Dua bulan "menghilang" dan baru hari ini kembali. Ada yang protes. Ada yang biasa-biasa saja. Apapun, maafkan saya. Tetapi jeda dua bulan ini, bagi saya pribadi, memang perlu. Saya jenuh dan hilang rasa kepingin menulis. Kenapa jenuh? Lelah karena terlalu banyak janji pekerjaan yang harus saya tunaikan. Semoga dipahami. Semoga dimengerti. Kita masih sahabat-kan?
Hari ini saya memutuskan untuk kembali menulis. Pertama-tama karena saya merindukannya .... ya untuk menulis itulah...tetapi hal berikutnya adalah, ada sesuatu yang mengganggu pikiran saya...apa itu? antara jakarta dan bekasi...wheeeladhalalllahhh...apa-apaan nih? dulu chairil anwar menulis tentang antara krawang dan bekasi...apakah ada kaitannya dengan hal ichwal itu? bisa saja begitu kendati lain nuansanya...bagaimana???? begini ...
Di hari Lebaran I 2010, terbetik berita .... Johny Malela, pengemis buta yang mengangsurkan dirinya di Istana Negara, Jakarta, berharap rejeki Lebaran diberitakan rebah berkalang bumi .... mengenaskan, sangat mengenaskan ... bayangkan, belum lama ini diberitakan bahwa jumlah orang miskin di Indonesia sudah menurun ... keberhasilan SBY, katanya tetapi Johni dan banyak yang lainnya yang berdiri di antrean para peminta sedekah rela mati hanya demi serupiah dua rupiah ... jikalau kemiskinan di hitung berdasarkan pengeluaran per hari 10.000 rupiah...maka Johni dan kawan-kawan itu apa namanya???? Pertanyaan lain adalah, Johni mati karena apa? Terinjak-injak. Oleh siapa? Sesama pengharap sedekah....ternyata orang miskin mati terinjak mereka yang juga miskin. Di mana mereka yang berpunya? Dalam setiap berita seperti itu, tak pernah dinyatakan bahwa si pemberi sedekah mati terinjak-injak...si kaya ternyata punya keistimewaan, yaitu amat kecil peluang untuk mati terinja-injak si miskin....hati-hati dengan si miskin karena mereka adalah pembunuh sekaligus korbannya .... mammma miaaaaaaa.....
Di hari kedua Lebaran 2010, kita mendengar berita lain yang tak kalah tragis .... di bekasi, kota di sebelahnya Jakarta, seorang Jemaat HKBP ditusuk seorang durjana dan kawaan-kawannya. Tertembus perutnya sampai mencapai organ hati. Lalu, setelah jatuh rebah ke tanah, si Asia, begitu si tertusuk hendak ditolong seorang polisi dan seorang pendeta perempuan. Baru beberapa meter berjalan si pendeta dihajar menggunakan sebatang kayu papan...praaaaaakkkkggghhhhh gedubraghhhhh...roboh juga si ibu Pendeta .... aaahhhh kasihaaaaaannn...tagal perkara apa ini? Oh, ternyata ada kaitannya dengan tak bisanya Si Asia dkk. Jemaat Gereja HKBP beribadah secara leluasa.... ooohhhhh .... di mana kejadiannya??? Di bekasi. Di Negara manakah kota bekasi itu berada? Di Indonesia. Negara Pancasila katanya. Siapa pelakunya? "Masih dicari", kata pak Polisi kendati gambar video kekerasan di tempat yang sama yang dilakukan oleh yang bersangkutan pada tanggal 18 Agustus sudah ada di tangan Pak the Police. Ooooaaaalaaaahhhh....hati-hati menjadi orang seperti si Asia di Negeri Pancasila ini karena di mana dan kapan saja anda bisa ditusuk karena anda berbeda dari dari mayoritas lainnya ...
Tapi, kegelisahan saya berakar bukan pada hal-hal yang sangat kentara seperti itu ttapi lebih mendasar lagi, yaitu .... DI PANDANG SEBAGAI APA ORANG SEPERTI JOHNI MALELA DAN ASIA + IBU PENDETA BAGI SI PEMBERI SEDEKAH, SI PENGINJAK DAN SI PENUSUK DAN BAHKAN BAGI ANDA DAN SAYA? Sesama manusiakah atau cuma sekedar seonggok barang?
