Rabu, 28 Januari 2009

yang berubah pada iklim global adalah perubahan itu sendiri

Dear sahabat blogger,

Sekedar mengingatkan sahabat blogger nan bijak bestari bahwa saya pernah memposting artikel berjudul "http://www.Per.uB-@h.an. COM//: mAukah anda BERUBAH?" Masihkah diingat? I'm hope so.....Ketika itu saya mengutip sebuah paradigma filsafat tentang perubahan, yaitu "satu-satunya yang tidak berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri". Sampai akhir masa edar tulisan itu, semua komentar yang masuk tak satupun yang menolak paradigma itu. Paling banter mempertanyakan apa itu perubahan. Singkat kata, perubahan adalah realitas yang tak tertolakan. Dia ada dan kita harus menghadapinya. Sekali kita lengah maka kita akan ditelan monster dahsyat yang bernama PERUBAHAN. Saya cukupkan pendahuluan ini. Selanjutnya, saya ingin mengajak para sahabat untuk masuk ke sequenze berikutnya.

Minggu kemarin, saya diundang untuk menyampaikan makalah dalam sebuah seminar tentang kesiagaan bencana. Topik yang diminta untuk dibahas adalah perubahan iklim (climate change). Oh, saya dengan suka cita membahasnya karena memang ada satu dan dua dikit pengetahuan dalam perkara itu. Dan sudah barang tentu.....honornya bung en sus......honor........bisa untuk menyambung hidup sebulan penuh. Maklum PNS. Penghasilan Nggak cukup Sebulan ......ha ha ha ha ha ha.......Audiens acara itu adalah LSM-LSM se daratan Timor yang perduli bencana, institusi pemerintah, pers dan tokoh masayarakat. Lengkap. Tak lebih tak kurang. Sambil menunggu giliran berbicara, saya mengikuti secara saksama niveau yang berkembang dalam sesi-sesi sebelumnya......

heiiii.....ada pemanasan global......
ada gas rumah kaca......
apakah itu karena rumah yang banyak kacanya? (hi hi hi hi....yang bertanya nggak mengerti tuh......)
ya, rumah kita sekarang sudah terlalu banyak kacanya.......dinding kayu diganti kaca.....atap daun diganti seng (ha ha ha ha yang menjawab juga enggak kalah sontoloyonya....)
ada lubang ozon......
Kekeringan....
Banjir.....
CO2 jadi gara-gara semua itu.......
STOP PEMANASAN GLOBAL......
caranya....... tanam pohon sebanyak-banyaknya biar bisa menyerap CO2......bikin pulau Timor hutan semuanya.....
Bisa berhasil dengan hutan: PASTI....
NTT ....Nanti Tuhan Tolong......
waaaaaaallllaaaaaaahhhhhhh........

Sampailah giliran saya. Dan ini yang saya katakan.

Dahulu kala, sekitar 600 juta tahun yang lalu, bumi kita atau planet terkasih ini terdiri atas dua benua (continent) besar, yaitu Laurasia di utara dan Goodwanaland di selatan. Lalu, sekitar 300 - 250 juta tahun terjadi perubahan yang dramatik. Dua benua tadi bergabung membentuk 1 daratan besar yang disebut pangaea. Benua tungal ini dikelilingi oleh samudera luas yang disebut panthalassa. Pada sekitar 100 juta tahun lampau (engkong situ udah ade belon ya????? he he he), benua besar yang satu itu kembali berubah menjadi benua-benua yang terpisah seperti sekarang, yaitu Afrika, Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Antartika. Peristiwa ini disebut sebagai pergerakan benua. Dalam bahasa dou Gree (Inggris dalam bahasa Sabu) dikenal sebagai continental drift theory. Apa hubungannya dengan pemanasan global? Penghanyutan benua menyebabkan adanya kolom udara yang mengalami pemanasan. Hal ini mendorong terjadinya proses adiabatik. Lalu, kolom udara dengan proses adiabatiknya itu melepaskan panas perlahan-lahan ke lingkungannya. Gampangnya begini, karena benua bergerak maka udara menjadi lebih panas. Jadilah pemanasan global. Berapa suhu atmosfer selama proses ini terjadi? Nih saya kasi tau: 30-50 oC atau 5-9 oC lebih tinggi dari suhu bumi sekarang. Selesai? belum. Gerakan permukaan bumi bukan cuma itu. Entah masuk angin entah kena apa tapi bumi juga sering batuk-batuk. Erupsi. Peristiwa vulkanik itu menyebabkan peningkatan aerosol di udara dan menyebabkan suhu meningkat antara 3-4 oC.

