terjadi di situ gintung. ...temen saya bilang...ngurus situ gintung ajah blangsak apa lagi ngurus TL....ha ha ha ha....

Bangsa Indonesia dan Timor Leste (Timor Timur) akan terus mengingat tragedi yang kelam selama periode 1975-1999. Di satu sisi, mayoritas rakyat Timor Leste tidak akan begitu saja melupakan ribuan sanak saudara mereka yang tewas selama masa integrasi, entah karena terbunuh maupun oleh karena berbagai sebab lain.

Begitu pun keluarga prajurit TNI/Polri yang gugur juga tidak mudah melupakan duka ditinggal suami, ayah, atau adik/kakak demi mempertahankan “integrasi” Timor Timur sebagai provinsi ke-27 Repubik Indonesia.

Masalah Timor Timur adalah catatan kelam kegagalan Soeharto dalam menjalankan politik luar negeri yang tidak didukung oleh kekuatan-kekuatan di dalam negeri. Berbagai kekerasan berdarah, seperti insiden Santa Cruz (1991) dan berbagai kekerasan pasca-referendum Agustus 1999, telah mencoreng citra Indonesia di mata masyarakat internasional. Dan ini semua antara lain juga karena kegagalan membaca perubahan orientasi politik global.

Unknown mengatakan...

Kesia-siaan, itulah yang dirasakan ketika Timor Timur, akhirnya merdeka setelah “Referendum Berdarah” 30 Agustus 1999, dan kemudian menjadi negara yang berdaulat sejak 20 Mei 2002.
Aksi bumi hangus, kekerasan berdarah, dan eksodus yang mengikuti peristiwa itu membuat citra Indonesia tercoreng. Namun itu semua terjadi ketika Soeharto sudah tidak berkuasa. Mantan Luar Negeri Ali Alatas merupakan salah satu dari sekian saksi hidup yang merasakan beratnya memperjuangkan kepentingan dan citra Indonesia di forum internasional karena isu Timor Timur. Di panggung internasional di mana isu Timor Leste dijadikan suatu hikayat yang “hitam-putih,” yaitu pertarungan antara si baik dengan si jahat.

Kemerdekaan Timor Leste akhirnya diartikan sebagai kekalahan bagi Indonesia.

Unknown mengatakan...

“Saya tak terkejut saat mendapatkan sebuah pertanyaan dari seorang anggota delegasi Portugal dari Centro Nacional de Cultura dalam suatu pertemuan akhir April 2001, soal apakah keputusan Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia merupakan suatu kekalahan bagi saya?” tulis Alatas yang mengisahkan perjuangan diplomasi Indonesia atas isu Timor Leste dalam buku berjudul The Pebble in the Shoe yang diluncurkan tahun 2007.

Alatas alamrhum melanjutkan bahwa “Saya jawab kepada perempuan tersebut bahwa saya tidak merasakan aroma kekalahan (atas lepasnya Timor Leste dari Indonesia). Yang saya rasakan adalah penyesalan dan kegagalan karena tidak mampu mencapai penyelesaian atas isu Timor Leste secara lebih damai,”

Sebagai pembantu presiden Soeharto yang sangat diandalkan dalam hubungan luar negeri, wajarlah bila Alatas menolak lepasnya Timor Leste dengan cara kekerasan dan pertumpahan darah.

Unknown mengatakan...

Tetapi ada yang harus diingat bahwa invasi RI ke TL sebenarnya bukanlah murni keingingan Indonesia. Pengaruh era perang dingin jualah yang ikut mendorong tragedi itu.

Soeharto mempertaruhkan banyak hal untuk mengintegrasikan Timor Timur ke Indonesia, demi menampung aspirasi sebagian rakyat—terutama mereka yang tergabung dalam partai Associacao Popular Democratica de Timor (Apodeti). Ketika itu perang saudara melanda koloni Portugal yang ditinggakan begitu saja pada 26 Agustus 1975. Pasukan Indonesia masuk karena Indonesia tidak mau tertular kekacauan yang ditimbulkan kelompok-kelompok yang bertikai di Timor Timur karena kekosongan kekuasaan.
Namun muncul juga dugaan yang bermuatan politis bahwa kampanye tersebut merupakan cara Soeharto membendung munculnya kekuatan komunis “di halaman belakang Indonesia” mengingat saat itu Timor Timur dikuasai oleh para milisi bersenjata dari Partai Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente (Fretilin) yang beraliran sosialis radikal.

Unknown mengatakan...

