tag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post2042569016624822807..comments2023-10-24T02:30:58.312+08:00Comments on michael: berBinc@ng Tent@ng Apa Saj@: Gadjah Mada, Sabu dan Robert yang Berpendapatmikerkhttp://www.blogger.com/profile/13189501836960579601noreply@blogger.comBlogger177125tag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-9595519351834461672012-12-11T13:50:54.286+08:002012-12-11T13:50:54.286+08:00[url=http://cialisonlinehere.com/#ayyzd]buy generi...[url=http://cialisonlinehere.com/#ayyzd]buy generic cialis[/url] - <a href="http://cialisonlinehere.com/#hzexq" rel="nofollow">buy cheap cialis</a> , http://cialisonlinehere.com/#gqufv buy cheap cialisAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-60330922668440272642011-04-19T14:08:51.409+08:002011-04-19T14:08:51.409+08:00Tulisan Alm Robert Riwu Kaho sangat bagus membuka ...Tulisan Alm Robert Riwu Kaho sangat bagus membuka tabir tentang asalnya Patih Gajah Mada... ini menjadi tantagan bagi saudara yang ber DNA RK yg sama dan bagi DO HAWU juga. Jadi kalau bisa coba kita gali sejarah ini, karena bukan sejarah modern tapi kuno yg belum negenal tulisan, butuh waktu, tenaga dan dana...takutnya juga dipolitisir bahaya juga...fritshttp://fritsdimu.blogspot.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-88217634534503390252008-12-26T02:59:00.000+08:002008-12-26T02:59:00.000+08:00GAJAH MADA TERNYATA ORANG DAYAKSoal nama Gajah Mad...GAJAH MADA TERNYATA ORANG DAYAK<BR/><BR/>Soal nama Gajah Mada menurut masyarakat Dayak di Kalbar perlu diketahui bahwa Gajah Mada bukan orang Jawa, ia adalah asli orang Dayak yang berasal dari Kalimantan Barat, asal usul kampungnya yaitu di Kecamatan Toba (Tobag), Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat (saat ini).<BR/><BR/>Banyak masyarakat Dayak percaya bahwa Gajah Mada adalah orang Dayak, hal itu berkaitan dengan kisah tutur tinular masyarakat Dayak Tobag, Mali, Simpang dan Dayak Krio yang menyatakan Gajah Mada adalah orang Dayak. Ada sedikit perubahan nama dari Gajah Mada pada Dayak Krio menjadi Jaga Mada bukan Gajah Mada namun Dayak lainnya menyebutnya dengan Gajah Mada.<BR/><BR/>Sebutan itu sudah ada sejak lama dan Gajah Mada dianggap salah satu Demung Adat yang hilang. Ada kemungkinan ia diutus Raja-Raja di Kalimantan. Ia berasal dari sebuah kampung di wilayah Kecamatan Toba (saat ini). Hal itu dibuktikan dengan ritual memandikan perlengkapan peninggalan Gajah Mada setiap tahunnya. Gajah Mada dianggap menghilang dan tidak pernah kembali ke Kalimantan Barat.<BR/><BR/>Kisah yang memperkuat bahwa ia memang asli Dayak dan berasal dari Kalbar yaitu ia adalah seorang Demung Adat dibawah kekuasaan Raja-Raja di Kalimantan. Ia seorang Demung dari 10 kampung yang ada, namun setelah dia menghilang entah kemana, kampung tersebut kehilangan satu Demung Adatnya sehingga Demung Adat di wilayah itu tinggal 9 orang saja lagi.<BR/><BR/>Kisah ini sampai sekarang masih dituturkan oleh kelompok masyarakat Dayak ditempat asalnya Gajah Mada. Bukti-bukti tersebut sangat kuat dan bisa dibuktikan sebab Kerajaan tertua letaknya bukan di Jawa tetapi justeru di Kalimantan sehingga unsur Hindu lebih mempengaruhi setiap sikap dan tata cara hidup dan Hindu pun lebih dulu ada di Kalimantan bukan di Jawa. Alasan ini sangat masuk akal bahwa pengaruh Hindu di Jawa sangat dipengaruhi oleh kerajaan Kutai di Kalimantan dan kemungkinan Gajah Mada adalah orang kuat yang diutus kerajaan Kutai untuk menjajah nusantara termasuk Jawa.