Sabtu, 23 Juli 2011

24 jadi 48, TUHAN tinggal-lah serta.....

Dear Sahabat Blogge,

Hari ini, 23 Juli 2011. Hari Sabtu. Besok hari adalah tanggal 24 Juli 2011 waktu Indonesia, entah waktu apa di tempatnya mister Nazarudin ex bendahara partai demokrat berada. Yang pasti besok itu adalah hari Minggu, tanggal 24 Juli 2011. Agak spesial bagi beberapa orang karena itulah hari ulang tahunnya. Selamat berbahagialah sodara dan sodari yang berhari ulang tahun. Tuhan memberkati anda sekalian. Dan, saya juga. Saya? oh iya dong (dan juga iya lah.) Saya juga besok berulang tahun. Sudah 48 tahun umur yang saya punya. Ya, tanggal 24 Juli 2011 saya berusia 48 tahun maka 24 jadi 48.

Saya terpekur sejenak dan merenung. Oh ya tuhan, saya sudah tua. Sudah banyak yang saya punya. Punya ayah dan bunda yang hebat dan bisa dijadikan teladan. Punya 1 isteri yang cantik tapi tukang ribut (tak apalah karena saya mencintai dia). Punya 5 anak, yaitu 4 laki 1 perempuan, yang ganteng dan cantik tapi suka bikin miskin. Punya 2 cucu laki-laki yang asik tapi peeennniiing (mirip poltak raja minyak ...ahaaaa...). Punya abang dan adik yang hebat-hebat tapi interaksi di antara kami sering dalam situasi ribut tapi rukun benci tapi rindu (biasalah itu, karena semasa kecil malah kita sering saling pukul-pukulan ..wkwkwkwk....). Cukupkah daftar ini? BELUM

Saya sudah Sudah bergelar Doktor dalam bidang ilmu Kehutanan. Doktor adalah gelar akademik tertinggi sedangkan profesor adalah gelar jabatan akademik tertinggi (nah yang menyangkut profesor inilah yang sekarang belum menjadi prioritas dalam irama hidup saya. Saya akan sampai "di sana" juga, jika Tuhan berkenan, tetapi itu nanti saja). Saya sekarang ketua Forum DAS NTT, yaitu forum multipihak tentang pengelolaan DAS. Jangan main-main, ForDAS NTT sering dijadikan model di tingkat nasional untuk urusan perencanaan dan legislasi pengelolaan DAS. Saya diberi mandat menjadi pengurus pusat masyarakat konservasi tanah di Indonesia (MKTI) dimana untuk tingkat propinsi NTT saya adalah orang nomor 1-nya. Saya juga telah diberi mandat untuk mengembangkan working group REDD+ di NTT yang akan berperan besar dalam upaya-upaya global menurunkan emisi gas rumah kaca. Saya juga menjadi bagian dari kolaborasi masyarakat sipil untuk pulau-pulau kecil Sunda Kecil dan Maluku (SUKMA). Saya juga anggota dewan pakar Samanta (yayasan masyarakat nusa tenggara). Saya terlibat juga sebagai anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Propinsi NTT. Saya pernah dan sedang menjadi konsultan beberapa international agencies terutama untuk urusan yang bertalian dengan kehutanan dan lingkungan hidup. Di tingkat Undana, saya sedang menjabat sebagai kepala Puslitbang Arboretum, Lembaga Penelitian Undana. Saya sekarang sedang ditugaskan mempersiapkan pembentukan program studi kehutanan di Undana. Tugas yang baru saja rampung setelah bertahun-tahun karena saya bekerja nyaris sendirian dalam waktu yang lama. Saya punya banyak mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana. Saya punya banyak penelitian akademik. Saya adalah wakil ketua Majelis Jemaat GMIT Paulus. Saya adalah Ketua II pengurus yayasan Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang. Oh, ya sebuah buku text book yang menggambarkan keahlian saya, yang lintas ilmu peternakan, pertanian dan kehutanan, yaitu tentang ekologi savana, sedang dalam tahap akhir editing menuju naik cetak.

