Minggu, 02 Oktober 2011

tentang pancasila (1 x lagi)

Dear Sahabat Blogger,

Berikut ini kutipan berita dari HU Timor Express, Kupang (merupakan anak perusahaan Jawa Pos Grup) yang terbit pada hari Minggu tanggal 02 Oktober 2011.

Sehari jelang penutupan Sidang Sinode GMIT XXXII suasana sidang cukup memanas begitu memasuki agenda pemilihan Kertua Majelis Sinode (MS) GMIT. Lewat proses pemilihan yang cukup demokratis akhirnya Pendeta Robert Stevanus Litelnoni yang akrab disapa Bobby Litelnoni unggul atas dua calon Ketua Sinode GMIT lainnya, Pendeta Merry Kolimon dan Pendeta Mesakh Dethan. Pendeta Bobby meraup 155 suara, Pendeta Merry 97 suara dan Pendeta Mesakh Dethan 22 suara. Jumlah pemilih yang menyalurkan hak pilihnya sebanyak 274 pemilih, terdiri atas 261 dari jemaat-jemaat dan sisanya dari Majelis Sinode GMIT dan BPPPS. Selain ketua, untuk posisi wakil ketua, adalah pendeta Welmintje Kameli-Maleng, Sekretaris Pendeta Benyamin Naralulu, Wakil sekretaris Ince Ay-Touselak dan Bendahara Wem Nunuhitu. Sementara anggota-anggota adalah Bidang Pendidikan Ayub Titu Eki, Bidang Hukum Inche Sayuna, Bidang Ekonomi Sofia Malelak-de Haan, dan Bidang Politik Paul Liyanto.

Apa yang istimewa dari berita itu sehingga dijadikan sebagai pembuka posting? Sebenarnya tidak istimewa amat kecuali bahwa berita itu berkaitan dengan Sidang Sinode GMIT ke 32 yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Banyak agenda, ini dan itu, salah satunya tentang Rencana Induk Pengembangan (RIP) GMIT periode 2011 - 2020 dan Haluan Kebijakan Umum Pelayanan (HKUP) GMIT 2011 - 2015. Kedua dokumen ini adalah dokumen perencanaan, yaitu yang berjangka panjang (RIP) dan berjangka menengan (HKUP). Saya sebagai warga GMIT yang baik, terlibat sangat aktif pada perkara RIP dan HKUP tersebut. Saya adalah koordinator tim penulis draft kedua dokumen itu - harap maklum, koordinator artinya "jongos" paling besar. Jika untuk menulis naskah seperti itu pada urusan "sekuler" saya dibayar ber-jut-jut maka tidak untuk RIP dan HKUP GMIT. Itulah perpuluhan saya untuk GMIT. Semua demi Tuhan dan Jemaat-NYA. Oh, ya tentang dokumen perencanaan ini tidak banyak perdebatan. Pleno untuk pembahasannya cuma memerlukan waktu sekitar 30 menit. Saya mencatat reaksi seorang peserta sidang ..."dokumen yang berat dan bikin kepala sakit, karena itu tidak usah lama-lama dibahas, terima saja"....whussszzzz....itukah istimewanya berita dalam TIMEX di atas? TIDAK. Bukan itu melainkan ini.

Perhatian saya ada pada komposisi para petinggi GMIT yang terpilih. Ketua MS GMIT adalah seorang warga GMIT keturunan Tiongkok. Demikian juga untuk nama Inche Sayuna dan Paul Liyanto. GMIT adalah gereja yang tidak punya persoalan dalam urusan pembauran. Semua yang ada adalah milik Sang Kepala Gereja, Tuhan Yesus Kristus. Tak perduli dari mana engkau berasal. Selanjutnya dalam susunan di atas terdapat 3 orang dari suku Rote (Messakh Dethan , Ince Ay-Touselak dan Sofian de Haan), 1 orang bersuku Timor (Ayub Titu Eki), 1 orang bersuku Sabu (Benyamin Naralulu), 1 orang bersuku Alor (Welimince Kameli - Maleng) dan 1 orang campuran Sabu + Rote (Wem Nunuhitu). Komposisi di atas mewakili kelompok etnolingusitik yang berbeda yang merupakan mayoritas anggota GMIT. Mantap dan asik. Indonesia banget. Indonesia? Ya iya memang begitu. Agama, dalam hal GMIT adalah Kristen Protestan, terbukti mampu menyatukan keberagaman menjadi 1. Bhineka Tunggal Ika. Jayalah Indonesia. Jayalah Pancasila. Benar begitu? Jangan terburu-buru. Perhatikan yang berikut ini.

Di Kupang, pada November 1998 pernah pecah kerusuhan yang bernuansa agama dan etnik sealigus. Agak aneh ketika itu karena kendati mereka yang menjadi sasaran amarah massa memang adalah kelompok beragama yang berbeda dari mayoritas penduduk Kupang tetapi yang tergolong kaum pendatang yang berbeda etnik. Hampir tidak serangan massa kepada mereka yang beragama berbeda tetapi dari kelompok etnik yang sama. Kesannya ketika itu adalah anti Bugis dan Jawa. Di Makassar nyaris saban bulan kita membaca dan melihat siaran televisi bahwa mahasiswanya gemar berpukul-pukulan hanya karena beda fakultas padahal dalam suku yang kemungkinan besr sama dan agama yang juga kemungkinan besar sama. Di Papua, saban tahun kita mendengar dan melihat orang dari suku yang berbeda pada agama yang sama saling berperang sedemikian rupa sehingga baru akan berhenti jika jumlah yang mati berimbang antar 2 kubu. Selesai berperang, batu dibakar untuk perdamaian. Dua atau tiga tahun kemuduan ehh.....berperang kembali. Bakar batu lagi. Kasihan si batu, dibakar-bakar. Di Jakarta, orang yang tinggal bersebelahan kampung pada kelompok yang mungkin berlatar belakang etnik yang sama atau berbeda tetapi pada agama yang kemungkinan besar bisa tawuran secara berkala bertahun-tahun lamanya. Di Jakarta orang pada kelompok etnik betawi yang sama dan agama yang hampir pasti sama bisa saling tawuran hanya gara-gara berebutan "lahan garapan". Di Ambon, kerusuhan antar orang-orang dari kelompok agama yang berbeda kumat kembali dan nyaris membesar. Di Cikeusik, perbedaan keyakinan menyebabkan orang bisa membunuh sesamanya pada kelompok etnik yang sama. Di Bogor, walikotanya sama sekali tidak takut akan pelanggaran hukum dan HAM karena dia berbeda keyakinan dengan orang-orang yang bergereja di GKI Yasmin. Di Solo, sebuah gereja kesusupan orang yang lalu meledakan bom bunuh diri dimana orang ini jelas-jelas mengusung faham radikal dari agama yang berbeda dari jemaat yang beribadah di GBIS, Solo. ... silakan perpanjang daftar yang saya buat....kita akan tercengang dan tidak bisa mengerti bahwa di negeri yang berpancasila ini semua tindakan fasis seperti itu bisa terjadi.

Maka, maaf saja, Bung Karno dan para founding fathers republik ini masih tidak bisa tenteram di negeri atas angin karena Pancasila dan aforisme Bhineka Tunggal Ika-nya itu dikuyo-kuyo nyaris setiap seolah-olah negara tidak ada. Bahkan ketika sekelompok orang yang menamakan gerakan tertentu rajin melakukan pawai massal sambil menerikan slogan "ganti pancasila dengan prinsip negara khalafah", negara cuma bisa diam. Ketika sekelompok orang rajin melakukan sweeping dan kekersan atas nama syariah tertentu, negara juga diam tak banyak ambil tindakan. Presiden SBY mengancam membubarkan tetapi Kapolri dan Mendagri malah bertetangan dengan presidennya. Pancasila kelihatannya kurang sakti lagi belakangan ini. Mengapa demikian?