Apakah proses penghanyutan benua sudah terhenti sekarang? Apakah bengeknya dan batuknya bumi sudah tiada? No Sir. No Sor (No madame maksudnya hi hi hi ). Proses-proses itu sedang dan akan terus terjadi. So? ya soook atuuuuhhhh.....ha ha ha ha..... Dan saya terus mendongeng di ruang seminar itu. Yang ber AC dan berhonor itu hi hi hi.....

Pemanasan global terjadi bukan dalam skenario di atas itu saja (geological theory). Bumi yang makin panas juga bisa terjadi karena situasi astronomi - astronomical theory - (ingat lho ya buka astrologinya mama Lauren). Pertama, ada seorang ahli berkebangsaan Serbia bernama Milancovitch yang mengemukakan teori tentang Daur Milancovitch. Mister Milan (yang bukan Inter Milan atau AC Milan itu) mengatakan bahwa bumi kita akan mengalami perubahan orbit setiap 105.000 tahun. Sudut bumi akan berubah dari 23,5 derajat yang berbentuk elips menjadi 21,1 derajat yang berbentuk lingkaran. Pada saat berbentuk lingkaran, suhu bumi akan meningkat 20-30% lebih tinggi dibandingkan ketika berbentuk elips. Dengan cara ini terjadilah pemanasan global. Kedua, pemanasan suhu global menurut teori astronomi juga dapat terjadi karena adanya noda di matahari (sunspot theory). Entah si matahari selingkuh atau apa sehingga terjadi noda tak berampun itu ha ha ha ha. Makin banyak noda di matahari (sunspot) suhu makin rendah. Peningkatan jumlah noda akan terjadi setiap 11, 22 dan 80 tahun. Jadi, naik turunnya suhu bumi linear dengan siklus ini.......Wuuuuuiiiiuuuhhhh......diam-diam saya mengamati wajah peserta......mereka tampak terpana......diam seribu ongkos. Merasa mendapat angin segar, saya meneruskan aksi pidato saya.

Skenario terakhir penyebab pemanasan global adalah emisi karbondioksida. Disebut juga sebagai teori karbondioksida. Inilah skenario yang paling dikenal oleh publik. Mantan Vice President USA, Al Gore, merupakan salah satu pendekar terdepan dari teori ini. Karbondioskida atau CO2 dari BBM fosil, pabrik, pembukaan lahan pertanian, deforestasi de el el, adalah penyebab. CO2 dan gas-gas yang bersifat antropogenik itu menyebabkan peningkatakan jumlah komponen gas rumah kaca, yaitu gas yang berfungsi layaknya kaca di glass house. Meloloskan radiasi gelombang pendek yang masuk ke bumi dan menahan radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh permukaan bumi yang seharusnya meninggalkan permukaan. Radiasi gelombang panjang ini yang kita rasakan sebagai panas. Karena manusia makin aktif menghamburkan CO2 dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfir maka makin banyak pula panas yang terperangkap di situ. So what git loh???? Panaslah atmosfir kita. Secara global. Dibandingkan masa pra industri, suhu bumi meningkat hampir mencapai 4 oC di atas suhu rerata bumi. Kenaikan sebesar itu disinyalir sudah mendekati besarnya peningkatan suhu yang terjadi ketika terakhir kali es di kutub mencair, yaitu sekitar 18.000 tahun yang lalu (engkong gw belon lahir tuh). Dewasa ini, es di kutub terdeteksi mulai mencair, permukan laut naik (kata Glenn Fredly - Ambon akan tenggelam), el Nino dan la Nina silih berganti, kekeringan, banjir en so on, so on, en on, en on yang merupakan bukti signifikan terjadinya pemanasan global dalam skenario karbondioksida. Teori ini top markotop. Disetujui banyak orang. Dan Al Gore mendapat reward: Nobel Prize. Videonya diganjar hadiah oscar....woooowww.....