Saya lalu teringat 3 jenis relasi yang bisa terjadi di antara orang-orang atawa manusia, yaitu relasi "aku-itu", "aku-dia" dan "aku-engkau". Dalam pola relasi "aku-itu" sesama adalah obyek. Sesama dipandang dari segi pragmatis. "Si itu saya perlu sepanjang dia ada gunanya, uangnya banyak, kedudukannya tinggi, atau wajahnya cantik". Jika semua yang saya perlukan sudah tak ada lagi maka tamatlah si itu bagi saya Mati sajalah. Sartre mengatakan bahwa relasi "aku-itu" adalah kebencian. "Bencilah semua orang maka kau akan hidup. Bencilah Tuhan supaya kau jadi Tuhan", begitu amanat Sartre si Ateis besar. Maukah anda sepaham dengan Sartre? Apakah si penusuk Asia bukan golongan ini?
Pola relasi berikutnya adalah "aku-dia". Dalam pola ini, sesama bukan obyek tetapi subyek. "Saya subyek dia juga subyek". "Sesama bus kita jangan saling mendahului". " Sesama subye tak perlu salig mengobyekan". "Urusanmu adalah urusanmu sendiri". "Kau mau mati, mau hidup, mau sakit, mau bahagia, adalah urusanmu sendiri". "Jangan dekati aku karena aku tak mendekati anda". Aku dan dia netral. Acuh tak acuh. Sidang pembaca, andakah golongan itu? Jangan-jangan Johni Malela dkk. ada di kelompok ini.
Pola relasi yang satunya lagi adalah "aku-engkau". "Aku ini unik, engkau juga unik jikalau dua keunikan digabung dan ber-koeksistensi damai maka dunia punya dua makhluk unik dan membawa bahagia". "Ini kelebihanku dan di sana kelemahanku, manfaatkanlah kelebihanku dan tutupilah kelemahanku dengan kelebihanmu, maka indahlah hidup". Relasi ini adalah relasi sosial antara manusia.
Bagaimana anda melihat hubungan antara anda dengan sesamamu yang se kampung, se Gereja, se Mesjid, se Pura, satu nusa, satu bangsa? Yang mana di antara 3 pola relasi yang saya uraikan yang benar-benar sedang anda jalani. Jika anda, dan juga saya, adalah si pembenci dan si acuh tak acuh maka .... ke laut saja loe karena loe bukan orang tapi, mungkin, .... monyet .... ya, kera yang berpendar antara jakarta dan bekasi lalu ke segala penjuru mata angin sambil menebar kebencian. Tanpa malu.
Cuma itu, sidang pembaca yang budiman. Cuma itu yang bisa saya tulis kali ini
Tabe Tuan Tabe Puan
Hari ini saya memutuskan untuk kembali menulis. Pertama-tama karena saya merindukannya .... ya untuk menulis itulah...tetapi hal berikutnya adalah, ada sesuatu yang mengganggu pikiran saya...apa itu? antara jakarta dan bekasi...wheeeladhalalllahhh...apa-apaan nih? dulu chairil anwar menulis tentang antara krawang dan bekasi...apakah ada kaitannya dengan hal ichwal itu? bisa saja begitu kendati lain nuansanya...bagaimana???? begini ...
Di hari Lebaran I 2010, terbetik berita .... Johny Malela, pengemis buta yang mengangsurkan dirinya di Istana Negara, Jakarta, berharap rejeki Lebaran diberitakan rebah berkalang bumi .... mengenaskan, sangat mengenaskan ... bayangkan, belum lama ini diberitakan bahwa jumlah orang miskin di Indonesia sudah menurun ... keberhasilan SBY, katanya tetapi Johni dan banyak yang lainnya yang berdiri di antrean para peminta sedekah rela mati hanya demi serupiah dua rupiah ... jikalau kemiskinan di hitung berdasarkan pengeluaran per hari 10.000 rupiah...maka Johni dan kawan-kawan itu apa namanya???? Pertanyaan lain adalah, Johni mati karena apa? Terinjak-injak. Oleh siapa? Sesama pengharap sedekah....ternyata orang miskin mati terinjak mereka yang juga miskin. Di mana mereka yang berpunya? Dalam setiap berita seperti itu, tak pernah dinyatakan bahwa si pemberi sedekah mati terinjak-injak...si kaya ternyata punya keistimewaan, yaitu amat kecil peluang untuk mati terinja-injak si miskin....hati-hati dengan si miskin karena mereka adalah pembunuh sekaligus korbannya .... mammma miaaaaaaa.....