Saya menawarkan 3 faktor penyebab yang saling bertaut sebagai hipotesis: 1) materialisme dan materialistik telah menggurita di negara pancasila ini sehingga tak ada cukup ruang bernafas bagi perkara-perkara spiritualitas seperti pancasila. Kehormatan, keterkenalan, kekayaan dan kekuasaan yag bersifat money oriented telah menggerus semangat pancasila dari pikiran warga bangsa; 2) Demokrasi transaksional telah memberikan ruang yang besar bagi perilaku materialistik. Di mulut dan slogan para elit berteriak tentang idealisme karena nilai agama, nilai budaya dan demokrasi itu sendiri tetapi perilakunya adalah hedonis sejati. Mana ada partai yang bebas korupsi dewasa ini?; 3) Politik aliran simpang siur yang akhirnya menyimpang terlalu jauh dari mainstream jiwa politik pancasila yang diusung negara. Adalah wajar jika dalam dunia perpolitikan terdapat 3 aliran besar, yaitu politik garis kiri, politik garis tengah dan politik garis kanan. Tetapi dalam praktek sebenarnya semua aliran politik akan bergerak mendekat ke arah tengah sesuai dengan ideologi negara. Tetapi tidak di Indonesia, mereka yang mengaku kiri tiba-tiba berada di tengah sembari mencuri. Lihat saja tokoh-tokoh yang di awal reformasi mengaku kiri nyatanya sekarang bergabung ke pusat kekuasaan dan akhirnya mencuri. Lihat pula mereka yang katanya di kanan tetapi tiba-tiba bergabung bersama yang di tengah. Mencuri juga akhirnya. Lantas, bagaimana dengan mereka yang di tengah? Sami mawon mencurinya. Lalu semua mereka itu, guna mencari muka ke konstituennya, pura-puralah menutup mata ketika tuntutan aneh-aneh dari konstituennya merebak di ruang publik. Inilah politik aliran simpang siur tidak keruan dan melemahkan negara. Elitnya lebih sibuk memikirkan koalisi strategis dan melupakan Pancasila. Saya melihat di televisi dengan amat sedih ketika baik masyarakat umum maupun para pejabat serta selebritas sampai berlepotan mulut ketika diminta untuk menghafalkan rumusan pancasila. Amburadul. Pathing kranthil. Tidak keruan. Kacau. Rotsooi segh. Overdomez....ha ha ha.....

Saya tiba-tiba kembali terkenang almahum Franky Sahilatua yang berpulang beberapa bulan yang lewat. Dia menuliskan sebuah lagu dengan judul "Pancasila Rumah Kita". Beberapa waktu yang lalu saya sudah menyertakan lagu ini dalam posting saya. Sekarang, tanpa ragu sedikitpun, saya mempostingnya kembali. Denagn begitu saya mengingatkan diri saya sendiri dan lalu juga kepada sahabat semua bahwa Pancasila masih amat perlu bagi kita di Indonesia. Pancasila adalah nilai dasar bagi Indonesia. Tanpa pancasila maka kita bukan lagi Indonesia. Percayalah Bung en Zoes.

Sekarang nikmatilah lagu "Pancasila Rumah Kita" karya Franky Sahilatua tetapi dinyanyikan oleh kelompok banyak orang dari Jakarta dan Jogjakarta (terima kasih banyak untuk malasbanget.com yag membuat video ini).

Pancasila Rumah Kita - Versi Kolosal #17an


Tabe Tuan Tabe Puan

101 komentar:

mikerk mengatakan...

Dear All,

Posting ini belum diedit. Selamat membaca. GBU

mikerk mengatakan...

Pancasila Rumah Kita

Pancasila rumah kita
Rumah untuk kita semua
Nilai dasar indonesia
Rumah kita selamanya

Untuk semua puji namanya
untuk semua cinta sesama
untuk semua warna menyatu
untuk semua bersambung rasa
untuk semua saling membagi
pada setiap insan, sama dapat sama rasa
oh indonesiaku (oh indonesia)

mikerk mengatakan...

@ Dear All,

saya telah melakukan beberapa editing yang perlu dalam posting ini. Semoga lebih nyaman dibaca. Thanx. GBU

Anonim mengatakan...

Salam kenal dari Surabaya, saya Santoso. Untuk sementara itu saja dulu perkenalannya ya,

Gak sengaja ketemu blog ini dan ternyata bagus banget isinnya. Mula-mula senang membaca akhirnya malah ketagihan dengan artikel-artikelnya. Teringat gaya menulisnya Emha Ainun Nadjib sebelum menikah dengan Novia. Ringan, tajam dan nylekit. So, keen on posting ya bro BM (Cak Santoso - CS)

Anonim mengatakan...

Nimbrung diskusi ya....

Beberapa tahun lalu, ada perdebatan sengit antara William Liddle dengan Bachtiar Effendi. Kalo gak salah tahun 1999 menjelang pemilihan umum pertama.

Bill Liddle memberi perspektif bahwa politik aliran di Indonesia masih mengikuti gambaran Clifford Greetz yaitu antara priyayi/abangan dan Islam. Ekstensinya adalah "jawa VS luar jawa", "nasionalis vs Islam". Gambaran ini dilawan oleh Bachtiar Effendi yang membela bosnya di ICMI, ketika itu adalah presiden BJ Habibie dengan meyakinkan bahwa luar jawa tidak dilawankan dengan nasionalisme karena percampuran itu menandakan nasionalisme. Pastinya, Bachtiar ingin mengemukakan bahwa kalangan nasionalis tidak usah ragu memilih BJH sebagai presiden kaena meski dia luar jawa dan islam tetapi BJH sekaligus nasinalis.

Tapi mubheng-mubheng di isu itu, justtru aliran-aliran yang dimaksud malah makin kuat. Alih-alih melemahkan isu politik aliran, perdebatan kedua tokoh tadi malah mempertegas adanya politik aliran (CS)

Anonim mengatakan...

Karena itu saya setuju dengan BM bahwa politik aliran yaitu kanan, tengah dan kiri merupakan nature dunia politik. Masalahnya adalah, meminjam kata bro mike, politik itu bukan cuma bersifat aliran tetapi sifat aliran itu simpang siur pathing kranthil gak karuan.

Tapi agak berbeda dari BM, saya tidak menaruh kesalahan hanya pada 3 hal itu tetapi saya ingin menambahkan 1 hal, yaitu negara. Seharusnya di antara simpang siurnya aliran, negara harus jelas bersikap. Wah, kalo yang ini sebagai orang jawa timur, saya kadang-kadang malu sama Cak SBY yang serba ragu dan takut-takut. Akhirnya negara sering tampak kalah di depan anasir-anasir jahat. Piye mas bro BM? (CS)

mikerk mengatakan...

Thanx bagi yang sudah berkunjung dan juga berkomentar. GBU

Cak Santoso van Surabaya. Thanx sudah mampir dan berkenalan. Blog saya ini iseng-iseng doang hanya untuk menyalurkan hobi menulis. Jikalau ada manfaat ya syukurlah. Thanx untuk kemontarnya. Salam kenal juga. GBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

two thumbs up for u. Anda tetap seorang pancasilais meski kadang-kadang agak sinis dan menjengkelkan....ha ha ha ha.....you are also, blogger yang setia. Di masa micro blog seperti twitter dan situs kangen-kangenan facebook, anda tetap setia memposting pikiran-pikiran bagus. OK, all for Indonesia yang jaya......keep on posting ya bro'..

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

Untuk semua sedulur-sedulur, saya cuma mengingatkan selama anda masih mengaku orang Indonesia maka anda harus Pancasilais. Karena iut, tanpa bermaksud mengkultuskan rezim Soeharto, mari kita renungkan kembali rumusan "eka prasetia panca karsa". Amalkan Pancasila, supaya NKRI selamat.....

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

Berikut butir-butir P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang sesuai dengan Tap MPR No. II/MPR/1978.

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Anonim mengatakan...

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Anonim mengatakan...

3. Persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Anonim mengatakan...

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Anonim mengatakan...

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Anonim mengatakan...

LAKSANAKAN DAN AMALKAN PANCASILA, JIKA ANDA MENGAKU MENCINTA INDONESIA......