Lalu, mana teori yang benar? Sejujurnya penyebab pemanasan global masih ramai diperdebatkan. Ada Al Gore dkk. (2006, An Inconvenient Truth: the Planetary Emergency of Global Warming and What We Can Do about It - Rodale, New York) di satu pihak dan ahli seperti Sorokhin (2007, Global Warming and Global Cooling : Evolution of Climate on Earth - Elsevier Amsterdam), di lain pihak. Bagi Al Gore dan kawan-kawan peyebab pemanasan global bersifat man-made (antropogenic). Oleh karena itu pemanasan gobal dapat dicegah. Bagi Sorokhin dan kawan-kawan, terutama kelompok geologist, pemanasan global bersifat alami (natural). Global warming tak bisa dicegah. Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Pasrah dan menerima nasib. Bagi Al Gore dkk. mengurangi emisi gas rumah kaca merupakan jalan keluar. Bagi Sorokhin dkk. reduksi emisis gas rumah kaca BUKAN SATU-SATUNYA jalan. Dalam ternag teori CO2, menanam pohon guna mereduksi CO2 adalah obat manjur. Sebaliknya, jika mengikuti logika teori natural maka apakah anda menanam pohon atau tidak, global warming pasti akan terjadi. Kehidupan akan tersapu habis dilandanya. Kiamat (bukan Ki Amat). Dan....heeiiii, saya melihat....sepintas......di mata peserta seminar ada terkilat cahaya ketakutan....

Sekarang saatnya saya berpendapat, menurut hemat saya, diluar perdebatan tentang penyebabnya, ada satu hal yang telah disepakati, yaitu pemanasan global adalah realitas. Mempercakapkan penyebabnya adalah sah-sah saja. Menduga-duga penyebab dan solusinya benar semata-mata. Tetapi sejarah bumi mengajarkan bahwa berpegang kepada 1 jawaban solusi adalah bukan jawaban. Menuding CO2 sebagai satu-satunya biang kerok pemanasan global adalah simplifikasi permasalahan yang berbahaya. Anda mengira penyebab mobil anda mogok karena ban kempes. Mungkin benar mungkin pula tidak. Nyatanya ada penyebab lain. Bensin habis misalnya. Simplifikasi masalah akan menuntun pada solusi yang bersifat in-complete. Kurang komprehensif. Di lain pihak, tagal ada teori lain bahwa penyebab pemanasan global bukan cuma CO2, lalu menertawakan usaha orang adalah juga naif. Bukan cara yang baik mengatasi masalah. Menertawakan usaha orang lain menambal ban sementara anda sendiri, sebagai penumpang mobil mogok yang sama, hanya diam berpangku tangan adalah sikap konyol dan tak bertanggung jawab.

Ada satu cara untuk memahami persoalan dengan baik, yaitu semua yang terjadi adalah konskuensi hidup. Apa itu? PERUBAHAN. Siapa bisa menahan perubahan? Sejarah bumi mengajarkan bahwa global warming adalah perubahan. Bumi pernah hanya terdiri atas satu daratan besar. Pangaea. Sekarang berpencaran membentuk 6 benua dan anak-anak benua. Es Kutub pernah mencair sesudah itu kembali membeku. Jika sekarang mencair kembali, itulah perubahan. Tidak mungkin mencegah perubahan. "Satu-satunya yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri". Cukupkah sikap ini? Tidak. Kita tidak bisa berhenti hanya dengan memandang perubahan dengan ternganga. Tidak boleh hanya menakut-nakuti orang tentang dampak Global Warming yang tak bisa bisa dicegah itu. Tunggu kiamat. Terima nasib. Tidak bisa begitu. Harap diingat, semua perubahan iklim global di masa lampau, sampai ketika es mencair 18.000 tahun lalu, terjadi pada situasi tanpa peradaban manusia. Belum ada peradaban manusia yang dilanda habis. Tsunami Aceh 2004 saja sudah menggetarkan hati apalagi bencana global dengan miliaran nyawa sebagai pertaruhannya. Tidakkah tergetar hati anda? Perdulilah Bung. Perdulilah Sus. Apa? What? PERDULI. Jangan abai tentang bahaya besar ini.

