Jumat, 01 Juni 2012

unhappiness di negeri pancasila

Dear Sahabat Blogger,

Sembari menyiapkan satu makalah untuk suatu pertemuan ilmiah saya membuka daftar HDI (human development index) tahun 2011 yang dirilis oleh UNDP pada tahun 2012. HDI adalah alat ukur untuk menilai derajat kesejahteraan suatu wilayah berdasarkan variabel pendapatan, pendidikan dan kesehatan. Cepat sekali mata saya tertuju pada negara-negara yang berada pada urutan 10 besar. Dan, seperti biasa, saya tak menemukan nama negara terkasih saya, NKRI, di dalam daftar urutan atas itu. Negara-negara yang berada pada urutan 10 besar adalah sebagai berikut:
  1. Norwegia, HDI 0.943
  2. Australia, HDI 0.929
  3. Belanda, HDI 0.910
  4. Amerika Serikat, HDI 0.910
  5. Selandia Baru, HDI 0.908
  6. Kanada, HDI 0.908
  7. Irlandia, HDI 0.908
  8. Lichtenstein, HDI 0.905
  9. Jerman, HDI 0.905
  10. Swedia, HDI 0.904
OK lah kalau begitu but, where's my beloved country position in that list? naik turun jari telunjuk saya mencari di daftar dan akhirnya ketemu juga....astagaaaaaaaa....ada di nomor urut ke 124 dengan HDI sebesar 0.617 yang setara dengan negara vanuatu, sebuah negeri liliput di Asia Pasific dengan angka HDI yang sama. Demi alasan harga diri saya mencoba mencari dimana posisi negeri tetangga terdekat yang satu lagi, karena Australia sudah ada di urutan atas, Singapura juga demikian, - ya anda benar, saya mencari posisi negara Timor Leste, ....naaaahhhhh...dia ada di posisi 147, tidak jauh-jauh amat dari Indonesia tetapi lumayanlah, Indonesia masih di atas.

Masih penasaran dengana daftar HDI, saya menelusuri daftar lain tentang negara-negara paling bahagia di dunia yang disusun oleh pakar ekonomi Jeffry Sachs dkk. (2012) dengan variabel pendidikan, kesehatan, pendapatan, tenaga kerja, harapan hidup dan jumlah jam lembur. Makin sedikit lembur, tetapi pekerjaan selesai, maka makin bahagia. Di daftar ini saya menemukan data 10 negara paling bahagia, yaitu:
  1. Denmark dengan indeks kepuasan (IK) 7.8
  2. Norwegia dengan IK 7.6
  3. Belanda, IK 7.5
  4. Swiss, IK 7.5
  5. Austria, K 7.5
  6. Finlandia, IK 7.4
  7. Australia, IK 7.4
  8. Kanada, IK 7,3
  9. Swedia, IK 7.3
  10. Irlandia, IK 7.2

lhhhoooooo....koq ga ada Indonesia di daftar itu? Saya segera coba mencari daftar lengkapnya di www.latimes.com dan ...hmmmmm....eurekaaaa, ini dia ....syyyuuuuuuttttttt.....nangkring di urutan 83.....kesal bercampur tersipu tapi agak lega karena posisi ini jauh di atas sang juru kunci, yaitu Togo yang berada di urutan 156. Lagi-lagi mencoba menghibur diri.

Setelah menaruh data-data di atas dalam makalah dan bahan presentasi yang sedang saya kerjakan, pikiran saya berhamburan kemana-mana. Salah satu hal yang akhirnya saya sadari adalah hari ini tepat 1 Juni. Hari lahirnya Pancasila. Mengapa tepat dihari besar rekipliek ini koq ya data yang saya dapat sangat mengganngu perasaan? Mengapa seolah-0lah Pancasila yang keren itu amat berjarak dengan fakta kehidupan sehari-hari di Indonesia. Bagaimana mungkin negara yang orang-orangnya sejak bangun bagi sudah basah kuyup disirami rohani-nya oleh kuliah-kuliah subuh di hampir semua stasiun televisi adalah negeri yang kurang bahagia? bagaimana bisa di negara yang para orang hebatnya sangat yakin akan kesucian negaranya lalu menolak kedatangan Lady Gaga berkonser di Indonesia nasibnya apes begini? Jangan-jangan kita memang negeri yang tidak suci seperti dugaan elite hebat tersebut? Entahlah. Saya cuma ingin merenungkan masalah ini mulai dari titik dimana Pancasila disebut sebagai filsafat bangsa dan negara. Konon, filsafat Pancasila ini digali dari puncak-puncak budaya adiluhung bangsa Indonesia. Benarkah Pancaasila itu filsafat?