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

wuaaaakakakakakakakk....anak nkri ternyata pemuja orde baru nyang banyak nyiksa rakyat tu...paaarraaaaahhhhh....ha ha ha ha (Ryan)

Anonim mengatakan...

@ BM,

Posting lagunya mantap tuh, tapi banyak nyang fales tuh..wkwkwkw...OK boss....(Ryan)

Anonim mengatakan...

@ Ryan,

Daripada kamu tertawa tidak lucu lebih baik kamu tunjukan di mana letak masalahnya dengan rumusan P4 produk orba itu? Bagaimana? Bisa tidak?

==ANAN NKRI==

Anonim mengatakan...

@ BM,

Lama ga ke blog BM jadi baca satu-satu posting yg blum sempat kebaca....mantap....keep on posting bro'....

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ anak nkri,

gag sempet aja...males gaya orba, gitu lho.......(Ryan)

Anonim mengatakan...

@ Pak Mike,

Iya juga ya, kita tidak anti reformasi, tapi kenapa hidup di jaman orde baru lebih stabil tidak kacau seperti sekarang ini....(Sherly)

Anonim mengatakan...

tiap dengan lagu Franky pancasila rumah kita, berasa merinding. Itu orang DPR yg tukang ribut itu pernah dengar tidak ya? (Sherly)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Saya sepakat bahwa materialisme dan materialistik adalah akar masalah kerapuhan kita bernegara. Semua seerba oragmatis demi uang. Ideologi negara cuma alat mencari uang. Kesalehan cuma topeng. Dari luar tampak seperti zorro yang baik hati tapi sebenarnya maling. Pancasila dalam bahaya (I'im)

Anonim mengatakan...

sori, ti Bandung abdi tea...salam kenal (I'im)

Anonim mengatakan...

@ anak nkri,

wooee ente come back ya....bagus.....tapi komentar anda itu ...wwwaaaaahhhhhhhhh......angin orde baru, asli.

Saya ingat waktu SMP, kalo tidak bisa kumpul tugas hafalan rumusan P4 pasti di suruh kerja lagi sampailewat jam. Itulah kesan P4 adalah pemaksaan. Apa anak nkri masih mau begitu? kami di kpang bilang, yang b saja......

(Yulius)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

waduh saya setuju tuh, materialistik sudah merusak sendir-sendi berbangsa dan bernegara. Sekali waktu saya ada di jakarta pas ada sweeping dari FPI. eh, ada botol minuman yang di simpan juga tuh..saya pikir ini preman pake sorban nih...nah yg begini sangat mengganngu pancasila (Yulius)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

ada senior saya di faperta undana yang jadi peserta sidang sinode GMIT. Pas sesi pleno RIP-HKUP, di komentar bahwa dokumen yang dibahas buka dokumen perencanaan. Saya kaget. Tapi setelah saya baca berulang-ulang dokumen itu, saya baru sadar bahwa senior saya yang satu itu ternyata asal omong. Semua syarat perencanaan termuat di dalam dokumen itu.

Nah, yang tertinggal mungkin sentimen karena malamnya senior itu muncul di tvri kupang bersama-sama ketua dprd, pak iban medah. saya cek baik-baik, isi wawancara itu sangat menyudutkan pemerintahan FREN. Kalo begitu, kampanye namanya kan. Karena BM dekat dengan pak Esthon Foenay maka kena sudah disikat. Saya pikir BM pasti tenang-tenang saja tapi menurut saya, cara senior saya itu tidak etis.

Nah bagaimana tanggapan BM? (Yulius)

mikerk mengatakan...

@ Dear All,

Thanx bagi yang sudah berkunjung ke blog saya dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

@ Bung ANAK NKRI,

waduuuuhhh lama tidak berkunjung ke sini, kemana aja? tapi thanx lah atas apresiasnya. Saya tetap menulis kendati terkendala kesibukan ya karena memang sudah hobi. Tidak ada target muluk-muluk. Ada yang baca ya sukur, ga juga ya ga apa-apa... pokoknya menulis....ha ha...

Saya melihat substansi rumusan P4 nyaris tak punya persoalan kecuali kita memiliki perspektif filosofis yang berbeda. Misalnya,bagi ateistik sudah barang tentu sila 1 dan rumusannya tidaklah relevan...

Jadi masalah paling berat adalah metode, implementasi dan penegakan rules seputar PS dan P4. Metode main paksa ya kurang demokratis tetapi tidak juga bebas total. Kalo sudah sepakat bermain sepak bola ya jangan karena alasan demokrasi di tengah lapangan bermain basket kan? ha ha ha....kalau penjaga PSnya lemah lunglai loyo, ya parah juga kan?

So begitulah bro.....salam

mikerk mengatakan...

@ Bung I'im atawa Kang I'im,

salam kenal juga. senang dikunjungi. thanx komennya. Keen on visit my blog ya. GBU

mikerk mengatakan...

@ Ibu Sherly; Mas Ryan


thanx sudah berkunjung dna thanx pula atas komennya....GBU

mikerk mengatakan...

@ Bung Lius,

Thanx ya. Ikut Sidang juga kah? Baiklah ini komen saya: si senior itu kelakuannya ya sudah begitu. Harap maklum saja.....ha ha h ah aha.....Shalom. GBU

Anonim mengatakan...

@ BM,




ha ha ha ha ha ...... 2000 x...Syalom. GBU

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Hasil Survei: Aceh, Jabar, dan Banten Kantong Radikalisme & Terorisme ...

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lazuardi Birru, melansir 3 provinsi yang menjadi kantong-kantong radikalisme dan terorisme. 3 Provinsi itu yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat dan Banten.

"Aceh menempati puncak tertinggi dengan indeks 56,8 disusul Jabar dan Banten yang memiliki indek sama yaitu 46,6. Angka tersebut berarti bahwa radikalisme dan terorisme didukung, diterima oleh masyarakat setempat," kata Ketua Lazuardi Birru, Dhyah Madya Ruth.

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

Di atas adalah berita buruk....bad new....

Anonim mengatakan...

Namun secara nasional, trend radikalisme menurun karena dukungan publik menurun. Hal ini akibat dari kontra radilakisme masyarakat, pemerintah, media hingga menangkal bahaya laten di lavel bawah. Angka yang cukup tinggi tersebut perlu diturunkan.

"Untuk mencapai titik aman indek 33,3 masih perlu waktu terkait intensitas dan program kontra radikalisme," cetusnya.

Anonim mengatakan...

itu berita baiknya ...good news....

anda semua lihatkan? SELALU ADA HARAPAN...JAYALAH INDONESIA DAN PANCASILA....

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

Tentang pancasila, itu harga mati....tetua kami dr Bengkulu dimakamkan di Kupang. Kita sudah 1 sebagai Indonesia (Bahren, Kupang)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Posting yang teramat baik (Bahren, Kupang)

Anonim mengatakan...

@ Aba Bahren,

Setuju denagn anda. Hebat. Hidup Pancasila (Yulius)

Anonim mengatakan...

Kesaktian Pancasila patut kini dipertanyakan. Pada peringatan hari Kesaktian Pancasila di Jakarta, pemimpin wakil rakyat yang terhormat justru menunjukkan kepada rakyat Indonesia bahwa dia tak hafal Pancasila.

Pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (1/10), Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kiemas (TK) salah menghafal sila Pancasila yang keempat dan kelima. (Yuyun)

Anonim mengatakan...

Saat membacakan sila keempat lidah suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri itu keseleo. TK mengatakan, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat permusyawaratan perwakilan.” (Kurang kalimat: “kebijaksanaan dalam…”). Menyadari kesalahannya, beberapa saat kemudian TK segera diralatnya. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,” ucap TK.

Anonim mengatakan...

Selanjutnya, saat membaca sila kelima, Taufik Kiemas kembali salah baca Pancasila. “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia,” ucap Taufik Kiemas.

Padahal seharusnya sesuai sila kelima Pancasila, berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Bagaimana itu Bang anak nkri? memalukan ga tuh? (Yuyun)

Anonim mengatakan...