Di hari kedua Lebaran 2010, kita mendengar berita lain yang tak kalah tragis .... di bekasi, kota di sebelahnya Jakarta, seorang Jemaat HKBP ditusuk seorang durjana dan kawaan-kawannya. Tertembus perutnya sampai mencapai organ hati. Lalu, setelah jatuh rebah ke tanah, si Asia, begitu si tertusuk hendak ditolong seorang polisi dan seorang pendeta perempuan. Baru beberapa meter berjalan si pendeta dihajar menggunakan sebatang kayu papan...praaaaaakkkkggghhhhh gedubraghhhhh...roboh juga si ibu Pendeta .... aaahhhh kasihaaaaaannn...tagal perkara apa ini? Oh, ternyata ada kaitannya dengan tak bisanya Si Asia dkk. Jemaat Gereja HKBP beribadah secara leluasa.... ooohhhhh .... di mana kejadiannya??? Di bekasi. Di Negara manakah kota bekasi itu berada? Di Indonesia. Negara Pancasila katanya. Siapa pelakunya? "Masih dicari", kata pak Polisi kendati gambar video kekerasan di tempat yang sama yang dilakukan oleh yang bersangkutan pada tanggal 18 Agustus sudah ada di tangan Pak the Police. Ooooaaaalaaaahhhh....hati-hati menjadi orang seperti si Asia di Negeri Pancasila ini karena di mana dan kapan saja anda bisa ditusuk karena anda berbeda dari dari mayoritas lainnya ...
Tapi, kegelisahan saya berakar bukan pada hal-hal yang sangat kentara seperti itu ttapi lebih mendasar lagi, yaitu .... DI PANDANG SEBAGAI APA ORANG SEPERTI JOHNI MALELA DAN ASIA + IBU PENDETA BAGI SI PEMBERI SEDEKAH, SI PENGINJAK DAN SI PENUSUK DAN BAHKAN BAGI ANDA DAN SAYA? Sesama manusiakah atau cuma sekedar seonggok barang?
Saya lalu teringat 3 jenis relasi yang bisa terjadi di antara orang-orang atawa manusia, yaitu relasi "aku-itu", "aku-dia" dan "aku-engkau". Dalam pola relasi "aku-itu" sesama adalah obyek. Sesama dipandang dari segi pragmatis. "Si itu saya perlu sepanjang dia ada gunanya, uangnya banyak, kedudukannya tinggi, atau wajahnya cantik". Jika semua yang saya perlukan sudah tak ada lagi maka tamatlah si itu bagi saya Mati sajalah. Sartre mengatakan bahwa relasi "aku-itu" adalah kebencian. "Bencilah semua orang maka kau akan hidup. Bencilah Tuhan supaya kau jadi Tuhan", begitu amanat Sartre si Ateis besar. Maukah anda sepaham dengan Sartre? Apakah si penusuk Asia bukan golongan ini?
Pola relasi berikutnya adalah "aku-dia". Dalam pola ini, sesama bukan obyek tetapi subyek. "Saya subyek dia juga subyek". "Sesama bus kita jangan saling mendahului". " Sesama subye tak perlu salig mengobyekan". "Urusanmu adalah urusanmu sendiri". "Kau mau mati, mau hidup, mau sakit, mau bahagia, adalah urusanmu sendiri". "Jangan dekati aku karena aku tak mendekati anda". Aku dan dia netral. Acuh tak acuh. Sidang pembaca, andakah golongan itu? Jangan-jangan Johni Malela dkk. ada di kelompok ini.