Dari tangan saya, sudah barang tentu bersama beberapa orang lain, telah dihasilkan 1 Perda NTT tentang pengelolaan DAS terpadu (Perda No. 5/2008). Ini perda pertama di Indonesia pada isu pengeolaan DAS, yang bahkan belum ada PP-nya. Perda ini sudah ditiru oleh beberapa daerah propinsi dan kabupaen lain di Indonesia. Saya sudah menyelesaikan naskah akademik dan draft revisi perda cendana di TTS. Saya juga sedang menulis drfat naskah akademik Perda cendana tingkat propinsi dan perda insentif jasa lingkungan di propinsi. Saya aktif menjadi nara sumber dalam menghasilkan perda imbal jasa lingkungan di kabupaten TTS. Saya merupakan penulis utama dokumen HKUP GMIT 2007-2011 dan sekarang sedang menyiapkan dokumen RIP/HKUP GMIT yang baru. Saya punya pembaca setia di 2 buah blog yang saya kelola, yaitu blog untuk aneka rupa urusan (http://www.bigmike-savannaland.blogspot.com) dan blog yang satu lagi yang saya khususkan untuk membantu saya dalam proses belajar mengajar di Undana (http://www.makati24.blogspot.com). Ahaaaa, capek juga menuliskan daftar seperti ini satu per satu. Apakah narsis? sombong? Mungkin bagi sebagian orang ya iya memang begitu tetapi bagi saya tidak. Mengapa demikian? Begini....

Saya juga harus mengaku bahwa di balik segala macam angka positif yang sudah saya ungkapkan tadi, sebagai pribadi saya punya lebih banyak lagi angka negatif berwarna merah. Saya adalah pribadi yang cenderung cepat naik darah, sedikit pendendam, mutungan dan kadang-kadang suka menyimpan kesalahan orang lain. Saya juga agak sedikit arogan terutama jika berkaitan dengan keahlian yang ditekuni. Saya cenderung keras kepala terutama jika berkaitan dengan prinsip hidup dan kerja. Saya bukan seorang penjaga kesehatan diri yang baik. Saya juga cenderung suka menunda kerja till the last minute. Saya juga bukan seorang suami yang 100% bisa diandalkan. Ada saja bolong-bolong perilaku yang membuat isteri saya kadang-kadang tensinya naik beberapa strip. Saya tergolong ayah atau bapak yang kadang-kadang suka menimbulkan rasa tawar dalam hati mereka. Saya tahu kerap kali anak-anak menjadi tawar hati saban saya bertindak tidak patut. Saya juga tergolong sahabat yang kurang bisa berbagi waktu dengan mereka. Saya tergolong adik dan abang yang suka bertindak semau-maunya kepada abang dan adik-adik saya. Beberapa sahabat mengaku bahwa saya sebenarnya tergolong sahabat yag menyebalkan karena keisengan dan amat gemar berbala-bala. Saya juga dosen yang kadang-kadang terlalu keras kepada mahasiswa dan menuntut terlalu banyak dari mereka. Saya cenderung tidak bisa rapih dalam berpakaian dan menjengkelkan banyak pihak tagal urusan yang satu ini. Tertunda-tundanya kelahiran prodi Kehutanan di Undana antara lain karena sikap keras kepala saya yang cenderung tidak suka diperintah-perintah. Waduh, malu juga jika daftar ini diperpanjang. Sungguh mantri, daftar negatif ini aslinya amat panjang.