@ Yuyun,

Harap bisa membedakan orang-orang dan negara. Si TK memang bermasalah di otaknya.Intelektualitasnya setara anak SMA. Sama juga dengan mister Marzuki Alie. Udah sedeng, dia memang disetting bicara ngawur gantinya Ruhut yang otknya bener@ tumpul. So, bedakan yang gitu-gitu ya bro?

Anonim mengatakan...

@ Bigmike,

Pancasila jaman sekarang tinggal hafalan. Tidak dilaksanakan. Kita bisa apa? (Dewo)

Anonim mengatakan...

@ ANAK NKRI,

Anda lulusan Universitas Orde Baru deh....Lulusan terbaik CUMLAUDE (Dewo)

poempuisi mengatakan...

Kata Mereka Garuda Pancasila

Garuda Pancasila
Akulah Pendukungmu
Patriot Proklamasi
Sedia Berkorban Untukmu

Pancasila Dasarnya apa ?
Rakyat adail Makmurnya kapan ?
Pribadi bangsaku
tidak maju-maju, tidak maju-maju
Kapan mau maju ?


Demikianlah kata mereka,
Skeptis dan apatis.
Jangan salahkan mereka yang bersikap
Itulah sikap mereka
Mereka berani menentukan sikap

Bukan karena tidak ada harapan
Bukan karena tidak ada semangat
Tapi, sekian kali mereka Bersemangat dan berharap
Semangat dan harapan itu terpatahkan oleh realitas yang semakin lama semakin menusuk dan melahap realitas mereka
Lantas apa yang dapat dipertahankan
Sampai sekarang tidak ada jaminan dan garansi
Bahwa indonesia akan bertahan untuk satu Abad
meski Bung Karno berkata :
"Kita berjuang dan Merdeka bukan untuk satu abad lamanya
tapi Merdeka dan merdeka untuk selama-lamanya"

poempuisi mengatakan...

di mana pancasila? ("untuk para hipokrat")

by andi tafader

di mana tuhan yang selalu kauagungkan?
ketika di kesunyianmu kau bersekutu dengan iblis
minuman keras, narkoba, dan wanita
ketika di keramaianmu kau berlaku bak malaikat
suci dengan mulut penuh zikir
tapi hati terselubung dunia

di mana kemanusiaan yang selalu kautinggikan?
ketika rakyat datang ke rumahnya
kau usir seperti kucing yang nyolong ikan
kaugusur istana mereka demi dalih ketertiban
kaukambinghitamkan listrik hubungan pendek
meski kausulut api membakar pemukiman

di mana kesejahteraan rakyat yang selalu kaujanjikan?
ketika tanganmu meneken hukum tanpa nurani bagi rakyat
ketika keluarga dan kronimu menjadi tuhan di hatimu
korupsi berjamaah menjadi permisif
rakyat sejahtera hanya ada di atas kertas dan di ujung lidah

di mana keadilan yang selalu kaubanggakan?
ketika maling kakap tak tersentuh palu hakim
tapi maling teri laksana bertaruh nafas terakhir
pejabat tak pernah salah
rakyat kecil selalu kalah

di mana lima dasar yang kaukultuskan itu?
kapan kan menjadi kenyataan dalam hidupmu?

poempuisi mengatakan...

PANCASILA!!!
by rieke dyah pitaloka

1 Ketuhanan yang Maha Esa
betulkah artinya: boleh hakimi orang yang beda keyakinan
boleh caci orang yang beda agama
boleh habisi orang yang beda kitab suci

2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
betulkah artinya: boleh perkosa semaunya
boleh rampok seenaknya
boleh bunuh sesukanya

3 Persatuan Indonesia
betulkah artinya: boleh samasama jadi maling
boleh samasama jadi penipu
boleh samasama jadi koruptor

4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
betulkah artinya: boleh sepakat pilih pemimpin yang bengis
boleh sepakat pilih pemimpin yang sadis
boleh sepakat pilih pemimpin yang culas

5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
betulkah artinya: boleh jadikan rakyat sesat
boleh jadikan rakyat melarat
boleh jadikan rakyat sekarat

JIKA KAUANGGAP BETUL,
KUSUMPAHI KAU BERKARAT SAMPAI KIAMAT!!!
KUSUMPAHI KAU TERSIKSA DUNIA AKHIRAT!!!

poempuisi mengatakan...

@ Bigmike,

Memang betul kebhinekaan tunggal ika dalam bahaya. Demokrasi digadang-gadang dapat menjadi obat bagi penyakit bangsa tapi nyatanya 13 tahun demokrasi yang dibawa reformasi ternyata berujung duka. SUara pemilih dapat dibeli sangat murah hanya dengan sekli beras, gula dan bahan sembako lainnya. SUrar protes dihargai minimal Rp 50 ribu jika protes di jalanan biasa dan 100 ribu jika protes demo dilakukan di depan istana negara. Kita harus menagis untuk Indonesia.

Anonim mengatakan...

@ sahabat nkri,

marah silakan tetapi jangan lupa kita berkontemplasi. Jika keadaan terus saja seperti sekarang, apakah Indonesia masih akan bertahan 1000 yahun lamanya seperti keinginan bung karno? Semua imperium besar ternyata punya puncak kejayan dan juga ada saatnya karam tak tentu rimba. Imperium Mongolia yang dahsayat itu, hilang nyaris tak terlihat lagi. Imperium Otoman hanya tinggal Turki yang hidup di bawah kepak sayan NATO. Di mana imperium Romawi? Hanya tinggal si cabul Berlusconi kan? SO, kontemplasi saja dahulu.....jangan ragu, kami juga menconta nkri seperti anda mencintainya.....

Anonim mengatakan...

@ all,

Tenang saja, NKRI masih akan ada.....(yerhanz)

Anonim mengatakan...

@ Pak Michael,

Saya ikut senang karena di dalam Gereja misalnya di GMIT isu-isu pembauran berjalan mantap. Warga keturunan memiliki hak yang sama dengan warga asli dalam memimpin Gereja.

Masalahnya adalah apakah GMIT bebas dari roh-roh dunia lainnya seperti roh politik kekuasaan? Menurut kabar dari Kupang, pemilihan ketua GMIT dan majelis lainnya sangat dipenuhi oleh aroma "politik uang" dan "kekuasaan". SMS beredar sepreti hujan angin ribut, sidang-sidang berjalan alot dan penuh dnegan kata-kata tidak sopan hanya demi kedudukan. Aturan dilanggar tanpa malu-malu hanya agar calon MS tertentu bisa tetap maju karena sokongan para incumbent. Bagaimana gereja bisa bebas dari roh dunia seperti itu Pak? (Boyke, Jkrt)

Anonim mengatakan...

PANCASILA harus dipertahankan. Wajib itu. Tapi jangan di mulut saja. Tindakan yang tegas perlu. Para Jemaat GKI Yasmin dikebiri hak-haknya oleh walikota Bogor dengan alasan yang dicari-cari. Itu mengotori Pancasila (Boyke)

mikerk mengatakan...

Thanx bagi sahabat yang sudah berkunjung ke blog dan berkomentar. GBU

mikerk mengatakan...

@ Yerhanz,

Ia NKRI masih ada tapi siapa yang tahu hari besok? Salam kenal....

mikerk mengatakan...

@ Boyke,

Gereja diutus ke dunia tetapi tidak boleh sama dengan dunia. Itu komentar saya. Sisanya adalah pergumulan kita bersama. Salam kenal....

Anonim mengatakan...

@ Bung Mike,

Di tengah gonjang-ganjing sandiwara dengan judul reshuffle saya jadi ingat bahwa bukan reshuffle yang dibutuhkan bangsa ini tetapi pemimpin yang sadar bahwa Indonesia adalah bangsa beranekaragam.

Saya ingin mengutip sedikit tulisan Romo Beni Susetyo yang amat menyentuh. Silakan nikmati (Eman, CN, TDM)

Anonim mengatakan...