Pola relasi yang satunya lagi adalah "aku-engkau". "Aku ini unik, engkau juga unik jikalau dua keunikan digabung dan ber-koeksistensi damai maka dunia punya dua makhluk unik dan membawa bahagia". "Ini kelebihanku dan di sana kelemahanku, manfaatkanlah kelebihanku dan tutupilah kelemahanku dengan kelebihanmu, maka indahlah hidup". Relasi ini adalah relasi sosial antara manusia.
Bagaimana anda melihat hubungan antara anda dengan sesamamu yang se kampung, se Gereja, se Mesjid, se Pura, satu nusa, satu bangsa? Yang mana di antara 3 pola relasi yang saya uraikan yang benar-benar sedang anda jalani. Jika anda, dan juga saya, adalah si pembenci dan si acuh tak acuh maka .... ke laut saja loe karena loe bukan orang tapi, mungkin, .... monyet .... ya, kera yang berpendar antara jakarta dan bekasi lalu ke segala penjuru mata angin sambil menebar kebencian. Tanpa malu.
Cuma itu, sidang pembaca yang budiman. Cuma itu yang bisa saya tulis kali ini
Tabe Tuan Tabe Puan
52 komentar:
Dear All,
Tulisan ini belum di edit. Besok akan saya lakukan itu. Selamat membaca
"You needen me: by anne murray
I cried a tear
You wiped it dry
I was confused
You cleared my mind
I sold my soul
You bought it back for me
And held me up and gave me dignity
Somehow you needed me.
Chorus
You gave me strength
To stand alone again
To face the world
Out on my own again
You put me high upon a pedestal
So high that I could almost see eternity
You needed me
You needed me
And I can't believe it's you I can't believe it's true
I needed you and you were there
And I'll never leave, why should I leave
I'd be a fool
'Cause I've finally found someone who really cares
You held my hand
When it was cold
When I was lost
You took me home
You gave me hope
When I was at the end
And turned my lies
Back into truth again
You even called me friend
Repeat Chorus
You needed me
You needed me
@ Bigmike,
Orang yang membenci memang sbaiknya masuk laut saja seperti terbenamnya firaun dan prajurit perangnya ketika mengejar umat israel yang akan keluar dari Mesir....
ah sori (Filomena)
eh Bigmike,
Lagu you needed me enak sekali...ingat dahulu lagu ini lagu wajib kami yang baru belajar gitar (Filo)
tak ada komentar...hanya bisa sedih....mau dibawa kemana negara ini?????
"Polisi Tetapkan 9 Tersangka"
Polisi masih mendalami latar belakang penusukan. Pelaku diancam pasal berlapis.
VIVAnews -- Polisi telah menetapkan tersangka penusukan terhadap dua jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Ciketing, Bekasi Timur, Lumbantoruan Sihombing dan pendeta Luspida Simanjuntak.
"Sembilan orang sudah tersangka," kata Kepala Kepolisian RI, Jenderal Bambang Hendarso Danuri di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa 14 September 2010.
Soal motif, apakah kriminal murni atau ada yang lain, Kapolri menyatakan masih didalami.
"Belum, belum. Begini, apapun seperti yang dijelaskan kabid humasnya, setiap peristiwa yang terjadi tidak bisa langsung di-declare latar belakangnya," tambah dia.
"Orang belum dilidik, belum disidik, belum tertangkap masa langsung udah di-declare latar belakangnya ini," tambah Bambang Hendarso.
Ditambahkan Kapolri, yang jelas ada peristiwa pidana, dan korbannya. Polisi akan mendalami kasus ini berdasarkan pengakuan dan alat bukti.
"Pasal yang dikebakan ada 351, 352 KUHP, dan lain-lain. Yang kita tuduhkan pada mereka yang berlapis," tambah Kapolri.
Pendeta Luspida Simanjuntak dan Majelis Gereja, Hasian Lumbatoruan Sihombing mengalami kekerasan saat akan berangkat ibadah, Minggu 12 September 2010.
Luspida menderita luka memar di bagian kening, dan Hasian Lumbatoruan mengalami luka tusuk pada bagian perut. Hingga kini akibat peristiwa itu, Hasian harus menjalani perawatan intensif di RS Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur. (adi)
cuma itu yang saya bisa .... he he he ..meniru bm
Dear All,
welcomeback mister BM. Anda menghilang ga kira-kira, 2 bulan maaaannn...ngapai ajah??? ngumpet takut ma teroris????? Ato sedih Jerman kalah ....wkwkwkwkww.... alamaaaaakkk....
