Jumat, 13 Januari 2012

bagaikan sandal kiri sandal kanan

Dear Sahabat Blogger,

Lama tidak ngeposting ternyata menimbulkan kerinduan untuk menulis. Apakah selama 2 bulan tidak menulis bahan posting baru sama artinya dengan saya tidak menulis sama sekali? Oh ya tidak begitu. Ada saja pekerjaan yang harus dilaporkan dalam bentuk tulisan panjang bahkan berhalaman-halaman. Semua saya kerjakan dalam "scientific realm". Sangat ilmiah: data, analisis, tafisr, bahas, simpulan, saran dan lalu, implikasi. Begitulah, berulang-ulang. Tagal tulis-menulis seperti ini bukan saja kapasitas akademisi dan keilmuan saya tetap tetapi dengan itu saya juga bisa melanglang buana ke sana kemari. Kemari kesana (bahkan sampai terkatung-katung beberapa hari di bandara Juanda, Surabaya). Tagal perkara ini pula saya bisa punya sedikit rejeki akhir tahun yang cukup untuk mengasapi dapur rumah. Cukupkah? Puaskah? Sejujurnya: tidak. Ada sisi lain dalam hati dan pikiran yang rindu untuk menulis sesuatu yang tak perlu ilmiah-ilmiah banget. Sesuatu yang ringan-ringan saja. Sesuatu yang bermula dari khlayalan dan lamunan semata lalu...whhuzzzz ...sreeeettt esret esret criiiing....jadilah sebuah tulisan sebagai bahan berbagi lewat posting di blogger.com ini. So, kedua naluri tersebut, yaitu untuk menulis ilmiah dan tidak ilmiah, tumbuh bersama dan bersisian. Tak ada yang lebih penting. Semua equal. Sejajar. Keduanya datang dari subyek yang sama. Orang yang sama (ya, saya inilah). Keduanya diperlukan. Dan, begitulah: jadilah tulisan ini

Di pagi hari ini, saya membuka hari dengan menulis 1 buah naskah untuk tujuan legislasi tatakelola tanaman cendana (Santalum album) di NTT. Sebuah naskah akademik. Saya menuliskan antara lain begini:

"....di masa lalu cendana dikelola sangat eksklusif, baik sejak masa abad I Masehi, masa penjajajahan, masa orde baru, bahkan sampai masa orde reformasi. Rakyat kehilangan hak atas cendana, bahkan yang tumbuh di lahan miliknya sendiri. Hasilnya adalah menghilangnya cendana dari lahan-lahan milik negara. Cendana diklaim hampir musnah. Dalam red list IUCN, sejak tahun 2006, cendana dikelompokkan sebagai jenis yang terancam punah. Cendana tidak lagi vital. Lalu apa solusinya? Berdasarkan hasil studi tahun 2010 dan 2011, cendana memerlukan sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat supaya dia kembali vital. Mengapa semua pihak itu perlu terlibat? Jawabannya adalah karena kita memang memerlukan semuanya...."

Akan tetapi pagi ini juga, saya menyempatkan diri untuk menulis sesuatu di wall FB-nya Dolly Ballo, isteri saya, sehubungan dengan HUT perkawinan kami yang ke 26. Tepat hari ini. Tulisan itu sangat tidak ilmiah dan bunyinya begini:

Isteriku sayang, pernikahan kita ibarat sandal atau sepatu. Engkau bagian kiri (atau kanan), aku bagian kanan (atau kiri)-nya. Sebagai bagian kanan, engkau cenderung bergerak ke kanan. Sebagai bagian kiri, aku cenderung ke kiri. Kita ternyata tidak sama. Ketidaksamaan yang tidak mungkin di satukan bahkan oleh apapun dan siapapun juga. Bahkan oleh Penciptanya, kita berdua memang sudah dibikin secara terpisah. Engkau adalah sandal (atau sepatu) kiri (atau kanan) sedangkan aku adalah sandal (atau sepatu) yang kanan (atau kiri). Kita nyata-nyata berbeda. Mungkin itu sebabnya dalam namaku yang Riwu Kaho kita sering Ribut Kacau. Engkau adalah Ballo yang bisa dibaca sebagai Balau. Jika digabungkan maka nama kita berdua adalah Ribut Kacau Balau. Aneh dan memang kacau.....tetapi, hmmmm...nanti dulu...bukankah setiap pabrik akan memproduksikan sandal (atau sepatu) memang harus berbeda antara kiri dan kanan? Pabrik yang bikin hanya kiri atau kanan saja pastilah pabrik yang didirikan hanya untuk ditutup kembali karena merugi. Siapa mau beli hanya bagian kiri atau kanan saja? Bukankah setiap pemakai sandal (atau sepatu) selalu memakai sekaligus sepasang sandal kan? Yang kiri di kaki kiri dan yang kanan di kaki yang kanan. Mana ada pemakai sandal (atau sepatu) yang memakai salah satu saja karena pasti akan dianggap gila. Bukankah setiap pemakai sandal (atau sepatu) akan memakai sandal kiri dan sandal bersama-sama kan? Mana bisa orang pakai sandal hanya untuk kaki yang satu saja? Dia akan dianggap bodoh. Lalu, bukankah setiap pemakai sandal (atau sepatu) akan menggunakannya menuju satu tujuan tertentu? Ke kantor, ke pasar, dan kemana saja, bahkan bisa saja tanpa arah tertentu. Sandal dipakai bisa untuk melindungi kaki dan bisa pula sebagai aksesori penarik perhatian. Maka....lihatlah di Kaki Pemilik-Nya, kita berdua yang berbeda dipakai sepasang. Engkau di kaki-Nya yang satu, aku di kaki-NYA yang lain. Di Kaki Sang Pemilik, secara kompak, kita berdua selalu digerakan secara bersama-sama ...srok srok tok tok...menuju Tujuan-NYA...srok sroookkk tok toookkkk. Kita memang berbeda tetapi sudah ditakdirkan untuk dipasangkan secara bersama-sama. Hari ini, kita diingatkan bahwa sudah 26 tahun kita dipasangkan dan dipakai-NYA untuk mewujudkan Tujuan-NYA....bersukurlah wahai sandal (atau sepatu) kanan (atau kiri)....terima kasih karena 26 tahun sudah kita bergerak berpasangan sama-sama.....Terima Kasih kepada-NYA karena kita dipasangkan.....teruslah melangkah ke depan kendati ribut kacau balau...srok sroookkk tok tookkk.....

Begitulah sahabatku sekalian yang budiman dan budiwati. Saya sudah menulis 2 perkara yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda. Tetapi, seperti umpama tentang sandal dalam kutipan saya yang kedua di atas, saya memerlukan keduanya. Jikalau begitu maka saya ingin berbagi lebih lanjut. Ringkas saja:

Saya memilih untuk mengucapkan selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 bagi semua yang merayakanya menurut keyakinan dan kesukaan masing-masing. Saya memilih untuk berucap telat karena saya memang ingin berbeda. Lho kok harus berbeda? ya tidak apa karena keinginan untuk berperilaku normal rerata dan ingin eksis eksentrik sama-sama ada dalam diri saya. Saya memerlukan keduanya. Tidak mungkin saya berangkat bertugas sebagai Majelis di Gereja memaka celana pendek. Gila itu namanya. Tetapi tahun lalu saya mempersentasikan sesuatu di antara deretan para petinggi Kementerian Kehutanan dan pakar-pakar pengelolaan DAS di Indonesia (yang tampil wangi, berdasi dan ber-jas) cukup dengan memakai jeans, jacket + topi kupluk. Saya disiuti dan ditertawakan oleh para hadirin dengan memanggil saya dukun atau preman. Saya cengar cengir saja dan tertawa saya semakin lebar ketika di akhir sesi adalah kesimpulan saya yang dipakai sebagai kesimpulan utama forum tersebut. Saya ternyata suka kedua-duanya. Yang rapih dan sekaligus agak urakan.

Mengawali tahun baru 2012, saya demam sakit panas tinggi. Lalu terdengar kabar seorang kerabat, Pak John Manulangga (salah seorang saksi pernikahan saya) berpulang pada tanggal 31 Desember 2011. Pada tanggal 1 Januari 2012 juga berpulang sahabat saya sekantor, Dr. Vincentius Tarus dan Dr. Jeremias Bunganaen (yang ini juga pernah menjadi dosen saya semasa S1 tahun 1981 yang mengajar matakuliah Fisika). Sebelumnya pada tanggal Pada tanggal 11 Desember 2011, rekan dosen saya Ibu Merry Kondi, MP berpulang. Kemudian, pada tanggal 11 Januari kemarin, pagi-pagi benar, saya mendapat sms dari Om saya (Stef Ratoe Oedjoe) yang mengabarkan bahwa seorang Tante saya, tante Mada Ratoe Oedjoe, berpulang. Tak lama kemudian datang pula sms dari sahabat saya di fakultas peternakan memberitakan bahwa sudah berpulang rekan dosen Ella Herewila Likadja, M.Sc. Waduh, semuanya berita buruk serta mendukakan dan menggetarkan hati. Tetapi pagi ini saya dibangunkan isteri saya untuk mengingatkan bahwa..."heiiii, ini hari HUT perkawinan kita". Perkara menggembirakan bukan? Lalu, apa yang bisa saya hindari dari barang perkara yang silih berganti seperti itu? Tidak ada dan tidak bisa menghindar. Saya harus menerima fakta bahwa kematian adalah resiko kalau mau hidup. Jika kematian adalah berita duka maka hidup adalah berita bahagia. Saya memang harus hidup bersisian dengan baik dan buruk. Sebuah lagu Kidung Jemaat berkata "..suka duka dipakai-NYA untuk kebaikanku....".....