<BR/><BR/>Dalam kisah Patih Gumantar Dayak Kanayatn (Dayak Ahe) Kalimantan Barat bahwa Patih Gajah Mada adalah saudaranya Patih Gumantar, mereka ada 7 bersaudara. (Baca Buku, Mencermati Dayak Kanyatan)<BR/><BR/>Satu lagi soal nama Patih Gajah Mada bahwa gelar Patih itu sendiri hanya ada di Kalimantan khususnya Kalbar dan satu-satunya patih di Jawa adalah Gajah Mada itu sendiri, tidak ada patih lain dan itu membuktikan bahwa gelar “Patih” berasal dari silsilah kerajaan di Kalimantan bukan dari JawaFlorentinus Salassagahttps://www.blogger.com/profile/18232827415590069713noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-61910045934651860622008-10-12T12:39:00.000+08:002008-10-12T12:39:00.000+08:00halo boss...analisa tanah su jadi ko ?halo boss...analisa tanah su jadi ko ?Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-14110265881618855572008-10-07T19:08:00.000+08:002008-10-07T19:08:00.000+08:00Oh iya, sebagai moderator dan admin beta sudah cop...Oh iya, sebagai moderator dan admin beta sudah copy dua buah komentar diskusi terakhir ini kep psoting terbaru. Silakan dilanjutkan di sana dan sesuaikan dengan tema besar topik.mikerkhttps://www.blogger.com/profile/13189501836960579601noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-24330689939831864842008-10-07T19:05:00.000+08:002008-10-07T19:05:00.000+08:00@ NK dan anonim. Kalau boleh, diskusi ini dipindah...@ NK dan anonim.<BR/> <BR/>Kalau boleh, diskusi ini dipindahkan ke posting terbaru. Topik ini lebih cocok di sana. DI posting ini harap memfokuskan diri kepada thesis SGT tentang Gadjah Mada. Kalau punya pendapat tentang hal itu, silakan teruskan di sini. Jika tidak, ya lihatlah saran di atas. OK?!mikerkhttps://www.blogger.com/profile/13189501836960579601noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-70881614177068984202008-10-07T14:24:00.000+08:002008-10-07T14:24:00.000+08:00Wooooi @anonimWah rupanya lu masih bertahan dengan...Wooooi @anonim<BR/><BR/>Wah rupanya lu masih bertahan dengan status 'tanpa nama.' Baiklah, beta sonde peduli siapa lu tp gagasan lu menarik untuk dipertanyakan.<BR/><BR/>Pertama, dan ini pokok diskusi katong dua, beta lia lu su sonde bantah bahwa kritik terhadap indonesia sonde perlu pake standar barat karena pake nilai-nilai luhur pancasila sendiri jelas Indonesia terpuruk. Jadi si tukang kritik sonde parlu lu cap melulu pake standar barat.<BR/><BR/>Kedua, tentang teologi, beta terima lu pung opini walau beta tetap beropini bahwa teologi ala barat yg beking katong suka cap budaya dan agama asli nusantara kafir perlu ada perubahan. Perlu ada pembaharuan. Perlu ada pembebasan, paling tdk ada pembebasan pola pikir dan gaya penginjilan.<BR/><BR/>Ketiga, kalau premis argumen lu bahwa hidup ini ada naik turunnya maka lu harus paham dulu bahwa dalam realitas hidup tdk ada jaminan bahwa sesuatu yg turun akan naik kembali. Semuanya tergantung. Tergantung apa? Beta tara usu bertele-tele ttg hal ini karena lu pasti mengerti. Tp beta titip pelajaran sejarah ini untuk lu renung2 batul ko sonde yg beta omong. Peradaban Romawi dulu jaya raya. Sekarang apa? Mati! Peradaban islam bisa sampai kuasai eropa, sekarang apa? <BR/><BR/>Lanjut... analogi indonesia sedang berjalan dari dari tk1 ke penfui adalah proses maju linear. Dus, tdk cocok dgn argumen dasar lu sendiri, hidup ini naik turun atau ambil kata maju mundur. Apa iya Indonesia, dari tk1 mau ke penfui, sudah sampe di walikota? Atau dari tk1 ke penfui, Indonesia sakarang ada di baun yg artinya bukan maju ke tujuan tp mundur jauh ke baun. Contoh yg paling gampang sa. Kalau kemajuan sebuah masyarakat diliat dari lampu listrik jalan, maka tahun 80an kupang lebih terang. Lampu2 jalan manyala tp baru-baru beta pulang, kota kupang gelap. Apa iya kita sedang jalan maju sampe ke walikota? Lu jawab sendiri sa.