Yo wis, anda sudah balik dan tetap "menggigit, tajam, sinis, jenaka dan agak nakal" itu ciri khas yang kami kangen berat ...he he he he...Nah, jangan ngunpet lagi yaaaa...awas lhooo....wkwkwkwk...
iya dehhh...relasi 3 itu yang dimaksudkan dengan cinta...ya kan????? tapi siapa yang bisaaaa???? orang sekarang lebih suka uang ketimbang nyawa...maka Johni Malela mati terinjak-injak....oarang sekarang lebih suka uang ketimbang harga diri maka meledaklah kasus bank century en so om so on....
Kata kunci ada pada pendidikan tapi walaahhh bujubuzeeeetttt....pendidikan kita mahal banget...orang miskin ga bisa sekolah,,,orang kaya ga mau sekolah...mummeeetttt....wkwkwkwkw....
Soal HKBP Bekasi, ini adalah kronologis versi Polisi...
epolisian Daerah Metro Jaya memaparkan kronologi peristiwa penganiayaan jemaat HKBP, penatua Hasian Lumban Toruan Sihombing dan Pendeta Luspida Simanjuntak.
Dalam jumpa pers di gedung utama Polda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo menuturkan kronologi peristiwa. Berikut kronologi runtutan peristiwa yang berkaitan erat dengan permasalahan sebelumnya:
Tahun 1990-an
Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ciketing Bekasi menggunakan sebuah rumah untuk tempat kebaktian. Rumah itu beralamat di Perumahan Puyuh Raya F 14 RT 1 RW 15, Pondok Timur Indah, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat.
Jemaat ini menempati rumah itu selama 20 tahun-an. Masyarakat sekitar mengeluhkan aktivitas jemaat HKBP. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk membuat macet dan masyarakat terganggu. Tidak juga muncul solusi, mereka kemudian mengajukan keluhan sampai ke Pemerintah Kota Bekasi. Sementara rumah tetap dipakai jemaat HKBP Ciketing Bekasi.
1 Maret 2010
Pemerintah Kota Bekasi menyegel rumah di Perumahan Puyuh Raya karena peruntukannya sebagai rumah tinggal, bukan tempat ibadah.
2 Juli 2010
Segel yang kedua dilakukan Pemerintah Kota Bekasi karena jemaat HKBP masih berkegiatan di rumah tersebut meski sudah disegel.
11 Juli 2010
Jemaat HKBP Ciketing Bekasi melakukan kebaktian di lahan kosong di Ciketing Asem, Mustika Jaya, Bekasi. Lahan kosong ini milik salah seorang jemaat. Jarak dari rumah di Perumahan Puyuh Raya ke lahan kosong sekitar 3 kilometer. Mereka berturut-turut melakukan ibadah di tempat tersebut.
8 Agustus 2010
Sekitar 1.000 orang dari Forum Umat Islam (FUI) memprotes jemaat HKBP. Terjadi saling dorong antarkedua komunitas ini. Pendeta Luspida kemudian melaporkan kasus penyerangan ini ke Mabes Polri. Kasus kemudian dilimpahkan ke Polda Metro Jaya, dan belum ada tersangka dari kasus ini.
Kerawanan situasi ini diantisipasi oleh Polres Metro Bekasi. Polisi menjaga lahan kosong pada setiap minggu berikutnya saat jemaat HKBP beribadah. Masyarakat juga tidak melakukan protes seperti sebelumnya.
12 September 2010
Jemaat HKBP berjalan dari rumah di Perumahan Puyuh Raya menuju lahan kosong Ciketing Bekasi. Kegiatan ini dipimpin oleh Brigadir Satu Galih Setiawan. Sekitar pukul 08.40 ada empat orang naik sepeda motor. Salah satu dari mereka menusuk penatua Hasian Lumban Toruan Sihombing di bagian perut.