Seorang sahabat saya menulis begini di e-mail saya "...jangan anda memaksakan sesuatu yang tidak nyata sebagai kebenenaran, anda mengkhianati nilai-nilai kebenaran ilmiah...". Oh rupanya dia keberatan dengan posting saya sebelumnya. Bagi teman ini, agama tidak rasional. Tuhan tidak ada. Saya teringat 2 tokoh besar dalam ilmu fisika, yaitu Albert Einstein dan Stephen Hawking. Einstein menemukan teori relativitas yang salah satu implikasinya adalah pernyataan bahwa ruang dan waktu itu relatif. Paul Davies, seorang fisikawan Australia, yang mendasarkan diri pada teori Eisntein menyatakan bahwa waktu tidak pernah bergerak melainkan obyek seperti kita. Waktu hanyalah persepsi dan imajinasi manusia. Maka Tuhan yang berbuat baik dan kekal selama-lamanya, dan itu pastilah Tuhan yang temporal, sulit diterima. Mula-mula, Hawking menulis dalam bukunya "a brief history of time" bahwa masih ada ruang bagi kemungkinan adanya sang pencipta. Belakangan, dalam buku mutakhirnya, yaitu "grand design", dia menegaskan bahwa tidak diperlukan tuhan sebagai pencipta karena semesta terbentuk karena peluang. Semesta hanyalah soal kerumitan probability fisika yang dapat dibuktikan melalui penelitian-penelitian di laboratorium dan pengamatan ruang angkasa dengan teleskop yang makin lama makin canggih. Einstein sendiri menjadi penganut agama kosmis yang menolak agama tradisi dan histori tetapi meyakini adanya "tuhan yang tidak pernah bermain dadu". Hawking murni atheis dan Davies kerjanya berusaha membuktikan bahwa Tuhan tidak ada (atau ada) dengan pendekatan fisika baru.

Masalah terbesar dari pendekatan induktif matematika dan fisika dalam berusaha "membuktikan" ada dan tidak ada Tuhan adalah fakta empirik. Ilmu pengetahun berkembang dengan 2 jalan sekaligus, yaitu deduktif dan induktif. Hal-hal besar diturunkan menjadi kesimpulan kecil dan dalam arah yang berbeda perkara-perkara kecil dipakai untuk menggeneralisasi perkara-perkara. Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan berkembang karena ada teori yang diverifikasi oleh pengamatan dan hasil pengamatan yang dikembangkan menjadi teori. Dalam pendekatan deduktif (jenis pengetahuan empiris - sesuatu benar karena teramat berulang-ulang), Tuhan akan dikatakan tidak terbukti ada karena tidak pernah terverifikasi melalui pengamatan. Tidak ada orang yang pernah melihat Tuhan. Seorang atheis pernah menyatakan bahwa "pizza yang lezat ini dapat saya ketemukan pembuatnya tetapi semesta yang diciptakan tuhan sulit diterima karena saya tidak pernah menemukan tuhan". Perhatikanlah bahwa dengan demikian hasil pengamatan adalah hasil "perabaan" panca indra dan panca indra adalah hal ichwal yang nyata-nyata ada. Bisa dilihat atau diraba atau diukur. Sementara itu dalam pendekatan induktif (pola berpikir a priori) adalah ilmu berkembang karena sekedar berpikir, membuat model atau rumus atau formula dan mengajukan hipotesis. Matematika adalah contoh terbaik pendekatan induktif yang tidak memerlukan bukti apa-apa. Nah, dalam kerumitan perhitungan matematika dan fisika, tidak ada sama sekali faktor Tuhan. Semua hal ada karena memang itulah yang bisa dipikirkan dan dirumuskan. Singkat kata, "karena Tuhan tidak dapat di rumuskan maka Dia tidak ada". Begitulah "nasib" Tuhan di tangan ilmu pengetahuan. Sudah tak bisa dirumuskan, tak bisa pula diverifikasi melalui pengamatan. DIA tidak ada. Betulkah?

Kaum atheis jangan senang dahulu karena saya ingin mengutip ucapan Stephen Hawking (SH) menyikapi kondisi sakitnya bertahun-tahun .... "Saya sangat beruntung, kondisi saya berlanjut lebih lambat dari kasus yang biasa terjadi. Tapi (situasi) ini juga menunjukkan bahwa orang tidak boleh cepat hilang harapan.".... Jikalau kata beruntung merujuk kepada probability (dan hal ini sesuai teori beliau) maka bagaimana dengan kata "harapan"?. Terbuat dari zat apa lalu terverifikasi dengan jalan apa sesuatu yang disebut "harapan"?. Dalam pernyataan beliau ketika berulang tahun ke 70, SH mengatakan bahwa "saya senang karena keluar sebagai pemenang dalam situasi saya". Hal yang sama ingin saya tanyakan: "senang" itu bahan yang terbuat dari apa? berapa berat, massa, kadar, CC, tinggi dll dll...???? Jikalau dikatakan bahwa umur alam semesta sekitar 14 milyar tahun yang ditandai dengan peritiwa "the big bang", maka apakah SH dan fisikawan hadir pada saat kelahiran semesta supaya benar-benar kesimpulan bahwa ada atau tidak adanya Tuhan datang dari pengamatan panca indra yang sah dan terpercaya. Jika dikatakan bahwa pola-pola bekerjanya alam semesta dapat diterangkan melalui "teori segala sesuatu" maka apakah di dalam kerumitan rumus-rumus matematika dan fisika yang digunakan sama sekali tidak terdapat asumsi? Harap tahu saja bahwa sejatinya matematika itu adalah hasil imajinasi manusia untuk merumuskan fakta-fakta. Bahkan senadaninyapun tidak ada fakta sepanjang bisa dirumuskan maka imajinasi adalah benar. Pertanyaananya adalah apakah imajinasi dan asumsi itu bebas dari bias? Bagaimana dengan formulasi bahwa setiap data rasio harus memiliki tingkat kepercayaan tertentu dan pada setiap tingkat kepercayaan selalu diamanatkan adanya batas-batas toleransi?

Jika banyak pengamatan kosmologi di dasarkan atas hasil penelitian kecil yang dapat dibandingan (seperti mencobakan obat untuk manusia kepada tikus terlebih dahulu) maka hampir pasti validitas dan reabilitasnya tergantung pada keyakinan. Mengapa demikian? Ya karena sesungguhnya dalam perspektif statistika inferensia (ilmu yang menyandarkan diri pada probabilitas) tidak ada data yang bebas bias. Selalu saja ada 1 - 5% yang kebenaran datanya tidak dapat ditentukan. Artinya, selalu ada kemungkinan 5 - 1% data itu salah kendati di lain pihak 95-99%nya diyakini pasti benar. Contoh, berdasarkan perhitungan Einstein dapatlah diciptakan mesin waktu yang dapat dipakai manusia untuk berselancar dalam ruang dan waktu. Sepanjgan anda dapat menemukan mesin yang mampu bergerak secepat kecepatan cahaya maka anda bisa pesiar ke masa lampau atau ke masa depan. Pembuat film di Hollywood pernah membius dunia dengan film yang berjudul "back to the future". Ternyata sampai hari ini mesin waktu itu belum dapat diciptakan. Kata pemuja ilmu pengetahuan yang atheis, aaaahhhh... itu soal waktu saja. Tentang ini, Stephen Hawking pernah menyatakan bahwa "jika perjalanan mengarungi waktu dapat dilakukan maka mengapa kita tidak pernah bertemu dengan orang-orang yang berasal dari 1 milyar tahun yang akan datang". SH berasumsi bahwa di masa depan mesin yang bergerak dalam kecepatan cahaya sudah dapat dibuat. Kita pun menjadi tahu, kisah-kisah tantang adanya perjalanan waktu hanya signifikan di layar film. Tidak di dunia nyata. Demikian pula dengan ceritera tentang bertemunya orang-orang dengan makhluk alien atau UFO. Kebanyakan adalah dongeng yang dijual di layar bikinan aktor hollywood. Ajaibnya, banyak orang masih saja percaya bahwa semua hanya soal waktu. Jika belum ditemukan hari ini ya pasti besoknya besok besok besok besok. Yakin. Hakkul Yakkin. Ternyata ilmu pengetahuan mengandalkan diri juga pada kaya "keyakinan" yang tidak lain dan tidak bukan adalah kata standard kaum teistik dalam memahami adanya Tuhan. Agar sampai pada keyakinan maka yang diperlukan adalah imajinasi. Dalam ilmu pengetahuan imajinasi itu doformulasikan dalam angka-angka. Angka adalah simbol. Dalam religiusitas, imajinasi itu dirumuskan ke dalam ideal-ideal lalu ideal-ideal tersebut disimbolkan dalam kata-kata atau gambar-gambar. Harap diingat bahwa angka, kata dan gambar adalah datum atau data, yang artinya adalah informasi. Angka adalah data kuantitatif. Informasi adalah data kualitatif. Dalam hidup anda tidak mungkin hanya memilih 1 saja informasi. Menyenangkan jika anda tahu bahwa anda memiliki anak sebanyak 5 orang tetapi sangat membahagiakan ketika ke 5 orang itu adalah anak yang taat dan dengar-dengaran terhadap perintah anda. Lima orang menunjuk kepada aspek kuantitatif sedangkan taat adalah perkara kualitatif. Tak layak anda mempertantangkan hal tersebut karena setiap hari anda pasti berurusan dengan hal-hal kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Mengutamakan yang satu sambil meremehkan yang lain berarti anda tidak utuh sebagai manusia. Anda hanya setengah manusia. Setengahnya? Jawab sendiri. Lalu, katakanlah kepadaku wahai sahabat terkasih, di antara ilmu pengetahuan dan religiusitas, siapa yang mengkhianati siapa? Siapa menghujat siapa? Siapa menertawakan siapa?