Kebetulan pula di masa Perang Dingin, sikap antikomunis yang ditunjukkan rezim Soeharto mendapat dukungan dari kekuatan Blok Barat, Amerika Serikat (AS), yang khawatir dengan “Teori Domino” kekuatan komunis di Indo-China dan tak mau mengulang kegagalan di Vietnam. Apalagi Fretilin menyatakan akan menyambut baik bantuan dari Uni Soviet dan China.
Selain itu, menurut William Scully dalam lembar Backgrounder #220 yang diterbitkan The Heritage Foundation 12 Oktober 1982, AS menerima kampanye Indonesia di Timor Leste karena sebagian juga didasari kekhawatiran bila kebijakan permisif Indonesia atas penggunaan selat-selat di sekitar Timor oleh Amerika bisa dicabut secara tiba-tiba. Maka AS, konon, memberi restu kepada Soeharto untuk melakukan invasi tersebut saat Presiden Gerald Ford dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger berkunjung ke Jakarta pada 5-6 Desember 1975.

Unknown mengatakan...

Belakangan Alatas mengungkapkan Soeharto mengutarakan invasi tersebut kepada Ford dengan cara yang halus dan tersirat, “Perlunya menciptakan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut demi keamanan di kawasan dan dia berharap pengertian Amerika atas perlunya langkah cepat dan mantap”.
Presiden Ford dilaporkan mengangguk, dan (kemudian) Kissinger menambahkan peringatan atas penggunaan senjata buatan Amerika dan menegaskan perlunya menyelesaikan masalah tersebut secepat mungkin. Maka jadilah Indonesia menyerbu Timor Timur pada 7 Desember 1975, dan pada 1976 wilayah ini masuk menjadi provinsi ke-27 Indonesia.

Unknown mengatakan...

Namun perlawanan tidak berakhir di Timor Timur, darah terus tercurah, kekerasan dan penindasan terus terjadi dan mulailah kecaman dan tekanan internasional atas Indonesia. Dalam hal ini ASEAN pun “terpaksa” memihak Indonesia. Seiring dengan pergeseran fokus di negara-negara Barat dari isu keamanan menjadi isu HAM dan demokratisasi, seusai Perang Dingin, tragedi pembantaian di Pemakaman Santa Cruz pada 1991, menjadi titik balik kemerosotan posisi Jakarta di mata dunia, Indonesia dicap sebagai pelanggar HAM. Memang benar kata Alatas, awalnya tragedi di Timor Leste ibarat “kerikil dalam sepatu”, namun lambat laun berubah menjadi “batu besar” yang menjatuhkan reputasi Indonesia ke titik terendah.

Unknown mengatakan...

apa yang bisa disimpulkan:

1. Indonesia harus lebih mampu menata perikehidupan kebangsanannya lebih tertib denbgan pilar-pilar good governance.

2. Interaksi dengan pihak LN merupakan keniscayaan dan bahkan keharusan tetapi memiliki harga diri tinggi sehingga tidak seenaknya dapat ditekan oleh aneka kepentingan eksternal. Posisi geoploitik Indonesia yang teramat penting seharusnya menjadi bargain power yang luar biasa.

3. hanya dengan kepemimpinan yang baik butir 1 dan 2 bisa dikerjakan. DI tanag kitalah , untuk periode 5 tahun ke depan, hal itu dipertaruhkan.

Jabat Erat

Anonim mengatakan...

@ Bigmike en all,

GW memutuskan menggunakan hak pilih...but partai apapun pemenangnya.....yang pasti BARCELONA adalah juaranya......liverpool payaaaaahhh..........MU lebih paraaaahhhh....wkwkwkwkwkw......met pemilu ya......(Proxy73)

Anonim mengatakan...

woooiiii Proxy, ikut pemilu nih yeeeee.....silakan aja mank w pikirken...wkwkwkwk...tapi..eeeiitttsss..
bukan barcelona bung...but ..chelsea......(erick)

Anonim mengatakan...

@ Wilda,

Ulasan elo tentang timor leste emang bagus tapi...menurut elo apa indonesia akan disebut penjajah ato pembebas sih???? (Erick)

Anonim mengatakan...

waaaaahhhh....ga ada jalan lain...LURUSKAN SEJARAH.....

Anonim mengatakan...

ups sori (Binxars)

mikerk mengatakan...

dear sahabat bloggers,

entah akan ditulis sebagai sejarah apa, dalam pemlu kemarin, menurut hitungan kasar 4 lembaga survei:....pemenang pemilu legislatif 2009 adalah.....golongan putih, rata-rata 40%.


