Selasa, 11 Januari 2011

ini kata pendeta lho.."rubah cara pikir rubah cara bersikap"

Dear Sahabat Blogger,

Sekarang kita sudah di hari 11 bulan 1 tahun 2011, ah sungguh sebuah tanggal cantik, salah seorang di antara sahabat blogger berkenan mengirimkan sebuah artikel. Ternyata apa yang mau disampaikan sungguh amat berharga. Kita meneghendaki hidup bahagia di tahun 2011 bukan? Nah, dalam perspektif sahabat yang satu ini, semua bisa kita capai jika kita mampu "merubah cara berpikir merubah cara bersikap". Benar belaka. Karena itu silakan mengikuti artikel lengkapnya, Oh ya, sebelum lupa, beliau adalah seorang pendeta. oleh karenanya..sssstttt...kalo mau berdiskusi dengan pendeta maka sikap harus santun ya (jika tidak...woooiii...berkat bisa tidak sampai....ha ha ha ha..)


Seorang sahabat berkata:

Ketika aku tertidur aku bermimpi bahwa hidup ini menyenangkan, tetapi ketika aku bangun aku tahu bahwa hidup ini perjuangan.
Kalau kita berpikir kita kalah, kita kalah
Kalau kita berpikir kita tidak berani,kita tidak berani
Kalau kita ingin menang tetapi kita berpikir kita tidak bisa, hampir dapat dipastikan kita tidak bisa
Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat
Tetapi cepat atau lambat,orang yang menang adalah orang yang berpikir bahwa ia bisa menang…..

Bunyi penggalang kalimat bijak diatas terus terngiang ditelinga dibarengi dengan bunyi petasan dan kembang api yang menggelegar membelah langit malam. Hiruk pikuk suara manusia dan kendaraan yang berseliweran, ditambah celoteh riuh rendah saudara dan sahabat yang begitu bersemangat menanti detik-detik pergantian tahun…hhmmm…lengkaplah sudah. Sangat menyenangkan memang saat-saat seperti itu. Kita kumpul sama-sama untuk lewati detik-detik pergantian tahun dengan gembira. Semua begitu antusias menunjukkan betapa begitu pentingnya moment tutup tahun ini. Saya ikut gembira. Walau pikir saya sebenarnya ini hanya sebuah selebrasi yang sudah biasa-selalu berulang begitu-tak banyak berubah dari tahun ketahun, tapi tetap saja tak kehilangan daya tariknya.

Sedikit menepi dari eforia itu saya coba renungi dan ingat beberapa hal yg sudah lewat. Beberapa peristiwa sedih muncul. Ada air mata karena kehilangan orang-orang yang saya kasihi, yg telah terekam begitu jauh & dalam dihati. Lalu ada kegembiraan dan tawa karena keberhasilan beberapa sahabat dan saudara. Pula ada kekecewaan karena beberapa kegagalan, penyesalan karena kesalahan dan kekeliruan yang pernah dibuat. Semua campur aduk malam itu tersaji didepan mata seperti sebuah slide film. Kegembiraan,eforia, dan antusiasme yang kita alami jelang malam pergantian tahun merupakan makanan pembuka saja dalam sebuah jamuan makan sebelum makanan utamanya datang. Makan yang sebenarnya adalah terletak pada makanan utamanya bukan pada makanan pembuka. Seperti itu kira-kira apa yang kita rayakan pada malam ganti tahun. Kegembiraan sesaat ini akan segera pergi karena esok punya cerita tersendiri. The show must go on. Seorang saudara yang tinggal jauh mengirimkan ucapan selamat tahun baru kepada kami pas malam pergantian tahun katanya, ….Happy New Year to all family….wish you happy…tapi disertai sebuah peringatan, don’t party to hard……….! Saya tersenyum membaca penggalan ucapannya yang terakhir itu. Beberapa saudara dan sahabat, lalu mengajak kami duduk berkelompok dan menuliskan resolusi apa yang akan dibuat tahun depan. Harapan, niat, keinginan yang perlu dicapai ditahun yang akan datangpun ditulis. Jujur saya sebenarnya belum bisa bergabung disitu sebab rasanya masih banyak PR yang belum saya selesaikan di tahun yang lalu. Yang lama saja belum selesai gimana mau buat sesuatu yang baru. Diselesaikan saja dulu. Lagipula menurut hemat saya, membuat resolusi baik tapi jika tanpa disertai metanoia maka hasilnya tak banyak.