Kita bisa mulai dengan aforisme ini: if we can not fight it, let adapt to it. Semua makhluk hidup akan melakukan 3 taktik biologi berikut ini jika terjadi cekaman, yaitu avoidance (menghindar), ameliorate (mengubah) dan adapt (menyesuaikan). Menghindarlah ketika masih mungkin. Ubahlah sikap dan cara hidup anda jka tak mungkin menghindar. Dan, berdamailah dengan semua yang terjadi. Lakukanlah semua itu. Mulai dari diri sendiri. Dari rumah sendiri. Lalu keluarlah dari rumah. Ajaklah semua orang untuk beramai-ramai perduli akan perubahan. Ya betul, hadapilah perubahan apapun resikonya. secara bersama-sama. Karena bumi ini milik kita bersama. Dahulu saya lengkap memiliki Ayahanda, Ibunda, dan 10 orang bersaudara. Sekarang saya yatim piatu. Saudara berpencaran. Menghindari situasi ini? Tidak mungkin. Yang perlu saya lakukan adalah mengubah kebiasaan agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Hiduplah berdamai dengan perubahan supaya jangan tersapu habis oleh perubahan. That's all my friends.

Bagi sahabat yang pengen ngeliat bukti nyata telah terjadinya proses pemanasan global, saya persilakan melihat secara saksama gambar berikut ini. Dan akhirnya, saudara-saudara ku terkasih......ini dadaku......mana dadamu......ini seminarmu......mana honorku .......ha ha ha ha.....

Tabe Tuan Tabe Puan
Bagi sahabat yang ingin menikmati lagu tentang indahnya dunia karunia Tuhan ini jika bisa kita rawat sebaik-baiknya maka silakan click judul lagu dari Louis Armstrong di bawah ini

Senin, 26 Januari 2009

GONG XI FAT CHAI 2009

Dear sahabat blogger,

Bangun pagi-pagi langsung teringat bahwa hari ini hari libur......tidur lagi ah.....tapi ah nanti dulu....buruan posting ucapan selamat hari raya Imlek...selamat merayakan bagi yang merayakan dan selamat berlibur bagi yang tidak merayakan.

2 orang adik laki-laki saya menikah dengan dulurnya Jackie Chan. People from Tiongkok. So, anak-anak mereka mestinya memiliki DNA rangkap. Ya DNA Riwu Kaho seperti saya dan ayah mereka, ya DNA Tiongkok. Negeri leluhur mama mereka. Saat ini mereka mungkin ikut merayakan Imlek. Dan meskipun tahun ini, konon katanya adalah tahun kerbau, besar harapan saya mereka jangan jadi seperti kerbau malas dan bodoh. Jadilah kerbau yang berguna bagi diri sendiri, sesama dan TUHAN.

Selamat hari raya bagi mereka yang merayakan. Saelamat berbahagia. Selamat bagi anda yang tidak merayakannya tetapi anda mengucapkan selamat. Anda memiliki KASIH. Kasih persahabatan. Bahagia melihat sahabat lain berbahagia. KASIH MERANGKUM SEMUA.

GONG XI FAT CHAI. "Wishing You Enlarge Your Wealth." (ngomong-ngomong ada angpao enggak????? bagi doooong.......hi hi hi hi hi....)

Tabe Tuan Tabe Puan

Minggu, 25 Januari 2009

ada banyak perang berkecamuk di hati, hari ini. Dan penghiburan itu dikirim lewat Dolly Parton

Dear sahabat blogger,

Saya tidak sanggup memposting sesuatu yang baru karena ...entahlah......ada yang mengganggu pikiran saya amat sangat, hari ini. Sejak subuh. Tapi menjelang sore, saya iseng membuka situs you tube untuk mencari-cari hiburan. Dan bertemu saya dengan sebuah lagu. Saya mulai mendengarkannya. Saya berdoa. Dan....thanx God......selalu ada penghiburan dari YANG DI ATAS JIKA KAMU MENCARINYA.....

Cuma itu dulu. Saat ini.

(silakan click judul lagu di bawah ini untuk bisa menikmati PENGHIBURAN yang dikirim TUHAN bagi saya hari ini)

Dolly Parton - Jesus & Gravity www.youtube.com

I'm to the point where it don't add up
I can't say I've come this far with my guitar on pure dumb luck
That's not to say I know it all
Cause everytime I get too high up on my horse I fall

Cause I've got
Somethin' lifting me up
Somethin' holding me down
Somethin' to give me wings and keep my feet on the ground
I've got all I need
Jesus and gravity

But I'm as bad as anyone
Taking all these blessings in my life for granted one by one
When I start to thinkin' it's all me
Well somethin' comes along and knocks me right back on my knees
And I've got...