"Mengembalikan Empat Pilar"

Bangsa ini kerap kali melupakan sejarah memiliki nilai yang luhur.Dalam perjalanan sejarah kita melupakan empat pilar yakni Pancasila,Undang dasar 45,Negara Kesatuan dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar hal mendasar dalam menata bangsa untuk dijadikan acuan hidup bersama. Realitas kita menghadapi persoalan keretakan hidup berbangsa dan bernegara karena empat pilar tidak dijadikan etika dalam kehidupan berpolitik. Partai politik cenderung pragmatis dan tidak membatinkan dalamperilakunya. Politik cenderung tidak ada visi bagaimana mengaktualisasikan empat pilar menjadi kebijakan yang menjaga keutuhan bangsa. Ini yang hilang.

Anonim mengatakan...

Roh Soekarno menggali ideologi Pancasila tidak pernah dijadikan acuan kebijakan publik.Orientasi bangsa tersandera perselingkuhan negara dan pasar. Fungsi silang negara,pasar dan warga tidak berjalan seimbang.Akibatnya negeri kehilangan keadaban publik. Ini membuat bangsa terpuruk dalam jurang kehancuran sempurna. Kita malu sebagai bangsa ketika Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya yang penuh simpatik memberikan pujian tentang empat pilar bangsa ini. Cukup menggetarkan ketika dia mengakui Indonesia dengan keberagamannya merupakan negara yang tidak saja menginspirasi dirinya di masa kecil, namun juga menginspirasi negara lain. Dalam Pidatonya secara jelas menggambarkan betapa empat pilar amat pentingnya bagi bangsa ini untuk dijadikan sebagai cakrawala yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak, bernalar dan berperilaku dalam kebijakan publik.

Anonim mengatakan...

Sayangnya kebijakan publik kerap kali melupakan hal ini sebagai dasar untuk membangun bangsa akibatnya negeri kehilangan orientasi. Kini tantangan terbesar kita adalah sejauh mana bangsa ini sanggup mengelola kebinekaan yang ada. Berbagai tantangan kebangsaan dan keindonesiaan dari hari ke hari semakin berat. Krisis Kebinekaan Masalah kebinekaan di negara sekaya Indonesia cukup krusial akhir-akhir ini. Banyak peristiwa yang bisa dirujuk sebagai contoh tentang diciderainya kemajemukan bangsa ini.Masalah kebangsaan kita sering berhadapan dengan problem pluralitas yang semakin sulit dihargai. Akar kekerasan masih sering terpicu oleh hilangnya halhal yang dianggap sederhana dan sepele: toleransi, kebersamaan, pluralisme dan penghormatan nilai-nilai.

Anonim mengatakan...

Akibatnya, berbagai kepentingan menyusup di balik sensitifnya hubungan agama di Indonesia. Problem kehidupan beragama di Indonesia masih cukup banyak dan setiap saat muncul problem yang berbeda-beda. Untuk menjalankan kehidupan beragama secara bersama-sama antarpemeluk dengan semangat toleransi tinggi masih menghadapi tantangan yang tidak kecil.Walaupun wacana pluralisme dan toleransi antaragama ini sudah sering dikemukakan dalam berbagai wacana publik, namun praktiknya tidaklah semudah yang dipikirkan dan dibicarakan. Walaupun sudah terdapat kesadaran bahwa bangsa ini dibangun bukan atas dasar agama,melainkan oleh kekuatan bersama, tapi pandangan atas keagamaanku, da keyakinanku,  justru sering menjadi dasar dari berbagai perilaku sehari-hari yang bermuatan kekerasan.

Sekalipun kita menyadari pentingnya slogan Bhinneka Tunggal Ika, tapi praktik di lapangan tak seindah dan semudah pengucapan slogan itu.

Anonim mengatakan...

Masih banyak persoalan keagamaan di Indonesia yang menghantui dan menghambat terwujudnya solidaritas, soliditas dan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Toleransi dalam Tindakan Hidup rukun berdampingan merupakan cita-cita semua umat manusia yang ada di dunia ini. Sebagai cita-cita, perwujudannya tidak semudah membalikkan tangan. Banyak sekali tantangan dan hambatan. Salah satunya, banyak orang yang senang hidup damai hanya dalam ucapan saja, tidak dalam tindakan.

Dalam relasi antarumat beragama, dialog harus lahir dari hati nurani. Dialog harus tercipta sebagai sebuah cara untuk merasa, melihat dan mengalami bahwa perbedaan agama bukan menjadi penghalang dalam membantu kesadaran kebersatuan dan kebersaudaraan sesama bangsa. Karena sebagai saudara, maka kita melekatkan tali persaudaraan dengan meminimkan perbedaan dan memaksimalkan persamaan. Segala perbedaan yang ada di antara umat beragama sebenarnya adalah cara untuk menuju pada satu kebenaran yang sama. Salah satu tantangan yang sangat besar dalam menciptakan kerukunan agama adalah fundamentalisme dalam diri setiap ajaran agama.

Anonim mengatakan...

Fundamentalisme ini sering mewujud dalam berbagai bentuk kekerasan. Semua agama memiliki potensi untuk menciptakan kekerasan kapan pun dan di manapun. Menyelamatkan Kebinekaan Gairah beragama yang tinggi tidak selalu memiliki pengertian setara dengan semangat beragama yang hakiki,yakni untuk mengubah cara hidup yang lebih manusiawi. Sudah sering umat beragama kehilangan visi dan perspektif hidup. Mereka kehilangan kemampuan untuk mengambil jarak kritis,dan kehilangan kemampuan untuk menjadi hening. Mereka juga kehilangan kemampuan untuk berkontak dengan Tuhan. Inilah yang paradoks dalam kehidupan beragama saat ini.Kehidupan menjadi kontraproduktif karena gairah beragama tak lagi menjadi bagian dari perubahan laku.

Beragama dan ber- Tuhan dengan mengedepankan toleransi sering hanya bisa diucapkan melalui kata-kata.

Anonim mengatakan...

Dalam berbagai perilaku kehidupan toleransi beragama dan membumikan nilai-nilai kemanusiaan yang sejatinya diemban oleh semua agama sering hanya menjadi penghias bibir.Perilaku kehidupan yang mementingkan keserakahan di satu sisi dan kesucian di sisi lain seringkali berseberangan secara ekstrem. Keduanya saling mengklaim sebagai pembawa kebenaran satu-satunya.

Bagi perkembangan kemanusiaan dan solidaritas, kedua pandangan ini sering berkontribusi negatif. Dari kenyataan demikian,sebenarnya pemikiran progresif untuk memperbaiki bangsa inilah yang dibutuhkan.Revolusi kebudayaan dan cara pandang mengelola bangsa ini harus dimulai dengan menciptakan habitus baru dalam berperilaku. Kita memiliki tugas demikian berat dalam situasi sulit ini. Kita berharap agar para penyelenggara secepatnya menyelamatkan upaya pendangkalan kebangsaan dan pemasungan toleransi yang secara sistematik telah merasuki masyarakat. Negara harus mengambil langkah-langkah guna menyelamatkan kebinekaan dan janji kebangsaan yang tertuang dalam Pancasila dan Konstitusi Republik Indonesia.

Anonim mengatakan...

Saatnya empat pilar yang dikenalkan kembali ketua MPR tidak hanya dijadikan slogan. Tetapi bagaimana dijadikan kebijakan politik untuk mencapai kesejahteraan dengan mengembalikan Roh Soekarno dalam menata keadaban politik lewat kebijakan politik memperjuangkan nilai Pancasila kemanusiaan dan keadilan. Dengan sendirinya negara kesatuan akan terjaga. Dibutuhkan sebuah kesadaran bangsa terdiri bermacam suku,budaya, dan agama.Kesadaran membutuhkan jiwa musyawarah mencari titik temu ini saat hilang karena kembali kepada kesukuan,keagamaan, kedaerahan. Benny Susetyo Sekretaris Dewan Nasional Setara, Pemerhati Sosial

Anonim mengatakan...

akhirnya, saya mengutip kembali kata-kata sahabat saya terkasih, Bung Mike, dalam posting sebelumnya. Kata-kata ii begitu puitis tetapi sekaligus tajam dan mengguncang. Perhatika untaian kata-kata BM berikut ini:

...... Karena itu, kembalilah kepada jiwa bangsa yang benar karena di lima sila itu semua dimensi kita sebagai manusia disatukan. Anda boleh putih, saya biru kehijauan, dan mereka merah jingga tapi kita satu adanya. Jangan karena putih adalah atribut kebenaranmu maka kamu merasa berhak memakasakan bagi yang lainnya.