Secara etimologis kata ”filsafat“ (Inggris - philosophy) berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang dimengerti sebagai “cinta kearifan”. “Philos” artinya cinta dan “sophia” artinya kearifan. Maka, filsafat adalah cinta kearifan, “wisdom” atau kebijaksanaan. Dalam terang defenisi ini maka pencarian orang Indonesia akan Tuhan yang esa, kemanusiaan, persatuan, bermusyawarah dan keadilan genap memenuhi defenisi filsafat. Ya, orang Indonesia mengidealkan dalam hidupnya mencari kearifan atau kebijaknsanaan. Mencari hikmat. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan ini maka saya mengutip Hegel yang menyatakan bahwa pada hakikatnya filsafatnya ialah suatu sintese pikiran yang lahir dari antitese pikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah paduan pendapat yang harmonis. Inilah yang disebut Hegel sebagai dialektika berpikir.

Kalimat pertama dan Mukadimah UUD Republik Indonesia 1945 berbunyi "bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Oleh sebab itu penjajahan harus dihapusakan karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan". Perhatikanlah bahwa kalimat pertama dari pernyataan di atas adalah sintesa antara penjajahan dan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pada saat sintese menghilang akan lahir kemerdekaan.Hal inipun dengan amat jelas dikemukakan dalam Mukadimah Konstitusi R.I. 1950 itu yang berbunyi "maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu, dalam suatu Piagam Negara yang berbentuk Republik Kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila". Dalam dokumen ini, pancasila merupakan cara untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan dan perdamaian dunia serta kemerdekaan. Kalimat ini memperlihatkan dengan jelas terang benderang frasa antitesa dalam dialektika bangsa Indonesia dalam bernegara. Terbukti sah bahwa memang Pancasila adalah filsafat bangsa Indonesia untuk hidup bahagia. Bahagiakah kita hari ini?

Data menunjukan bahwa bangsa-bangsa yang tidak punya pancasila malah hidupnya lebih bahagia ketimbang kita? Kita yang memiliki Pancasila malah kurang beruntung. Apa yang salah. Ada apa denganmu? Jangan-jangan dialektika kita hanyalah hasil olah pikir para founding fathers belaka dan tidak berakar secara nyata dalam memori kolektif kita? Jangan-jangan pancasila hanyalah wacana tanpa bentuk dan ketika ingin diberi bentuk malah terjadi pembelokan kemana-mana. Ada demokrasi terpimpin nan Pancasila ala penggali Pancasila itu sendiri, yaitu Bung Karno. Si Bung Besar. Ada demokrasi Pancasila ala Pak Harto. Bapak Pembangunan. Semua upaya ini, sayang-nya berakhir dalam tragedi. Lalu dimana letak masalahnya? Socrates sang filsuf besar Yunani itu mengatakan bahwa "jika kita mengetahui apa itu kebaikan maka kita harus mengerjakannya". Seorang Filsuf Agung, Yoshua Hamasia, mengatakan bahwa "isi doa-mu harus terlihat di dalam kerjamu". Terlihat sudah bahwa antara pikiran dan perkataan serta perbuatan bisa tidak sejalan. Belum tentu yang bisa dipikirkan akan berhasil dikerjakan. Nah, supaya pikiran baik dapat dikerjakan juga dengan baik, kita memerlukan 1 alat. Alat itu adalah pengetahuan empiris tentang fakta-fakta yang relevan lalu membuat prediksi berdasarkan pemahaman terhadap fakta tersebut (Ewing, 2010). Inilah yang disebut sebagai belajar, Belajar secara sistematis adalah proses dalam sistem ilmu pengetahuan. Orang yang berbahagia adalah orang yang mampu mengerjakan pikiran baiknya. Orang yang cuma mampu omdo (omongan doang) adalah orang-orang cilaka nan murung. Maka, relasi antara indeks HDI dan derajat kebahagiaan bangsa dapat dipahami. Mengertilah kita bahwa dengan HDI yang rendah, pantaslah Indonesia kurang bahagia hidupnya. Bagaimana memahaminya secara gampang? Begini bro en sista....