Briptu Galih, yang ada di depan, memutar sepeda motor dan menaikkan Hasian Sihombing ke sepeda motor dibantu Pendeta Luspida Simanjuntak. Saat hendak beranjak menuju rumah sakit, pelaku dengan sepeda motor kembali lagi, dengan balok kayu memukul Pendeta Luspida. Ia mengalami luka pada bagian kepala belakang, punggung, dan kening.
14 September 2010
Polisi menetapkan sembilan tersangka penganiayaan, yakni AF, DTS, NN, KN, HDK TOLE, HDN S, ISM, PN, dan KA. Orang yang melakukan penusukan terhadap Hasian Lumban Sihombing masih dalam penyelidikan.
eh, BM...knapa lagu-lagu tempoe doeloel tetep aja asyik didengerin ketimbang lagu-lagu sekarang.... gw heran banget dech...
Bung Mike dan Bung Proxy73,
Salut untuk pemikiran anda berdua tetapi apa reseepnya supaya Indonesia tidak begini terus? (John)
Kawan saya Pak Mike kalu sudah pegang gitar dan menyanyikan lagu You Needed Me, waaahhh suaranya enak sekali dan kami terbuai....Mantap Boss (John)
@ Bm,
Gara-gara terlalu lama posting, kita juga baru tau ada posting baru. Aha....baguslah,
komentar saya atas posting ini adalah: saya pesimis umur Indonesia akan panjang karena selalu saja ada kelompok yang ingingn mengubah Panc Sila dengan dasar yang lain. Dalam hal ini pemerintah diam saja....ah bingung (Julius)
You Needed Me sedaaaaaapppp...(Julius)
aku-dia + egoisme = kehancuran peradaban (desmon)
@ Desmon,
Itulah kegagalan para politisi terutama di Indonesia. Bangun gdung mewah pakai spa, pesira ke luar negeri berbiaya 19.1 trilyun...maka nagara boleh hancir tetapi mereja mewah-mewahan (Julius)
Jangankan bertindak, membubarkan beberapa ormas bermasalah yang berkedok agama saja pemerintah tak becus. rasanya memang wabah "pencitraan" telah merasuk ke semua lini negara ini. hanya citra dan harapan yang dijual tapi langkah pasti penyelesaian masalah bekasi rasanya terkatung-katung bak di tengah samudra. tak jelas.
Tolong ingatkan saya masih di Indonesia. saya masih tinggal di Indonesia. Indonesia yang "katanya" berbhineka tunggal ika, yang "katanya" dibangun atas dasar keberagaman, yang "katanya" pluralis, dan yang "katanya" kebebasan beragama dijamin oleh negara.
Kok semua "katanya"??
(pembela blog)
Saya pikir umum Nusantara tidak lama lagi, bayangkan teroris sudah beran menyerang pos polisi di Medan. Persis yang terjadi di Irak dan Afghanistan....hancur sudah (13)
"Teroris Balas Serang Polsek di Deli Serdang". "Teroris Medan Pakai Taktik Hit and Run"
SERANGAN balik yang dilakukan kelompok teroris Medan ini karena mereka masih memiliki banyak senjata. Tak hanya senjata, jumlah mereka juga masih banyak.
Kalau Mabes Polri menyebut masih ada 15 teroris lagi, prediksi saya lebih. 15 orang itu hanya data yang baru diperoleh Polisi.
Dengan jumlah anggota masih banyak serta senjata juga banyak, maka kelompok teroris ini berani melakukan serangan balik. Aksi ini mereka lakukan untuk memberikan efek psikologis pada Polri, sekaligus balas dendam atas tewasnya tiga teman mereka.
Banyaknya senjata ini prediksi saya bekas sennjata sewaktu konflik di Aceh. Ketika konflik itu, banyak senjata yang beredar. Apalagi,Medan dekat dengan Aceh.
Bisa jadi senjata itu dijual oleh eks anggota GAM yang mungkin motifnya hanya untuk hilangkan senjata dan uang. Namun kalau keterlibatan eks GAM dalam kelompok ini tidak ada karena mereka tidak setuju dengan teroris.