.....Biarlah kita tetap dalam kamar yang berbeda tetapi rumah kita tetap satu jua akhirnya. Rumah Kita itu punya 5 kamar, yaitu Pancasila. Rumah kita itu akta hukumnya bernama UUD 1945. Rumah kita itu halamannya adalah Bhineka Tunggal Ika tempat semua bunga beraneka warna hidup lalu semerbak mewangi dan indah. Alamat Rumah Kita adalah Negara Kesatuan Republik INDONESIA......

LUAR BIASA.....

(Eman)

Anonim mengatakan...

@ Eman,

Saya setuju dengan anda. Reshuffle bener-bener cuma sinetron. SBY mengecewakan ... (Yana)

Anonim mengatakan...

@ Bigmike and all,

Sepakat bareng Eman. Reshuffle bukan jawaban persoalan bangsa. Apalagi jika yang dimaksudkan dnegan persoalan itu adalah integritas berbangsa dan bertanah air.

SBY tidak pernah mau belajar dari pengalaman. Kesalahannya pada 2004 saat membentuk kabinet kembali diulangi pada 2009.

Menteri ditunjuk bukan berdasarkan kapasitas, kapabilitas, dan intergitasnya. Kursi menteri telah menjadi ajang bagi-bagi kue kekuasaan dengan parpol pendukung. Akibatnya, dari 33 menteri, hanya delapan yang betul-betul punya kompetensi (Ghentenx)

Anonim mengatakan...

Seharusnya SBY berani dan tegas dalam membentuk kabinet. Ibarat main sepak bola, sebagai kapten SBY lemah sekali. Karena itu bukan reshuffle yang kita butuhkan, tapi ganti Presiden.

Jika hanya mengganti menteri tidaklah cukup. Apalagi, prosesnya seperti sinetron yang sengaja dibuat berpanjang-panjang, sehingga tampak seolah-olah serius dan sungguh-sungguh. Padahal seri sinetron itu hanya dimaksudkan untuk menyita perhatian publik.

Cukup sudah. Enough is enough! (Ghentenx)

Anonim mengatakan...

Betul sekali, kasus GKI Yasmin Bogor, adalah salah satu tolok ukur melihat apakah bangsa kita masih berpancasila ataukah tidak. Ketika penguasa dan keamanan bersekongkokol maka matilah pancasila (John, Oemasi)

Anonim mengatakan...

Berikut kronologi pemblokiran gereja menurut versi GKI Yasmin.

12 Maret 2011

19.00-21.00 WIB: Terjadi pertemuan antara perwakilan GKI dan petinggi dari Polda Jabar. Polda Jabar menyatakan secara tegas akan menjamin dan menindak tegas pihak mana pun yang melakukan penggembokan GKI Yasmin. Oleh karena itu, GKI diminta untuk tidak mengambil langkah sendiri terhadap pihak-pihak yang melawan hukum.

Pukul 23.00 WIB: Satpol PP dan sejumlah anggota kepolisian justru menggembok kembali gerbang gereja GKI Taman Yasmin. Di situ tampak jelas kepolisian melakukan tindakan pembiaran, tanpa berusaha mencegah seperti yang dijanjikan.

Anonim mengatakan...

13 Maret 2011

Pukul 00.05 WIB: Lebih kurang 300 polisi berada di sekitar Gereja GKI Taman Yasmin. Mereka mengultimatum jemaat GKI untuk meninggalkan trotoar gereja dan menyingkirkan semua kendaraan di area tersebut. Bahkan, sebuah mobil derek ditempatkan di lokasi itu. Jemaat tetap bertahan dengan menyanyikan beberapa lagu gereja. Polisi justru semakin maju dan membawa paksa seorang jemaat GKI. Ia kemudian dilepas setelah tim kuasa hukum mempertanyakan alasan dan surat penangkapan.

Pukul 01.00 WIB: Jemaat tetap bertahan dengan menggelar tikar dan mempertahankan sedikit trotoar yang bisa digunakan untuk ibadah pada pukul 08.00 WIB. Mereka berjumlah 15 orang, dan kebanyakan kaum wanita.

Pukul 04.30-05.30 WIB: Pasukan kepolisian melipatgandakan kekuatan dan mengambil basis di areal parkir Radar Bogor.

Pukul 06.30 WIB: Kapolsekta Bogor Barat memerintahkan dan mengerahkan pasukan polisi untuk membubarkan jemaat GKI yang masih di trotoar. Pembubaran dilakukan oleh pasukan Brimob bersenjata lengkap.

Pukul 07.00 WIB: Polisi memblokir dua ujung Jalan KH Abdullah bin Nuh 31 Taman Yasmin, Bogor, sepanjang 500 meter. Dalam operasi ini dikerahkan sekitar enam truk barikade mobil bersenjata lengkap dan kendaraan barakuda.

Pukul 07.30 WIB: Demonstran antigereja lebih kurang 20 orang melakukan aksi unjuk rasa di dekat gereja. Mereka menuduh GKI melakukan kecurangan dan membawa spanduk bertuliskan kata-kata yang menyebarkan kebencian. Polisi yang berkekuatan besar cenderung membiarkan aksi tersebut.

Pukul 08.30 WIB: Jemaat terpaksa melakukan ibadah singkat di salah satu rumah anggota jemaat di dekat gereja.

Anonim mengatakan...

Apa yang mau kita bilang????? (John)

Anonim mengatakan...

SBY semakin tidak jelas metode mengelola negara. Reshuffle amat mengecewakan (13)

Anonim mengatakan...

@ Pak John,

Sejak akhir masa orde baru sampai ke masa reformasi ini, rasanya kita-kita yang minoritas ini diperlakukan sebagai warganegara kelas 2. Sedih sekali pak. Kita doakan mereka yang bertindak tidak benar agar cepat sadar bahwa Indonesia bisa rusak kalau diteruskan cara-cara kasar seperti itu....

Anonim mengatakan...

sori, di atas itu (13)

Anonim mengatakan...

Ini Contoh bagaimana Indonesia dikelola secara sembunyi-sembunyi oleh elit yang akhirnya menghancurkan Pancasila....

"Fadel Tahu Dicopot 5 Menit Sebelum Pidato SBY Selasa sore, Mensesneg Sudi Silalahi mengabari Fadel dia masih menteri".

Memasuki tahun ketiga pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan kabinet. Salah satu yang dicopot dari jabatan menteri adalah politisi Partai Golkar, Fadel Muhammad.

Posisi Fadel sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan diganti koleganya di Golkar, Sharif Cicip Sutardjo.

Soal pencopotannya ini, Fadel ternyata baru mendapat kabar sebelum pukul 20.00, Senin 18 Oktober 2011 atau sesaat menjelang pengumuman resmi reshuffle kabinet oleh Presiden SBY.

(Julius)

Anonim mengatakan...

Lihat lagi yang ini....

"Benarkah Fadel Tersingkir karena Kalah Kuat dari Agung?"

Fadel Muhammad berucap bahwa dirinya dizolimi karena dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Lalu siapa yang dituduh telah mendzolimi Fadel?

Apakah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) atau SBY yang telah mendzolimi mantan Gubernur Gorontalo ini?

Informasi yang dikumpulkan, Ical sebenarnya sudah sejak lama mendorong Syarif Cicip Sutardjo untuk masuk kabinet SBY. Namun di sisi lain, Ical juga ingin mempertahankan Fadel di pemerintahan. Nah, pilihan lainnya untuk digusur ada pada Agung Laksono. Memang ada MS Hidayat, tapi Menteri Perindustrian itu dikenal sebagai sobat kental Ical. Lagipula SBY masih berkenan dengan MS Hidayat.

Anonim mengatakan...