Somethin' lifting me up
Somethin' holding me down
Somethin' to give me wings and keep my feet on the ground
I've got all I need, Jesus and gravity

He's my friend
He's my light
He's my wings
He's my flight

I've got somethin' lifting me up
Somethin' holding me down
Somethin' to give me wings and
Somethin' to keep my feet on the ground
I've got all I'm gonna need
I got Jesus, I got Jesus,

I got somethin' lifting me up
Somethin' holding me down
Somethin' to give me wings and keep my feet on the ground
I've got all I'll ever need
Cause I got Jesus and gravity

I got somethin' lifting me up
Somethin' holding me down
Somethin' to give me wings and keep my feet on the ground
I've got all I'll need
Cause I've got Jesus and gravity
Jesus, I've got Jesus, I've got Jesus
He's my everything
He lifts me up
He gives me wings
He gives me hope
And He gives me strength
And that's all I'll ever need

As long as He keeps lifting me up
He is my life
He is my God
He is my wings
He is my flight
Lift me
I've got Jesus, I've got Jesus
And that's all I need


Tabe Tuan Tabe Puan

Senin, 19 Januari 2009

berjalanlah terus meski takut

Dear sahabat blogger,

Di tengah kesibukan, saya berusaha menyempatkan diri memposting sesuatu. Mengapa? Oh, sangat simpel sahabat. Saya takut disebut sebagai pembohong. "Orang banyak mohong" kata Gabby keponakan saya nan lucu dan cerewet.
  • Lah, memangnya kenapa kalau dikatakan sebagai pembohong?
  • Nggak apa-apa juga sih...cuma saya kuatir....tir tir tir ...... dengan begitu saya akan mendapat cap baru, yaitu sebagai manusia yang berani malu. Nekad ketawa-ketiwi di depan blog padahal sudah membohongi sahabat blogger.
  • Lho lho lho lho........ini yang bener yang mana? takut atau berani? Atau takut tapi berani. Atau berani-berani takut......
  • wiiiiuuuuiihhhhh.....ribet dah.....

Ada apa dengan takut, berani, takut-takut berani dan seterusnya itu? Baiklah, saya memulainya dari yang satu ini

Semalam saya membaca sebuah buku yang amat bagus yang berjudul "menguak fakta, menata karya nyata" yang sebenarnya merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh 3 orang, yaitu Pdt. Dr. Rijnardus A. Van Kooij (UKDW, Jogjakarta), Pdt. Sri Agus Patnaningsih, M.Th (Pendeta Jemaat GKI Ressud, Surabaya) dan seorang jemaat awam, yaitu Yam'ah Tsalata A., SIP. Buku ini berisikan uraian tentang model-model pembangunan Jemaat dengan menggunakan metode perencanaan yang baik. Tentang hal ini saya tidak akan menuliskannya di sini. Tetapi ada hal lain yang menarik yang membuat saya memutuskan untuk siang ini juga melakukan. Eurekaaaaa. Saya menemukan bahan posting.

Apa bahan itu? ini. Sekumpulan data dari sejumlah 2600-an responden, yang berasal dari seluruh Indonesia. Ada aneka pertanyaan dan juga terdapat aneka ragam jawaban. Di antaranya adalah ini:
  • Apakah anda pernah merasa kesepian di tengah keramaian? 42,7% menyatakan tidak pernah tetapi 57,3% menyatakan selalu, sangat sering, cukup sering, kadang-kadang dan pernah;
  • Apakah anda pernah merasa takut dalam hidup ini? 26,4% menyatakan tidak pernah tetapi 74,6% menyatakan selalu, sangat sering, cukup sering, kadang-kadang dan pernah.
  • Apakah anda merasa asing dengan budaya moderen? hanya 33,9% yang menyatakan tidak pernah. Mayoritas, 66,1%, mengatakan merasa asing.

Apa yang dapat saya simpulkan dari data di atas? Dengan mengabaikan bagaimana tingkat keterujian signifikansi statistiknya, maka adalah ini: di jaman milenium 3 ini, ternyata, masih terdapat mayoritas orang dari sekumpulan populasi yang merasa teralienasi dalam dunia nyata . Bukan hanya merasa teralienasi tetapi juga takut untuk hidup di dalamnya? Benarkah? mari kita verifikasi dengan data lainnya:
  • 82% responden meninggalkan rumah di bawah 5 jam/hari dan di antara 6-10 jam/hari;
  • 97% hidup bersama keluarga. Hanya 1,3% yang hidup seorang diri;
  • 62,0% responden bekerja dalam radius 01 - 5 km dari rumah;

