Selasa, 08 April 2008

Habis Gelap terbitlah Terang . Habis Sakit................ya Sembuh dong BozZ

Hai, apa kabar sahabat. Ah, satu minggu sakit. Satu minggu kemalangan tetapi satu minggu juga kebahagiaan. 1 minggu sakit tetapi 1 minggu bisa beristirahat. Hebat kan? Thanx God for this illness becuse its a good reason for taking a very good quality of rest.

Sambil istirahat saya mencoba menampilkan beberapa fitur baru di dalam blog. Di antaranya adalah tema pada judul blog, yaitu the old tree still standing. Melalui simbol ini, saya ingin mengingatkan kita semua, termasuk saya sendiri, untuk mencoba terus tegar teguh mempertahankan kebenaran di tengah zaman yang berubah sangat cepat terkadang erlalu drastis dan banyak orang terjerembab dalam pusaran negatif sang zaman. Di tengah itu, kita perlu tegak menyuarakan kebenaran. Bahkan jika itu harus dilakukan sendirian. Bila perlu, kita tetap teguh membela kebenaran biarpun semua orang di dunia ini menertawakan. Kebenaran, sudah barang tentu bersifat relatif menurut ukuran manusia tetapi saya memiliki keyakinan begini: "semua hal bisa dimanipulasi, banyak hal bisa dibohongi tetapi ada satu hal yang tidak bisa ditipu: Hati Nurani". Mengapa? Karena di situ, di hati nurani itu, satu-satunya tempat dalam diri kita di mana Roh Tuhan, apapun agama dan kepercayaan kita, akan masuk dan membisikan hal-hal yang baik dan benar kepada kita sepanjang waktu. Sepanjang hayat masih dikandung badan. Lalu, pohon yang tinggal 1 itulah yang mewakili ide saya tentang hati nurani yang satu itu dan yang tetap tegar di tengah gerusan arus zaman yang mendera dan menerpa tanpa henti.

Hal kedua adalah tambahan fitur MP3. Fitur ini tidak dimaksudkan pertama-tama untuk mendapatkan keasikan mendengar musik-musik merdu. Tidak pula sekedar suatu kegenitan narsis. Tidak, Karena saya tahu ada cara lain untuk melakukan itu. Saya menambahkan fitur ini untuk memperkuat tema blog. Ketika anda membuka blog ini maka akan terdengar lagu have you ever seen the rain dari kelompok lawas CCR. Apa maksudnya? Begini: Setiap tumbuhan hidup harua berfotosintesis, yaitu suatu proses untuk mengkonversi energi fisik dari radiasi matahari menjadi energi biokimia yang merupakan substansi makhluk hidup. Pohon memerlukan fotosintesis dan setegar apapun pokok pohon tetapi tanpa air, fotosintesis akan absen dari sana. Formulasi proses fotosintesis adalah CO2 + H2O + energi radiasi + chlorofil --> C6H12O6 + O2 + H2O. Lihatlah, tanpa air (H2O) tidak ada energi biokemis untuk kehidupan (C6H12O6). Lihatpula bahwa hasil dari proses fotosintesis, selain energi, adalah oksigen dan juga, air. Semuanya memberi kehidupan. Jika pohon adalah nurani maka air dan semua yang terlibat dalam fotosintesis adalah substasni dari nurani itu. Kumpulan substansi yang menghidupkan nurani ini saya sebut sebagai niat-niat baik. Perbuatan-perbuatan baik. Lalu, dari nurani yang bersih akan dihasilkan banyak hal yang disebut sebagai kebajikan hidup. Inilah senjata terpenting ketika kebenaran ingin disaksikan. Dalam ide saya, semua hal yang dibutuhkan pohon direpresentasikan oleh hujan yang merupakan asal-muasal datangnya air ke bumi. Kita sungguh membutuhkan hujan sebagai sumber input air. Tetapi dalam dunia yang semakin dipenuhi oleh gas rumah kaca ini, hujan menjadi suatu ketidak-pastian. Tidak jarang, hujan bukan hanya membawa kebaikan tetapi juga menjadi pembawa bencana. Dalam dunia moderen yang semakin kapitalis dan materialistis seperti sekarang ini, kemauan-kemauan baik nyaris tidak pasti kemurnian-nya. Selalu ada pamrih. Selalu ada embel-embel-nya. You scratch my back and i’m scratch yours. Anda pernah mendengar pepatah serigala berbulu domba (bukan serigala berbulu...tangkis)?. Begitulah, sekarang ini banyak niat jahat dan perbuatan jahat disembunyikan di balik topeng kebaikan. Lalu apa hasilnya? Silakan kawan-kawan menjawabnya sendiri. Tetapi, yang pasti adalah kita, anda dan saya, sungguh merindukan datangnya hujan kebaikan yang murni. Have you ever seen the rain? (Oh, ya jikalau anda bosan dengan lagu itu maka clikc saja tombol pause pada mesin MP3 itu. Beres-kan? Kata Gus Dur: gitu aja kok reeeepppoott)

Hal berikut adalah tambahan lembaran komentar pada bagian bawah halaman blog. Ini dimaksudkan untuk menampung usul-saran kawan-kawan bagi saya dan ini yang terpenting: saya ingin membawa mahasiswa saya ke dalam dunia di mana ilmu pengetahuan dapat diakses seluas-luasnya. Tempat itu disediakan untuk proses belajar mengajar lewat dunia maya. Sekian lama mereka agak bersifat pasif. Menunggu bahan kuliah dari dosen. Di tulis di atas lembar kertas lecek lalu dibuang bagaikan sampah. Saya ingin merubah hal ini. Saya ingin mereka dapat masuk ke dalam dunia maya lalu bersemangat ber-surfing di dalam lautan informasi tersebut guna memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mereka. Semoga anak-anak didik saya akan mendapatkan kemanfaatan-nya.

Nah itu saja yang penting kali ini. Sampai bertemu pada artikel sambungan kisah perjalanan ke Aceh. Sayonara. Aufwiedersehen. Bye-bye. Cherioooooo.....

Keterangan gambar. Gambar adalah Embung yang dipotret di Ekateta, Timor (Riwu Kaho, 2005). Kebeningan embung menggambarkan hati nurani yang murni dan memancarkan kebajikan

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Hari gini masich bicara Nurani bersih? Pak Mike doakan saja. Salut idenya. 'Met sembuh. GBU

Anonim mengatakan...

Tema klasik. Lagu klsik, tetapi selalu benar yaitu menegakkan kebenaran. GBU (Peter)

Anonim mengatakan...

JANGAN GILAAAA DOONGG BOZz...

Anonim mengatakan...

Susah nyari orang yang tegar macem si pohon yang alone itu. Pak Mike? ah, enggak bisa sebab hobinya sakit-sakitan. Selamat sembuh dan jaga kesehatan mu ama ludji mike

Anonim mengatakan...

Setuju dengan gagasan pak Mike. QTA seharusnya bersedia menjadi tonggak terakhir penjaga kebenaran dan kemurnian nurani.Lagunya enak, pas tapi kalau bisa diganti-ganti meskipun tetap dalam tema yang sama. Salut

Anonim mengatakan...

fotosintesis oh fotosintesis. Pak, beta cuma dapat nilai 2 untuk fisiologi Ttanaman MT. Paya ooo...

Anonim mengatakan...

BigMike tergolong dosek Killer ya? Ah, enggak percaya. Enggak sesuai sama tulisan-tulisannya yg humanis