<BR/><BR/>Tentang barat yg lu sindir agung2kan demokrasi tp toh masih jauh dari sempurna, beta setuju 1001%. Tp bukankah hukum alam (baca: hukum Tuhan) bilang begitu, di dunia ini tdk ada yg sempurna? Tp disini pula letak bedanya antara timur dan barat. Di barat hukum Tuhan ini dimaknai sebagai cambuk untuk terus-menerus berusaha menjadi lebih baik. Hari ini ke bulan, besok ke planet mars, besok lagi ke pluto. Dus, kemajuan itu gak ada limit nya. Oohh Maha Agung Hukum Tuhan itu kan!<BR/><BR/>-nyong kupang-Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-53328039558626914712008-10-07T13:35:00.000+08:002008-10-07T13:35:00.000+08:00wooiiii nkapa yang bung @wil bilang bahwa teologi ...wooiiii nk<BR/><BR/>apa yang bung @wil bilang bahwa teologi yang ada itu sudah cukup beta rasa itu benar, cuma tinggal orang mengerti dengan baik dan mau menerapkannya dengan benar contohnya opini yang ada di koran suara pembaharuan yang ditulis pdt andar ismael tentang pertemuan iman dan budaya judul opini "nasi kuning buat dewi sri" itu juga hasil penelitian yang sudah cukup lama dari dewan gereja dunia dan sudah terekomendasi oleh dgd.<BR/>isinya kira2 begini:<BR/>Dewi sri dapat diterima sebagai suatu hubungan kosmis bagi org kristen jawiwetan namun kekuatan itu tetap berada dibawah kuasa YK sebagai yang utama. Hal tersebut merupakan refleksi dari pengakuan gereja mula-mula seperti dapat dilihat dalam Kolose 1:15-18<BR/>15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,<BR/>16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.<BR/>17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.<BR/>18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.<BR/><BR/>Pancasila sebagai utopis itu terlalu kasar tapi Pancasila selain merupakan simpulan dari seluruh nilai luhur yang ada dalam bangsa indonesia juga Pancasila memuat tentang cita-cita bangsa Indonesia (masyarakat adil dan makmur)...<BR/>Untuk mencapai cita-cita tentu perlu proses, dan dalam proses tentu ada pasang naik dan pasang turun. Seseorang yang masih dalam perjalan dari tk1 ke penfui tapi baru sampai di walikota tentu belum bisa disebut bahwa dia tidak sampai ke penfui. <BR/>Pertanyaan: apakah di barat yang mengagungkan demokrasi sudah mencapai demokrasi yang ideal? atau barat yang mengagungkan keadilan (HAM) sudah mencapai keadilan yang ideal? Apakah Anti Ras sudah dapat dihilangkan... (amerika dengan negro dan india bahkan sekarang arab, australia dengan aborijin) saya pikir belum tapi semua masih dalam proses...Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-81830155125164604372008-10-06T17:25:00.000+08:002008-10-06T17:25:00.000+08:00woooi @anomimWalau sonde sebut nama, beta kira lu ...woooi @anomim<BR/><BR/>Walau sonde sebut nama, beta kira lu orgnya itu-itu juga, hi hi.<BR/><BR/>Soal ini beta perna bilang ke bung @wil, bahwa indonesia parlu teologi baru, yg bebas dari teologi barat yg sudah berakar urat dalam teologi indonesia sampe pd gaya penginjilan yg mengkafirkan agama suku. Sama dengan gaya FPI minus kekerasan. Tp bung @wil sonde setuju. Teologi yg ada sudah cukup.<BR/><BR/>Tentang kasi salah indonesia menurut kacamata barat, beta kira lu hiper sensitif. Untuk ukur indonesia, tara usa pake standar barat. Kalau lu pake standar pancasila saaa, yg adalah, katanya, nilai-nilai yg digali dibumi nusantara, maka indonesia jelas GAGAL. Tentang hal ini beta ju parna bilang dengan bung @wil, bahwa antara idialisme pancasila dan realitas indonesia yg benar-benar terpuruk, maka kesimpulan beta pancasila adalah utopis. Dia jemgkel waktu beta bilang begitu.