Maka, sekarang kita menjadi tahu bahwa dalam diri saya, anda, dan semua manusia hidup akan selalu ada secara bersisian hal-hal yang bersifat imanen (akal budi - filsafat kritis) dan trasendens (metafisika - filsafat spekulasi). Yang berpikir dan bernalar jangan menghina yang trasendens. Sebaliknya yang beriman dan berkeyakinan jangan merendahkan akal budi atau perkara-perkara imanen. Semuanya ada dalam diri kita kendati kedua hal itu berbeda bagai bumi dan langit. Seperti juga sandal yang kiri dan kanan yang dibikin bersamaan supaya dipakai secara serasi maka gunakanlah naluri imanen dan trasendens ada secara serasi. Itu manusiawi namanya karena manusia adalah makhluk paradoks yang tak sampai-sampai. Dia selalu ingin memahami sesuatu dengan semua potensi yang ada dalam dirinya, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Manusia suka berkhayal tetapi juga suka mengukur dan atau menimbang. Manusia bisa memahami dengan melihat dan meraba tetapi bisa juga tanpa melihat. Manusia bisa tertawa ketika melihat dan mendengar Sule beraksi di acara OVJ. Tetapi saya bisa tertawa hanya dengan membayangkan wajah "rada blo'on"nya pelawak Kadir. Saya menggunakan daya lihat dan daya dengar tetapi saya juga menggunakan daya berkhayal untuk mencapai tujuan tertawa senang. Persis seperti tamsil sepasang sandal, kiri dan kanan yang dipakai berpasangan oleh pemiliknya ke mana-mana. Sebuah Kitab Tua di dalamnya dapat dibaca begini "...kasihilah Tuhanmu dengan segenap hati dan segenap akal budi...". Itu keyakinan saya. Bagaimana anda? Ya terserah kamulah Boeng dan Zoes......

Tabe Puan Tabe Tuan

125 komentar:

mikerk mengatakan...

Dear All,

kendati terlambat, saya ucapkan SELAMAT NATAL 2011 dan SELATAN TAHUN BARU 2012. Tuhan Memberkati anda semua...

mikerk mengatakan...

Posting ini belum diedit, masih polos dan nanti akan saya sempatkan mengeditnya supaya tidak mengganngu...

mikerk mengatakan...

"Human Beings"

by Van Hallen

There is just enough Christ in me
To make me feel almost guilty
Is that why God made us breed
To make us see we're Humans Being?
You break this, I'll break all that
You break my balls with all your crap
Spread your disease like lemmings breeding
That's what makes us Humans Being
Shine on, shine on
Shine on, shine on




Yeah! Some low life flat head scum infects
The sickness in his eyes reflects
You wonder why your life is screaming
Wonder why we're Humans Being
Shine on, shine on
Shine on, shine on


Humans, Humans Being
We're just Humans (That's what makes us)
Humans Being (That's what makes us)
We're just humans (That's what makes us)
Humans Being (That's what makes us)
We're just humans (That's what makes us)
Humans Being (That's what makes us)
Humans Being!
We're just humans (That's what makes us)
Humans Being (That's what makes us)
Humans Being!

mikerk mengatakan...

Van Hallen adalah salah satu rock group band yang paling saya sukai sepan jang masa. Harmonisasinya dahsyat. Sound gitar dari Eddi VH nyaris tanpa tanding. Nikmati saja ya bos en bes....ha ha ha ha.....

mikerk mengatakan...

Saya ikut berduka cita atas berpulangnya:

1. Om John Manulangga
2. Pak Dr, Vincentius Tarus
3. Pak Dr, Jeremias Bunganaen
4. Ibu Ir, R D Herewila Likadja, MSc
5. Ibu Ir. Maria Kondi, MP

Tuhan memberi DIA berkenan mengambil.

Semoga yang ditinggalkan diberi kekuatan oleh TUHAN, SERU SEKALIAN ALAM

Anonim mengatakan...

Beta mampir ke sini karena dapa kabar di sini ada atheis yg gentanyangan. Siapa ya?

VRK

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Selamat Tahun baru. Lebih produktif menulis ya. JBU (Julian)

Anonim mengatakan...

Mengapa untuk eksistensinya, kalangan ateis selalu mengklaim pengakuan keimanan orang lain ya? Kalian tidak percaya adanya Tuhan ya urusan sendiri. Ateis selalu meminta bukti adanya Tuhan tetapi bisakah kalian memberikan bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Tuhan tidak ada? (Julian)

mikerk mengatakan...

Dear All,

saya baru saja membuat beberapa penyuntingan yang perlu. Semoga tulisan ini bisa dibaca lebih nyaman. GBU

mikerk mengatakan...

Terima kasih bagi sahabat yang sudah berkunjung dan berkomentar (eh asik juga mengatahui bahwa saat tulisan ini dibuat, blog ini sedang diplototin 41 orang pembaca. Asiiiiikkkkk.....saya tidak melihat anda tetapi saya yakin anda ada....yakin tanpa melihat.....asiknya jadi dobel nih...)GBU

mikerk mengatakan...

Saat tulisan ini dibuat, saya dan isteri baru saja kehilangan atas berpulangnya bapak Yoppie Thedens a.k.a kaka Bebby Thedens yang adalah saudara sepupu isteri saya. Kami berduka tetapi percaya bahwa "rancangan Tuhan itu baik adanya".

Anonim mengatakan...

Jangan tertipu "mulut manis" si pemilik blog yang aslinya seorang ateis. Tulisan ini seolah-olah dia beragama tetapi sebenarnya tidak. Lihat saja, dia mengaku bahwa dia bisa gabung semua yaitu percaya Tuhan dan sekaligus tdk percaya tuhan. Logika sngaja dibolak-balik. ah, dasar ateis. Saya tidak akan tertipu (daud)

Anonim mengatakan...

liat juga lagu pilihannya, musiknya music rock yang metal anti Tuhan. Lirik lagunya nya juga sembarangan. Pemilik blog sendiri mengaku sebagai penggemar berat musik tipe ini dan grup ini. Itu sudah tanda bhw dia ateis..waspadalah...waspadalah... (daud)

Anonim mengatakan...

oh ya, saya berani bertaruh, sebentar lagi kawan-kawan ateis si pemilik blog macam si Acar dan pembela blog, si angka sial 13 akan ramai-ramai membela...waspdalah-waaspadalah.....(daud)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Selamat Natal dan Tahun Baru. JBU. Posting yang amat mantap. Jelas dan signifikan. Tetapi untuk orang bodoh, kerdil dan bermata buta seperti si daud sebaiknya BM nyatakan bahwa tulisan ini tidak berlaku. Biar mereka mencari hikmat di dalam gua-gua gelap dna bodoh.
Saya sarankan BM hapus saja komentar tidak bermutu itu (13)

Anonim mengatakan...

@ All,

saya serukan untuk semua pembaca dan sahabat blog BM. .... waspadalah karena di blog ini ada 1 orang psikopat yang bawa-bawa naman Tuhan dan agama hanya untuk memaki-maki orang lain. Orang ini mungkin di masa kecilnya tidur bersama kambing jadi tidak bisa bedakan mana yang bau kambing dan mana yang harum wangi.....

Anonim mengatakan...

sorry, di atas itu saya...


@ daud,

kamu psikopat gila dan paranoid. JANGAN MUNCUL LAGI DI SINI. ENYAHLAH.....ha ha ha ha......(13)

Anonim mengatakan...

mana daud sinting yang bolak-balik bilang saya adalah anga sial? (13)

Anonim mengatakan...

@ BM,

tulisan ini sudah filsafat tinggi. Saya menangkap pesannya tetapi mau bikin komen kayak apa lagi? Semua sudah ditulis dengan telak oleh BM. Pokoknya begini saja....saya yakin TUHAN ITU ADA....yang tidak yakin ya, silakan ke laut. TITIK (13)

Anonim mengatakan...

berlawanan dengan si sinting daud, menurut saya lagu human being dari van halle amat bagus. Itukan lagu tema di film twster kan? Film mantap lagu mantap. Yang bilang lagu itu ateis ada orang sinting (13)

John mengatakan...

Teruslah menulis BM karena banyak orang yang ingin membaca karya bapak, saya mahasiswa yang BM bimbing duapuluan tahun lalu, BM adalah salah seorang panutan dan idola kami dimasa itu, sekaligus mengenal kesederhanaannya.
Menyenangkan hati semua orang adalah mustahil tetapi menyakiti hati seseorang sangatlah tidak adil (JM - Fafet Undana angk-87 ). Tetap berjuang BM pengikut Kristus sejati.

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Sorry saya kemana-mana dan baru sempet ngeliat blog. Okeilah, penjelasan anda mantap dan dapat diterima tetapi ...maaf....anda baru sekedar melakukan defene terhadap "gangguan" para ilmuwan. Dalil mereka anda tolak tetapi "ruh" mereka belum anda jawab sama sekali. Pertanyaannya adalah: mana bukti adanya Tuhan? Mengapa 200 ribu l;ebih orang habis diterjang tsunami Aceh? Apa salahnya orang-orang itu? Jikalau Tuhan itu ada, mengapa dia merancang hal-hal mengerikan seperti itu? Apa jawab anda dna kaum teistik lainnya?

(Acar)

Anonim mengatakan...

@ daud,

ketololan anda semakin membuktikan bahwa "tuhan" kalian itu tidak perduli. Ada orang sebodoh anda kok diijinkan berkora-koar. Kasihan tuh yg mati selama perang, gempa bumi, tsunani dan lain-lain. Tidak ada salahnya tetapi menderita (Acar)

Anonim mengatakan...