Karakteristik teroris kelompok Medan ini memang berbeda dengan di Jawa. Kalau di Jawa, setelah digerebek biasanya mereka kabur sejauh-jauhnya dan berpencar. Tapi kelompok Medan ini justru berkoordinasi dan membuat serangan balik. Istilahnya, hit and run. Serang balik dulu baru kabur.
Pola hit and run ini kemungkinan masih akan mereka terapkan sepanjang Polri dan Densus belum berhasil memotong garis koordinasi mereka. Jadi, tidak tertutup kemungkinan mereka bisa menyerang balik lagi.
Ingat, jumlah anggota dan senjata mereka masih banyak. Wilayah di kawasan Medan sekitarnya sangat luas.Landscape nya berbeda sekali dengan Jawa. Dan mereka sangat paham dan kuasai medan.
Adakah yang masih optimis akan masa depan NKRI? Mari kita doakan semoga NKRI tetap kuat....semoga saja...(13)
@ Mas 13,
Jangan terlalu pesimis dong...NKRI masih tegak...teroris hanya mnyet masa' NKRI kalah sama monyet...ya ga' lah... (Ninit)
@ Bigmike,
Salam kenal. Blog yang amat bagus. Saya sudah baca semua artikel. COpy dan paste...keep on posting ya bro, GBU (Ninit)
@ Pak Mike,
Aduuuhhh kami rindu tulisan dari Pak. Hari senin malam saya bertemu adik saya yang mahasiswa baru di Pasca Undana MPA, katanya Pak Mike mengajar ststistika dan mengajarnya enak sekali. Saya bilang ke dia untuk coba buka blognya Pak MIke...eh, dia buka satu-satu dan copy artikelnya Pak Mike ha ha ha....(Sherly)
@ Katuas 13,
Apakah dengan marah-marah persoalan bisa diatasi? (Sherly)
@ Usi Sherly,
Terlalu manis kita diisap dan ditelan..mau ko? (13)
@ ALl,
Kulihat Ibu Pertiwi sedang bersusah hati
Airmatanya berlinang karena anaknya bajingan (Sulis)
@ Mace Sherly,
Apakah Ibu Pertiwi mencintaimu? (PaceNoge)
Aku-itu : orang kurang ajar
Aku-dia : orang kurang mengerti
Aku-egkau : orang pintar, orang pintar minumnya...tolak benci....wkwkwkwkw.....(Proxy73)
@ Bigmike,
Kesel juga nunggu poting baru si Boss nich..ayooo yg semangat lagi ya bro, banyak penggemarmu nich....
You needed me, siapa yang butuh? kita atau NKRI?
@ Mbak Eliz,
Dalam teorinya, negara dibentuk oleh rakyat untuk mengurusi rakyat. Karena itu, kita membutuhkan negara untuk mengurusi kita sedangkan negara lebih membutuhkan kita karena jika tidak mereka kehilangan eksistensinya (Eman)
@ Bigmike,
Kadang-kadang agak menjengkelkan menunggu posting baru dari anda. Karena itu, janganlah megecewakan penggmar anda OK!!!!! (Eman)
KRAWANG-BEKASI
by Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Negeri Para Bedebah
by Adhi Massardi
Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor menjatuhkan bebatuan menyala-nyala
Tahukah kamu ciri-ciri negara para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dan mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah
Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah apa suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya
Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan
RANTAI BESI MONYET KECIL
Bagian I:Kelahiran dalam pelarian
by andarmosoko
Tidak, hutan ini bukan tempatmu
hutan ini hanya memangku lahirmu dalam pengasingan
di mana kita berbagi kepahitan
Matahari terbit di hutan yang lelah
saat anjani berkata pada anoman kecil anaknya
di hutan tua yang terbaca kejar musnahnya
Anoman hanya menyeringai
kedipnya menghentikan jatuhnya embun dari dedaunan
karena semesta menangkap kesedihan jiwa
bahkan dari seekor monyet kecil sekalipun
monyet kecil yang berlompatan antar dahan yang semakin sedikit
terbirit oleh suara gergaji pohon di kejauhan
dan terbingungkan oleh perubahan iklim bumi
yang mengacaukan pergantian musim