Lihatlah sekarang, mayoritas responden ternyata adalah orang yang lebih suka tinggal bersama keluarga, bekerja dekat-dekat rumah dan sebisa-bisanya cepat-cepat kembali ke rumah. Nah lo.....ternyata memang keterasingan dari dunia ramai (alienasi) dan takut menghadapi hidup masih sangat dominan. Maka, selamat bagi saudara-saudara saya yang jauh-jauh merantau ke Jawa dan, bahkan ke luar negeri. Anda semua adalah pemberani. Sementara saya, yang tinggal dekat keluarga besar, bekerja dekat-dekat rumah, dan selalu ingin cepat kembali ke rumah adalah manusia penakut. Ada beberapa cara untuk menolak logika ini tetapi saya tidak ingin melakukannya sekali ini. Mengapa? Sebab, ini mungkin merupakan penjelasan paling masuk akal bahwa saya adalah anak yang "paling terpukul" dengan kembali pulangnya SGT dan Ibunda ke Rumah Bapa di Surga.

Apa arti semua ini? Saya sebenarnya masih berbicara tentang makna hidup di dunia yang merupakan tempat mampir minum ini. Louis Leahy (1989) menyatakan begini "terhadap pertanyaan apa tujuan manusia hidup di dunia ini ada 3 jawaban pilihan di mana setiap orang dipaksa untuk memilih satu di antaranya. Tidak boleh mendua karena ketika anda memilih salah satu maka dua yang lainnya akan tertolak". Apa jawaban yang disediakan oleh Leahy itu?
  • Saya hidup mengikuti seluruh tuntutan kehidupan. Apa saja yang ditawarkan hidup, diterima saja apa adanya. Jangan ditolak. Jangan dipilah. Que sera-sera, What ever will be will be. Carpe Diem. Jangan takut. Hidup mengalir seperti air. Ikuti saja. Jadilah pemberani. Jadilah makhluk bebas yang tak tertundukkan oleh apapun juga sekalipun itu adalah hal-hal ideal dan ilahi. Mengapa demikian? Karena hal-hal ideal adalah penindas kebebasan. Hidup tidak memerlukan pakem tertentu sebab sang pakem akan menerjang balik kebebasan. Prinsip ini disebut sebagai penegasan hidup. Nietszche adalah salah seorang penganjur makna hidup tipe ini. Karena itu dia menyerukan....mari membunuh tuhan karena tuhan mengekang kebebasan menikmati hidup apa adanya. Sikap ini umumnya dipandang sebagai sikap hidup. yang berani. Jalani hidup sebagai suatu hak tanpa perlu dibebani kewajiban Ketika Ibunda dan Ayahanda pergi ke seberang sana, jangan tunduk kepada rasa pedih. Tertawa saja sesukanya karena kesedihan adalah penindas kebebasan. Tertawa saja meski orang lain datang melayat dan menangis. Anda terlihat aneh karena jauh dari kepatutan norma sosial? Ah, preketek. Apakah sikap semacam ini mutlak benar? Sayangnya tidak karena hidup pada dasarnya terbatas. Dapatkah kita makan terus menerus tanpa berhenti? Hidup semacam ini sepintas terlihat berani tetapi sebenarnya takut menghadapi fakta. Lalu, hidup dengan menipu diri sendiri.
  • Hidup adalah terbatas oleh karena itu tolaklah semua gagasan tentang hal yang ideal. Mengapa? Karena kita manusia sangat terbatas dan jangan mau cari perkara dengan hal-hal ideal karena dia akan memperbudakmu seumur-umur. Tuhan adalah gagasan yang ideal oleh karena itu, jauhkan diri dari padanya. Jangan turuti kemauannya karena kebebasanmu akan terenggut oleh tuntutan-tuntuan Sang Ideal itu. Kita yang terbatas ini seharusnya bertuankan diri sendiri. Di sinilah letak ironinya pemaknaan hidup cara ini yang disebut sebagai eksistensi yang memberontak. Di satu pihak mengakui adanya keterbatasan dirnya sendiri tetapi di lain pihak menganggap dirninya, yang terbatas itu, dijadikan tuan atas dirinya sendiri. Ideal yang ditoka itu ternyata ada juga, yaitu dirinya sendiri. Manusia-manusia seperti ini adalah golongan peziarah di tempat mampir minum yang egois. Menyadari bahwa dirinya terbatas maka segala sumberdaya apa yang bisa ditelan akan disikat semuanya. Sendirian. Tak perlu berbagi karena akan mengurangi jatah sumberdaya untuk diri sendiri. Lagian, bukankah sah bahwa seorang tuan harus rules everything. Ibunda dan Ayahanda yang meninggal harap menguburkan dirimu sendiri karena saya terlalu sibuk untuk diri sendiri. Apakah sikap hidup yang anti sosial ini adalah pemaknaan hidup yang baik? Dalam posting terdahulu saya menyebutkan ”yang tidak menangis tak punya hati”. Orang-orang tipe ini terlihat berani karena terus memberontak kepada hal-hal ideal tapi sayangnya mereka terlalu takut menghadapi masa depan. Takut tak punya apa-apa di masa depan. Takut tidak punya uang. Takut tidak punya mobil bagus. Takut tak memiliki rumah megah. Terlihat berani tetapi sesunguhnya penakut.
  • Hidup adalah bebas mengalir mengikuti arus. Tetapi sebagai makhluk tidak sempurna saya memiliki batas-batas daya serap seluruh fakta hidup. Mengatasi keterbatasan itu maka saya perlu bekerja keras meski terasa melelahkan dan menyakitkan. Saya harus mau berbagi ruang dengan orang lain karena tanpa dia saya tak punya apa-apa selain diri saya sendiri. Pemaknaan hidup seperti ini menuntut kesadaran yang terus menerus akan kondisi dan keadaan. Bekerjalah sekeras-kerasnya agar hidup tetapi katakan tidak kepada dirimu sendiri ketika hal itu berarti memakan habis hak orang lain. Hidup harus memilih dan memilah. Kapan bekerja. Kapan beristirahat. Kapan serius dan kapan bersantai. Kapan sendirian kapan kita memerlukan teman. Kapan lantang berteriak dan kapan berdiam diri. Dengan bersantai mungkin kita kehilangan kesempatan mengumpul sumberdaya sebesar-besarnya tetapi dengan begkti kita mengistirahatkan badan dan pikiran kita. Dengan berteman mungkin ada privacy yang terganggu tetapi kita memiliki relasi-relasi baru. Pilihan pemaknaan hidup ini adalah pilihan yang terlihat berani dalam takut. Sikap ini adalah berani dalam ketakutan. Takut dalam keberaniannya. Memang betul saya kuatir berbicara dengan si Achmad karena kita berbeda tetapi karena dia adalah teman sekampus saya maka saya tak punya pilihan lain selain harus berbicara dengan dia. Saya berani berbicara lantang tentang hak azasi manusia tetapi saya takut melanggar aturan. Sikap ini adalah sikap hidup yang paling berani, yaitu meski takut tetapi berani terus bekerja. Untuk kebaikan.