Di Indonesia Raya ini, mulut kita bilang Tuhan Yang Maha Esa tetapi yang kita kerjakan adalah men-tuhankan materi, kekayaan, kemolekan, ketersohoran dan seterusnya. Di mulut kita bilang kemanusiaan tetapi hanya karena kita tidak setuju dengan ajaran Ahmadiyah, membunuhlah yang dilakukan. Di mulut kita bilang. Di mulut kita bilang persatuan Indonesia, yang kita lakukan adalah pemekaran daerah nyaris tanpa batas berbasis etnis, suku, dan kepentingan elit. Di mulut kita bilang demokrasi musyawarah yang kita buat adalah meneriakan kata "bangsat" di dalam sidang DPR kepada lawan politik. Di mulut kita bilang keadilan sosial bagi semua tetapi yang kita lakukan adalah bagi-bagi apel malang dan apel washington di antara orang separtai, satu korps, satu grup bermain golf dan seterusnya. Di mulut bilang filosofia tetapi kaki dan tangan kita mengerjakan kejahatan. Maka, mengkuti logika Yoshua Hamasia, haruslah kita duga: ada tipu di antara doa dan perbuatan kita. Maka sial sudah kita seumur-umur. Unhappiness. Tragedi 1948 terjadi, diulang di tahun 1965, diulang lagi di tahun malari 1973, terjadi lagi di tahun 1998, terjadi lagi ratusan dan mungkin ribuan kali perkelahian dan perbunuhan sesama anak bangsa karena beda agama, beda suku dan beda kepentingan. Kita tidak pernah belajar dari pengalaman empirik kita. Tak heran, sudah lebih 60 tahun kita merdeka tetapi perilaku kita tetap sama seperti pola pikir orang-orang yang satu jaman dengan Ken Arok. jauh sudah perjalanan kebangsaan kita tetapi tampaknya kita tidak kemana-mana. Kita seperti terbenam dalam lubang dan tak bisa (atau tak mau) keluar. TRAGIS. Kata orang tua "keledai tidak jatuh dalam lubang yang sama 2 kali". Kita jatuh ribuan kali dalam comberan yang sama. Maka, ketimbang keledai, kita ini lebih......(anda lanjutkan saja saudara ku sebangsa dan setanah air). HIDUP PANCASILA. MERDEKA!!!!!

Bee Gees - tragedy

Tabe Tuan Tabe Puan

38 komentar:

mikerk mengatakan...

dEAR all,

posting ini belum diedit. nantia akan saya perbaik ketika waktu agak longgar. Selamat membaca. GBU

mikerk mengatakan...

"tragedy"

Performed by The Bee Gees

Here I lie in a lost and lonely part of town,
Held in time in a world of tears I slowly drown.
Goin' home; I just can't make it all alone.
I really should be holding you, holding you,
Loving you, loving you.

Tragedy: When the feeling's gone and you can't go on,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear. With no one to love you, you're goin' nowhere.
Tragedy: When you lose control and you got no soul,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear.
With no one beside you, you're goin' nowhere.

(Bridge)

Night and day there's a burning down inside of me:
Oh, burning love with a yearning that won't let me be.
Down I go and I just can't take it all alone.
I really should be holding you, holding you,
Loving you, loving you.

Tragedy: When the feeling's gone and you can't go on,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear. With no one to love you, you're goin' nowhere.
Tragedy: When you lose control and you have no soul,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear.
With no one beside you, you're goin' nowhere.

(Bridge)

Tragedy: When the feeling's gone and you can't go on,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear. With no one to love you, you're goin' nowhere.
Tragedy: When you lose control and you have no soul,
It's tragedy. When the morning cries and your heart goes down,
It's hard to bear.
With no one beside you, you're goin' nowhere.

Tragedy: When the feeling's gone and you can't go on,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear. With no one to love you, you're goin' nowhere.
Tragedy: When you lose control and you have no soul,
It's tragedy. When the morning cries and your heart just dies,
It's hard to bear.
With no one beside you, you're goin' nowhere.