<BR/><BR/>Jadi beta saran... lu tara usa sensitif. Tara usa pake standar barat. Lu pake standar agama asli org sabu saa Indonesia gagal. Beta parna dengar tua2 adat org sabu bilang bagini, 'katong pung ana dong, dulu sonde jahat. Sakarang ganti nama jadi daud, lukas, matius dll... na ko dong jadi jahat samua.'<BR/><BR/>Jadi sagala standar, Indonesia jao dibelakang.<BR/><BR/>-nyong kupang-Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-79820980331663927882008-10-06T15:42:00.000+08:002008-10-06T15:42:00.000+08:00masalah penginjilan kristen yang terlalu memandang...masalah penginjilan kristen yang terlalu memandang agama suku sebagai kafir atau mengkafirkan segala sesuatu yang dianggap bukan kristen (kalau tidak kebarat-baratan) itu merupakan tindakan yang arogan. <BR/>tapi ada hal senada juga yang sekarang sering terjadi yakni menganggap segala yang di indonesia salah (negaranya, peraturannya, masyarakatnya dll...) kalau tidak sesuai dengan pola pikir barat itu juga sering dicap salah ... saya pikir ini perlu perlu juga untuk dipertimbangkan... apakag semua yang ada di indonesia ini salah...Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-34024193820732955432008-09-30T11:39:00.000+08:002008-09-30T11:39:00.000+08:00nkBicara soal substansi, buat beta substansinya ad...<B>nk</B><BR/><I>Bicara soal substansi, buat beta substansinya adalah masyarakat adat dan agama aslinya harus punya kedudukan yg sama tingginya dgn agama-agama besar lainnya di Indonesia.</I><BR/><BR/>Ini sdh diakomodir negara. Dalam prakteknya anda bisa cek sendiri di lapangan. Jd yg substansi skrg adalah bgmn mengembalikan yg 'hilang' dr wibawa adat dan agama asli, termasuk para Pemeluknya.<BR/><BR/><I>Belanda tdk punya kepentingan untuk memelihara budaya/agama asli msyarakat tp lalu, setelah merdeka, kami sendiri ikutan tdk peduli. Ini yg saya persoalkan.</I><BR/><BR/>Betul, belanda tdk punya kepentingan. Krn itu seenaknya dia merusak tatanan adat dan agama suku, dan lalu mewariskan itu pd Penguasa pengganti yg adalah org indonesia sendiri. Perilaku Penguasa kita kan cenderung msh meniru gaya belanda. Perangkat hukum seperti KUHP KUHPer, dll., pun msh menggunakan warisan belanda.<BR/><BR/><I>BTW, sdr mempersoalkan etika penginjilan nya khan, bukan kekristenan itu sendiri???</I><BR/><BR/>Betul sekali. Etika penginjilan yg berbasis nilai2 pietisme dan nilai puritan gereja2 barat. Portugis pertama kali dtg, lgsg cap agama sabu sbg Gentios (inggris: gentile), lalu dilafalkan oleh org sabu: 'Jingitiu. <BR/><BR/>Mnrt sy, akar permasalahan dr dulu hingga skrg ada di sini, bkn perangkat peraturan. Selama gereja menganggap nilai adat dan agama suku adalah KAFIR, mk pemerintah mau ubah aturan-pun percuma saja. Di lapangan bakal tetap ada 'benturan' antara penginjilan vs nilai agama suku/adat. <BR/><BR/>Buktinya, di era reformasi ini sikap pemerintah sdh berubah, toh di lapangan, gereja msh memperlakukan agama suku dan nilai adat sbg bagian dr kekafiran, takhayul, dan sejenisnya.<BR/><BR/>(Wilmana)Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-84987269933650926392008-09-29T17:25:00.000+08:002008-09-29T17:25:00.000+08:00@bung wilmanaSdr sudah mirip burung cucakrawa yg k...@bung wilmana<BR/><BR/>Sdr sudah mirip burung cucakrawa yg kalau di'kilik' sedikit beryanyi 'merdu' dan panjang, hi hi. Terima kasih buat 'nyanyian'nya.<BR/><BR/>Bicara soal substansi, buat beta substansinya adalah masyarakat adat dan agama aslinya harus punya kedudukan yg sama tingginya dgn agama-agama besar lainnya di Indonesia.