Metanoia adalah sebuah perubahan cara pikir atau paradigma karena suatu kebenaran yang diketahui, diterima atau diperoleh. Berasal dari bahasa Yunani metamorphoo yg berarti transformed or transfigured by a supernatural cange. This change is by a renewing of the mind or spirit. Dari itu saya kemudian tahu bahwa saya perlu metanoia. Itu pasti. Bagaimana dengan sahabat ? Perlu jugakah sahabat ? Karena saya perlu maka sebagai upaya kearah itu saya berusaha terus belajar untuk menyelesaikan apa yang belum selesai, termasuk menunaikan hutang saya kepada pemilik blog,dengan try to share something here. Tidak hanya untuk sahabat tapi sayapun perlu, bila tidak maka saya sudah ambil posisi sebagai orang farisi dan ahli taurat yang telah menerima pukulan telak dari Sang Maha Guru…”celakah kamu hai orang-orang munafik.…kamu seperti kuburan yang dilapur putih yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang-belulang dan pelbagai jenis kotoran” (membayang wajah orang farisi dan ahi taurat saat itu yang merah, hijau, kuning…kelabu karena pukulan telak….apa jadinya bila pukulan itu didaratkan kewajah saya…)
Itulah bagian pendahuluan tulisan ini (yang mungkin kepanjangan) dan……supaya sahabat tidak keburu bosan dan ngantuk…so mari kita masuk pada intinya saja.

Sahabat yang kekasih, karena hidup dipalanet ini hanya sekali dan sementara. Lagipula apa yang kita lakukan dialam yang sementara ini bakal nentukan hidup kita dialam kekekalan nanti maka amat penting bagi kita untuk bangun kehidupan yg baik dan berkualitas sekarang disini. Sebab sekali lagi, apa yang kita lakukan sekarang adalah investasi untuk kehidupan nanti. Kalau kehidupan kita ditahun yang baru ini diibaratkan sebuah bangunan maka fondasinya harus kuat-kokoh. Ketika kita akan membangun sebuah bangunan, setelah proses rancang gambar dan design kelar, maka dimulailah pembangunannya. Pada fase pembangunan fisik inilah fondasi merupakan urusan paling penting yang harus mendapat perhatian primer. Kondisi stabil dan kekuatan suatu bangunan akan sangat bergantung pada kedalaman dan kwalitas bahan dasar yang akan kita pakai didalamnya. Jika yang kita letakkan berupa eforia, yang menyala sesaat dengan warna-warni indah seperti kembang api, tapi tak lama lalu mati, maka kemungkinan akan seperti itulah kwalitas hidup kita nantinya. Bila yang kita letakkan adalah pesta pora dan kesenangan sementara, maka dapat dipastikan apa yang akan kita temui dihari-hari kedepannya.

Ketika media masa ramai membicarakan mengenai gempa dibeberapa daerah di Indonesia beberapa waktu lalu, saya baca sebuah artikel yang menarik, judulnya”Tekhnologi Pondasi Menentukan Kekuatan Bangunan Terhadap Gempa” Disitu dijelaskan bahwa ketahanan sebuah bangunan akan sangat ditentukan oleh tekhnologi yang digunakan pada pondasi. Tekhnologi yang canggih dan sesuai dengan keadaan tanah suatu bangunan akan membuat bangunan itu tahan gempa. Kondisi bangunan tsb. akan sangat bergantung pada pondasinya. Jadi untuk berhasil dan mencapai kesuksesan dalam bidang apapun ditahun baru ini sobat, urusan fondasi hidup itu sangat penting. Bahan apa yang kita pakai sebagai peletak dasar rumah kehidupan kita menentukan kwalitas atau daya tahan bangunan hidup kita. Jika tidak maka mungkin hidup kita bisa naik tapi kita tidak mampu untuk tetap ada diatas. Berapa banyak dari kita yang bisa menjaga kelakuannya bersih ketika sudah memegang atau menduduki suatu jabatan penting? Bangunan yg dibangun diatas fondasi yg labil ketika kena goncangan akan roboh. Jadi, mari sahabat sama-sama kita pikir,…kira-kira bahan apa yang akan kita pakai untuk bangun rumah kehidupan kita yang baru ditahun 2011 ini ? Karena saya yang nulis postingan ini maka mohon diperkenankan saya jabarkan sesuai versi saya,
(mohon simak saja dulu sahabat… jangan dulu protes, ha..ha..)