Amazing......

Anonim mengatakan...

di TPS GW..dari 370 nama di DPT...yg milih cuman 198.....gileeeeeee....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

....kesimpulan cuma 1: pemilu ngga legitimate....doooohhhhhhhh......(Proxy73)

mikerk mengatakan...

@ Proxy73,

thanx, pagi-pagi udah OL dan ke sini. GOLPUT MENANG??? yes of course tapi apakah pemilu kurang legitimate??? bisa jadi. Tapi apakah partai-partai itu perduli? saya tidak yakin karena yang penting sudah punya "kursi"...ha ha ha ha ha

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha ...iya juga tuuhhh.....ga punya malu seeeeeehhhh....tapi konon RSJ di bogor udah ada pasien 'maren 10 orang.....wkwkwkwkwkwk....Gw off dulu nich....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

di beta pung TPS di Kolhua, 35@ golput dan suara rusak...kacau sekali...(A9ust)

Anonim mengatakan...

catatan sejarah pemilu yang ga bermutu. Penggelembungan DPT, kekerasan di Aceh, kekerasan di Papua. Pemilu ini tetap tidak akan menghasilkan perubahan. Saya skeptis (Binxars)

Anonim mengatakan...

pemilu gawat...sungguh gawat....tapi kita hormat hasilnya....(Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

politik Indonesia masih didominasi si lidah bercabang...so, W golput ajah....viva golput....untuk parte-parte memble....carpe diem ajah...wkwkwkwkwk....(Ryan)

Anonim mengatakan...

wwwueeeeccch......gw golput....wkwkwkwk.....rasaiiiinnn.....(Ryan)

Anonim mengatakan...

inilah pemilu yang dikuasai oleh si lidah bercabang...akibatnya: orang masal dateng ke tPS...so menang dech si golput....(Nana)

Unknown mengatakan...

ya neeeehhh....gw mending liburan ketimbang votes...kebanyakan si lidah cabang sih...

Anonim mengatakan...

bung karno top tapi anakny megawati enggak top....suharto enggak top tapi muridnya si sby top banget....wkwkwkwk....(sukasukananya@glaim.com)

Anonim mengatakan...

blog bagus...gw suka....
(sukasukananya@glaim.com)

Anonim mengatakan...

saya kira bangsa Indonesia memerlukan sikap saling mengampuni. Jika tidak maka pascayalah, si lidah bercabanag akan menguasai kita (Yes, BTN)

Anonim mengatakan...

Saya ingin urun pendapat:

1. Baik sekali Bigmike menurunkan posting ini karena meskipun info ini sudah lama beredar dan ditulis tetapi masayarakat kita seolah-olah tidak perduli. Seolah-olah hal-hal seperti ini hanya sekedar barang biasa. Banyak orang berpendapat bahwa terlalu banyak persoalan yang lebih penting untuk dibicarakan saat ini kektimbang mengulas tentang sejarah. Tak akan menurunkan harga sembako. Dalam tataran praktis, saya bisa memahami pendapat demikian. Akan tetapi jika kita memahami apa fungsi mempelajari sejarah, barulah kita bisa mengetahui bahwa "penyisipan" seperti yang dubagi oleh BM sebenarnya amat berharga.

Salut untuk bigmike yang ternyata menaruh perduli untuk hal-hal seperti ini.

Substansi posting tidak akan saya ulas tetapi saya ngin mengulas, mengapa kita perlu belajar dari sejarah. (Wury)

Anonim mengatakan...

Dalam kehidupan masyarkat sejarah mempunyai arti dan peran penting sebab dengan belajar sejarah akan menjadikan kita bijaksana, terhibur, berwawasan luas, memiliki semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi.

Sebagai sebuah cabang ilmu, sejarah hanya akan berguna jika ada kaitannya dengan masyarakat secara timbal balik. Sehingga, sejarah harus berguna bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan sejarah itu sendiri. Menurut Nugroho Notosusanto dan Louis Gotschalk guna sejarah dibagi menjadi empat kelompok atau kategori, yaitu guna edukatif, guna instruktif, guna inspiratif, dan guna rekreatif.

Anonim mengatakan...

1. Fungsi dan Guna Edukatif (sebagai pelajaran)
· Dengan belajar sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap
manusia. Kejadian yang telah terjadi dan pernah dilakukan di masa lampau akan dijadikan pengalaman bagi suatu bangsa untuk melangkah lebih lanjut. Pengalaman tersebut dapat yang dialami sendiri maupun pengalaman dari generasi sebelumnya.
· Sejarah sebenarnya merupakan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari manusia sehingga dengan belajar dari sejarah manusia dapat mengembangkan potensinya dan menjadi lebih bijaksana dan arif dari peristiwa yang dialami di masa lalu guna menghadapi masa depan dan menjadi petunjuk dalam berperilaku.