Lalu kalau bukan tagal naris, lalu tentang apa semua yang saya tulis ini? Dear sahabat, inilah pengakuan saya tentang apa yang terjadi selama 48 tahun usia hidup saya sampai hari ini. Amat panjang daftar KARUNIA TUHAN bagi saya yang ditandai dengan berbagai keberhasilan. Akan tetapi lebih panjang lagi, sebenarnya, kegagalan yang saya alami. Demikian pula tak kurang panjangnya daftar kelakuan buruk saya. Semua kegagalan dan kelakuan buruk itu memberi satu pertanda bahwa betapa kurang bersyukurnya saya atas berbagai berkat dari Tuhan. Itulah saya, suka bermegah atas kedigdayaan diri tetapi kerap lupa bahwa semua itu adalah pemberian Tuhan. Ya, saya KURANG BERSYUKUR ATAS KARUNIA TUHAN. Melalui posting ini, saya ingin mengungkapkan bahwa saya ingin bersyukur atas semua karunia Tuhan dan sekaligus jatuh tersungkur di depan-NYA memohon agar diampuni Tuhan atas perkara kurang baik yang saya lakukan selama ini. Bagimana selanjutnya? Adalah ini: jikalau Tuhan berkenan, maka masih banyak hal baik lain yang ingin saya kerjakan di masa depan sebagai wujud rasa syukur saya. Juga, jika Tuhan berkenan, saya akan memperbaiki atau mengkoreksi tindak-tanduk dalam adab hidup saya yang kurang terpuji. Hal ini sekaligus sebagai bentuk permohonan maaf saya kepada semua orang yang sudah saya sakiti hatinya.

Darimana datang keberanian saya yang hidup serba berdosa ini untuk datang ke depan Tuhan dan semua saudara, sahabat, handai tolan dan kerabat lalu mengoceh ini dan itu? Ya, saya mengaku banyak kekurangan dalam hidup saya sampai hari ini. Tagal itu, sebenarnya tidaklah layak saya untuk bermegah diri apalagi menyapa DIA yang maha tinggi itu. Sebenarnya malu juga untuk bicara ini dan itu di depan saudara-saudara, sahabat dan kerabat. Tetapi dalam keyakinan saya, TUHAN yang MAHA KASIH itu pasti MAU MENDENGAR keluh kesah baik mereka yang hidupnya bersih maupun yang berlumuran dosa seperti saya. Jikalau Tuhan bersedia mengampunkan saya maka bukan tidak mungkin para saudara, sahabat dan kerabat memaafkan saya. Bukan begitu saudara ku?

Apapun, tanggal 24 saya berulang tahun ke 48. Ada yang suka dan mungkin ada yang tidak suka akan hal ini. Begitu juga mungkin ada yang suka dan ada yang tidak suka akan posting kali ini. Terlalu narisis dan, mungkin, kurang tahu diri. Tak apa. Biar saja begitu. Hal yang terpenting yang ingin saya ungkapkan adalah saya bersyukur atas bertambahnya usia hidup saya, 1 tahun lagi. Saya bersaksi bahwa hal ini adalah berkat dari TUHAN. Doa saya di HUT ke 48 ini singkat saja.....Dear Tuhan, jikalau Engkau mau, maka tinggal-lah beserta ku. Amin.....

Abide With Me, Elton John

Tabe Tuan Tabe Puan

Sabtu, 02 Juli 2011

hidup yang berkabut

Dear Sahabat Blogger,

Sekarang bulan Juli. Sudah setengah jalan hidup kita di tahun 2011. Januari sampai Juni adalah fakta yang sudah terjadi. Lantas, Juli dan sampai nanti Desember adalah prediksi, harapan dan kira-kira yang bisa saja benar bisa saja salah. Semua adalah probability yang pasti. Pasti karena hidup memang harus selalu terus maju ke depan. Probability karena tak ada satupun yang pasti. Kepastian adalah 1 per sekian. Sisanya adalah ketidakpastian. Uncertainty. Hampa. Fana. Sebuah Kitab tua memberi prespektif bahwa hidup mungkin seperti uap. Ada sebentar lalu lenyap. Hidup adalah kepastian adanya uap tetapi sekaligus probability karena bisa ada lalu tiada. Peluang ada 0.5 lalu 0.5 lainnya adalah tiada. ... hhhooouuugggfffffff.....

Maka tidak kamoe ketahoei entah apa akan djadi pada esoek itoe. Boetapakah hidoepmoe? Adalah ija-itoe laksana oewap, jang kalihatan sabentar sadja, kemoedian lennjaplah ija. (Yak. 4:14, Klinkert - 1863).