Kalau katong mau baomong tentang fondasi untuk bangun ini rumah kehidupan, itu berarti mari baomong tentang :

Yang pertama, ubah pemikiran yang lama.

Tidak terbantahkan bawa peranan pikiran dalam suatu keberhasilan sangat penting. Seringkali kita mengetahui atau mengenal seseorang dari cara dia berpikir. Saya mengenal siapa pemilik blog ini dari pemikiran-pemikirannya. Kita tahu dan mengenal Hegel, Aristoteles, Rasul Paulus, bahkan Karl Max dari pemikirannya. Dapat dipastikan pemikiran seseorang akan menentukan tindakannya. Setuju kah ? Karena itu tidak perduli siapapun kita…. pikiran saya dan sahabat perlu selalu dibaharui. Kita perlu perubahan. seperti metamorphoste atau allasso. Saya pilih dua kata ini karena lebih dekat artinya dengan maksud sebenarnya. Kata Allasso dalam bahasa Yunani berarti mengubah atau membuat berbeda ( change or to make different ). Kata allasso menunjuk kepada perubahan tingkah laku secara individu sampai kepada komunitas dimana individu-individu berada. Kemudian kata metamorphoste, itu berarti berubah bentuk secara bertahap. Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan diperbaharui atau diubahkan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan akal budi atau perubahan pikiran secara bertahap. Day by Day. seperti yang dimaksud didalam Roma 12:2…..“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, supaya kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik,yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Kata budi dalam teks aslinya adalah nous yang berarti pikiran atau understanding. Dalam Alkitab bahasa Inggris diterjemahkan mind. Ketika Rasul Paulus bicara mengenai perubahan watak atau kehidupan pribadi orang yang diperbaharui ia menggunakan kata ini. Lalu kata metamorphoste juga menunjuk pada perubahan tingkah laku dari seorang berdosa menjadi memiliki sifat (nature )nya Tuhan. What’s got your mind, has got you….Apa yang menguasai pikiran kamu; menguasai kamu. Kata pikiran dalam Roma 12:2 dalam teks aslinya juga menggunakan kata nous yaitu yang berhubungan dengan kesadaran ( consciousness ) terhadap kebenaran yang membangun pemahaman akan makna hidup yang benar, dengan membuka kesadaran,memberi pengertian dan melahirkan persepsi-persepsi. Pembaharuan seperti inilah yang mengubah pola pikir atau mind set ( cara berpikir ) kita. Basicly pembaharuan pikiran menyebabkan pembaharuan mind set. Jadi maksudnya adalah : berubahlah didalam pikiran dan pengertianmu, berubah juga watakmu, ubah juga pola tingkah lakumu. Lalu miliki kesadaran akan sebuah kebenaran, bangunlah pemahamanmu akan makna hidup ini, bukalah kesadaranmu dan berilah pengertian padanya, dan mari lahirkan persepsi-persepsi baru yang baik dan benar yang datang dari sebuah pengetahuan yang benar.