Gonjang ganjing soal siapa yang harus dicopot antara Fadel dan Agung pun meruncing. Tidak ada pilihan, bila ditilik dari kekuatan di Golkar, Agung jelas lebih unggul. Agung disebutsebagai darah biru di Golkar. Ormas Kosgoro yang menyokongnya adalah salah satu penyokong Golkar yang paling kuat sejak dahulu.

Tidak mengherankan bila pada akhirnya, Fadel yang terpental dari kabinet. Kepada wartawan pun dia menceritakan kekecewaannya. Fadel menceritakan kronologis detik-detik saat ia dilengserkan dari jajaran kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

"Pukul 15.30 WIB, saya ditelepon Pak Sudi Silalahi, dibilang saya tetap di Menteri Kelautan dan Perikanan. Kemudian saya rapat persiapan ke Lombok dan menyiapkan program-program tiba-tiba pukul 19.55 WIB saya ditelepon Pak Sudi. Sebagai manusia saya kecewa, sebagai muslim saya didzolimi karena ini tanpa alasan," kata Fadel yang datang didampingi istrinya saat menghadiri pelantikan menteri di Istana Negara...

Anonim mengatakan...

Nah terpentalnya Fadel ini disebut-sebut sebagai akhir dari pergesekan di internal Golkar. "Rupanya Agung lebih kuat. Mungkin karena dia mantan ketua DPR dan akar beringin nya lebih kokoh," ujar sumber detikcom, Rabu siang.

Di kabinet, jatah menteri untuk partai Golkar sendiri sudah sangat terbatas. Sementara Ical, tetap bersikukuh bahwa orang kepercayaannya, Cicip tetap harus masuk kabinet.

"Wong jatah terbatas ya mau tidak mau salah satu dari Agung atau Fadel harus diganti sama Golkar," terang sumber tersebut.

Di waktu yang bersamaan, Presiden SBY juga menerima laporan soal Fadel Muhammad. SBY menerima sepucuk surat tentang kasus yang disebut-sebut menyeret nama Fadel...

Anonim mengatakan...

"Surat ke SBY tentang Fadel itu ditulis oleh seorang politisi yang sangat senior. Cuma agak lebay kalau surat itu dijadikan kambing hitam pencopotan Fadel. Fadel terpental lebih karena jatah Golkar terbatas," terangnya.

Sementara itu Agung Laksono, yang juga Wakil Ketua Umum Golkar menegaskan reshuffle kabinet tidak memicu perpecahan internal Golkar. Ia menegaskan Golkar tetap solid.

"Oh tidak ada Bung, Golkar tetap solid," ujar Agung.

Hal ini disampaikan Agung menanggapi pergantian menteri kelautan dan perikanan dari Fadel Muhammad kepada Sharif Cicip Sutardjo, keduanya Waketum Golkar. Hal ini disampaikan Agung kepada detikcom, Rabu siang.

Menurut Agung, kader Golkar sudah terbiasa dengan dinamika politik internal. Namun ia meyakini tidak akan ada kader yang menghendaki perpecahan partai.

"Sudah terbiasa menghadapi berbagai dinamika politik, tapi tetap saling jaga keutuhan partai," ujar Agung.

mikerk mengatakan...

@ Dear All,

Thanx bagi yang berkunjung dan beromentar. GBU

mikerk mengatakan...

Tentang SBY dan kabinet reshufflenya, komentar saya adalah: bacalah posting berjudul: "maunya puisi"

Anonim mengatakan...

@ For All,


Yang kalian tidak suka adalah SBY, bukan INDONESIA kan? Bedakan itu. Jangan campur adukan itu. OK.....

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ anak nkri,

apakah anda yakin jika kita smua menghafalkan rumusan P4 produk soeharto, ada jaminan indonesia bisa lebih baik? jawab itu dulu boss...(13)

Unknown mengatakan...

Hallooooooouuuuu BM,

Postingannya tentang Pancasila mlulu sih????? ha ha ha tapi gak apa2 deh, mengingatkan kita-kita bahwa salah satu pilar bangsa kita ini sedang dalam terpaan berat. Isme-isme di luar pancasila silih berganti menghadang, termasuk brutalisme dan taktahu malu-isme...ha ha ha...

Lihat saja partai PKS yang sok mengeritik SBY secara brutal ehhh...pas giliran mau reshuffle ancaman berganti lagi...tapi begitu liat SBY ngotot mereka mengalah juga walau pasang gengsi.....taar menawar jadi deh jatah 3 menteri dna keluar satu. Gak apa@ yang penting tetap di dalam kekuasaan. Itu dia brutalisme dan gak tahu malu-isme.

Unknown mengatakan...

SBY juga podho wae, ismenya adalah sing penting punya kuasaisme dengan metode narsisme dan janji gombalisme. Ini presiden yang memerintah dalam waktu lama tapi cuma hidup di depan cermin doang. Cuma mematut-matut diri doang...cermin...cermiiiinnnnnn....siapa presiden terganteng di indonesia....wuaakakakakakakak.....

Nyusun kabinet kayak maen puzzle....tawar sana sini, rakyat dikasi tontonan soap opera yang sama-sekali ga lucul. Akibatnya adaaaa aja yang tersinggung walau bagi kompaninya di demokrat semua ttg SBY adalah bagus.....itu namanya jilatisme....wkwkwkwkwk...paraaahhhh.....

Unknown mengatakan...

Nah, kalo koes plus band tua legendaris kita punya song kisah sdih di hari minggu maka Fadel Muhammad punya lagu judulnya ''''kisah sedih di hari selasa '''''

Selasa (18/10/2011), sore, kantor Presiden RI Jakarta, tampak lengang. Kicau burung sesekali memecah keheningan.

Di pintu kantor yang berlapis kaca bening itu empat anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres) berjaga-jaga. Tidak biasanya pintu depan kantor Presiden dijaga empat anggota Paspampres. Seringnya cuma dijaga dua anggota Paspampres saja.

Unknown mengatakan...

Di dalam sana Presiden SBY sedang menerima tamunya, Calon Menteri Lingkungan Hidup Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua, Berth Kambuaya.

Dari arah Istana Negara, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad berjalan tergesa-gesa. Wajahnya tegang, pipinya terlihat memerah, dan bicaranya agak ketus kepada wartawan. Di genggaman tangannya sebuah telepon seluler terus berdering.

Kehadiran Fadel yang mendadak hadir di Istana mengundang perhatian wartawan. Para wartawan berusaha mengupas informasi dari mantan Gubernur Gorontalo ini.

Awalnya Fadel enggan bicara namun lama kelamaan dia melunak. Fadel tampak tidak bisa menahan emosinya ketika seorang wartawan media online menanyakan soal Cicip Syarief rekannya di Golkar yang dikabarkan akan menggantikan dirinya. "Saya gak tahu dong. Kalian tanya Pak Cicip. Masa kamu tanya dia, kamu suruh saya," ujarnya dengan nada tinggi kepada wartawan sebuah media online.

Unknown mengatakan...

Setelah itu Fadel kembali bergegas ke kantor Presiden. Tiba di depan kantor Presiden, Fadel tidak langsung masuk menemui Presiden di dalam ruang kerjanya. Dari kamera rekamanan seorang wartawan televisi memperlihatkan Fadel berusaha membujuk anggota Paspampres untuk bisa menemui Presiden.

Namun tetap saja Fadel tidak bisa menemui Presiden. "Bapak Fadel tidak bisa bertemu dengan Presiden karena Presiden fokus pada penuntasan reshuffle," ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian Pasha.

Lama menunggu sekitar 20 menit, Fadel mengalah. Dia memilih pulang melewati jalan beraspal depan kantor Presiden. Jalannya cepat hampir luput dari perhatian para wartawan.

Fadel tidak mau bicara namun belasan wartawan mengadangnya. Wajahnya masih tampak memerah namun nada bicaranya mulai sedikit teratur.

Tepat pukul 20.00 WIB, Presiden SBY mengumumkan nama menteri baru hasil reshuffle. Nama Fadel tidak tercantum. Dia digantikan Syarif Cicip Sutardjo koleganya di Partai Golkar. Mensesneg Sudi Silalahi enggan berkomentar soal kehadiran Fadel menjelang pengumuman reshuffle kabinet. Dia hanya tertawa. "He-he-he,..."