Tragedy: When the feeling's gone and you can't go on,
It's tragedy. When the morning cries and you don't know why,
It's hard to bear. With no one to love you, you're goin' nowhere.

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Thanx BM, sudah posting a new. Capek nunggu nya nich.....ha ha ha ha...

Posting yang teramat bagus tapi saya ajak semua kita pikirkan kata-kata dari almarhum JFK:

"Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan kepada dirimu sendiri apa yang kau berikan pada negaramu"...

So, menyalahkan negara terus menerus mungkin enak karena dengan demikian engkau sudah berlari dari tanggungjawabmu kepada negara. Apap memang kita ini begitu?

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Thanx BM, sudah posting a new. Capek nunggu nya nich.....ha ha ha ha...

Posting yang teramat bagus tapi saya ajak semua kita pikirkan kata-kata dari almarhum JFK:

"Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan kepada dirimu sendiri apa yang kau berikan pada negaramu"...

So, menyalahkan negara terus menerus mungkin enak karena dengan demikian engkau sudah berlari dari tanggungjawabmu kepada negara. Apa memang kita ini begitu?

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ Bung Anak NKRI,

Mengkritik cara menyelenggaarakan negara mengapa diartikan sebagai hal negatif? Coba anda jelaskan (Julius)

Anonim mengatakan...

@ Dear All,

Saya kutip berita singkat tentang GKI Yasmin berikut ini: (sumber: http://www.pelitaonline.com/)

"Kaukus Pancasila Surati SBY Soal GKI Yasmin"

Masyarakat internasional seperti Kongres Amerika Serikat, Paus Benediktus XVI dan Amnesty Internasional sudah mempertanyakan soal GKI Yasmin secara resmi.

(Merry)

Anonim mengatakan...

akarta, PelitaOnline-BERLARUT-larutnya penanganan kasus Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, Bogor memaksa Kaukus Pancasila menyurati Presiden Susilo Bambang YUdhoyono.

Kaukus Pancasila yang terdiri dari 32 politisi gabungan dari Anggota DPR dan DPD RI meminta SBY untuk menindaklanjuti kasus GKI Yasmin yang dinilai menciderai upaya MPR untuk mensosialisasikan empat pilar berkebangsaan dalam kehidupan bernegara.

Anonim mengatakan...

"Kaukus Pancasila sudah mengirim surat kepada Presiden SBY untuk meminta perlindungan agar jemaah GKI Yasmin Bogor dapat beribadah dengan bebas dan tenang. Para politisi memutuskan menyurat Presiden karena kasus berlarut-larut dengan bentuk kekerasan cenderung memburuk," ujar salah satu Koordinator Kaukus Pancasila, Eva Kusuma Sundari, Sabtu (8/10).

Eva menjelaskan, masyarakat internasional seperti Kongres Amerika Serikat, Paus Benediktus XVI dan Amnesty Internasional sudah mempertanyakan hal tersebut secara resmi.

Anonim mengatakan...

"Surat ke presiden tersebut juga ditembuskan ke Kapolri, Menkopolkam, Menhukham, dan Mendagri dengan harapan mendapat penanganan secepatnya," jelasnya.

Sebelumnya, 32 anggota DPR dan DPD RI yang tergabung di Kaukus Pancasila mengirimkan surat teguran tersebut kepada SBY.

"Para wakil rakyat mengecam sikap pembangkangan hukum Walikota Bogor atas Putusan MA yang menguatkan hak GKI Yasmin atas IMB gereja GKI. Tindakan walikota dianggap melecehkan upaya MPR yang tengah gencar mensosialisasikan 4 pilar berkebangsaan dalam kehidupan bernegara," tandasnya.

Anonim mengatakan...

KASUS GKI YASMIN MENUNJUKAN BAHWA PANCASILA MUNGKIN SEDANG PINGSAN DI NKRI TERKASIH INI. SIAPA BERTANGGUNGJAWAB????????

(Merry)

mikerk mengatakan...

Tengkyu untuk sahabat yg sudah berkunjung dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

@ Ibu Merry,

Kami di Kupang dan dalam setiap doa selalu kami ingat kawan-kawan di GKI Yasmin dan yang seperti itu. JBU

Anonim mengatakan...