<BR/><BR/>Jelas, dilihat dari periode waktu, ada periode dijajah dan merdeka. Etika penginjilan Kristen versi belanda yg mengkafirkan agama asli org sabu jelas salah. Tp etika tsb tdk lepas dari konteks penjajahan itu sendiri yg teramat tdk etis. Soalnya adalah ketika merdeka, penguasa yg adalah anak-anak bangsa itu sendiri berlaku sebagai penjajah dgn aturan negara yg merusak budaya dan agama aslinya sendiri. Belanda tdk punya kepentingan untuk memelihara budaya/agama asli msyarakat tp lalu, setelah merdeka, kami sendiri ikutan tdk peduli. Ini yg saya persoalkan.<BR/><BR/>Hal lain yg sdr sudah sampaikan beta dapat mengerti tp buat beta etika penginjilan yg keliru dijaman belanda tdk cukup kuat merusak rantai generasi penerus agama asli sabu. Dugaan kuat saya adalah rantai generasi itu putus selama 30an tahun jaman orba.<BR/><BR/>Saya sudah baca bukunya SGT yg dimaksud tp itu sudah lama sekali. Saya akan cari dan membacanya lagi.<BR/><BR/>BTW, sdr mempersoalkan etika penginjilan nya khan, bukan kekristenan itu sendiri???<BR/><BR/>-nk-Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-89472491690835715612008-09-29T12:22:00.000+08:002008-09-29T12:22:00.000+08:00Ups, yg di atas itu dr saya, Wilmana.Ups, yg di atas itu dr saya, Wilmana.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-83892078188766446812008-09-29T12:21:00.000+08:002008-09-29T12:21:00.000+08:00lanjut lg:nkSecara umum, budaya/tradisi/adat istia...lanjut lg:<BR/><BR/><B>nk</B><BR/><I>Secara umum, budaya/tradisi/adat istiadat didaerah hilang karena sistem pemerintah nasional yg memakai model jawa.</I><BR/><BR/>Bhw negara dlm hal ini pemerintah punya andil, sy setuju krn UU Pemerintahan Daerah produk Orba mmg begitu. Tapi, spt sdh sy sebutkan di atas bhw terlalu naif jk anda menelusuri persoalan ini hanya dari 1945 sampe 2008. Pdhl fenomena masyarakat adat meninggalkan nilai adat-budaya dan beralih ke budaya egaliter barat sdh tjd jauh sblm 1945.<BR/><BR/>SGT (alm) wkt lahir namanya cuma Robo bin Riwu dan agamanya adalah agama sabu. Tp begitu masuk SD, wajib msk kristen dan harus ada nama barat, mk oleh gurunya diberi nama Robert. Lalu tdk cukup dg itu sj, beliau jg harus punya marga spt adat org belanda. Maka dibuatlah marga Riwu Kaho. Mau yg fakta lain lagi?<BR/><BR/>Sistem pemerintahan di sabu sjk jmn nenek moyang dipimpin oleh Dewan Adat yg disebut Mone Ama. Mereka jg sekaligus bertindak sbg Pemimpin Agama. Tp sejak kedatangan belanda, Mone Ama disingkirkan dan belanda menunjuk satu org di wilayah Seba sbg Raja Sabu dan pemimpin di lima wilayah lainnya yg dulunya setara, cuma dikasi kedudukan bawahan raja Sabu. Akibatnya timbul perang berkepanjangan di Sabu krn yg lain tdk mau tunduk mjd bawahan.<BR/><BR/>Krn, itu sy anjurkan buatlah penilaian yg komprehensif spy kesimpulan anda jgn terkesan sekedar menyalahkan pemerintah dg perangkat hukumnya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-33907927709637031802008-09-29T12:06:00.000+08:002008-09-29T12:06:00.000+08:00nk3) Argumen etika penginjilan yg mengkafirkan aga...<B>nk</B><BR/><I>3) Argumen etika penginjilan yg mengkafirkan agama asli sabu bs saja menjadi salah satu faktor tp hanya karena kaum wahabi-misalkan- gemar mengkafirkan kekristenan tdk lantas semua org Kristen menjadi wahabi. Dus, aturan negara yg mengharuskan warga negara menganut agama yg diakui negara menjadi faktor besar dan lebih masuk akal atas hilangnya generasi penerus tua-tua adat/pemimpin agama sabu disana.</I><BR/><BR/>Saya sih tdk keberatan dg logika anda. Tp sy bg pribadi terlalu naif kl kita melacak sejarah merosotnya jumlah penganut agama sabu yg konversi mjd kristen, hanya stop pd tahun 1945 ke 2008. Pdhl faktanya kemerosotan itu sdh tjd jauh sblm Indonesia merdeka.