Contoh :
Membaca dan melihat kejadian tragedi Mei 1998 membuat kita belajar dari peristiwa tersebut, misalnya dari peristiwa tersebut terdapat kebebasan setiap orang untuk berpendapat tapi peristiwa tersebut banyak memberikan dampak negatif bagi bangsa Indonesia.

Anonim mengatakan...

2. Fungsi dan Guna Inspiratif
Sejarah dapat memberikan inspirasi melalui berbagai karya sejarah yang dibaca oleh pembacanya maupun berbagai peristiwa sejarah yang dipelajarinya serta didengarnya.
Karya sejarah memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya biasanya berkisar tentang perjuangan para pahlawan menentang penjajahan. Ataupun tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa gemilang masa lampau yang dapat mengilhami perjuangan kita sekarang.

Contoh :
· Pendidikan untuk kaum wanita yang dilakukan oleh Kartini memberikan inspirasi kepada dewi Sartika untuk membangun sekolah-sekolah wanita demi kemajuan bangsa

· Penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa bersatu menjaga wilayahnya dari ancaman disintegrasi bangsa.

Anonim mengatakan...

3. Fungsi dan Guna Instruktif
Sejarah digunakan untuk membantu menyampaikan suatu ilmu pengetahuan atau keterampilan, dalam suatu proses pembelajaran kepada subjek belajar.

Contoh :
· Ketika berbicara mengenai pemerintahan di Indonesia kita pasti akan memasukkan unsur sejarah didalamnya sebagai upaya untuk dapat membantu menyampaikan dengan baik.

· Ketika pelajaran biologi berbicara mengenai proses evolusi pasti membutuhkan ilmu bantu sejarah untuk menyampikannya

Anonim mengatakan...

4. Fungsi dan Guna Rekreatif

- Dengan membaca seseorang mengetahui keadaan mengenai suatu peristiwa yang terjadi di suatu wilayah tanpa ia harus pergi dan melihat ke tempat terjadinya. Kita cukup membutuhkan imajinasi untuk membayangkan kejadiannya. Sehingga seolah-olah dia dapat berekreasi ke masa lalu dan berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu.
- Kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, yang mungkin saja kita tidak tahu tempatnya sehingga seolah-olah seseorang sedang berekreasi ke suasana yang lalu.

Contoh :
Ketika kita membaca mengenai kebudayaan Yunani-Romawi Kuno, kita bisa membayangkan bagaimana keadaan disana dengan berbagai peninggalan kebudayaan yang sangat megah. Kita dapat mengetahui tanpa harus menyaksikan sendiri daerah tersebut. Kita dapat mengetahui cara hidup, kebiasaan, tindakan, hasil karya, bentuk istana masa lampau.

Anonim mengatakan...

Lantas dalam contoh kasus yang diposting BM? ini slaah satu kegunaan lain dari sejarah yang bersifat negatit, yaitu:

Sejarah juga dapat sebagai Alat Politik Penguasa yaitu bahwa Sejarah seringkali dijadikan sebagai alat politik rezim (sistem pemerintahan) yang sedang berkuasa terutama rezim totaliter.

Fungsi inilah yang di masa lalu, sekarang dan tetap berpotensi akan terjadi di masa depan digunakan oleh sobyek tertentu demi keuntungan pribadi atau kelompok politik.

Bagimana cara memastikan bahwa sejarah mendatang guna semata dari sisi positifnya? Jawabannya ada pada penggunaan metode analisis sejarah. Untuk ini, memang diperlukan pengetahuan yang memadai. Tidak asal bicara. Ada disiplinnya. Di sinilah kekaguman saya pada BM yang setahu saya berdisiplin ilmu kehutanan tetapi mampu menggunakan salah satu metode analisis sejarah guna mempresentasikan maksud piiran dan data yang dimilikinya.

Semoga bermanfaat (Wury)

mikerk mengatakan...

Proxy, A9ust, Binxars, ELiz, sukasuka, dan Mas Wury: thanx sudah ke blog dan memberi komentar.

Mas Wury, thanx untuk apresiasinya tetapi lebih terima kasih atas pengetahuan yang dibagi, yaitu tentang kegunaan atau aksiologi sejarah.

GBU all, Tabe