Sebuah tag status di jejaring sosial FB hari ini, yang diinput oleh Logo Riwu Kaho, adik saya yang sepupu, bunyinya seperti ini:

BERITA DUKA : Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, Adriana Bolla (Tanta Ana) , istri dari Paulus Para He (Om Para) pada Jumat, 01 Juli 2011 di Ponu (Wilayah Kab. TTU) akibat kecelakaan lalulintas. Jenasah saat ini sudah dibawa ke Atambua dan disemayamkan dirumah duka di Kampung Tini, Atambua. Kami keluarga besar Do Namata menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga penghiburan dari Tuhan Yesus akan selalu mewarnai hidup kita semua terutama bagi Om Para, Yuni, Chris, Rio dan Ina

Saya perkenalkan pelakon-pelakon dalam ceritera awal Juli 2011 ini seperti di atas. Logo Riwu Kaho adalah anak dari Bapak Yakob Riwu Kaho (bapa Ako) almarhum yang adalah kakak sulung dari Ayahanda saya, Robert "SGT" Riwu Kaho. Di antara kurun waktu 1968 - 1971, saya tinggal di Atambua, di rumah bapa Ako, dan pada saat yang sama tinggal pula di rumah itu Om Para He (Paulus Para He). Kerabat dekat keluarga Riwu Kaho yang berasal dari Namata, Sabu. Beberapa tahun kemudian, ketika saya sudah kembali tinggal bersama orang tua di Kupang, gantian Om Para He yang, karena urusan sekolah, pindah ke Kupang dan tinggal di rumah kami sampai menamatkan pendidikan SLTA-nya. Adalah bapa Robert Almarhum yang mengurusnya sampai mendapatkan pekerjaan dan lalu menguruskan pula pernikahan Om Para dengan Isterinya yang bernama Adriana He-Bolla. Dari pernikahan tersebut lahirlah 4 orang putra dan putri, yaitu Yuni, Chris, Rio dan Ina. Tante Ana itulah yang diberitakan meninggal.

Diberitakan bahwa pasangan Suami-Isteri tersebut berboncengan pulang dari acara keluarga di Ponu, suatu tempat yang berjarak sekitar 40 km arah timur Kota Atambua. Di tengah perjalanan kecelakaan terjadi. Sebuah dumptruck berukuran raksasa menabrak motor yang dikendarai mereka berdua lalu Om Para terlempar ke arah kiri, yaitu ke arah bahu jalan, sedangkan Tante Ana terlempar kearah kanan, yaitu ke arah punggung jalan. Karena dumptruck masih terus bergerak lurus ke depan maka tubuh Tante Ana-lah yang dijumpai oleh ban-ban besar itu. Lalu....RIP. Mari kita lihat drama tragis ini. Bayangkanlah suasansa sepanjang pagi sampai kedua kekasih itu bepergian ke arah tujuan lalu beracara di sana. Semua berjalan normal tanpa ada yang tahu bahwa hanya itulah saat-saat terakhir mereka bersama berpasangan hidup di dunia. Dalam hitungan beberapa jam, menit, dan detik ke depan mereka akan segera berpisah. Perpisahan yang ultimat final. Apa rasanya? Mengapa? Tak ada jawaban ultimat kecuali sejarah peluang. Seandainya tidak pergi. Seandainya pergi menumpang angkutan umum. Seandainya tidak buru-buru pulang. Seandainya tidak jatuh ke arah kanan. Sekali lagi, semua hanya tinggal probability. Lalu, apa itu hidup? Probability-kah? Kepastian-kah?