@ Acar,

Anda kan dari dulu tidak pernah bisa meyakinkan kam bahwa Tuhan itu tidak ada? Bukankah yang mempersoalkan adanya Tuhan itu adalah anda? Tugas anda itulah untuk meyakinkan kita bahwa Tuhan itu tidak ada. Bukan BM atau kami. AYo buktikan kalo bisa karena para ilmuwan yang top-top itu, seperit yang dikutip BM, ternyata ujung-ujungnya keyakinan juga. Yakin bahwa asusinya terpenuhi padahal belum tentu. bagaimana boss....(13)

Anonim mengatakan...

@ daud,

kali ini saya setuju dengan Acar.....lu itu tolol....sadarlah bung....ha ha ha...(13)

Anonim mengatakan...

@ Bung daud, Acar, dan 13:

diskusi yang tenang teduh bisa ga ya? (Yuyun)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Tulisna BM bagus banget. Persoalan bukan terletak pada substansi tulisan tetapi pada keyakinan. Kalo keyakinan sudah berbeda ya tetap saja akan dicari-cari persoalan baru kendati persoalan lama sudah dijelaskan. itu yang terjadi dengan Acar, dia tidak mempersoalkan lebih lanjut isi posting ini melainkan kembali ke persoalan klasik bagi ateis, yaitu kalu Tuhan ada mengapa ada penderitaan. Bolak-balik ya gitu itu. So, BM, keep on postng dan ga usah perduli sama yang berbeda keyakinan kendati mereka tetaplah sahabat. Bagaimana? (Yuyun)

Anonim mengatakan...

@ Dear All,

Saya ingin menyumbang pendapat:

Survei terbaru mengatakan 90% masyarakat dunia percaya akan keberadaan Allah atau kuasa lain semacamnya. Namun demikian, tanggung jawab untuk membuktikan keberadaan Tuhan dilemparkan pada orang-orang yang percaya bahwa Tuhan ada. Menurut saya seharusnya terbalik. Sama seperti yang dikatakan rekan 13 bahwa yang meributkan ada tidaknya Tuhan adalah kelompok ateis. Silakan mereka membuktikan keyakinan mereka bahwa Tuhan tidak ada. Jika menggunakan data-data ilmiah, maka seperti uraian yang mantap dari BM, kita tahu bahwa larinya ke kayakinan juga. Itu tidak ilmiah menurut kaidah ilmiah itu sendiri. SIlakan pakai cara yang lain. FIlsafat misalnya, sulit juga karena pada akhirnya akan ditentukan kelincahan bersilat lidah. Bingung juga nantinya kalo ada dan tidak adanya Tuhan dibuktikan pakai kemampuan bersilat lidah. Mau pakai cara bapa lagi? Silakan saja toh bagi kami yang teistik, Tuhan itu eksis. Titik (John)

Anonim mengatakan...

@ Ama BM,

Lama-lama saya yakin anda ini sebenarnya "dipanggil" untuk bersaksi tentang DIA yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat. Seorang teman saya yang pengikuti karismatik dan kami sering berdiskusi tentang tulisan anda, mengatakan bahwa dilihat dari tulisan-tulisan, maka anda adalah karismatik. Anda sendiri merasa yakin sebagai pengikut tradisi GMIT. Saya sendiri merasa anda Kristen kosmis. Sadar tidak panggilan seperti itu? (John)

Anonim mengatakan...

btw, lagu Human Being memang asik. Selera musk BM memang beragam. Bisa halus-halus bangsanya Broery tetapi bisa cadas macam Van Hallen. Aneh juga teman saya ini (John)

Anonim mengatakan...

satu lagi, @ daud, anda itu picik. Bikin malu saja (John)

mikerk mengatakan...

Dear All,

Saya baru saja membuat sedikit editing lanjutan. Semoga bermanfaat...

mikerk mengatakan...

Thanx bagi yang sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

@ Acar,


Terima kasih atas tanggapan anda. Saya pikir beberapa posting lama sudah berbicara tentang substansi yang anda tanyakan tetapi tidak tertutup keungkina akan saya buatkan 1 posting tersendiri. Apakah penderitaan adalah pertanda absennya TUHAN.

GBU

mikerk mengatakan...

@ Daud,

setiap membaca komentar anda saya merasa sangat terhibur karena banyak hal yang lucu. Saya senang karena apapun juga hal itu pertanda bahwa anda setia mengunjungi saya di blog ini. Kita teman dengan cara yang berbeda. Bhine Tunggal Ika. OK boss???? GBU

poempuisi mengatakan...

haaaaaaahhhhh....capek banget nunggu 1 posting dari BM....knapa ya???? bt, met natal taon lalu dna taon baru nyang taon ini....ga imlek kan? ya ga jadi ngirim selamagt imlaek deh,,,,,ha ha ha ha....ok Bro" tetap semangat, keep on posting.....

poempuisi mengatakan...

@ Bigmike,

Posting yang sangat bagus. Kita yang awam, jadi mengerti bagaimana cara bekerjanya Iptek. Memang dibandingkan religiusitas, iptek lebih bersifat kuantitatif tetapi sebenarnya ya sama saja karena kita juga memerlukan hal-hal kualitaitfkan. Saya pergi ke bali pas liburan natal dan tahun baru menggunakan peswata garuda dengan tikel 1,2 juta kan pernyataan kuantitaf tetapi betapa bahagaianya bisa ngeliat sunset di kuta, indahnya danau bedugul, kintamani dll hanya bisa dirasakan secara kualitatif. Lha iya deh...setuju sama BM.....

poempuisi mengatakan...

berikut ini sebuah puisi sebagai tambahan posting mister BM.....

PerHatIan

Aku Cowok,dia cewek
Aku mengenalnya,dia mengenalku
Aku naksir padanya dan bertanya
“Maukah kamu jadi calon istriku?”
Dia mengangguk tanda setuju
“Tapi ada syaratnya,”kata dia
“Katakan saja! apa syaratnya,”kataku
“Aku butuh banyak perhatian”
“Hanya itu !?,” tanyaku
“Ya,hanya itu,PERhiasan,HArta,Tabungan,Investasi dan warisAN.”
“Jadi kapan kau akan melamarku?”sambungnya kemudian
Tak menjawab,aku balik kanan,takut akan PERHATIAN

....semoga anda dapat menangkap maksud saya melalui puisi di atas....

poempuisi mengatakan...

Love

by Stephen Hawking

A cosmological event on a personal scale occurred today,
My heart, long an aging massive star, stopped producing energy,
The emitted radiation of love sputtered and died, ceasing to be.

In its death throes a sudden gravitational collapse ensued.
Coupled with the abundance of the surrounding dark matter of my emotions,
The spacial deformation of such a heavy mass produced the most gravest of commotions.

The black hole that was my heart refused to reflect all wavelengths of directed energy,
Nothing could escape what was trapped deep within me.

The event horizon of my saddened outer shell warned all nearby,
That I did not even pass with grand effect, in the way that supernovas die.

I am now just a remnant of a once proudly shining star,
Even if I had dimmed my brilliance you could have seen me from where you are.

But now the only way that you could sense my presence,
Is not to look for what is left, but to notice its complete absence.

poempuisi mengatakan...

ternyata.....stephen hawking pun perlu cinta....makanya doski gonta ganti istri dah 2 x....ha ha ha ha....

Anonim mengatakan...

dEAR Poempuisi,

2 jempol untuk anda. Puisi stephen hawking itu mantap sekali....hebat....

+ 13 +

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Selamat, posting yang bagus dan menohok ulu hati. Penyakit bawaan ilmuwan adalah semua hal harus bersifat nyata-nyata ada. Ilmuwan mudah menjadi ateis. Anda adalah pengecualian. SELAMAT (Wiegn)

Anonim mengatakan...

semua yang pro pemilik blog pada dasarnya orang-orang sekuler yang sejalan pikirannya dengan BM.

Saya tidak...sekali lagi tidak membenci pribadi BM. Saya tidak suka itu adalah jalan berpikirnya yang seolah-olah relijius tapi pada dasarnya sekuler. Hal ini terjadi karena BM selalu berusaha memikirkan Tuhan berdasarkan pendekatan keilmuan padahal setelah masa pencerahan ilmu pengetahuan sudah "membuang" Tuhan. Posting ini contohnya, bagaimana mungkin Tuhan mau dipahami berdasarkan cara kerja iptek? seharusnya pahami Tuhan dengan menggunakan Alkitab atau kitab suci saja. BM itu paradoks (daud)

Anonim mengatakan...

@ BM,

anda keterlaluan menyamakan saya dngan pelawak...tapi tidak apa-apa, saya akan terus mengkritik anda selama anda tetap sekuler (daud)

mikerk mengatakan...

@ boss daud,

whaaaa ha ha ha....saya naik kelas atao turun kelas nih? dulu saya dikatakan "kafir" sekarang "sekuler"...apa benar? atau jangan2 dua kata itu sama artinya? ...wkwkwk....BTW tnahx sudah berkomentar...

mikerk mengatakan...

@ Dear Poem,

Thanx for your appreciation and also thanx for those the great poem...GBU bro'.....

Anonim mengatakan...

@ All,

Pengertian sekuler dan ateis adalah 2 hal yang berbeda kendati dalam hal tertentu keduanya saling menunjang.

Sekuler dalam bentuk ajectif adalah hal-hal yang bersifat duniawi atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian). Sekularisme atau sekulerisme adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.

Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan (Mang Ihin)

Anonim mengatakan...

Sementara itu istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani atheos berarti yang merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya.

Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Secara umum, ateisme adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan (Mang Ihin)

Anonim mengatakan...