Dear sahabat blogger, tentang apa semua ini? Omong kosong besar saya di atas hanya untuk mengatakan bahwa memang menakutkan mengawali tahun 2009 yang serba tidak pasti. Ketika akan memulainya saya sudah harus bertemu dengan fakta bahwa saya sekarang yatim piatu. Bagaimana saya harus mengarahkan perahu hidup saya ketika rekan seperahu saya berkurang 1-2 individu? Baru saja akan memulai tahun 2009 dengan riang gembira, kebebasan saya sudah terenggut oleh banyaknya deretan tugas yang menanti di depan. Saya takut berjalan sendiri. Saya sungguh takut jika kebebasan saya diambil. Jadi bagaimana? Apa ada pilihan lain? Tampaknya tidak.

Tak ada jalan lain, saya harus terus berjalan meski takut. Saya harus terus berjalan dengan penuh keyakinan bahwa meskipun saya terbatas dan tidak sempurna, saya sesungguhnya tidak sendirian. Ada banyak saudara. Cukup banyak sahabat. Dan .....heiiiiii......ada sesuatu dari luar sana yang menyapa saya ......mungkin DIA, Sang Maha Ideal, sedang berbisik melalui angin yang berhembus......."AKU tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. AKU datang kembali kepadamu".......

Maka, ......tu ....wa .....ga .....'mpat.....langkah harus terus diayun......terus bergerak......terus berjalan......terus dan terus......... di negeri tempat mampir minum ini. Kemana? ya, kemana saja Sang Maha Ideal itu menghendaki saya pergi melangkah.

Tabe Tuan Tabe Puan

Minggu, 11 Januari 2009

di tempat kami mampir minum ini, sekarang: kami yatim piatu. haruskah begitu?