<BR/><BR/>Anda musti pelajari juga sejarah gereja di P. Sabu tulisan Pdt. Dr F.D. Wellem. Jadi anda ngerti spt apa pola penginjilan ala kaum pietisme yg membuat org kristen indonesia saat ini tercabut keluar dr akar kebudayaannya sendiri dan merasa lbh hebat bs tampil dg budaya barat. Sampe sekarang, di batak sana, org2 kristen batak yg beribadah dg memasukkan unsur2 budaya batak msh dicap sinkretis. Malah ada pendeta yg memberi label antikris pd sikap2 ibadah yg spt ini.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-63912195237073055842008-09-29T11:53:00.000+08:002008-09-29T11:53:00.000+08:00nk1) Kalau org sabu berbondong-bondong menjadi Kri...<B>nk</B><BR/><I>1) Kalau org sabu berbondong-bondong menjadi Kristen jauh sebelum Indonesia merdeka, maka bs dipastikan pemangku adat sabu sudah habis. Fakta, pemangku adat beragama sabu asli masih ada disana.</I>.<BR/><BR/>Ah, fakta spt itu tdk membuktikan bhw org sabu mjd kristen stlh Indonesia merdeka. Krn "berbondong-bondong" bkn berarti 100% semua org sabu jd kristen semua. Jadi, kalo sekarang msh ada org sabu penganut agama sabu, yaa wajar sj toh? Ama baca dulu bukunya SGT (alm), di sana data2nya cukup lengkap.<BR/><BR/><I>2) Mayoritas generasi penerus pemangku adat sabu menjadi Kristen setelah Indonesia merdeka. Aturan negara yg mengharuskan mereka menganut salah satu agama yg diakui negara menjadi faktor besar hilangnya generasi penerus budaya dan agama asli sabu.</I><BR/><BR/>Ini sy setuju. Tapi substansi persoalan sdh timbul sejak para penginjil sukses membuka sekolah2 di sabu dan yg mau bersekolah "diwajibkan" msk kristen. Sejak itu jumlah pemeluk agama sabu merosot tajam. Ketika Indonesia merdeka, problem ini berlanjut semakin menjadi-jadi, apalagi situasi ini dimanfaatkan betul oleh org kristen utk mengkristenkan sabu. Hal lain adalah adanya "benturan" dogma agama kristen dg agama sabu yg tdk saling mengakui, terutama dr agama kristen yg merasa diri superior.<BR/><BR/>Krn itu mnrt saya, kita tdk bisa hanya melemparkan kesalahan pd negara. Apalagi sejak Gus Dur mjd Presiden, agama2 asli alias aliran kepercayaan sdh mendapat pengakuan yg lumayan. Makanya skrg ini, Taoisme, Kongfusianisme, Kejawen, Saksi Yahova, dll., bebas2 sj beracara. Penganut tao dan konghucu mau rayakan imlek berhari-hari, juga OK2 saja. KTP-nya jg boleh tdk mencantumkan 5 agama yg diakui UUD '45.<BR/><BR/>(Wilmana)Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-71633534178559795972008-09-29T11:09:00.000+08:002008-09-29T11:09:00.000+08:00@wilmanaSepertinya pujian @JM kpd sdr sebelumnya a...@wilmana<BR/><BR/>Sepertinya pujian @JM kpd sdr sebelumnya agak prematur. Saya pingin tunjuk kelemahan argumen sdr berikut:<BR/><BR/>1) Kalau org sabu berbondong-bondong menjadi Kristen jauh sebelum Indonesia merdeka, maka bs dipastikan pemangku adat sabu sudah habis. Fakta, pemangku adat beragama sabu asli masih ada disana.<BR/><BR/>2) Mayoritas generasi penerus pemangku adat sabu menjadi Kristen setelah Indonesia merdeka. Aturan negara yg mengharuskan mereka menganut salah satu agama yg diakui negara menjadi faktor besar hilangnya generasi penerus budaya dan agama asli sabu.<BR/><BR/>3) Argumen etika penginjilan yg mengkafirkan agama asli sabu bs saja menjadi salah satu faktor tp hanya karena kaum wahabi-misalkan- gemar mengkafirkan kekristenan tdk lantas semua org Kristen menjadi wahabi. Dus, aturan negara yg mengharuskan warga negara menganut agama yg diakui negara menjadi faktor besar dan lebih masuk akal atas hilangnya generasi penerus tua-tua adat/pemimpin agama sabu disana.