Dalam distingsi 2 istilah tersebut maka dapatlah kita menilai isi posting dari BM ini. APakah sekuler, ateis, atau yang lain.

Isi posting menegaskan bahwa kendati ada distingsi antara yang trasendens dan imanen dan 2 hal ini dimiliki dan diaki oleh penulis (BM) tetapi pada bagian akhir jelas ditegaskan bahwa ..."Sebuah Kitab Tua di dalamnya dapat dibaca begini "...kasihilah Tuhanmu dengan segenap hati dan segenap akal budi...". ... Jelas bahwa posting ini dan juga penulisnya tidak menganut sekularisme tetapi dia mengakui sekularisme dan juga relijius adalah fakta dan kenyataan.... (Mang Ihin)

Anonim mengatakan...

Selanjutnya, isi posting ini juga, seperti yang saya kutip dari bagian akhir posting....jelas bahwa posting dan penulisnya percaya adanya Sang Adikodrati....maka tudingan ateisme dengan sendirinya tidak terbukti (Mang Ihin)

Anonim mengatakan...

Dalam perspektif Islam, ateisme tidak ada tempat karena

..."Dia lah Yang Awal dan Yang Akhir.

Ù‡ُÙˆَ الْØ£َÙˆَّÙ„ُ Ùˆَالْآخِرُ Ùˆَالظَّاهِرُ ÙˆَالْبَاطِÙ†ُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ بِÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠْØ¡ٍ عَÙ„ِيمٌ
Artinya : “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Hadid : 3)...."

(Mang Ihin)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Teruslah menulis...keep on posting...hidup Pancasila (Mang Ihin)

Anonim mengatakan...

@ Dear Bigmike,

Saya kira posting ini adalah salah satu yang terbaik di dalam blog ini. Sebuah apologia yang cemerlang karena dilakukan oleh seorang ilmuwan yang mengkritisi cara berpikir konstruksi ilmiah dalam memandang eksistensi Tuhan. Saya sendiri terpaksa serius, enggak bisa bergurau, dalam menanggapi tulisan ini. Proficiat Bung Mike.

Btw, rindu juga membaca tulisan baru dari BM setelah posting terakhir di bilan oktober. Gak sia-sia kita menunggu....

(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Dear All,

Guna menambah wacana pelengkap posting, berikut saya ikut campur hal0hal yang berkenaan dengan "kritik" beberapa filsuf besar terhadap eksistensi Tuhan....

(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Pada mulanya, gerakan reformasi yang dicetuskan oleh Martin Luther (tokohnya kelompok BM nih....) mendorong kekakuan berpikir dogmatis dimana ajaran hanya benar jika diproduksi oleh gereja roma.

Gerakan Protestantisme mendorong pencerahan (dengan pola pikir sapere aude = aku berpikir untuk diriku sendiri). Pencerahan mendorong revolusi industri dan menjadi penghela moderenisme. Ketika semua orang mulai berpikir bebas dan terbuka maka Tuhan dipertanyakan dan lalu...digugat.

Paling kurang terdapat 3 cabang besar kritik terhadap eksistensi Tuhan.....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Tuhan adalah proyeksi Manusia, agama adalah fantasi

Seorang filsuf Jerman abad ke-19, Ludwig Feuerbach melihat bahwa Tuhan hanyalah angan-angan ciptaan manusia atau proyeksi manusia belaka. Tuhan hasil produk proyeksi manusia ini, mirip dengan manusia, ia adil, baik, kasih, namun juga cemburu, dan pemarah, dan ditambahkan dengan kualitas maha, maka ia mahaadil, mahabaik, mahakasih, juga mahacemburu dan mahapemarah.

Celakanya manusia lupa bahwa Tuhan ini adalah ciptaannya sendiri. Ia kagum akan ciptaannya sendiri, bahkan merasa tunduk dan menyembahnya. Manusia malah takut pada bayangannya sendiri.

Feuerbach dengan ateismenya ini sebenarnya mengkritik praktek beragama yang kerdil. Ia melihat bahwa Tuhan yang disembah manusia, banyak di antaranya adalah bayangan yang diciptakan manusia sendiri. Ini bisa dilihat dengan jelas dari ciri-ciri Tuhan yang mirip dengan manusia: bertahta, mendengar, melihat, mendengar, mencinta, cemburu, membalas, dll. Apakah ini memang Tuhan yang sebenarnya, atau Tuhan ciptaan manusia.

(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Tuhan melemahkan Manusia

Seorang filsuf Jerman lainnya, Karl Marx, melanjutkan logika yang dikembangkan Feuerbach dengan mengatakan bahwa bukan saja Tuhan yang demikian membuat manusia takluk pada ciptaannya sendiri, melainkan membuat ia lemah dan mandul dalam membuat perubahan sosial.

Manusia berserah diri pada Tuhan, memohon dan berdoa, ketimbang turun tangan sendiri membenahi ketidakadilan. Tuhan mahakuasa yang diciptakan manusia ini begitu kuatnya sehingga membuat manusia tidak berdaya di hadapannya. Manusia lupa bahwa merekalah yang menciptakan bayangan itu. Mereka bukan sekedar takut, melainkan menyerahkan seluruh hidupnya kepadanya. Mereka tidak berbuat apa-apa untuk mengubah nasibnya melainkan pasrah kepada Tuhan ciptaannya.

Marx juga mengkritik praktek agama yang kerdil. Agama tidak menjadi penyelamat, melainkan menjadi tempat pelarian orang-orang tidak berdaya. Marx dengan filsafatnya yang materialis, yaitu filsafat berguna selama bisa dipraktekkan dalam ranah sosial, tentu saja melihat agama tidak cocok dengan filsafatnya.

Marx terkenal dengan kata-katanya bahwa “agama adalah candu”. Agama yang menjanjikan penyelamatan di hari akhir telah memandulkan manusia untuk melakukan perubahan di bumi ini. Mereka hanya menipu diri mereka sendiri bahwa penderitaan mereka di dunia ini tidak akan sia-sia dan akan diganjar dengan surga di kehidupan mendatang. Agama yang seharusnya memberikan energi untuk bertindak malah menjadi candu yang melemahkan. Marx menjadi bapaknya komunisme (Proxy73)

Anonim mengatakan...

Tuhan menyebabkan manusia terus seperti anak-anak dan tidak Dewasa

Seorang Jerman, (ha ha ha BM kayaknya penggemar kesebelsan jerman ya....ha ha ha...jsut kidding bro'), seorang dokter jiwa bernama Sigmund Freud juga mengkritik Tuhan lewat teori psikoanalisis yang dikembangkannya.

Freud melihat bahwa manusia yang beragama secara kolektif adalah sekumpulan orang yang tidak dewasa, yang seperti seorang anak kecil yang terus merengek kepada orang tuanya. Sebagai seorang dewasa semestinya ia mengambil hidupnya sendiri, mengupayakan sendiri, ketimbang menggantungkan diri kepada Tuhan di atas sana.

Freud sampai pada kesimpulan ini melalui penelitian mitologi. Dari mitologi ia menteorikan bahwa di zaman dahulu, laki-laki yang kuat berkuasa dan memiliki seluruh perempuan. Laki-laki yang lain, yaitu anaknya, semuanya tunduk kepadanya. Meskipun mereka tunduk namun sebenarnya mereka iri pada kedudukan itu dan ingin mengalahkan sang ayah. Hingga suatu saat ia berani memberontak melawan ayahnya dan membunuhnya.

Kisah seperti ini bisa dilihat seperti pada mitologi Yunani Oedipus yang membunuh ayahnya sendiri dan mengawini ibunya, atau pada pemberontakan Zeus bersaudara yang melawan Kronus ayahnya, dan membunuhnya dan menggantikan posisinya sebagai pimpinan para dewa.

Selanjutnya manusia tenggelam dalam alam bawah sadar ini, dan menjadikan Tuhan sebagai suatu super-ayah yang selalu mengawasi dan menekan, dan kita tunduk kepadanya. Tindakan menjadi dewasa bisa dilihat sebagai semacam “membunuh ayah”, dan tidak tergantung kepadanya. Ia menjadi mandiri. Dan Freud melihat bahwa manusia beragama sama aja seperti anak kecil bila ia tidak melewati fase ini.

(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Itulah 3 serangan besar para filsuf besar terhadap eksistensi Tuhan. Kritik semacam itu memang menyakitkan tetapi sebenarnya jika dihadapi dengan kepala dingin dan dlawan dengan pemikirna yang tak kalah cerdasnya maka akan menghasilkan opologia yang bermanfaatb bagi agam. Bagi kaum Teistik, dengan marah anda hanya akan memperkuat postulat para pemikir ateis. Karena sesungguhnya jika diperhatikan benar-benar, kritik yang diajukan sebenarnya merujuk kepada praktek-praktek beragama yang tidak membawa kesejahteraan terhadap pengikutnya.

Ini tantangan bagi kaum teistik dan sahabat baik kita semua, yaitu mister BM, telah menyeiakan diri untuk berpikir secara dingin dan cerdas. Kita yang membacanya menjadi semakin yakin akan apa yang dipercaya kendati kita berbeda-beda dalam memahami "jalan"NYA. .... Proficiat BM....

Anonim mengatakan...

@ Bung Acar, (siapa tahu anda sebenarnya Sus Acar...wkwkwkwk.....):

Saya tidak sependapat dengan anda tetapi saya berdiri bersama-sama BM aja deh. BTW, tengkyu karena cercaan seperti anda merangsang kami berpikir serius tentang Tuhan...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Bung daud,

please deh....be mature.....nanti anda disemprot Freud....wkwkwkwk....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

"Human Being" nya "Van Hallen"..ciamiiikkkk....wkwkwkwk...(Proxy73)

Anonim mengatakan...