@ Dear Mister Boss Mabuk...wkkwkwkwk...,

Helloowwwww.....ane jalan jauh banget, sibuk banget dan ga sempet aja ngunjungin my old bro, mister BM...salam aja dech boss....

Tapi aku ngikutin koq posting-postingnya....mantap terus....keep on posting bro .....

(Proxy73)

Anonim mengatakan...

Oleh-oleh dari saya adalah,i kutipan dari seorang sedulur ane tentang Indonesia berikut ini. Ngikutin dong ya boss....

Perubahan? Mempunyai Daya Rusak Hidup NKRI dan Anda! (M.W. Arif)

Adalah filosof Herakleitos (535-475 SM) yang mengatakan “Panta Rhei” — dari Bung Karno penulis mendengar itu pada medio 1950-an akhir. Bung Karno-lah Pemimpin Indonesia pertama yang menjual “ ide Perubahan Politik” kepada Bangsa Indonesia.

“Hanya ‘perubahan’ , realitas yang terus menerus mengalir” — Bung Karno ingin mengajak Bangsanya “mengelola perubahan” menuju masyakarat Adil dan Makmur — ia gagal memainkan instrumen politiknya — mengelola partai-partai berazaskan Nasakom. Indonesia malah jatuh miskin !

Anonim mengatakan...

Lantas Pak Harto tampil tidak memakai referensi atau pidato yang berapi-api; semisal komando melawan Nekolim dan bersenjatakan Nasakom — Pak Harto tampil dengan pragmatisme, Rencana Pembangunan Lima Tahun — Repelita.

( Bung Karno, sebelumnya dengan akronim : Pemnasta — Pembangunan Nasional Semesta).

Pak Harto membawa perubahan di bidang pangan dan pertanian, industri dan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, infra struktur dan pendidikan — sejarah mengkoreksi hasil pembangunan itu. Dipicu Krisis Asia, malah menjadi krisis Multi-dimensi di Indonesia.

Anonim mengatakan...

Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Lipsus Fiksiana Freez
Home
Humaniora
Filsafat
Artikel
Filsafat
Muhammad Wislan Arif
TERVERIFIKASI
Jadikan Teman | Kirim Pesan

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !
0inShare
Share
Perubahan? Mempunyai Daya Rusak Hidup NKRI dan Anda! (Features)

OPINI | 03 May 2012 | 11:25 Dibaca: 42 Komentar: 4 1 dari 1 Kompasianer menilai aktual

13360190361334957729Adalah filosof Herakleitos (535-475 SM) yang mengatakan “Panta Rhei” — dari Bung Karno penulis mendengar itu pada medio 1950-an akhir. Bung Karno-lah Pemimpin Indonesia pertama yang menjual “ ide Perubahan Politik” kepada Bangsa Indonesia.

“Hanya ‘perubahan’ , realitas yang terus menerus mengalir” — Bung Karno ingin mengajak Bangsanya “mengelola perubahan” menuju masyakarat Adil dan Makmur — ia gagal memainkan instrumen politiknya — mengelola partai-partai berazaskan Nasakom. Indonesia malah jatuh miskin !

Lantas Pak Harto tampil tidak memakai referensi atau pidato yang berapi-api; semisal komando melawan Nekolim dan bersenjatakan Nasakom — Pak Harto tampil dengan pragmatisme, Rencana Pembangunan Lima Tahun — Repelita.

( Bung Karno, sebelumnya dengan akronim : Pemnasta — Pembangunan Nasional Semesta).



Pak Harto membawa perubahan di bidang pangan dan pertanian, industri dan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, infra struktur dan pendidikan — sejarah mengkoreksi hasil pembangunan itu. Dipicu Krisis Asia, malah menjadi krisis Multi-dimensi di Indonesia.

Budaya Korupsi menjaring Indonesia dalam biaya super koruptif — kapal karam hiu kenyang, pata pepatah Melayu -– Indonesia hampir karam, para bankir dan birokrat kekenyangan mengotak-atik perbankan dan keuangan Indonesia. Bencana BLBI itu adalah Sejarah Korupsi di Indonesia yang tetap menjadi misteri, walaupun Utang asing dan bunganya menelikung NKRI.