Anoman anakku
yang kuwariskan dari dewata hanyalah perjuangan
kau kecil, kering dan kurus
tapi tanganmu kuat mencengkeramku
dan jejak lompat kakimu kuat saat kau takut
kau akan mengarung kesendirian
dan menapak jalan sunyi yang panjang
yang akan menakar selalu nafasmu
Namun kini haruslah kulepas kau dari kehangatanku
sebelum sempurna tumbuh bulumu
Bundamu ini harus kembali kepada semesta
aku tahu sekalipun kau mencoba menguatkan diri
namun akan terteteskan juga air matamu membasahi lenganku
saat kau mencoba mencengkeram menahanku
namun bunda harus menyambut jemput utusan para dewata
membawa setetes basah airmatamu di lenganku
yang akan kulepas di awan
terselip di setiap hujan sampai puluhan abad kelak
berhentilah sejenak saat kau lelah kelak
dan jilatlah embun dari daun
di biru langit yang terpantul di embun itu
kau tahu bunda selalu mendampingimu
dalam wujud batu karang jiwamu
dan samudra perjuangan yang tak berbatas
Ruh ruh hutan memalingkan wajah
meninggalkan anoman dengan segala keraguan dan kelemahan dan kegagalan
Lewat masa tiga kuncup bunga hutan
anoman telah menghilang dari hutan
hutan itu tak lama kemudian habis dibabat
menjadi kebun kelapa sawit dan dana pencalonan jabatan politik
Namun Anoman telah mendahului bergerak lincah
mengubah mata pelajaran lompat antar ranting
menjadi pelajaran terbang sekalipun kadang gagal
kini ia mulai bisa menerbangkan diri
persis seperti menerbangkan hutang bank negara
Ia belajar di pelarian, dalam bisikan dewata
yang disandikan seperti cari jejak pramuka
pesan yang terselip di balik lembar lembar keputus asaan
BAGIAN II
Keberangkatan
Lintas panah, lintas besi dan pergantian musim
membawa anoman ke penggembaraan
yang mempertemukan kepada titah raja Rama
Anoman diutus mencari negeri alengka
mengajar raksasa berkepala sepuluh
yang menculik shinta permaisuri rama
Lepas atur sembah restu
melesat anoman ke ufuk
Jejak lintasnya tertandai tiang beton lengkung
di atas perempatan jalan ramai kota besar
Anoman kini berangkat menyambut tanda tanya
Ia terbang pada ketinggian jelajah tiga puluh rima ribu kaki di atas muka laut
dengan kecepatan delapan ratus kilometer per jam
demikian Alengka akan ditempuh dalam waktu lima puluh menit, tanpa perbedaan waktu
sesekali cuaca berawan akan mengguncangnya
tegakkan sandaran kursi dan lipatlah meja
BAGIAN III
Pertarungan, rantai dan besi
Awan dan kegalauan berkecamuk di lintas terbang anoman
mengaduk-aduk kenangan masa kecil, kerinduan dan gugatan atas nasib
yang semua itu menakar anoman ke batas kekuatan jiwanya
bias titik air di awan basah, membuai anoman ke sisip kenang di jiwanya
membelok-sesatkan peta perjalanannya
dan bukankah kekeliruan belokan dan kekeliruan rima puisi adalah jalan setapak hidup ini.
Anoman terbangun di siang panas sebuah daratan yang hingar
ia terperanjat dan risau atas beban tugasnya yang berbatas jadwal waktu
namun ia telah mendarat di negeri asing
di mana sekali lagi ia hanya monyet kecil
Tiga kanak-kanak lusuh menangkapnya
mengikatkan rantai besi di perutnya
dan menyeretnya bersama seekor anjing
Ia kini berkeliling kota besar mengeja tiap lapar
bersama tiga anak dengan pikulan tambur, dan mainan payung
mencari upah di perumahan pinggiran dan kadang di kereta kota
"For Bigmike"
kau
malas
malas
kau
menunggu
kami
malas
juga
jangan
malas
kami menunggu
@ Poempuisi,
Puisi tentang monyet sarat makna...saya suka sekali tuh...(Ryan)
@ BM,
dua jempol atas postingnya tapi jempol terbalik untuk kontinyutas postingnya....wkwkwkw...(Ryan)
Posting Komentar