@ Proxy73,

Saya kasi 4 jempol untuk komen anda. tambah informasi. Mantap

+13+

Anonim mengatakan...

mister daud di mana niiiiii????? Sembunyi kah????? + 13 +

Anonim mengatakan...

Matematika adalah imajinasi? saya bingung dengan pernyataan tersebut. Apa tidak keliru? (Yudi)

Anonim mengatakan...

Sejak pertama posting komen pd tanggal 14 Jan 2012 yg lalu, beta menunggu apakah ada argumen2 yg substansi dari yg mengaku ateis di sini. Ternyata tdk ada apa-apanya. Isinya cuma kritik thd tulisan Bigmike dg menampilkan argumen2 yang fallacious (sesat pikir). Pdhl kita tau bhw argumen ber-fallacy = argumen absurd.

Daud misalnya, cuma datang dan mencap Bigmike ateis gara2 tulisan ttg realitas yg berpasang-pasangan termasuk ada dan tiada Tuhan. Pertanyaan sederhana buat Daud adalah apa iya defenisi Ateis adalah org yg percaya dan tdk percaya Tuhan? Defenisi dr mana ini? Krn yg beta tau Ateis berdiri pada titik ekstrim TIDAK PERCAYA. Lalu, bgmn Bigmike yg dibilang percaya dan tdk percaya Tuhan maso kategori ateis?

Acar lebih ancor lagi. Dari mana Acar tau bhw ribuan korban tsunami aceh krn Tuhan tdk ada? Bgmn kalo ada yg katakan bhw justru krn perlindungan Tuhan mk korban yg tjd tdk lbh banyak lagi? Rasanya rada gegabah kl cuma bermodal jumlah korban tsunami Aceh, Acar lalu simpulkan Tuhan tdk ada, sementara data jumlah yg selamat diumpetin dlm saku celana. Krn kalo liat dr jumlah yg selamat yg jauh lbh byk, mk argumen Acar mjd gugur dg sendirinya.

Krn itu, saya liat wajar saja kl bbrp org menggunakan falsifikasi utk menuntut Daud dan Acar buktikan bhw Tuhan mmg tidak ada.

Anonim mengatakan...

Sorry... yg di atas itu dari beta:

VRK

Anonim mengatakan...

@Diatas!

Marah niye! abangnya dituduh atheis! hihihihihi!


(Budhi Sutho)

Anonim mengatakan...

jauh-jauh kemari hanya ada suhu "vrk" yg dolah-dalih monolog disini. kuciwa brat :(

Anonim mengatakan...

Acarnya kurang cuka, juga timunnya timun ketuaan jadi da pada bonyok, cuma cabe doangan, pedes, tapi ga ga berisi!.

@atas!
hmmm! gerombolan adik2 yg ga terima kakak dihina mulai pada nongol! qiqiqiqi!

(Sayur Tumis Kangkung)

Anonim mengatakan...

@ Proxy73,

Hanya mendompleng BM? Sikap anda sendiri bagaimana? (Acar)

Anonim mengatakan...

@ VRK,

Kalian pasti akan bilang tuhan kalian itu maha baik, maha mengetahui, maha perancang. Bener begitu kan?

Kalau begitu maka tolong dijawab:

tsunami aceh itu rancangan tuhan kalian atau tidak? kalau bukan dia, lalu siapa? apakah ada pencipta lain selain dia? jikalau dia merancang, mengapa yang dirancang malah bencana? (ingat lho, kita tidak bicara jumlah mati dan selamat). Kalau dia maha mengetahui, apakah pagi itu dia tidak tahu bahwa akan ada bencana. Lalu kalau dia baik, mengapa dibiarkannya bencana itu terjadi padahal dia tahu?

Jawab saja dan tidak perlu pakai kembangan aneka rupa. OK? (Acar)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

tuh ada pertanyaan dari saya untuk VRK tetapi kalau anda mau ya tolong dijawab. Juga, tuh ada pertanyaan dari Yudi (Acar)

Anonim mengatakan...

@acar nulis: @ VRK,

Kalian pasti akan bilang tuhan kalian itu maha baik, maha mengetahui, maha perancang. Bener begitu kan?

Kalau begitu maka tolong dijawab:

tsunami aceh itu rancangan tuhan kalian atau tidak? kalau bukan dia, lalu siapa? apakah ada pencipta lain selain dia? jikalau dia merancang, mengapa yang dirancang malah bencana? (ingat lho, kita tidak bicara jumlah mati dan selamat). Kalau dia maha mengetahui, apakah pagi itu dia tidak tahu bahwa akan ada bencana. Lalu kalau dia baik, mengapa dibiarkannya bencana itu terjadi padahal dia tahu?

Jawab saja dan tidak perlu pakai kembangan aneka rupa. OK? (Acar)
_____________

yaelah, jauh-jauh kemari cuman begini argumen si acar, capedeee...

beiklah, biar debat nanti runut, silahkan acar nulis silogisme argumen yg valid. kalu sudah kita sama-sama periksa semua premismu serta kesimpulan. silahkan ^__^

Anonim mengatakan...

He he he... beta sonde marah, apalagi hanya krn Bigmike dapa cap ateis. Buat beta, silakan saja tuduh ateis yg penting argumen tuduhan-nya valid dan kuat (sound). Nah, beta tertarik berkomentar krn liat Daud dan Acar lbh pas disebut ASBUN krn argumen-nya tdk jelas.

Liat saja si Acar ini. Dia punya byk proposisi dlm bentuk pertanyaan, tp tak jelas presuposisinya. Cobalah Acar klarifikasi di sini apa saja presuposisi-mu dlm membuat pertanyaan2 di atas, supaya beta tida salah kaprah dg pertanyaan2-mu lalu bikin jawaban yg keliru.


Beta asumsikan Acar mau diskusi bukan bikin acara cerdas-cermat, Acar nanya dan beta hrs jawab. Dlm diskusi, tiap pihak berhak meminta klarifikasi dan yg diminta wajib memberikan klarifikasinya.

Nah, di atas beta suda minta klarifikasi dan menunggu respons dr Acar. Tolong diingat bhw kita semua org bekerja, tak peduli kerja di sektor formal or informal, jd pasti sibuk. Maka diskusi ini tdk pake timeframe tertentu. Krn itu, beta akan bersabar nunggu klarifikasi dr Acar.

-VRK-

nb: @Budi Sutho, beta cuma dapa kabar dr Bura pung bapa, katanya KK Budi Sutho ada cari beta spy fadok Acar dg Daud di sini. Itu saa...

Anonim mengatakan...

Wah... wah ternyata perkembangan diskusi blog ini semakin menarik saja sejak kehadiran beberapa teman "baru tapi lama" yang ada.

Saya tak ingin banyak berkomentar soal daud, apalagi acar. biarlah si acar dengan keyakinannya yang hanya mendasarkan peristiwa-peristiwa bencana untuk menyatakan bukti bahwa sang Pengada itu adalah"pengada" bencana. Memalukan.

Padahal apabila ditelusuri secara bijak dan didasarkan pada scientific approach, saya ingin bertanya siapa sebenarnya sih yang menyebabkan bencana tsunami? atau kalau terlalu rumit. Siapa sih yang menyebabkan banjir gak berhenti-berhenti meneror di segala tempat? Allah ataukah kita?

just info : sedari awal saya menggunakan nama pembela blog, bukan karena ingin membela pemilik blog dengan kacamat kuda, tetapi membela pemikiran bernas yang sayang dikotori oleh pikiran picik beberapa teman blog.

salam

(pembela blog)

Anonim mengatakan...

@ vrk,

Bisa jawab ga nih...pertanyaan saya gamblang terang benderang. Dasar pertanyaan saya jelas...jika tuhan ada, padahal kata kalian dia itu maha baik dlsb, mengapa ada penderitaan. Sejelas itu anda masih bertanya juga...waaaahhh, ini cara org yang tidak bisa menjawab padahal di awal-awal katanya mau menantang mereka yang ateis yang bergentayangan di blog ini...

So, berikan pertanggungan jawaban kalia tentang tuhan karena saya suah mengkritisinya. Simpel saja ...ha ha ha ha ha....

Anonim mengatakan...

pembela blog,

selamat datang dalam diskusi ..itu kalau mau dan bisa. Jangan ngawur membuat pertnyataan ...

Anonim mengatakan...

Sorry, I'm Acar

Anonim mengatakan...

Bagi Acar memang Tuhan tidak diperlukan karena si Acar itu bagaikan bangkai yang dapat berbicara. Bagi manusia normal yang punya daya trasendens sekaligus imanen kehadiran Tuhan tidak terelakan karena selalu saja ada fakta di luar daya nalar dan amatan manusia

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ bang acar yg pedes tapi kurang cuka!

Itu Si VRK mengajak anda berdebat dengan memakai aturan yang berdasarkan low of logic, supaya jangan jadi debat kusir andong!, gitu loh, hayo silahkan mengklairifikasi apa yg diminta VRK!.

syik asyik asyik! tontonan menarik nih!.

( Sayur tumis kangkung).

Anonim mengatakan...

Dear Yudi,

Anda itu tidak tahu atau pura-pura tidak tahu...matematika dari sononya memang adalah simbol hasil imajinasi manusia atas kata-kata verbal.

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

Dear Bigmike,

ini merupakan salah satu posting terbaik dari anda. Proficiat sahabatku. Keep on posting...

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

daud....daud....dulu kita berdebat, anda melarikan diri...ah kepala anda masih juga sebesar kacang polong ya....ha ha ha...

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@Acar

Tetap berpikiran bahwa bencana merupakan "kreasi" atau ciptaan Tuhan (kalau memang Ia ada)?