Ada banyak pintu untuk menemukan jawaban, dan sekaligus mungkin tidak ada pintu yang di dalamnya berisi jawaban. Mengapa demikian? Kata seorang guru saya semasa SD di Atambua, Belu - kalau tak salah nama beliau adalah Wilhelmus Wila Hida - bahwa kata manusia terdiri dari 2 suku kata, yaitu manu dan sia. Manu dalam bahasa Sabu adalah ayam lalu dengan demikian manusia adalah ayam yang sia-sia. Mendengar deskripsi itu saya tertegun dan kata-kata bapak guru saya itu terus melekat sampai sekarang ini. Manusia adalah ayam yang sia-sia. Sudah barang tentu deskripsi semacam itu tidaklah seluruhnya benar tetapi secara kategorial lihatlah kesamaannya dengan apa yng dikatakan oleh Nietszche bahwa hidup adalah nihilisme. Kita bisa berdebat bertahun-tahun tentang ini tetapi lihatlah kepastiannya. Ternyata adalah ketidakpastian. Lalu harus bagaimana, karena bukankah manusia selalu memastikan sesuatu supaya tidak gelisah? Tapi jikalau ini pertanyaannya maka pertanyaan lainnya adalah bukankah setelah menemukan jawaban atas pertanyaan, lalu manusia gemar mengajukan pertanyaan baru? Bukankah dengan demikian ketidakpastian selalu merupakan resultante pekerjaan manusia?

So, jalani saja hidup karena itulah hidup. C'est la vie.. Anda yang merasa memiliki pedoman hidup yang kuat dan karena itu tidak lagi perlu terlalu ragu-ragu ya jalankan saja. Anda yang mengatakan bahwa kepastian itu nihil maka hiduplah dengan cara anda. Cuma saja, menurut hemat saya, sebenarnya apakah kepastian ataukah ketidakpastian pada logikanya adalah kepastian, Begitu bukan? Jika kita mengikuti logika Kitab Tua, tahulah kita bahwa uap adalah eksis sebagai materi hasil pengubahan bentuk air yang dipanaskan. Selama ada air dan ada pula proses pemanasan maka uap akan selalu eksis. Ilmu fisika, kimia dan klimatologi mengkonfirmasi itu. Persoalannya adalah kadang uap air kasat mata terlihat, kadang tidak. Atau di sini kelihatan tetapi di sana tidak. Di sini uap tampak berlimpah membentuk kabut tetapi di sana hanya ada udara bening. Rumusannya lalu, uap itu pasti ada sepanjang syarat-syarat adanya ada. Tetapi soal kelihatan tidaknya adalah probabilitas tergantung syarat-syarat agar uap terlihat. Kemarin anda begitu terkenal dan populer. Besok luas anda tak lagi dikenal karena semua syarat-syarat untuk terkenal telah menunggalkan anda. Hari ini anda muda dan perkasa. Besok lusa tua, ringkih lalu menghilang.

Maka begitulah hidup itu. Akan selalu ada kecuali tak ada lagi sang Pengada yang mengadakan dan peluang kearah itu hampir pasti = 0 kendati Nietszche mengaku sudah membunuh sang Pengada. Atheis mengatakan sang Pengada itu sebagai misteri sedangkan Theistik menyapa Sang Pengada sebagai Tuhan. Soal bahwa apakah hidup anda itu tampak dan diperhatikan oranag lain ya itulah urusan pergumulan kita tiap-tiap hari. Anda rajin bekerja, tekun dan produktif maka mudahlah anda terlihat bahkan kenagan tentang anda akan hidup terus dalam kenangan orang-orang jauh setelah anda tak lagi kelihatan. Sebaliknya, jika anda adalah tumpukan kemalasan, pasif dan tak berdaya upaya ya jangan salahkan orang lain jika anda tidak dianggap ada kendati anda nyata-nyata ada. Uap yang bernama si ini dan si itu, termasuk Tante Anna He-Bolla kemarin lusa tampak tetapi hari ini tak nampak. Tetapi dia pasti masih ada. Percayalah. Jenderal Douglas McArthur mengatakan bahwa "the old soldier never die, they just fade away". Anda, saya, dan kita semua pada dasarnya ya begitu itulah: antara ada dan tiada laksana kabut. C'est la Vie.

manusia - koes plus


Tabe Tuan Tabe Puan