Bertahun-tahun kebanyakan kita biasa berpikir bahwa perayan tahun baru harus dirayakan kalo perlu dengan pesta pora dan kembang api, karena dengan demikian melampiaskan rasa senang kita karena telah lewati tahun yang lama dan akan memasuki tahun yang baru. Akibatnya saya merasa bahwa kita telah membakar uang ratusan juta juta rupiah dinegeri ini untuk satu malam saja-malam tahun baru. Padahal masih ada begitu banyak orang yang melewati tahun ini dengan tanpa makan, minum dan pakaian yang memadai. Saya terpaksa berhenti menulis sebentar karena hati saya sedih membayangkan ada begitu banyak orang dibangsa ini yang untuk makan hari-hari, dan supaya dapat tetap bertahan hidup, harus mengais makanan di tong sampah. Masih ada banyak saudara setanah air kita dikampung yang jangankan menyaksikan gemerlapnya kembang api-melihat nyala listrik saja tak pernah. ( saya saksikan sendiri kalo pergi ke daerah). Pakaian mereka kumal dan kulit mereka berdaki, badan mereka kotor karena untuk beli sabun buat mandi saja sulit. Anak-anak mereka buta huruf sejak lahir dan tak bisa sekolah karena hidup dikondisi yang selalu minim, sementara kita disini dapat melakukan segala bentuk kesenangan, apapun yang kita mau,karena kita bisa !

Sahabatku, apa gunanya memasuki tahun yang baru tetapi membawa pola dan perilaku yang tetap lama. Pejabat dan pemerintah selalu menyampaikan ucapan selamat tahun baru, tetapi adakah perubahan baru yang dibuat bagi masyarakatnya. Gereja selalu merancang acara yang megah mewah didalam tapi didekat gerbang gereja masih ada orang yang lapar dan kekurangan. Dirumah kita, berdiri pohon natal besar dan seabrek hiasan yang mahal, sementara disekitar kita masih ada orang yg tidak punya beras untuk dimasak. Kita berkumpul dengan keluarga dalam kebahagiaan dan kecukupan, tetapi ada tetangga kita yang jauh dari keluarganya dan kesepian. Lalu apa yang berubah ? apa yang baru ? Bajukah, Mobil, Rumah ? Dengan kemegahan dan kemeriahan pesta kembang api malam itu apakah dapat membuat saya yang juga ada disitu malam itu serta merta berubah jadi the new one? Apakah dengan memasuki tahun baru lalu saya/kita juga punya pemikiran baru, mind set baru, sikap dan perilaku baru. Yang dulunya suka marah sekarang jadi lebih sedikit marah. Dulunya malas jadi sedikit lebih rajin. Dulunya pesimis menjadi lebih optimis. Dulunya suka mengkritik sekarang lebih pilih tunjukkan karya nyata. Dulunya suka kelebihan bersolek habiskan banyak waktu dan duit untuk dandan, sekarang lebih pilih yang sederhana dan alami, dulunya agak sombong sekarang lebih rendah hati, dulunya selfis sekarang lebih bisa nerima orang lain, dulunya gatek sekarang belajar untuk bisa lebih canggih dikit…knapa? dulunya old style sekarang lebih fashionable, dulunya mata keranjang sekarang belajar menjadi lebih setia ? dsb..dsb…