<BR/><BR/>Secara umum, budaya/tradisi/adat istiadat didaerah hilang karena sistem pemerintah nasional yg memakai model jawa. Di Timor, Maluku, Papua dan sabu tdk mengenal camat, lurah, kepala desa dll. Akibat gaya pemerintahan jawa yg dipaksakan didaerah, maka peran 'penguasa' daerah hilang. Tua-tua adat didaerah kehilangan kekuasaan/wewenangnya yg berakibatkan rusaknya sitem nilai masyarakat setempat, tdk terkecuali di sabu.<BR/><BR/>-nk-Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-64008723898532387902008-09-28T23:44:00.000+08:002008-09-28T23:44:00.000+08:00Dear all,Terima Kasih sudah berkomentar di posting...Dear all,<BR/><BR/>Terima Kasih sudah berkomentar di posting yang secara sengaja saya "hadiahkan" untuk ayahanda saya, SGT, almarhum. Tuhan memberkati anda sekalianmikerkhttps://www.blogger.com/profile/13189501836960579601noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-36194269540940331542008-09-28T20:02:00.000+08:002008-09-28T20:02:00.000+08:00nkKalau saya boleh menduga, Kanjeng Mas keberatan ...<B>nk</B><BR/><I>Kalau saya boleh menduga, Kanjeng Mas keberatan agama asli org sabu saya sebut sebagai agama misterius.</I><BR/><BR/>Saya tdk menangkap kesan spt itu dlm "teguran" @BIR di atas thd anda. Kelihatannya, upaya anda menyimpulkan bhw pemerintah beranggung jawab atas hilangnya syair2 kuno di sabu, ini yg bermasalah.<BR/><BR/>Org sabu berbondong-bondong masuk kristen, terjadi justru jauh sebelum NKRI diproklamirkan Sukarno-Hatta. Sikap org kristen Sabu yg 'anti' thd nilai2 adat sabu yg berbasis agama sabu, jg akibat penginjilan jaman kumpeni yg berbasis nilai2 pietisme yg puritan shg gampang sekali memberi label kafir dan tahayul kpd perilaku adat-budaya org sabu. Krn itu, sy setuju dg 'teguran' BIR. Jadi, jauh sblm pemerintah mengakui 5 agama dlm UUD '45, org sabu mmg sdh diajarkan oleh pendeta2, pastor, dan ustad di sana, bhw adat-budaya sabu tmsk agama sabu itu kafir.<BR/><BR/>M'nai agama misterius, mnrt Prof Wismoady Wahono, PhD, adalah agama2 yg menutup informasi ttg sistem keagamaannya kpd dunia luar. Agama Yahudi dulunya jg bersifat tertutup thd dunia luar. Informasi ttg ritual2 keagamaannya dan seluk-beluknya hanya dikuasai para Imam dan dituturkan turun-temurun. Br berubah mjd lbh terbuka, pada jaman Raja Daud dan Salomo, terutama stlh mereka kembali dr pembuangan di babel. Krn itu penyelidikan thd kitab suci yahudi diketahui bhw br mulai ditulis pada jaman raja daud dan salomo. Nah, agama sabu yg serba rahasia ini, mnrt saya mmg tergolong dlm kategori agama misterius. Yg hrs kita ingat adalah, agama misterius bkn berarti tdk percaya Tuhan. Persoalannya hanya pd ketertutupan saja, shg info ttg seluk-beluknya mmg penuh misteri alias serba tdk terungkap dg gamblang.<BR/><BR/>Moga2 bisa dipahami.<BR/><BR/>(Wilmana)Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-75328423717855691352008-09-28T17:17:00.000+08:002008-09-28T17:17:00.000+08:00@dh3rkKalau saya boleh menduga, Kanjeng Mas kebera...@dh3rk<BR/><BR/>Kalau saya boleh menduga, Kanjeng Mas keberatan agama asli org sabu saya sebut sebagai agama misterius. Saya mohon maaf tp terminologi ini saya sengaja pinjam dari terminologi yg pakai oleh @wilmana dari awal diskusi yg sekarang sudah lebih dari 150 komentar.<BR/><BR/>Begitu saja klarifikasi dari saya. Sekali lagi mohon maaf.<BR/><BR/>@wilmana<BR/><BR/>Atas nama KM yg dimaksud, sdr harap jgn juga meyebut agama sabu sebagai agama misterius.<BR/><BR/>-nk-Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-56109211550403156932008-09-28T16:46:00.000+08:002008-09-28T16:46:00.000+08:00@ NK,Kepada adik NK, kalau tidak mengetahui secara...