Dear sahabat blogger,

Delapan bulan lalu. Lebih 1 minggu. Ayahanda saya, SGT, "pergi". Dia berangkat begitu saja meninggalkan kami semua. Atas ijin Allah, dia berpelukan dengan malam. Tanpa sakit. Tanpa keluhan. Tanpa pesan. Kami terguncang. Kami bersedih. "Kaki tumpuan kami tinggal sebelah". Oleh karenanya kami berusaha merawat yang tinggal satu itu dengan hal terbaik yang bisa kami lakukan. Bahagialah mama. Bahagialah.

Tetapi seiring datangnya sang Fajar tahun baru 2009, Ibunda ternyata tak mampu lagi menahan keinginan hatinya. Dia rindu untuk segera berkumpul kembali dengan belahan jiwanya. Dan, Allah mengijinkannya. Pagi itu di pukul 8.42 WIB, Ibunda pergi juga. Berhenti sudah sakit. Tak perlu lagi menderita. Tinggal kami yang menangis (bagi yang tak menangis adalah mereka yang tak punya perasaan).Tinggalah kami sendirian di sini. Tak ada lagi bapak. Ibupun pergi. Ya, kami Yatim-Piatu. Kata yang biasa kami dengar tetapi ketika merasakannya sendiri, amat pedih ternyata. Semua sayap kami patah sudah. Menangislah badan. Merataplah jiwa.

Salah satu falsafah hidup orang Jawa berbunyi begini, "sejatine urip iku mung mampir ngombe". Setiap orang pada dasarnya selalu berada dalam suatu kisah panjang tentang perjalanan. Hidup, hanyalah salah satu episode singkat di dalam perarakan panjang itu, yaitu mampir minum. Waktu yang singkat tapi menentukan. Tanpa minum, perjalanan akan terhenti. Untuk apa perjalanan itu dilakukan? De Finance (1980) menulis bahwa manusia adalah Citoyen de Deux Mondes (warga dua dunia). Manusia adalah petualang mencari kesempurnaan tetapi senyatanya dia tak pernah menemukan kesempurnaan itu. Manusia tak pernah selesai. Dialah yang "diselesaikan" oleh kematian. Itulah dua dunia. Dua kutub.

Lalu, apa makna hidup jikalau begitu? Seorang pesimis mengatakan bahwa "untuk apa mendaki gunung jika pada waktunya harus turun kembali". Tak jelas benar apakah lalu sang pesimis juga bertindak dengan melakukan "untuk apa makan kalau pada akhirnya lapar kembali". Jika begitu maka pertanyaannya adalah apa makna perjalanan manusia itu?

Setelah mampir minum, kemana harus pergi?
Setelah mati, lalu apa?
Adakah kematian adalah akhir segalanya?

Saya ingin menemukan jawabannya tetapi jawaban apa yang dapat ditemukan tatkala air mata menggenang di pipi? Jawaban mana yang bisa ditemukan oleh pikiran yang dikuasai kesedihan. Maka, saat ini, saya berhenti. Dilanjutkan nanti.

Atau, .......... dapatkah anda, wahai sahabat blogger terkasih nan bijak bestari, membantu menemukan jawaban yang saya cari itu?

Tabe Tuan Tabe Puan

Kamis, 01 Januari 2009

dengan air mata saya berseru kepada TUHAN, ENGKAULAH GEMBALA (doa untuk Ibunda)

The Lord is my shepherd
That's Relationship!
I shall not want
That's Supply!

He maketh me to lie down in green pastures.
That's Rest!
He leadeth me beside the still waters.
That's Refreshment!

He restoreth my soul
That's Healing!
He leadeth me in the paths of righteousness.
That's Guidance!

For His name sake
That's Purpose!

Yea, though I walk through the valley of the shadow of death.
That's Testing!
I will fear no evil.
That's Protection!

For Thou art with me

That's Faithfulness!
Thy rod and Thy staff they comfort me,
That's Discipline

Thou preparest a table before me in the presence of my enemies.

That's Hope!
Thou anointest my head with oil,
That's Consecration!
My cup runneth over.
That's Abundance!

Surely goodness and mercy shall follow me all the days of my life.

That's Blessing!
And I will dwell in the house of the Lord.
That's Security!

Forever
That's Eternity!

Now, I'm Ready to follow Jesus, my Almighty God, wherever He will going to