Lalu kalau bukan untuk sebuah perubahan, lantas untuk apa ibadah-ibadah kita ? Untuk apa kegereja setiap minggu, untuk apa berdoa menangis-nangis, sembahyang teriak-teriak. Untuk apa sekolah setinggi langit, belajar sampai tua, untuk apa memperoleh jabatan dan status ?
Sahabatku, Tuhan mau setiap orang yang mengaku percaya, semakin hari semakin menjadi lebih baik didalam pemikiran, perkataan dan perbuatannya. Ada sebuah kisah yang menunjukkan kepada kita betapa ngefek-nya hasil dari perubahan cara pikir. kisah ini mengenai seorang janda di Sarfat. Seorang janda miskin. Tuhan memakai Nabi Elia untuk menemuinya dan memintanya menyerahkan adonan roti terakhir yang dia punyai. Pada mulanya janda itu melihat bahwa permintaan Nabi Elia sangat tidak pantas ditujukan kepadanya, mengingat betapa miskinnya dirinya. Namun ia melakukan juga apa yang diminta Elia. Akhirnya mujizat yang memulihkan hidupnyapun terjadi. Tepung dalam tempayannya tidak habis-habis dan minyak didalam buli-bulinyapun tidak berkurang. Sejak saat itu dia tidak pernah kekurangan lagi. Apa sebenarnya yang terjadi ? Apakah itu terjadi dengan sendirinya ? Kalau kita pelajari baik-baik kisah ini maka kita akan dapati bahwa sebelum Tuhan buat mujizat melalui tepung ditempayan dan minyak dibuli-bulinya, Tuhan lebih dulu ubahkan alam pikiran janda Sarfat dari mental yang miskin ( poverty mentality ) yang melihat dirinya sebagai orang yang kekurangan dan mustahil memberikan sesuatu kepada orang lain, menjadi mental yang makmur ( prosperity mentality ). Janda Sarfat ini mengubah mind setnya yang lama kepada cara pikirnya yang baru. Ketika mentalnya diubahkan ia bersedia berikan adonan rotinya kepada Elia. Perubahan dalam alam dan cara berpikir itulah yang jadi titik awal perubahan hidupnya. Janda Sarfat itu telah membuka pintu berkat dan kuasa Tuhan didalam hidupnya, melalui kesediaannya mengubah cara pikirnya.

Sahabat, perubahan hidup dan nasib kita tergantung sepenuhnya dari seberapa banyak cara berpikir kita dijadikan selaras dengan cara berpikir Tuhan. Hal ini terjadi dengan mulai mengganti pengertian dan nilai-nilai hidup yang salah yang ada didalam pikiran kita yang sudah beranak pinak karena telah lama dipelihara disitu - renewing itu dengan nilai-nilai kebenaran melalui pemahaman Firman Tuhan. Dalam bentuk kepercayaan apapun, selama yang kita sembah itu Tuhan yang benar dan hidup maka pastilah “ rancangan yang baik dan sempurna itu yang disediakan bagi kita” termasuk untuk tahun yang baru ini. Karena itu sahabat : Ubahlah Pikiranmu.

Yang kedua : Ubah sikap yang salah.

Sikap adalah pola pikir atau kondisi mental yang menentukan interpretasi dan tanggapan kita terhadap lingkungan kita. Itu merupakan cara berpikir kita. Hal penting yang harus dimengerti adalah sikap merupakan produk alami dari integrasi atau gabungan antara rasa berharga, gambar diri, percaya diri dan rasa penting didalam diri kita. Intinya, sikap adalah perwujudan dari siapa kita menurut pikiran kita. Kesimpulannya, kita adalah sikap kita dan sikap kita adalah kita. Charles Swindol berkata…”…jika sikap saya benar, tidak ada batas untuk menjadi tinggi, tidak ada lembah yang terlalu dalam, tidak ada mimpi yang terlalu ekstrim dan tak ada tantangan yang terlalu besar. Sikap kita harus diperbaharui hari lepas hari, sebab :
• Sikap menentukan cara pandang.
Sebenarnya kita tidak melihat dengan mata kita tetapi dengan otak kita. Sikap kitalah yang menginterpretasikan atau menilai sebuah “image”. Setelah itu kita mengambil makna dari apa yang kita lihat. Kita ingin melihat apa yang kita lihat
• Sikap menunjukkan sejarah hubungan pribadi.
Sikap yang kita munculkan ternyata berkaitan erat dengan pengalaman masa lalu kita. Bagaimana hubungan kita dengan orang tua, teman, dan orang-orang yang dekat dengan kita akan membawa dampak yang mendalam dalam hidup kita.
• Sikap menarik perhatian orang lain
Kita menarik perhatian orang lain atau menolak mereka bukan dengan penglihatan kita tapi dengan sikap kita.
• Sikap mempengaruhi kenyataan
Sikap bukan hanya berbicara bagaimana kita menilai apa yang terjadi dengan cara yang benar, sikap mampu mengubah dunia kita. Sikap bukan hanya didalam tetapi juga interaksi dengan masyarakat, melalui respon, emosi dan perilaku kita.