Penyebabnya itu juga, Budaya Korupsi. Indonesia hanyut dalam perubahan, terus terseok-seok dalam janji-janji Partai Politik dan Politikus — Indonesia gagal mengelola perubahan ke arah positif . sampai hari ini Presiden RI Susilo tidak berhasil memberikan perubahan positif yang dijanjikannya.

“Arang habis besi binasa “, APBN makin besar, dengan sistematis digerogoti para koruptor dari Partai Politik dan kaum Birokrat. Kini Budaya Korupsi menguasai secara sistematis Sumber Daya Indones

Anonim mengatakan...

Siapa yang harus menyelamatkan NKRI ?



Tampaknya ia tidak mempunyai kompetensi untuk mengelola Perubahan. Perubahan alamiah yang merupakan kekuatan eksternal, ‘Panta rhei’, malah makin merusak sendi-sendi internal ber-Negara.

Proses kegagalan, faksinasi, fraksinasi dan deformasi menggejala — segala bentuk ketahanan nasional seperti dirusak oleh “radikal bebas Sang Syiwa”. Indonesia Bingung !

Koalisi Politik menjadi ajang transaksional ala bermain catur — sibuk dengan gerak taktis dan tipu-tipu, momen-momen berlalu setiap kali hanya menghabiskan APBN dan energi nasional. Bidak dan Menteri-menteri habis dipertaruhkan untuk mencapai Kebijakan yang tidak strategis. Bermain catur ala Prinsip Zero Sum.

Anonim mengatakan...

Secara pribadi pun, di kantor dan pasar, anda mengalami politicking eksternal — hanya anda-anda yang pintar mengelola perubahan, yang secara optimal memperoleh kepuasan bathin — anda harus memperoleh “nilai optimal dari setiap rupiah yang anda peroleh dan belanjakan”.

Orang-orang yang mempunyai akses di Perpajakan kini mengolah mismanagemen birokrasi — untuk memperkaya diri, bahkan tidak mustahil dari Kebijakan Peranggaran pun akan terbukti, secara sistematis menjadi Sumber Koruptif para Kader Partai Politik.

Anonim mengatakan...

Saksikanlah kasus Nazaruddin — Tunggu kasus Angelina Sondakh (dan kawan-kawan) apakah membuktikan — terjadi ‘perubahan negatif’ bagi NKRI, tetapi berkah perubahan positif bagi mereka yang berkuasa mengelola “Budaya Korupsi”.

Presiden RI harus berbuat Perubahan apa — pada situasi yang kian memburuk ini ?

“Tebas itu Kaum Koruptor !”

Anonim mengatakan...

Demikianlah BM en all,

Indonesia dirusak oleh daya jahat korupsi. Kejahatan melawan kemanusiaan. BM bener ketika memetakan bahwa berpikir baik sudha, sayangnya tindakan kita jauh dari baik. Kita bangsa hipokrit. Sorab dipakai, jubah dipakai, kitab suci ditaruh ditangan untuk angkat sumpah 2 jari tapi...ya ampun, kita mencuri....Kita keledainya keledai...Salam Pancasila Bung (Proxy73)

Anonim mengatakan...

Syalom Pak Mike,

he he he....Pak Mike bikin teka-teki untuk saya. Saya cari tahu siapa filsuf agung Yoshua Hamasia itu....ha ha ha...akhirnya saya tahu siapa itu.

Pesannya itu ada di dalam Matius 7:21 yang berbunyi "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga".

Mantap Pak Mike, Bahan renungan yang bagus di hari minggu. Happy sunday. Tuhan Yesus memberkati

Anonim mengatakan...

aweeeeee sori, beta (Yes, BTN)

mikerk mengatakan...

@ Dear Bung Yes,

Saya tidak bikin teka-teki tap yaaaaahhhh begitulah...ha ha ha ha...Shalo, selamat hari minggu. JLU

Anonim mengatakan...

@ Bung Mike,

Kita yang di Kupang boleh cinta mati Pancasila tapi pemimpin org di jakarta bagaimana? pemerintahnya bagaimana? Itu laskar-laskar yang minta ganti pancasila pake syariahnya sendiri bagaimana? Pusiiiiing....(Dikky)

Anonim mengatakan...