Untuk itulah saya tanyakan apakah kemudian Tuhan (lagi-lagi, apabila Ia ada)yang mengkreasikan yang namanya penumpukan gas-gas rumah kaca sehingga panas insolasi masuk, sulit di reradiasikan kembali melalui gelombang panjang bumi. Bumi menghangat, efek domino bencana yang masif dimana-mana, dsb.

Ayolah diskusi ini kita daratkan kembali ke bumi. jangan terbang tinggi dengan kalimat yang membuat puyeng, tetapi tidak sesuai dengan fakta real yang terjadi dewasa ini.

btw, perbedaan pandangan ini sudah tersirat dalam judul postingan ini. ibarat saya sendal sebelah kanan, dan acar sebelah kiri. tetapi yang ingin saya tambahkan "sendal kiri" itu barusan menginjak kotoran sehingga menimbulkan aroma yang "memabukan" kami di blog ini.

Hahahahahahahahaha.

Salam

(pembela blog)

Anonim mengatakan...

@Acar

Apabila ingin menggunakan premis bencana dan eksistensi Tuhan, maka lemah sekali premis anda tersebut.

Mau gunakan apalagi? premis tabrakan Tugu Tani, premis kasus "bos besar", premis kasus artis vs mantan kapolda, premis timnas yang tak kunjung berprestasi hanya konfederasinya saja (PSSI) yang ribut, atau premis apa?

(pembela blog)

Anonim mengatakan...

he he he...ada yg mau diskusi tapi sebenarnya tidak mengerti apa-apa. Saya bantu menjelaskan maksud tuan Acar:

a. kalau ada tuhan maka tidak akan ada penderitaan ...itu pendapat teistik.
b. di dunia banyak amat penderitaan...ini fakta empirik...
c. karena banyak penderitaan, tuhan tidak ada ...konklusi...

nah, lengkap sudah premis major, premis minor dan konklusi...mana tanggapan anda-anda yang teistik...

..nuhun akang Acar, abdi teh cuma ngebantu si akang biar vrk dkk nyaho' apa itu berpikir dalam hukum logika....

"Yudi"

shaugnessy mengatakan...

@ Yudi dan Acar,

Silogisme yang anda ajukan tersebut dalah bentuk silogisme hipotetik dimana premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik. Dalam hal ini, anda mengambil varian ke dua, yaitu premis minornya mengakui bagian konsekuennya.

masalah terbesarnya adalah premis mayor yang anda ajukan sifatnya keblinger.

shaugnessy mengatakan...

untuk yng maish asing di atas itu adalah saya "Proxy73".....

c'mon Bigmike, it is february lho...wkwkwkwk....tp bagi yg ingin berdebat ya silakan saja....

Anonim mengatakan...

@ yudi

Hehehehe.

apa yang saya komentari sudah terwakilkan oleh @proxy73.

mengapa saya mengatakan dalam komentar apa yang disampaikan acar adalah premis karena semua yang digunakan sebagai dasar berpikir para "penafik Tuhan" semua premis-premis konyol yang berujung pada konklusi yang keliru pula.

saya hanya bersedih mengapa di era modern ini banyak yang keblinger dan tetap melanjutkan episode film "di bawah lindungan premis keblinger" ini.

salam kenal bung @Yudi

(pembela blog)

Anonim mengatakan...

Ha ha ha... bukan beta mau olok tp faktanya mmg begitu.

Acar rupanya bacot doank yg besar, tp diminta klarifikasi presuposisi-nya sendiri saja, tdk mampu. Ato jgn2 kang Acar tdk tau apa itu presuposisi?

Kang Acar, dlm diskusi itu memberikan klarifikasi sesuai permintaan lawan diskusi adalah suatu keharusan. Kalo akang menolak memberikan klarifikasi, maka itu sama saja akang tida ingin melanjutkan diskusi. Jadi, beta sih terserah akang saja mau diskusi kita berlanjut ato tidak. Tapi, masak akang tidak berminat membuktikan bhw tuduhan akang cuma asbun di sini benar-benar tidak benar? Kalo akang ogah melanjutkan diskusi, itu sama sj akang tidak mampu menunjukkan bhw tuduhan tersebut tidak benar. Gimana, kang?

Mmg, enakan ngaku saja bhw ente cuma ASBUN saat bikin proposisi macam2 yg intinya nuduh bigmike ateis. Di samping enggak beking pusing kepala, jg tida perlu buang-buang energi percuma sambil nahan malu krn ngawur-nya ketauan.

Tp okelah kang Acar. Aku tunggu yaa.


-VRK-

nb: ohya, spt sinyal papa Sayur Tumis Kangkung di atas. Beta gunakan law of logic sbg standar utk menilai validitas argumen2 kang Acar dan tentu sj nilai kebenaran kesimpulan dr argumen2-nya.

Anonim mengatakan...

@Yudi,

Kalo argumen silogistik itu yg dimaksudkan oleh kang Acar, mk beta pastikan kalian bunuh diri. Knp?

Krn premis-1 yg ente ajukan di atas mewakili si Acar terindikasi strawman fallacy (sesat logika salah kaprah). Krn teistik tdk pernah mengajarkan bhw "ada tuhan mk tdk akan ada penderitaan". Silakan ente kasi bukti doktrin kaum teistik mana yg mengajarkan spt itu. Mau liat konstruks strawman fallacy-mu?

(X): Teistik mengajarkan Tuhan ada bukan utk meniadakan derita, tp Tuhan ada utk memberi kekuatan dan penghiburan di saat derita melanda.

(Y): Acar menyangka bhw teistik mengajarkan Tuhan ada utk melenyapkan derita.

Acar lalu menyerang (Y) dan bikin konklusi bhw Tuhan tidak ada.

Sangat jelas sekali bhw yg Acar serang adalah pandangan-nya sendiri shg so pasti kesimpulan-nya SESAT.

Krn Premis-1 dr Acar yg dikonstruks Yudi di atas terbukti cuma strawman fallacy, maka suda jelas kesimpulan-nya pun ANCORR.


-VRK-

Anonim mengatakan...

he he he...ada yg mau diskusi tapi sebenarnya tidak mengerti apa-apa. Saya bantu menjelaskan maksud tuan Acar:

a. kalau ada tuhan maka tidak akan ada penderitaan ...itu pendapat teistik.
b. di dunia banyak amat penderitaan...ini fakta empirik...
c. karena banyak penderitaan, tuhan tidak ada ...konklusi...

nah, lengkap sudah premis major, premis minor dan konklusi...mana tanggapan anda-anda yang teistik...

..nuhun akang Acar, abdi teh cuma ngebantu si akang biar vrk dkk nyaho' apa itu berpikir dalam hukum logika....

"Yudi"
____________

yaelah dari dulu argumen ateis abal2 gak berubah, serba ghoib. capedeeee. malas ah, cukup suhu vrk saja disini ^__^

mikerk mengatakan...

Dear All,


waaaaahhhhh....komentar yang banyak dan bagus-bagus....terima kasih banyak bagi yang sudah berkunjung da berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

Dear Proxy73,

Thanx atas komennya, semoga menambah informasi bagi para sahabat. Ane rasa ente benar juga ketika meng-komen silogisme atau argumennya mister Yudi a.n. mister Acar. Polanya emang itu tapi premis mayornya ga seharusnya begitu. Thanx ya bro. GBU

mikerk mengatakan...

Dear Acar,

teruskan diskursus anda tetapi saya tidak merasa perlu menjawab apa-apa karena beberapa sahabat sudah "take over" urusan itu. Saya sudah "menjawab tantangan" anda yg terkait Tuhan dalam perspektif ilmiah. Sejauh ini saya belum melihat komen balik anda tentang hal itu tetapi anda malah berpindah ke topik yang berkaitan dengan teodisa atau teodise yaitu doktrin tentang keadilan Allah. Nah, kalo yang ini akan saya bikinkan posting tersendiri. BTW thanx

mikerk mengatakan...

Dear Yudi,

Saya kutipkan hal ihwal matematika dari wikipedia berikut ini...

Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting".Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."

Silakan renungkan sendiri, apa ontologi dan episteme matematika itu....

Tambahan: tanda - dan + mewakili apa dalam dunia konkrit dan realitas.....

BTW, Thanx en selamat bergabung....

mikerk mengatakan...

Dear bapanya Lobo,

mantafpssss...two thumbs up...JBU

mikerk mengatakan...

Dear bapanya Lobo,

mantafpssss...two thumbs up...JBU

mikerk mengatakan...

Dear Anak NKRI,

kemane aje ente nih. Lama menghilang...JBU

mikerk mengatakan...

Dear Budi Sutho, Tumis kangkung dan pembela blog.....ancor....whaa ha ha ha.....JBU All

Anonim mengatakan...

Waaah aku pikir kang acar ini seorang ahli strategi yg cukup mumpuni, ibarat orang hendak menyeberang sungai, dia perlu tahu dulu seberapa dalam sungai tsb, disini kelihatanya, kang acar memakai yudi sebagai "batu ukur" untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan BM dkk!, setelah itu baru kang acar bersiap untuk membuat suatu serangan pamungkas yg mematikan!.
heubat euy!
kumaha atuh kang acar? tos disiapkeun senjatanya? soq lah kang!

( Sayur Tumis Kangkung )

Anonim mengatakan...

@ Dear All,

Posting yang mantap. Mungkin salah satu yang terbaik dalam blog ini. Soal Tuhan saya kira sudah selesai. Bagi kalangan ateistik, mempersoalkan Tuhan itu memang sudah kerjanya. Biarkan saja. Bagi kita-kita yang teistik ya amalkan saja semua ajaran menuju kebaikan. Beres...(Sherly)

Anonim mengatakan...