Mari evaluasi sikap kita ditahun baru ini,apakah sikap kita sudah menyenangkan Tuhan dan sesama ? Kalau saya. sepenuhnya belum. Sebab itu saya mau ambil keputusan untuk ubah beberapa sikap saya yang belum benar dan ubah pola pikir saya yang keliru, karena…. apa yang jadi perhatian kita didalam pikiran kita akan menentukan tindakan kita. Tindakan kita itulah yang nentukan keberhasilan kita, ditahun yang baru ini.

Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,pikirkanlah itu. Kemudian mari kita kembangkan sikap yang benar dengan cara, jangan selalu mengulang–ulang tindakan yang salah tapi selalu mengulang tindakan dan kebiasaan yang baik.

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu…..Apa yang diperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang didahimu dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Jean Dominique Bauby, pemimpin redaksi majalah ELLE,sebuah majalah Fashion terkemuka di Perancis,pada tanggal 9 Maret 1997 meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoir dirinya yang “ditulisnya” secara sangat istimewa dan diberi judul “The Diving Bell and the Butterfly”. Ia meninggal 13 hari setelah bukunya diterbitkan. Sebelumnya, pada tanggal 8 Desember 1995 ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut “locked in syndrome” sebuah kelumpuhan total yang mnyebabkan dirinya tidak bisa berbicara maupun bergerak. Bahkan Jean sampai tidak mampu lagi menelan air liur dimulutnya karena seluruh tubuhnya lumpuh. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya untuk bergerak adalah kelopak mata kiri. Hanya dengan cara mengedipkan kelopak mata kirinya ia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya. Seseorang akan menunjukkan huruf demi huruf alphabet secara perlahan dan Jean akan mengedipkan mata kirinya bila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. Buku yang ditulisnya dengan mengedipkan mata tadi kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kisah hidup dan sikap hidupnya yang penuh semangat membuat banyak orang kembali memiliki pengharapan dan mulai mengevaluasi sikap dan perilaku mereka didalam menghadapi tantangan kehidupan ini. Bahkan film tentang kisah hidupnya mendapat penghargaan Cannes. Ini semua dicapai oleh orang yang sudah tidak mampu menelan airliurnya dan hanya bisa mengedipkan mata kirinya.

Jean menunjukkan kepada kita bahwa masalah kehidupan seberat apapun dapat diatasi dan kita akan keluar sebagai pemenang, ditentukan dari sikap dan perilaku kita dalam menghadapinya. Bisa dibayangkan bila sikap yang diambil Jean adalah marah, putus asa dan depresi, dijamin ia pasti mati dan dikubur dengan sakit hati dan kekecewaannya. Namun Jean memilih sikap hidup yang benar. Dengan optimis, bersemangat dan pantang menyerah ia akhirnya mengakhiri pertandingannya dengan baik dan keluar sebagai seorang pemenang kehidupan.Dibandingkan dengan Jean yang menderita kelumpuhan total, sampai saat ini saya belum bisa menulis satu bukupun yang mampu menginspirasi banyak orang seperti Jean, walaupun organ tubuh saya lengkap.

Sobat semua, tahun baru telah datang membawa tantangan yang baru, dan kita tidak harus kalah. Karena itu kehidupan harus kita bangun diatas dasar yang benar. Jika tidak maka bangunan kita bakal runtuh. Dua hal yang bisa saya titip lewat media ini : ubah pemikiran kita dan ubahlah tingkah laku kita.
kalau kita berpikir kita kalah, kita kalah
Kalau kita berpikir kita tidak berani, kita tidak berani
Kalau kita ingin menang tetapi kita berpikir kita tidak bisa, hampir dapat dipastikan kita tidak bisa
Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat
Tetapi cepat atau lambat, orang yang menang adalah orang yang berpikir bahwa ia bisa menang…..



Selamat tahun baru sahabat, God Bless You

Tabe Tuan Tabe Puan