Saya baca berita ini di www.al-khilafah.org

Wajar Bila Muslim Ingin Wujudkan Negara Islam
Posted by Admin on 6/02/2012

Sangat wajar bahkan seharusnya bila setiap Muslim ingin mewujudkan masyarakat Islam dan negara Islam. Makanya, pernyataan Ketua Umum NU Said Aqil Siraj tidak ada lagi tempat bagi organisasi yang memperjuangkan negara Islam dinilai absurd (ngawur) oleh Muhammad Ismail Yusanto.

“Itu pernyataan yang absurd!” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia tersebut, Sabtu (2/6) di Bogor.


“Kalau boleh ada pakaian Islam, rumah tangga Islam, sekolah Islam, ekonomi Islam, mengapa tidak boleh ada negara Islam. Kalau sosialisme, komunisme, kapitalisme, demokrasi, punya negara, mengapa Islam tidak boleh punya negara?” kritiknya.

Menurutnya, kalau setiap Muslim itu ingin membentuk keluarga Islam, ingin mewujudkan ekonomi Islam, ingin menyekolahkan anaknya di sekolah Islam, maka wajar juga bahkan memang seharusnya setiap Muslim ingin mewujudkan masyarakat Islam dan negara Islam.

Anonim mengatakan...

maaf,di atas (Dikky)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

cooooollllll aja dech...wong para pemimpin ga mikirin pancasila....mereka sedang sibuk mikirin bagaimana lepas dari jeratan KPK karena msalah waima atlet, hotel century, hambalang, dst dst....republik banyak pikiran nih...he he 200x
(Nana)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

cooooollllll aja dech...wong para pemimpin ga mikirin pancasila....mereka sedang sibuk mikirin bagaimana lepas dari jeratan KPK karena msalah waima atlet, hotel century, hambalang, dst dst....republik banyak pikiran nih...he he 200x
(Nana)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike dan Nana,

Mengapa semua ini terjadi di Negeri Pancasila ini? Sebabnya adalah akrena nilai-nilai keutamaan yang dikandung Pancasila tidak lagi menjadi acuan para elite politik. Pancasila sekadar tercantum dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Para elite malah terjebak dalam pragmatisme dan transaksionalisme (Yuyun)

Anonim mengatakan...

Pembiaran atas tindakan kelompok intoleran yang mencederai kehidupan beragama, menurut Maman, menunjukkan runtuhnya kehidupan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Sikap dan perilaku para elite politik pun terjebak dalam pragmatisme dan transaksionalisme. Hal ini terbukti dengan semakin panjangnya daftar koruptor dan kasus korupsi di lingkaran kekuasaan.

Pancasila diabaikan. Negara tidak mempunyai acuan filosofis kebangsaan dan kenegaraan. NKRI dikepung perilaku elite dan ideologi asing.

Siapa yang harus memperbaiki ini semua? Rakyat dengan menugaskan pemerintah. Jika tidak mampu ya ganti saja pemerintahan ini. Jangan pilih lagi click-nya SBY, demokrat, Golkar dan sekutunya pada 2014 (Yuyun)

Anonim mengatakan...

politik Indonesia memang penuh tragedi. Coba dihitung, berapa banyak nyawa melayang sejak jaman penjajajah oleh bangsa asing sampai oleh bangsa sendiri? TRAGEDI (Junaidi "juned" Tampan)

Anonim mengatakan...

Lam kenal boss (Junaidi "Juned" Tampan)

Anonim mengatakan...

@ bUNG mIKE,

Indonesia memang masih merdeka tetapi pancasila sudah pingsan. Sedih (John)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Apel washington, apel malang, apel washington nasib hitam seperti karbon, Apel malang hidup malang. Balada angelina sondakh yg semua dia jual termasuk harga diri (Dewo)

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Yang terjadi di Jayapura yang kita lihat gambar-gaambarnya amat sangat tidak Pancasilais. Kita seperti orang tidak punya Tuhan. Sedih (Sherly)

Anonim mengatakan...

ingat, kita Indonesia termasuk kelompok negara gagal. Ironis ya, punya pancasila tapi gagal (13)

Anonim mengatakan...

ada apa dengan mu BM....koq menghilang????????? (Yuyun)

tour and travel di surabaya mengatakan...

kapan indonesia masuk 10 besar???