@ semua yang bertengkar,

Apa hebatnya kalian itu semua sehingga merasa sok tahu membahas tentang Tuhan? Saya ingat di Alkitab ada sahabat-sahabat Ayub yang sok tau seperti kalian semua sekarang ini. Ternyata semua mereka dipersalahkan Tuhan. Karena itu doakan saja mereka yang tidak percaya Tuhan. Biar Tuhan yang berperang dengan mereka. Bukankah kita berdoa "jadilah kehendakMu"? (Merry)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Terima kasih postingan mu. Semoga menjadi berkat bagi sesama terutama bagi anak-anak terang (Merry)

Anonim mengatakan...

wakakakakakakak!

Merry ini pasti istrinya daud!

selamat siang ny daud!

wakakakakakak!

(Tumis Kangkung)

Anonim mengatakan...

ha ha ha ha ha ..... istri daud itu kan batsyeba...ha ha ha...ada-ada sa...dauuuudddd, lu pi mana ko maitua su mangomel di sini ni.....ha ha ha ha.....

(sayur bunga pepaya a.k.a. 13)

Anonim mengatakan...

lho lho lhoooooo.....ni alamat blog diganti aja jadi blog "http://www.masterchef.sayuran.maknyus.com"......ono-onoooo wae...jhiaaaakkkkwkwkwkwk.....(Proxy73)

Anonim mengatakan...

He he he... Usi Merry eee, nanti kang Acar datang dan protes begini:

"Knp kalian kaum teistik rame2 pergi menolong para korban tsunami Aceh yg selamat? Harusnya, spt Merry bilang di atas, biarkan saja para korban itu keleleran, biarkan Tuhan sendiri yg datang dan nolong mereka.


-VRK-

Anonim mengatakan...

@ Usi Merry

Saya Setuju dengan komen @Sherly @VRK diatas untuk menjawab keresahan usi merry.

satu lagi, untuk kita semua.
simak baik-baik lirik lagu humman being - Van Halen. renungkan. dari lagu yang berirama cadas, hadir lirik yang patut kita renungkan.

Salam

(Pembela blog)

Anonim mengatakan...

hahahahaha, kaget plus lucu dengan istilah "istrinya daud".

sambel pecel lele=

Anonim mengatakan...

@ VRK dkk.

Premis mayor saya bukanlah mengada-ada. Saya justru mengambilnya dari Alkitab.

coba anda baca dan jelaskan maknanya bagi saya bacaan dari Kitab Yesaya 2:4. Bukankah di situ Allah menubuatkan suatu masa manakala Ia akan mewujudkan perdamaian di seluruh bumi. Di bawah Kerajaan-Nya, yakni suatu pemerintahan surgawi, orang-orang ”tidak akan belajar perang lagi”. Sebaliknya, mereka akan ”menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak”.

Baca juga Wahyu) 21:3, 4. Di situ Allah berjanji akan mengakhiri semua ketidakadilan serta penderitaan. Alkitab berjanji, ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu [termasuk ketidakadilan dan penderitaan sekarang ini] telah berlalu.”

Silakan anda menanggapi itu. Bagaimana, bisa?????

(Acar)

Anonim mengatakan...

@Acar

ah.... ente comot sepotong-sepotong ayat alkitab untuk menjustifikasikan pendapat. ibarat anda pungut remah-remah roti kemudian mengatakan " ini loh saya udah makan roti panggang berisikan coklat nan lezat "..... hehehehe.

coba ente baca seisi alkitab dulu, kemudian pertimbangkan pada saat apa ayat itu ditulis, anda cari tahu tulisan siapa yang nulis, maksudnya untuk apa, baca ayat tersebut sebagai satu kesatuan tulisan yang utuh..... nah setelah itu baru datang berkomentar. jangan asal comot aja dong.

btw, saya menduga setelah "terdesak" oleh VRK, dkk kemudian anda menggunakan "senjata pamungkas" anda, yaitu alkitab untuk menyembunyikan keblingeran anda tersebut. konyol sekali anda. tak perlu lah saya komentar lagi. sudah saya tahu sampai dimana kemampuan anda.

(pembela blog)

Anonim mengatakan...

Wakzzz!

Ada orang menemukan kacang tanah 1 sebiji, setelah itu dimakanlah kacang itu, dan berujarlah dia "O begini rupanya rasanya gado gado"!

Orang itu menyebut dirinya "Acar"!

payaaaah!!!

(Tumis Kangkung)

Anonim mengatakan...

@ VRk Cs,

Kalian sugguh menjengkelkan...Firman Tuhan sudah jelas, terang dan gelap tidak mungkin disatukan. Pilihan kalian hanya dua, mau pilih terang atau mau gelap. AWAS JANGAN JATUH DALAM KESESATAN BERPIKIR (Merry)

Anonim mengatakan...

: Wkwkwkw.... Acar cuma melawak saja krn lagi2 pamer strawman fallacy.

Baik Yesaya 2:4 maupun Wahyu 21:3-4 adalah jenis tulisan apokaliptik yg semuanya berbicara tentang dunia yang baru setelah yg sekarang ini berlalu (kiamat). Byk penafsir sepakat bhw masa ini disebut sbg masa di mana kerajaan dan kuasa Mesias ditegakkan (baca: John Gill's Exposition of the Entire Bible). Jadi bukan bicara pada masa skrg ini (sblm akhir jaman).

D.A. Carson dalam buku Exegetical Fallacies menyebut kengawuran tafsir ala kang Acar ini dg istilah Eisegesis. Jadi kang Acar, dg cuma bermodal Eisegesis, ente JELAS TELAH GAGAL membuktikan bhw argumen yg dibuat Yudi (atas nama anda) tergolong sesat pikir. Semua jg tau kl argumen sesat pikir = argumen absurd (konyol).

-vrk-

Anonim mengatakan...

Usi Merry,

Siapa yg mau menggabungkan terang dan gelap menjadi satu? Anak sekolah juga tau itu tida mungkin krn melanggar hukum dasar logika: non-kontradiksi.

Dia atas, beta cuma merasa lucu kalo usi Merry punya sikap membiarkan korban musibah keleleran dg alasan nanti Tuhan dtg sendiri utk menolong mereka. Orang Ateis saja bakal tergopoh gopoh menolong sesama, apalagi kaum teistik yg tunduk di bawah perintah Tuhan utk wajib menolong sesama yg kena musibah?

Beta pung maksud supaya usi Merry jgn pamer sesat pikir dlm argumen absurd yg usi buat di atas. Supaya jgn jd bahan tertawaan di sini. Kasian, su tua2 masi jd dinista oleh kawan2 laen di sini.

-vrk-

Anonim mengatakan...

Sorry, beta mau ralat dolo. Pd komen utk kang Acar ada tertulis: "..., ente JELAS TELAH GAGAL membuktikan bhw argumen yg dibuat Yudi (atas nama anda) tergolong sesat pikir."

Seharusnya: ..., ente JELAS TELAH GAGAL membuktikan bhw argumen yg dibuat Yudi (atas nama anda) TIDAK tergolong sesat pikir.


-vrk-

Anonim mengatakan...

Astaga!! ny daud balik lagi, rupanya kesana kemari nyari pak daud ga ketemu, dia balik lagi kemari!!

Bu! pak daud ga ada disini bu! tadi memang lagi ngopi di warung depan tapi sekarang dah gau kemana! kayaknya tadi pergi sama tetangga baru yang bening tu lo bu!

(Tumis Kangkung)

Anonim mengatakan...

@ VRK dkk.,

Saya semakin tidak yakin akan eksistensi tuhan jika kalamnya hanya berlaku partikular. Kalam yang ini pada situasi x, x1, y, y1 dst. Konsepsi ini yang merupakan inti pertanyaan, benarkah tuhan itu ada? tidak mungkin tuhan yang katanya mutlak mnejadi partikular seperti yang anda jelaskan (Acar)

Anonim mengatakan...

@ Acar,

Anda ini bagaimana? Apa mungkin titahNYA cuma 1 kata toq kemudian berlaku untuk semua situasi? Apa anda ingin membaca bahwa, seumpamnya saja, Tuhan memnita umatNYA mengasihi sesama lalu perintahnya adalah...."jangan makan buah yang ini"...ha ha ha ha...

Kalo mengikuti logika anda maka semua kitab isinya cuma 1 ayat yang berlaku general. Begitukah? Anda sungguh aneh (13)

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

posting baru sudah boss (13)

Anonim mengatakan...

@Acar

ini akibat orang yang dalam benaknya hanya tersisa 1 opsi bahwa "God is not exist"... walhasil, semua cara digunakan, bahkan ayat alkitab pun digunakan sebagai senjata terakhir menangkis serangan yang bertubi-tubi pada kesalahan berpikir akibat konstruksi logika yang salah.

Gini aja deh bos. ente kalau gak tau dan gak mau tau tentang isi alkitab, yah gak usah deh bersembunyi di balik ayat-ayat yang ente sendiri gak paham. Makanya sedari awal udah w bilang, ente pahami dulu konteks ayat yang anda catut itu, nah setelah itu baru komentar. gitu bos. ntar ente kelihatan kayak orang bego lho.

(pembela blog)

ForDASNTT mengatakan...

test blog ForDAS NTT...

Anonim mengatakan...

Kang Acar,

Emangnya beta anjing pelacak yang melinggalkan buruan utama gara2 musuh tebar aroma ikan merah (red herring)? Postingan terakhir kang Acar mengidap red herring fallacy (topik A ente bahas Z).

Jadi, beta tunggu apakah kang Acar sanggup bantah tuduhan strawman fallacy yg beta alamatkan ke argumen kang Acar a.k.a Yudi di atas?

Kalo tak mampu, maka implikasinya kang Acar stop pamer argumen atheis di sini.


-VRK-