@ NK,<BR/><BR/>Kepada adik NK, kalau tidak mengetahui secara persis persoalannya, sebaiknya tidak usah banyak omong. Jadilah penyimak yang baik dahulu. Rasa dahulu gula itu manis. Rasakan dahul garam itu asin. Rasakan dahulu empedu itu pahit. Baru ngomong. Jika tidak begitu, adik akan mudah keliru dala menyimpulkan. Dan, harap jangan mengatakan saya sok melarang. (Bunga Imanuel Riwu Kaho - diketik di rumah bigmike Naikkoten I)Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-51566610616390621822008-09-28T16:31:00.000+08:002008-09-28T16:31:00.000+08:00Mengamati diskusi tentang Sang Patih GM, saya puny...Mengamati diskusi tentang Sang Patih GM, saya punya pikiran yg sepertinya terlupakan teman-teman disini.<BR/><BR/>Saya dahulu di cap macam-macam lantaran tdk tahu budaya, bahkan katanya anti budaya Indonesia. Dengan gagah perkasa, bbrp teman disini menyerukan perlawanan thd sikap saya ini. Tp 'hilangnya' perlahan-lahan syair tua --khususnya syair tua agama misterius sabu yg diceritakan @wilmana-- adalah akibat langsung aturan pemerintah NKRI sendiri. <BR/><BR/>Yang saya tahu <I>--correct me if I am wrong--</I> syair-syair tua agama misterius di pulau sabu diturunkan hanya kepada mereka yg menganut agama misterius tsb. Persoalannya adalah generasi muda diwajibkan sekolah oleh pemerintah dan mereka harus beragama sesuai agama negara; pilih satu dari 5 agama besar yg ada. Jadinya budaya, tradisi, adat istiadat yg berumur ratusan tahun tsb akan putus karena anak-anak dari pemangku adat sabu sekarang hampir seluruhnya sudah beragama Kristen.<BR/><BR/>Kalau nanti hilang syair-syair tua tsb, siapa yg paling bertanggungjawab? Mengapa pemerintah hanya mengakui 5 agama besar? Siapa yg anti budaya/agama asli penduduk sabu dan di daerah lain di nusantara?? Akankah teman-teman menyerukan perlawanan kebijakan pemerintah yg 'merusak' budaya asli sabu??? <BR/><BR/>Melihat kondisi ini, saya menjadi sedih, teramat sedih.<BR/><BR/>-nk-Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-57792837011328277632008-09-28T10:43:00.000+08:002008-09-28T10:43:00.000+08:00Ups, yg di atas dr saya, WilmanaUps, yg di atas dr saya, WilmanaAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-74842886317931770902008-09-28T10:42:00.000+08:002008-09-28T10:42:00.000+08:00Jimiugh, sori. wheew... berarti kecerdasan n kebij...<B>Jimi</B><BR/><I>ugh, sori. wheew... berarti kecerdasan n kebijaksanaan anda jauh diatas rata2 dunk.</I><BR/><BR/>He he he... Trima kasih banyak. Semoga tdk sekedar bercanda, apalagi sarkasme...<BR/><BR/>Mengenai kemungkinan sang gajah mada berasal dr sabu-raijua, saya juga begitu. Krn syair2 kuno yg dilantunkan dlm upacara2 adat tertentu di sabu oleh para pemangku adat adalah data antropologi yg valid. Mmg utk mengubahnya mjd tesis bersama, hrs ada data pembanding. Sayangnya, data pembanding inilah yg msh kurang. Lbh tepat lg blom ada antropologist yg melakukannya scr ilmiah. Hal lain adalah, adat org sabu yg menganut agama misterius yg mengharamkan info2 spt ini dipublikasikan, tentu bakal menyulitkan para peneliti.<BR/><BR/>Dr. Geneveive Duggan saja, yg sy dengar (moga2 salah) terpaksa 'menyogok' para nara sumbernya dg materi termasuk alkohol utk bs mengorek keterangan.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6333469863014757675.post-58044850421910484542008-09-28T08:25:00.000+08:002008-09-28T08:25:00.000+08:00(masih terbengong-bengon...)saya curiga, jangan2 a...<I>(masih terbengong-bengon...)</I><BR/><BR/>saya curiga, jangan2 ayahanda BM adalah narasumber Prof. Muh. Yamin.<BR/>Eh, ini cuman kecurigaan (bukan dugaan) saya aja lho<BR/><BR/>~JMAnonymousnoreply@blogger.com