Unknown mengatakan...

Itu tadi babak I, sekarang babak II nih....

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad menegaskan belum mengetahui alasannya dipecat dari posisinya sebagai sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Selain kecewa, ia pun dirinya telah merasa dizalimi.

Fadel yang digantikan rekan sejawatnya yang sama-sama berasal dari partai Golkar, Sharif Cicip Sutardjo, mengaku ada kesan dipermainkan atas berita kepastian posisinya di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Fadel bercerita ia baru mengetahui kabar jabatannya akan dicopot sepuluh menit menjelang pengumuman Presiden pada Selasa (18/10) malam pukul 20.00 WIB.

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, katanya, menghubunginya hingga Selasa (18/10) siang.

Sudi mengatakan nama Fadel tak tercatat sebagai calon menteri yang di-reshuffle. Bahkan, Mensesneg memuji laporannya.

Pukul 15.30 WIB, Fadel mengumpulkan jajarannya di kantornya untuk mempersiapkan rapat paparan dengan DPR.

"Pukul 19.50 WIB, tiba-tiba Mensesneg menghubungi saya dan saya langsung ke Istana,” ujarnya.

Presiden SBY akhirnya memutuskan dirinya akan dilepas dari Kabinet Indonesia Bersatu.

"Namun, saya sangat menghormati hak prerogatif Presiden," katanya.

Fadel menyatakan kecewa atas keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun, dirinya tidak meratapi kondisi tersebut.

"Bahasa yang tepat itu, saya kecewa, dengan pemberhentian mendadak tanpa alasan yang jelas tapi saya tidak sedih," kata Fadel.

Fadel juga membenarkan jika dirinya merasa dizalimi. Dia menilai proses pemberhentian mendadak dan alasan yang tidak jelas membuatnya merasakan hal itu.

"Bahasa kehidupan sehari-hari dan secara agama, merasa dizalimi sesuatu. Kalau kami tahu prosesnya, alasannya cukup, bisa kami terima. Doanya orang yang terzalimi itu makbul," katanya.

Terkait dengan isu adanya kekuatan yang lebih besar di internal Partai Golkar yang membuatnya tersingkir, mantan Gubernur Gorontalo itu membenarkan adanya kemungkinan itu.

"Mungkin ada. Saya meyakini ada Allah Swt. Ini jalan Allah, 'Cukup kamu dua tahun mengabdi di kementerian itu'," ucap Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Unknown mengatakan...

ini babak rubber setnya....

Menko Polhukam Djoko Suyanto menilai pergantian Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad telah memenuhi prosuder. Ia juga menampik jika Fadel diberitahu pada menit-menit terakhir. "Gak lah, Masa menit terakhir, "ujar Djoko, di Istana Negara, Rabu (20/10).

Menurut dia Presiden melakukan evaluasi berjalan. Evaluasi dilakukan dalam setiap pekerjaan. Presiden juga mempunyai organ tertentu untuk menilai kinerja para menteri.

Dalam evaluasi terhadap menterinya, Presiden mempunyai penilaian sendiri. Sehingga, Djoko meyakini, tidak ada yang perlu didzolimi. "Kalau didzolimi, kenapa yang lain tidak,"terangnya.

Soal mekanisme pemberitahuan pergantian menteri itu diserahkan sepenuhnya ke Sekretariat Negera. Meskipun Ia mengaku mengikuti rapat-rapat itu. "Tidak tau saya, melalui setneg soalnya. Bukan porsinya menkopolhukam. Tapi saya ikut di dalam rapat-rapat itu,"terangnya.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

yang ini babak tambahan dari isme yang namanya sokjualmahalisme.....ngmuk-ngmuk butuhisme (SBY juga parah sudah tahu PKS itu ideologinya ichwanulisme kok ya diakomodir terus...takut tuh si babe....kwkwkwk....)

MESKI anggota koalisi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sering melakukan manuver menekan pemerintah. Menjelang perombakan kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PKS mengeluarkan ancaman jika satu menteri PKS dicopot, PKS akan menarik keempat menterinya dari kabinet.

Istilah tiji tibeh (mati siji mati kabeh-mati satu mati semua) populer di kalangan PKS. Namun, setelah Presiden mencopot menteri PKS Suharna Surapranata sebagai Menteri Riset dan Teknologi dalam reshuffle kabinet yang diumumkan Selasa (18/10), PKS pun seperti menelan ludah sendiri.

Pada Selasa malam itu juga di kediaman Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin di Lembang, Jabar, elite PKS memutuskan tetap berada dalam koalisi. PKS juga menghormati keputusan Presiden merombak kabinet.

"Arahan ustaz Hilmi agar menteri PKS bekerja optimal. Ini berarti tetap dalam koalisi," ujar anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring yang juga Menkominfo itu seusai pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, kemarin.

Meski tetap dalam koalisi, langkah strategis berkoalisi ditentukan lebih lanjut dalam rapat Majelis Syuro pada November nanti.

Anggota Dewan Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, mensos, memastikan bahwa keputusan Presiden itu sudah dibicarakan dengan pimpinan PKS.

"Jadi yang kami inginkan bagaimana kepentingan bersama tiga menteri ini untuk all out," terangnya.

Satu menteri PKS lainnya, yakni Suswono, menjabat menteri pertanian.

Meski Majelis Syuro memutuskan PKS tetap dalam koalisi, kekecewaan masih saja muncul di kalangan kader PKS. Fahri Hamzah, misalnya, menyesalkan langkah Presiden mengurangi jatah kursi PKS di kabinet. "Harusnya SBY mematuhi etika," kata Fahri.

Etika yang dimaksud terkait isi kontrak politik PKS dan SBY yang menyebutkan PKS mendapat jatah empat menteri.

Ancaman PKS itu dinilai pengamat politik Arbi Sanit hanya gertak sambal karena PKS tidak akan mundur dari koalisi.

Hukuman

Berkurangnya satu menteri PKS dinilai Partai Demokrat sebagai hukuman karena PKS melanggar isi kontrak koalisi, yakni mendukung pemerintahan di kabinet maupun di parlemen. "Kalau mau koalisi, koalisilah yang baik," ujar kader Demokrat Ramadhan Pohan di Jakarta, kemarin.

Bagi Guru Besar FISIP UI Iberamsjah, PKS tidak akan merealisasikan gertakannya. Alasannya, dari hitung-hitungan logistik, sumber dana partai bisa hilang semua jika tidak ada lagi di kabinet.

"Jadi lebih baik lumbung berkurang satu, daripada semua hilang."

PKS sering menjilat ludah sendiri. Sikap seperti itu, kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menunjukkan PKS haus kekuasaan.....


selesai, SBY dan konco-konco 1, Indonesia 0....

Unknown mengatakan...

Dear BM,


Sudah lama ga ada posting renungan rohani nih......

Anonim mengatakan...

Sekali lagi, semua yang kalian tidak sukai adalah perilaku dan oknum-oknum. BUKANNKRI. HIDUP NKRI..

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ 13,

Saya tidak mengatakan anda harus menghafal rumusan itu tapi tolong dibaca- baik-baik bahwa rumusn itu memuat begitu banyak butir yang tidak terbantahkan. Coba anda bantah 1 saja butir....coba dahulu dech boss....

==ANAK NKRI==

Anonim mengatakan...

@ Anak NKRI,

Misalnya saja, saya setuju dengan rumusan itu, persoalannya adalah apakah ada jaminan NKRI lebih baik dengan rumusan itu? Jawab itu dulu bos (13)

Anonim mengatakan...

@ 13,

Anda ateistik atai teistik? Jikalau teistik seharusnya anda bilang..."kita berusaha Tuhan menolong"....jikalau anda ateistik maka anda akan bilang ... "seluruh masa depan adalah misteri yang bisa direncanakan"....PAHAM maksud saya?

==ANAK NKRI==

mikerk mengatakan...

@ Dear All,

Thanx bagi yang sudah berkunjung dan berkomentar. Saya sedang mempersiapkan posting baru. Mungkin besok saya ngeposting. GBU